1Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Kampus USU Medan 20155, Sumatera Utara, Indonesia
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Jl. Prof. A Sofyan No. 3 Kampus USU Medan 20155, Sumatera Utara, Indonesia
Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Kampus Bekala USU 2, Pancur Batu, Deli Serdang 20353, Sumatera Utara, Indonesia
Simon Tarigan 1 Abdul Rauf 1.2, Rahmawaty 1.3, R. Hamdani Harahap 1
Kata Kunci: Pelabuhan Belawan, pengelolaan, kelebihan, kekurangan.
Abstrak.Pelabuhan Belawan terletak di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Interaksi antara Pelabuhan Belawan dengan masyarakat setempat terkadang menimbulkan kontroversi yang masih bisa ditoleransi. Kontroversi tersebut biasanya disebabkan oleh dampak aktivitas di Pelabuhan Belawan terhadap lingkungan, yang dapat dilihat dari aspek sosial, ekonomi, dan budaya. Pengelola Pelabuhan melakukan observasi terhadap komponen tersebut untuk mengetahui tingkat pencapaian pengelolaan lingkungan hidup. Observasi dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner kepada 70 partisipan. Parameter penelitiannya adalah kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masyarakat lokal.
Penentuan partisipan dilakukan secara purposive sampling, dengan sebaran 21,4% aparatur pemerintah, 7,14% tokoh masyarakat, dan 71,42% masyarakat setempat. Berdasarkan aspek keunggulan;
pernyataan yang paling dominan adalah; peningkatan perekonomian daerah setempat sebesar 51,42%
dan peningkatan peluang kerja sebesar 41,42%, sedangkan dari segi kerugian peserta sebagian besar menyatakan adanya pencemaran udara (50%) dan pencemaran suara sebesar 14,28%. %.
Kesimpulannya, pengelolaan lingkungan yang dilakukan PT Pelindo Regional 1 terhadap operasional
Pelabuhan Belawan sudah cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan tingginya persentase keunggulan yang ada di Pelabuhan Belawan.
Abstrak Pelabuhan Belawan terletak di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Interaksi Pelabuhan Belawan dengan masyarakat sekitar adakalanya menimbulkan terjadinya emisi dengan skala yang masih dapat ditolerir. Gesekan tersebut biasanya disebabkan oleh dampak kegiatan Pelabuhan Belawan terhadap lingkungan, dalam hal ini lingkungan sosial, ekonomi dan budaya. Manajemen Pelabuhan melaksanakan pemantauan terhadap komponen lingkungan tersebut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dalam pengelolaan lingkungan. Pemantauan dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner terhadap 70 responden, parameter penelitian adalah manfaat dan kerugian yang diperoleh masyarakat sekitar. Penentuan responden dilakukan dengan purposive sampling, distribusi responden;
sebanyak 21,4% perangkat pemerintah, 7,14% tokoh masyarakat, dan 71,42% masyarakat biasa. Dari aspek manfaat, pernyataan responden yang paling dominan adalah; peningkatan perekonomian wilayah setempat 51,42% dan selanjutnya peningkatan peluang kerja 41,42%, sedangkan dari aspek kerugian responden paling banyak menyatakan terjadinya pencemaran udara (50%) dan peningkatan gangguan sebanyak 14,28%. Dengan demikian, dapat disimpulkan
Dampak Sosial dan Lingkungan Dukungan Pelabuhan Belawan Kesejahteraan Nelayan
*[email protected] ; [email protected]
2
3
bahwa pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh PT Pelindo Regional 1 terhadap operasional Pelabuhan Belawan selama ini sudah cukup baik, terindikasi dari tingginya persentase aspek manfaat dari keberadaan Pelabuhan Belawan.
Kata kunci: Pelabuhan Belawan, pengelolaan, manfaat dan kerugian.
Letak Pelabuhan Belawan berada di pesisir Timur Laut Pulau Sumatera, posisinya terlindung dari laut lepas karena terletak di daratan Semenanjung yang merupakan pertemuan dua sungai yaitu Sungai Belawan dan Sungai Deli.
Dilihat dari spesifikasi lokasi kegiatan, dampak lingkungan yang berpotensi timbul dari pengoperasian Pelabuhan Belawan terhadap komponen lingkungan hidup; 1) Fisika-kimiawi, meliputi penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, dan penurunan kualitas air laut, 2) Biologis, meliputi gangguan terhadap biota air laut, dan gangguan terhadap flora dan fauna darat, 3) Sosial ekonomi dan budaya, antara lain, membuka lapangan kerja, membuka peluang usaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan perekonomian daerah,
menimbulkan kecemburuan sosial, mengganggu kenyamanan lingkungan, serta sikap dan persepsi masyarakat, 4) Kesehatan masyarakat, termasuk munculnya vektor penyakit, dan meningkatnya prevalensi penyakit.
Sumber zat pencemar terhadap lingkungan Pelabuhan dan sekitarnya berasal dari kegiatan Pelabuhan Belawan itu sendiri baik di darat maupun di laut serta kegiatan lain (penyewa) yang berada di wilayah daratan Pelabuhan, dapat juga berasal dari kegiatan
permukiman disekitarnya. , kegiatan industri dan pemukiman di sekitar Sungai Deli dan Belawan yang umumnya masuk melalui muara masing-masing sungai tersebut.
Secara administratif berada di Kecamatan Medan Belawan Kota Medan, secara geografis terletak pada 03o 47'00” LU dan 98o 42'08” BT. Berdasarkan batas-batas Kawasan Lingkungan Hidup Pelabuhan Belawan (Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri KM.70/AL/101/PHB 82 dan Nomor: 14 Tahun 1982) luas daratan Pelabuhan Belawan adalah 2.217,95 Ha. dan alur pelayaran sepanjang 13,5 km (± 7,29 mil) yang menghubungkan Pelabuhan dengan perairan di Selat Malaka. Dari hasil overlay lokasi lahan dengan data tutupan lahan Provinsi Sumatera Utara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2021 diketahui bahwa tutupan lahan di Wilayah Lingkungan Kerja Pelabuhan Belawan terdiri atas; 1) Permukiman meliputi pemukiman, perkantoran, perdagangan, dan industri, 2) Hutan bakau sekunder 3) Rawa semak belukar, 4) Tambak, dan 5) Perkebunan.
Lokasi penelitian ini berada di Pelabuhan Belawan yang terdiri dari wilayah laut dan wilayah daratan. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dampak sosial dan lingkungan Pelabuhan Belawan terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan, dilakukan dengan deskriptif kuantitatif kualitatif melalui pendekatan Analisis Data Sekunder (ADS).
Menurut Triatmodjo, (1999) muara adalah bagian sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut
air laut. Pengaruh pasang surut terhadap sirkulasi aliran (kecepatan/debit, profil muka air, intrusi
air asin) di suatu muara dapat meluas jauh ke hulu tergantung pada ketinggian pasang surut,
debit sungai dan karakteristik muara (penampang aliran, kekasaran dinding, dll).
PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 1 selaku pengelola Pelabuhan Belawan, melakukan pemantauan lingkungan setiap tahun dengan frekuensi enam bulan sekali, untuk mengetahui kualitas lingkungan di Pelabuhan Belawan. Pemantauan kualitas udara dan kebisingan dilakukan di 12 titik pengambilan sampel yang tersebar di kawasan Pelabuhan dan sekitarnya, sedangkan untuk kualitas air di perairan Pelabuhan dilakukan di 24 titik pengambilan sampel yang tersebar di Kawasan Tujuan Pelabuhan (DLKp). Cara pemantauannya adalah dengan mengambil sampel pada titik pengambilan sampel yang telah ditentukan, kemudian menganalisisnya di laboratorium lingkungan yang terakreditasi.
Menurut Anwar, dkk. (2019) kegiatan industri berpotensi mencemari lingkungan, misalnya pencemaran udara yang berasal dari asap dan debu yang dapat menurunkan kualitas lingkungan yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri. Menurut Pandey (1989) pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu; a) Nilai gangguan, b) Dampak langsung dari beberapa kendaraan, dan c) Polusi udara fotokimia. Menurut Anwar, dkk. (2019) kegiatan industri berpotensi mencemari lingkungan, misalnya pencemaran udara yang berasal dari asap dan debu yang dapat menurunkan kualitas lingkungan yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri. Menurut Pandey (1989) pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu; a) Nilai gangguan, b) Dampak langsung dari beberapa kendaraan, dan c) Polusi udara fotokimia. Menurut Anwar, dkk. (2019) kegiatan industri berpotensi mencemari lingkungan, misalnya pencemaran udara yang berasal dari asap dan debu yang dapat menurunkan kualitas lingkungan yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri. Menurut Pandey (1989) pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu; a) Nilai gangguan, b) Dampak langsung dari beberapa kendaraan, dan c) Polusi udara fotokimia. Menurut Pandey (1989) pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu; a) Nilai gangguan, b) Dampak langsung dari beberapa kendaraan, dan c) Polusi udara fotokimia. Menurut Pandey (1989) pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu; a) Nilai gangguan, b) Dampak langsung dari beberapa kendaraan, dan c) Polusi udara fotokimia.
Hasil pemantauan kualitas air laut, menunjukkan bahwa seluruh parameter kadar yang diamati juga tidak melebihi pedoman BM, yaitu sesuai PPRI Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lampiran VIII Baku Mutu Air Laut Pelabuhan. Dari parameter yang ada
Dalam pemantauan semester II tahun 2022 diperoleh hasil bahwa; dari 6 parameter kualitas udara yang diamati tidak melebihi Baku Mutu (BM) yang dipedomani yaitu sesuai PPRI Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lampiran VII BM untuk Ambien Udara, serta tingkat kebisingan, seluruh nilai memenuhi pedoman tingkat kebisingan standar. Untuk kualitas udara, parameter Total Partikulat pada beberapa titik pengambilan sampel telah melampaui 50% nilai ambang batas BM, yaitu; di stasiun /sta. 3 (di antara gudang 109-111 New Edge) nilainya adalah 147 µg/m3 dan sta. 12 (di belakang pos 1)
adalah 116 ÿg/m3 . Berdasarkan letak titik pengambilan sampel, sumber parameter Total Partikulat diperkirakan dari kegiatan transportasi darat yaitu gas buang kendaraan bermotor (truk, mobil, dan sepeda motor) yang melintas di sekitar titik pengambilan sampel. Selain itu juga berasal dari emisi gas industri di lahan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 1.
Untuk parameter yang tergolong kimia, kadar logam berat Tembaga (Cu) pada beberapa titik pengambilan sampel sudah mendekati NAV dalam BM yaitu sta. 11 (kolong jembatan tol Sungai Deli - Kampung Syukur) nilainya 0,011 mg/L, sta. 13 (di perairan sekitar pemukiman Desa Belawan Bahagia), dan sta. 14 (perairan lokasi industri Desa Sicanang Belawan). Selain itu, parameter Seng (Zn) di beberapa titik pengambilan sampel sudah mendekati NAV BM yaitu sta 1. (500 m ke hulu PLTU Sicanang) nilainya 0,015 mg/L, sta. 2 (depan pabrik triplek PT. Tjipta Rimba Djaya) nilainya 0,017 mg/L, sta. 3 (depan PT. Belawan Indah) nilainya 0,033 mg/L, sta. 4 (depan dermaga pengerukan) nilainya 0,017 mg/L, sta. 5 (depan gudang 107 Ujung Baru) nilainya 0,02 mg/L, sta. 10 (di Bagan Deli) nilainya 0,031 mg/L, sta. 11 (kolong jembatan tol Sungai Deli - Kampung Syukur) nilainya 0,025 mg/L, sta. 12 (di saluran pembuangan PT. Eco Green Oleo Chemical Medan Plan) nilainya 0,019 mg/L, sta. 13 (di perairan sekitar pemukiman Desa Belawan Bahagia) nilainya 0,039 mg/L, sta. 14 (perairan lokasi industri Desa Sicanang Belawan) nilainya 0,027 mg/L, sta. 15 (perairan sekitar PT. Belawan Deli) nilainya 0,016 mg/L, dan sta. 18 (pada tempat pembuangan sampah di area kolam pelabuhan) nilainya 0,014 mg/L.
Pemantauan kadar logam berat yang terkandung dalam sedimen dilakukan pada 8 titik pengambilan sampel yang terletak di laut, kadar parameter yang diamati (Cu, Pb, Cd, Ni, Zn, Hg) berada di bawah NAV pada BM yang berpedoman pada, yaitu PPRI Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lampiran XII. Parameter Cu, Pb, Cd, dan Hg hasil analisa laboratorium tidak terdeteksi. Sumber parameter logam berat tersebut diperkirakan berasal dari muara Sungai Deli dan muara Sungai Belawan. Menurut Nugraha, dkk. (2022) logam berat bersifat racun dan karsinogenik bagi biota perairan. Sedimen merupakan pembawa polutan logam berat dan dapat berperan sebagai “sink” dan “source”. Logam berat pada sedimen dapat mencerminkan kondisi/kualitas sistem perairan.
tergolong fisika yaitu Total Suspended Solid (TSS) pada beberapa titik pengambilan sampel kadarnya sama dengan nilai BM (80 mg/L) yaitu pada sta. 13 (di perairan sekitar pemukiman Desa Belawan Bahagia), sta. 14 (perairan lokasi industri Desa Sicanang Belawan) dan sta. 15 (perairan sekitar PT.
Belawan Deli). Sumber Total Suspended Solid (TSS) diperkirakan berasal dari air limbah industri, air limbah domestik, dan limbah rumah tangga sejenis aktivitas pemukiman. Menurut Kamajaya, dkk. (2021)
Hakikat pencemaran laut adalah menurunnya kualitas air laut akibat ulah manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja, memasukkan zat-zat pencemar dalam jumlah tertentu ke dalam lingkungan laut (termasuk muara sungai) sehingga menimbulkan akibat negatif bagi ekosistem laut, kesehatan manusia, aktivitas. di laut dan kelangsungan sumber daya hati di laut (Paulus, dkk. 2020). Terganggunya sumber daya hati laut, termasuk keberadaan ikan, akan berdampak pada pendapatan nelayan. Hal ini dapat berdampak pada sikap dan persepsi masyarakat yang kurang baik terhadap operasional Pelabuhan Belawan. Berdasarkan data Kabupaten Medan Belawan Dalam Angka (2023), jumlah penduduk Kabupaten Belawan pada tahun 2022 sebanyak 112.457 jiwa, laki-laki 51,2% dan perempuan 41,8%.
Penduduk yang berprofesi sebagai nelayan berjumlah 5.278 jiwa atau 4,69% dari total penduduk.
Total Suspended Solid (TSS) merupakan padatan tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan pada suatu perairan. Partikel-partikel ini tidak dapat langsung mengendap. Jika konsentrasi TSS terlalu tinggi maka akan menghambat penetrasi cahaya ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis.
Pemantauan lingkungan sosial ekonomi dan budaya difokuskan pada sikap dan persepsi masyarakat melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada 70 responden yang ditentukan secara purposive sampling. Distribusi responden; sebanyak 21,4% pejabat pemerintah, 7,14% tokoh masyarakat, dan 71,42% masyarakat biasa yang berdomisili di Kecamatan Medan Belawan. Pernyataan responden yang paling dominan adalah; peningkatan perekonomian daerah sebesar 51,42% kemudian peningkatan kesempatan kerja sebesar 41,42%, sedangkan dari aspek kerugian sebagian besar responden
menyatakan adanya pencemaran udara (50%) dan peningkatan kebisingan sebanyak 14,28%.
Sehubungan dengan program Perusahaan
Dalam menetapkan CSR, umumnya perusahaan akan melibatkan partisipasi masyarakat, baik sebagai objek maupun subjek program CSR. Hal ini dikarenakan masyarakat merupakan salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam mempertahankan eksistensi suatu perusahaan.
Dari hasil pemantauan kualitas lingkungan yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 1 terhadap kualitas air menunjukkan bahwa tidak ada parameter teramati yang melebihi NAV BM binaan. Penelitian yang dilakukan oleh Yolanda, dkk. (2022) hasil pengukuran konsentrasi logam berat pada sedimen Berdasarkan hasil pengujian sampel sedimen, konsentrasi logam berat tertinggi di perairan Pelabuhan Belawan adalah Pb dengan nilai berkisar antara 15,50 – 68,43 mg/kg, dilakukan pengukuran keluar pada titik proyek reklamasi Pelabuhan dan muara Sungai Deli 1. Konsentrasi logam berat tertinggi berikutnya adalah Cu dengan kisaran 1,68 – 21,49 mg/kg, pengukuran dilakukan pada titik laut Sungai Deli dan muara Sungai Deli. muara Sungai Deli 1. Konsentrasi logam Cd berkisar antara 0,9 – 2,10 mg/kg, pengukuran dilakukan di muara Sungai Belawan dan muara Sungai Deli 1. Untuk konsentrasi Hg mempunyai nilai yang sangat kecil yaitu <0,11 mg/kg pada setiap titik dari 10 titik pengukuran. pada setiap titik dari 10 titik pengukuran yaitu; St. 1 Sungai Muara Belawan, St. 2 Terminal Penumpang-Terminal LANTAMAL, St. 3 Dermaga Bongkar, St.
Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air perairan Pelabuhan yang dilakukan secara berkala, hasil penelitian, dan sumber pencemar yang masuk ke perairan Pelabuhan, untuk mengelola dampak lingkungan yang terjadi di Pelabuhan Belawan khususnya berupa penurunan air Pelabuhan. kualitas, diperlukan suatu model manajemen yang melibatkan PT
Tanggung Jawab Sosial (CSR)/Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 1, pernyataan responden; 52,85% mengetahui dan 47,14% tidak mengetahui, sedangkan dari pertanyaan responden pernah menerima atau belum, sebanyak 24,28%
menyatakan pernah menerima dan 75,71% belum pernah menerima. Menurut Ramadhan (2008) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap lingkungan sosial/lingkungan dimana perusahaan tersebut berada. CSR merupakan sebuah fenomena strategi perusahaan yang
mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan para pemangku kepentingannya. CSR muncul dari era di
mana kesadaran akan keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang lebih penting daripada sekadar profitabilitas.
4 Proyek reklamasi Pelabuhan, St. 5 Laut Sungai Deli, St. 6 Wisata Samudera Pasifik, St. 7 Pelabuhan Perikanan Belawan Medan (PPS), St. 8 Muara Sungai Deli 1, St. 9 Muara Sungai Deli 2, St. 10 Belawan Sungai Laut. Terdapat perbedaan hasil pemantauan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sumber zat pencemar di perairan Pelabuhan yang masuk ke Pelabuhan Belawan terdiri dari beberapa sumber. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi; 1) Dari Kegiatan Operasional Pelabuhan Belawan di laut dan di darat, 2) Dari pemukiman dan industri di sekitar Pelabuhan,
Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 1, seluruh pelaku usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai kontribusi sebagai pencemar di hulu dan sekitar Pelabuhan Belawan, pemerintah pusat dan daerah, serta peran serta masyarakat (stakeholder). Dengan demikian akan diperoleh model pengelolaan pencemaran air yang partisipatif di Pelabuhan Belawan dan mendukung kesejahteraan masyarakat nelayan.
[2] Kamajaya Gede Yuda, I Dewi Nyoman Nurweda Putra dan I Nyoman Giri Putra 2021 Analisis Sebaran Total Suspended Solid (TSS) Berdasarkan Citra Landsat 8 Menggunakan Tiga Algoritma Berbeda di Perairan Teluk Benoa, Bali 7(1) 18-24.
[2] Paulus James JH, Natalie DC Rumampuk, Wilmy Etwil Pelle, Nickson Jaghnes Kawung, Kurniati Kemer dan Rizald Max Rompas Buku Ajar Pencemaran Laut 2020 (Manado: Deepublish).
[5] Yuni Yolanda, Nurul Amri Komarudin, Adi Mawardin, dan Novi Andareswari 2022 Formulasi Pengelolaan Pencemaran Logam Berat di Perairan Pelabuhan Belawan 13 (2).
[1] Anwar Septian Fajar, Anwar Mallongi dan M Alimin Maidin 2019 Kualitas Udara Ambien CO dan TSP di Permukiman Sekitar Kawasan Industri PT. Semen Tonasa 2 (1).
Perusahaan Terbatas).
Buku
[4] Ramadhan, R 2018 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan PT. Riau Andalan Pulp dan kertas di Desa Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelaawan, 2015-2016 5 (1) 1-14.
Jurnal