PERENCANAAN KOMUNIKASI KESEHATAN
Jantung koroner
Cintha Try Afradi (226110884)
DOSEN PENGAJAR : Widdefrita,SKM, MKM
MATA KULIAH
Dasar-dasar Komunikasi Kesehatan Prodi Sarjana Terapan Promosi Kesehatan
Tahun 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
" Jantung Koroner" ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah dasar-dasar komunikasi kesehatan dengan Ibuk Widdefrita, SKM, MKM. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bahayanya jantung koroner.
Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang saya angkat pada makalah ini kami mohon maaf.
Besar harapan kami menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Padang, 7 Maret 2023
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI ... 3
BAB I ... 4
PENDAHULUAN ... 4
A. Latar belakang ... 4
B. Tujuan Perencanaan ... 5
BAB II ... 6
TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Jantung koroner ... 6
1. Pengertian Jantung Koroner ... 6
2. Prevalensi jantung koroner ... 6
3. Faktor Resiko ... 7
4. Upaya pencegahan jantung koroner ... 9
BAB III ... 10
RENCANA PELAKSANAAN PENYULUHAN ... 10
A. Metode penyuluhan ... 10
B. Sasaran penyuluhan ... 10
C. Media penyuluhan... 10
D.Waktu dan tempat penyuluhan ... 10
E. Metode evaluasi ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Indonesia saat ini menghadapi perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular. Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang keorang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis) salah satu nya jantung koroner.
Jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung yang terjadi saat arteri koroner tersumbat oleh timbuna lemak. Faktor Pengaruh yang menyebabkan jantung koroner makin terjadi di warga desa painan yaitu gaya hidup yang tidak sehat contohnya sering mengonsumsi makanan cepat saji yang banyak mengandung makanan asin, serta kecanduan merokok. Biasanya yang rentan terkena jantung koroner yaitu usia 40 tahun kebawah karena pada usia muda mereka sering mengonsumsi makan yang banyak mengadung kadar natrium tinggi (makanan asin) serta sering mengonsumsi makana cepat saji dan tinggi kadar gula, sehingga dari pola hidup yang tidak sehat dari sejak muda akan berdampak pada usia umur 30-40 tahun.
Berdasarkan data (WHO) menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) menjadi salah satu masalah kesehatan dalam sistem kardiovaskular yang jumlahnya meningkat cepat dengan angka kematian 6,7 juta kasus (WHO, 2019). Perhitungan WHO (World HealthOrganization) yang memperkirakan pada Tahun 2020 mendatang, penyakit kardiovaskuler akan menyumbang sekitar 25% dari angka kematian dan mengalami peningkatan khususnya di negara-negara berkembang, salah satu diantaranya berada di Asia. Angka kematian yang disebabkan oleh PJK mencapai 1,8 juta kasus pada Tahun 2020, yang artinya PJK menjadi penyakit yang mematikan di kawasan Asia salah satu negaranya adalah Indonesia (WHO, 2020). Angka kematian yang disebabkan oleh PJK di Indonesia cukup tinggi mencapai 1,25 juta jiwa jika populasi penduduk Indonesia 250 juta jiwa (Kemenkes, 2020). Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2019 menunjukkan
bahwa sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner.
Sedangkan jika dilihat dari penyebab kematian tertinggi di Indonesia, menurut Survei Sample Registration System Tahun 2018 menunjukkan 12,9% kematian akibat penyakit jantung koroner. Pada tahun 2021, jumlah kunjungan untuk kasus jantung koroner mencapai 2.489 orang sedangkan untuk kasus gagal jantung mencapai 3.458 orang. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar adalah untuk penyakit jantung yakni sebesar Rp7,7 triliun.
Berdasarkan studi pendahuluan didesa painan pola hidup masyarakat sering mengonsumi makan cepat saji dan mengandung kadar garam yang tinggi contonya rendang, maka dari itu perlu adanya penyuluhan terkait penyakit jantung koroner agar masyarakat bisa merubah perilaku dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.
B. Tujuan Perencanaan 1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan Jantung Koroner diharapkan warga Desa paina mengetahui dan memahami tentang pencegahan Jantung Koroner 2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi permasalahan jantung koroner di masyarakat Painan b. Mengidentifikasi perilaku penyebab masalah
c. Menetapkan tujuan penyuluhan d. Menetapkan sasaran penyuluhan e. Menyusun metoda penyuluhan f. Menyusun media penyuluhan g. Menyusun materi penyuluhan
h. Menyusun rencana evaluasi penyuluhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung koroner
1. Pengertian Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyepitan arteri koroner, mulai dari terjadinya aterosklerosis ( kekakuan arteri ) maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak pada dinding arteri koroner, baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala sekalipun. (Kabo, Peter. 2008)
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung.
Terdapat dua jenis arteri koroner :
1) Arteri koroner kiri utama (left main coronary artery/LMCA) – Arteri ini berfungsi mengalirkan darah ke serambi kiri dan bilik kiri jantung.
2) Arteri koroner kanan (right coronary artery/RCA) – Arteri ini mengalirkan darah ke serambi kanan dan bilik kanan. (Willy, Tjin. 2018)
2. Prevalensi jantung koroner
Global
Berdasarkan data (WHO) menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) menjadi salah satu masalah kesehatan dalam sistemkardiovaskular yang jumlahnya meningkat cepat dengan angka kematian6,7 juta kasus (WHO, 2019). Perhitungan WHO (World Health Organization) yang memperkirakan pada Tahun 2020 mendatang, penyakit kardiovaskuler akan menyumbang sekitar 25% dari angka kematian dan mengalami peningkatan khususnya di negara-negara berkembang, salahsatu diantaranya berada di Asia. Angka kematian yang disebabkan oleh PJK mencapai 1,8 juta kasus pada Tahun 2020, yang artinya PJK menjadipenyakit yang mematikan di kawasan Asia salah satu negaranya adalahIndonesia (WHO, 2020).
Indonesia
Data Riskesdas 2018 juga melaporkan bahwa Prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 1,5%, dengan prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Utara 2,2%, DIY 2%, Gorontalo 2%.
Selain ketiga provinsi tersebut, terdapat pula 8 provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional. Delapan provinsi tersebut adalah, Aceh (1,6%), Sumatera Barat (1,6%), DKI Jakarta (1,9%), Jawa Barat (1,6%), Jawa Tengah (1,6%), Kalimantan Timur (1,9%), Sulawesi Utara (1,8%) dan Sulawesi Tengah (1,9%).
3. Faktor Resiko 1) Rokok
Rokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok dapat membebani kerja jantung, dengan memacu jantung bekerja lebih cepat. Kedua senyawa tersebut juga meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.Senyawa lain dalam rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung dan menyebabkan penyempitan.
2) Diabetes
Diabetes menyebabkan dinding pembuluh darah menebal dan menghambat aliran darah. Penderita diabetes diketahui 2 kali lipat lebih berisiko terserang penyakit jantung koroner.
3) Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi membuat jantung harus bekerja lebih keras.
Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi. Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.
4) Kadar kolesterol tinggi
Kolesterol adalah lemak yang dihasilkan oleh hati, dan penting bagi proses pembentukan sel sehat. Meskipun demikian, kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
5) Berat badan berlebih
Seseorang dengan berat badan berlebih atau obesitas berisiko terserang penyakit jantung koroner.
6) Kurang beraktivitas
Aktivitas fisik seperti olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Olahraga juga dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dan gula darah, mencegah obesitas, serta membantu menurunkan tekanan darah.
7) Pola makan tidak sehat
Risiko penyakit jantung koroner dapat meningkat akibat pola makan yang tidak sehat, seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula atau garam tinggi, atau makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi.
8) Riwayat kesehatan keluarga
Risiko PJK meningkat pada seseorang yang memiliki keluarga dengan penyakit jantung.
9) Jenis kelamin
Umumnya, PJK lebih banyak menyerang pria dibanding wanita. Namun demikian, risiko terkena penyakit yang sama akan meningkat pada wanita pasca menopause.
10) Usia
Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya terserang penyakit jantung koroner. Penyakit ini lebih sering menimpa pria usia lebih dari 45 tahun dan wanita lebih dari 55 tahun.
11) Stress
Penelitian menunjukkan, stres dalam berbagai lingkup kehidupan, dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Stres juga dapat memicu faktor risiko lain. Sebagai contoh, stres dapat memicu seseorang merokok atau makan berlebihan.
12) Alkohol
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat merusak otot jantung, dan memperburuk kondisi seseorang dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, seperti hipertensi dan obesitas. (Willy, Tjin. 2018)
4. Upaya pencegahan jantung koroner
Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit jantung koroner dimulai dengan memperbaiki gayah hidup dan mengendalikan faktor risiko sehingga mengurangi peluang terkena penyakit jangung koroner. Kita dapat mencegah penyakit jantung koroner dengan :
a. Mengendalikan tekanan darah dan kadar gula darah.
b. Berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
c. Berolahraga secara rutin. Olahraga dapat membantu mengurangi bobot badan, mengendalikan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah.
d. Mengurangi berat badan jika merasa gemuk. Dengan mengurangi berat badan, berarti juga mengurangi beban kerja jantung.
e. Menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Caraya memperbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak tak jenuh.
f. Mengurangi konsumsi makanan yang berlemak dan berkalori tinggi.
g. Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung antioksidan guna mencegah kerusakan pembuluh darah akibat radikal bebas.
h. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat dan vitamin B guna menurunkan kadar homosistein dalam darah.
i. Mengurangi stress.
j. Mengurangi minuman beralkohol. Alcohol dapat menaikan tekanan darah, memperlemah jantung, mengentalkan darah, menyebabkan kejang arteri.
k. Melakukan meditasi dan yoga.
l. Jika diperlukan, minumlah obat-obat pencegah arteriokslerosis yang dianjurkan oleh dokter. ( Utami, Prapti. 2009)
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PENYULUHAN A. Metode penyuluhan
Ceramah
Dengan adanya penyuluhan dengan metode ceramah masyarakat akan tahu mengenai cara pencegahan Jantung Koroner terhadap diri mereka sendiri.
Tanya jawab
Dengan metode tanya jawab masyarakat bisa bertanya mengenai cara pencegahan Jantung Koroner yang tidak dipahami atau yang tidak dimengerti masyarakat serta memantapkan pengetahuan msyarakat setelah melakukan penyuluhan.
B. Sasaran penyuluhan
Masyarakat di Desa Painan
Pada penyuluhan yang saya lakukan di Desa Painan sasaran penyuluhan saya adalah masyarakat setempat di daerah tersebut.
C. Media penyuluhan
Laptop, Infocus, Poster, PPT
Pada penyuluhan yang kita lakukan kita harus menyiapkan media penyuluhan untuk menarik perhatian atau minat masyarakat agar bisa merubah perilaku lebih sehat.
D. Waktu dan tempat penyuluhan Hari / Tanggal : Minguu, 07 Mei 2023 Jam : 8.00 – 8. 45 WIB
Tempat :Balai Desa Painan, Kec. IV Jurai, Kab. Peseisir Selatan
E. Metode evaluasi
Kriteria evaluasi adalah sebagai berikut.
a) Evaluasi struktur
Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai waktu
Peserta penyuluhan dapat hadir sesuai rencana b) Evaluasi proses
Peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
Selama penyuluhan berlangsung, semua peserta dengan penuh perhatian c) Evaluasi hasil
Diharapkan peserta mampu menyebutkan kembali perilaku pencegahan Jantung Koroner
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Penyakit Tidak Menular
Sasaran : Warga Desa Painan
Hari / Tanggal : Minggu, 7 Mai 2023
Jam : 08.00-08.45
Tempat : Balai Desa Painan, Kec. IV Jurai, Kab Pesisir Selatan Waktu Penyuluhan : 45 menit
A. Latar belakang
Indonesia saat ini menghadapi perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular. Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang keorang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu yang panjang (kronis) salah satu nya jantung koroner.
Jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung yang terjadi saat arteri koroner tersumbat oleh timbuna lemak. Faktor Pengaruh yang menyebabkan jantung koroner makin terjadi di warga desa painan yaitu gaya hidup yang tidak sehat contohnya sering mengonsumsi makanan cepat saji yang banyak mengandung makanan asin, serta kecanduan merokok. Biasanya yang rentan terkena jantung koroner yaitu usia 40 tahun kebawah karena pada usia muda mereka sering mengonsumsi makan yang banyak mengadung kadar natrium tinggi (makanan asin) serta sering mengonsumsi makana cepat saji dan tinggi kadar gula, sehingga dari pola hidup yang tidak sehat dari sejak muda akan berdampak pada usia umur 30-40 tahun.
Berdasarkan data (WHO) menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner (PJK) menjadi salah satu masalah kesehatan dalam sistem kardiovaskular yang jumlahnya meningkat cepat dengan angka kematian 6,7 juta kasus (WHO, 2019). Perhitungan WHO (World HealthOrganization) yang memperkirakan pada Tahun 2020 mendatang, penyakit kardiovaskuler akan menyumbang sekitar 25% dari angka kematian dan mengalami
peningkatan khususnya di negara-negara berkembang, salah satu diantaranya berada di Asia. Angka kematian yang disebabkan oleh PJK mencapai 1,8 juta kasus pada Tahun 2020, yang artinya PJK menjadi penyakit yang mematikan di kawasan Asia salah satu negaranya adalah Indonesia (WHO, 2020). Angka kematian yang disebabkan oleh PJK di Indonesia cukup tinggi mencapai 1,25 juta jiwa jika populasi pendudukIndonesia 250 juta jiwa (Kemenkes, 2020). Indonesia, hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2019 menunjukkan bahwa sebesar 1,5% atau 15 dari 1.000 penduduk Indonesia menderita penyakit jantung koroner.
Sedangkan jika dilihat dari penyebab kematian tertinggi di Indonesia, menurut Survei Sample Registration System Tahun 2018 menunjukkan 12,9% kematian akibat penyakit jantung koroner. Pada tahun 2021, jumlah kunjungan untuk kasus jantung koroner mencapai 2.489 orang sedangkan untuk kasus gagal jantung mencapai 3.458 orang. Berdasarkan data BPJS Kesehatan pada 2021 pembiayaan kesehatan terbesar adalah untuk penyakit jantung yakni sebesar Rp7,7 triliun.
Berdasarkan studi pendahuluan didesa painan pola hidup masyarakat sering mengonsumi makan cepat saji dan mengandung kadar garam yang tinggi contonya rendang, maka dari itu perlu adanya penyuluhan terkait penyakit jantung koroner agar masyarakat bisa merubah perilaku dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.
B. Tujuan 1.Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan Jantung Koroner diharapkan warga Desa paina mengetahui dan memahami tentang pencegahan Jantung Koroner.
2. Tujuan khusus
a. Setelah diberikan Promosi Kesehatan tentang pengertian Jantung Koroner diharapkan warga Desa painan dapat menjelaskan tentang pengertian dari Jantung Koroner dengan benar tanpa bantuan dalam waktu 1 menit.
b. Setelah diberikan Promosi Kesehatan tentang penyebab Jantung Koroner diharapkan warga Desa painan dapat menyebutkan penyebab dari Jantung Koroner dengan benar tanpa bantuan dalam waktu 1 menit
c. Setelah diberikan Promosi Kesehatan tentang faktor risiko Jantung Koroner diharapkan warga Desa painan dapat menyebutkan faktor risiko dari Jantung Koroner dengan benar dalam waktu 1 menit.
d. Setelah diberikan Promosi Kesehatan tentang gejala Jantung Koroner diharapkan warga Desa painan dapat menyebutkan gejala Jantung Koroner dengan benar dalam waktu 1 menit.
e. Setelah diberikan Promosi Kesehatan tentang pencegahan Jantung Koroner diharapkan desa painan dapat menyebutkan carapencegahan Jantung Koroner dengan benar dalam waktu 1 menit.
f. Setelah diberikan Promosi Kesehatan tentang Pencegahan Jantung Koroner diharapkan warga Desa painan dapat melakukan tindakan Pencegahan Jantung Koroner dengan benar.
C. Pelaksanaan Kegiatan 1. Topik
Jantung koroner 2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah warga di Desa Painan 3.Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah:
a) Ceramah b) Tanya jawab
4. Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam penyuluhan adalah:
a) Laptop b) In focus c) Poster d) PPT
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Minggu, 7 Mai 2023 Jam : 8.00- 8.45 WIB
Tempat : Balai Desa Painan, kec. IV jurai, Kab Pesisir Selatan 6. Setting Tempat
Setting tempat pelaksaan penyuluhan adalah sebagai berikut:
Penyuluh
Cintha
Audien Audien Audien
Audien Audien Audien
7. Proses Kegiatan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu 1 Pembukaan
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Melakukan kontrak waktu dan bahasa yang akan digunakan
Menjelaskan tujuan dan topik
Menjawab salam Memperhatikan Menyepakati kontrak
Memperhatikan
5 menit
2. Pelaksanaan
Menggali pengetahuan peserta tentang jenis-jenis PTM
Memberikan reinforcement positif
Menjelaskan tentang penyakit jantung koroner ( Pengertian jantung koroner, penyebab, faktor risiko, gejala dan upaya pencegahan penyakit jantung koroner)
Mengobservasi respon peserta selama kegiatan berlangsung
Memberikan kesempatan peserta untuk bertanya ulang materi yang belum jelas
Memberikan pendapat
Mendengarkan
Mendengarkan
Mempratekan
Memberikan pendapat
30 menit
Penutup
Evaluasi materi yang diberikan
Tanya jawab
Memberikan saran
Mengucapkan salam
Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan Memperhatikan Menjawab salam
10 menit
8. Evaluasi
Kriteria evaluasi adalah sebagai berikut:
a) Evaluasi struktur
Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai waktu
Peserta penyuluhan dapat hadir sesuai rencana b). Evaluasi proses
Peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
Selama penyuluhan berlangsung, semua peserta dapat mengikuti dengan penuh perhatian
c). Evaluasi hasil
Diharapkan peserta mampu menyebutkan kembali lebih rinci penyakit jantung koroner
MATERI PENYULUHAN JANTUNG KORONER A. Penyakit Tidak Menular
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang keorang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalamjangka waktu yang panjang (kronis).
Jenis-jenis penyakit tidak menular antara lain:
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah, contohnya Jantung koroner, hipertensi, stroke, dan lain-lain.
2. Penyakit kronik dan degeneratif lainnya seperti penyakit paru obstruktifkronis (PPOK), asma, osteoporosis, dan lain-lain.
3. Kanker, seperti kanker paru, kanker serviks, kanker hati dan lain-lain.
4. Penyakit metabolik seperti Diabetes mellitus (DM), hiperkolesterol, danlain- lain.
5. Penyakit gangguan mental dan perilaku
PTM merupakansilent disease atau tidak memberikan gejala dan keluhan sehingga banyak orang yang baru menyadari terkena PTM ketika sudah dalam keadaaan parah.73%
kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular, 35%diantaranya karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 12% oleh penyakitkanker, 6% oleh penyakit pernapasan kronis, 6%
karena diabetes, dan 15%disebabkan oleh PTM lainnya (data WHO, 2018).
Meningkatnya kasus PTM secara signifikan diperkirakan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkanbiaya yang besar dan memerlukan teknologi tinggi. Selain itu, pasien dan keluarganya harus menanggung biaya transportasi ke rumah sakit, serta biaya-biaya lain yang tidak ditanggung oleh jaminan asuransi kesehatan selama masa penyembuhan. Belum lagi kerugian akan hilangnya waktu dan kesempatan berkarya (produktivitas), yang sebenarnya bisa dihindari agar penyakit
tidak menular tidak lagi menimpa lebih banyak orang.
B. Jantung Koroner
1. Pengertian Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyepitan arteri koroner, mulai dari terjadinya aterosklerosis ( kekakuan arteri ) maupun yang sudah terjadi penimbunan lemak atau plak pada dinding arteri koroner, baik disertai gejala klinis atau tanpa gejala sekalipun. (Kabo, Peter. 2008)
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung. Terdapat dua jenis arteri koroner :
1. Arteri koroner kiri utama (left main coronary artery/LMCA) – Arteri ini berfungsi mengalirkan darah ke serambi kiri dan bilik kiri jantung.
2. Arteri koroner kanan (right coronary artery/RCA) – Arteri ini mengalirkan darah ke serambi kanan dan bilik kanan. (Willy, Tjin. 2018)
2. Penyebab Jantung Koroner
Penyebab penyakit Jantung Koroner adalah adanya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak system pengontrol irama jantung dan berakhir dengan kematian. ( Utami, Prapti. 2009)
Penyakit jantung koroner (PJK) juga disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah jantung atau arteri koroner. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh penumpukan ateroma di dinding arteri. Ateroma terdiri dari kolesterol dan zat sisa hasil metabolisme tubuh. (Willy, Tjin. 2018)
3. Faktor Resiko 1) Rokok
Rokok adalah faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Kandungan nikotin dan karbon monoksida dalam asap rokok dapat membebani kerja jantung, dengan
memacu jantung bekerja lebih cepat. Kedua senyawa tersebut juga meningkatkan risiko terjadinya penggumpalan darah.Senyawa lain dalam rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung dan menyebabkan penyempitan.
2) Diabetes
Diabetes menyebabkan dinding pembuluh darah menebal dan menghambat aliran darah. Penderita diabetes diketahui 2 kali lipat lebih berisiko terserang penyakit jantung koroner.
3) Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi membuat jantung harus bekerja lebih keras.
Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi. Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.
4) Kadar kolesterol tinggi
Kolesterol adalah lemak yang dihasilkan oleh hati, dan penting bagi proses pembentukan sel sehat. Meskipun demikian, kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
5) Berat badan berlebih
Seseorang dengan berat badan berlebih atau obesitas berisiko terserang penyakit jantung koroner.
6) Kurang beraktivitas
Aktivitas fisik seperti olahraga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Olahraga juga dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dan gula darah, mencegah obesitas, serta membantu menurunkan tekanan darah.
7) Pola makan tidak sehat
Risiko penyakit jantung koroner dapat meningkat akibat pola makan yang tidak sehat, seperti terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula atau garam tinggi, atau makanan dengan kandungan lemak jenuh yang tinggi.
8) Riwayat kesehatan keluarga
Risiko PJK meningkat pada seseorang yang memiliki keluarga dengan penyakit jantung.
9) Jenis kelamin
Umumnya, PJK lebih banyak menyerang pria dibanding wanita. Namun demikian, risiko terkena penyakit yang sama akan meningkat pada wanita pasca menopause.
10) Usia
Makin tua usia seseorang, makin tinggi risikonya terserang penyakit jantung koroner. Penyakit ini lebih sering menimpa pria usia lebih dari 45 tahun dan wanita lebih dari 55 tahun.
11) Stress
Penelitian menunjukkan, stres dalam berbagai lingkup kehidupan, dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner. Stres juga dapat memicu faktor risiko lain. Sebagai contoh, stres dapat memicu seseorang merokok atau makan berlebihan.
12) Alkohol
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat merusak otot jantung, dan memperburuk kondisi seseorang dengan faktor risiko penyakit jantung koroner, seperti hipertensi dan obesitas. (Willy, Tjin. 2018)
C. Gejala penyakit jantung koroner (PJK) adalah : a) Angina
Angina adalah nyeri dada akibat berkurangnya suplai darah ke otot jantung. Angina dapat berlangsung beberapa menit, dan biasanya muncul karena dipicu oleh aktivitas fisik atau stres. Serangan angina berat dapat menimbulkan nyeri dada seperti tertindih.
b) Serangan jantung
Serangan jantung terjadi ketika arteri sudah tersumbat sepenuhnya. Gejala serangan jantung bisa berupa nyeri yang menjalar dari dada ke lengan, dagu, leher, perut, dan punggung. Nyeri tersebut dapat berlangsung selama lebih dari 15 menit. Selain gejala tadi, penderita juga bisa mengalami pusing, berkeringat, mual, dan tubuh terasa lemas.
c) Gagal jantung
Penderita penyakit jantung koroner juga dapat mengalami gagal jantung, bila jantung terlalu lemah untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut menyebabkan darah menumpuk di paru-paru, sehingga penderita mengalami sesak napas. Pada beberapa kasus, penderita PJK mengalami gejala yang berbeda, seperti palpitasi (jantung berdebar). Sebagian penderita bahkan tidak merasakan gejala apa pun, sampai didiagnosis menderita PJK. (Willy, Tjin. 2018)
D. Upaya pencegahan jantung koroner
Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit jantung koroner dimulai dengan memperbaiki gayah hidup dan mengendalikan faktor risiko sehingga mengurangi peluang terkena penyakit jangung koroner. Kita dapat mencegah penyakit jantung koroner dengan :
b. Mengendalikan tekanan darah dan kadar gula darah.
c. Berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
d. Berolahraga secara rutin. Olahraga dapat membantu mengurangi bobot badan, mengendalikan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah.
e. Mengurangi berat badan jika merasa gemuk. Dengan mengurangi berat badan, berarti juga mengurangi beban kerja jantung.
f. Menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Caraya memperbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung lemak tak jenuh.
g. Mengurangi konsumsi makanan yang berlemak dan berkalori tinggi.
h. Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung antioksidan guna mencegah kerusakan pembuluh darah akibat radikal bebas.
i. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat dan vitamin B guna menurunkan kadar homosistein dalam darah.
j. Mengurangi stress.
k. Mengurangi minuman beralkohol.
l. Melakukan meditasi dan yoga.
m. Jika diperlukan, minumlah obat-obat pencegah arteriokslerosis yang dianjurkan oleh dokter. ( Utami, Prapti. 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Kabo, Peter. 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Utami, Prapti. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Penyakit Jantung Koroner. Jakarta Selatan:
Agromedia Pustaka.
Willy,Tjin.2018.JantungKoroner.Alodokter. https://www.alodokter.com/penyakit-jantung- koroner (Diakses Tanggal 16 Oktober 2018)