Definisi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objektif yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007).
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi. Perilaku sehat ini diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat (Notoatmodjo, 2007; 2010).
Perilaku sehat adalah suatu respon seseorang terhadap rangsang dari luar untuk menjaga kesehatan secara utuh. Dalam konteks pelayanan kesehatan, perilaku kesehatan dibagi menjadi dua yaitu, perilaku masyarakat yang dilayani atau menerima pelayanan (consumer) dan perilaku pemberi pelayanan atau petugas kesehatan yang melayani (provider). Dimensi Perilaku kesehatan dibagi menjadi dua (Soekidjo Notoatmodjo, 2010: 24), yaitu:
1. Healthy behavior yaitu perilaku orang sehat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Disebut juga perilaku preventif (tindakan atau upaya untuk mencegah dari sakit dan masalah kesehatan yang lain:
kecelakaan) dan promotif (tindakan atau kegiatan untuk memelihara dan meningkatkannya kesehatannya). Contohnya, makan dengan gizi seimbang, olahraga/kegiatan fisik secara teratur, tidak mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung zat adiktif, istirahat cukup, juga dengan rekreasi /mengendalikan stress.
2. Health seeking behavior yaitu perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan dan pemulihan kesehatannya. Disebut juga perilaku kuratif dan rehabilitatif yang mencakup kegiatan mengenali gejala penyakit, upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan yaitu dengan mengobati sendiri atau mencari pelayanan (tradisional, profesional), patuh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan (compliance) atau kepatuhan.
Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan
Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan mencakup berbagai strategi yang melibatkan individu, masyarakat, serta kebijakan dari pemerintah. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan:
1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gaya hidup sehat, pencegahan penyakit, serta pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan. Aktivitas ini termasuk pendidikan kesehatan, kampanye anti-merokok, penyuluhan mengenai pola makan sehat, serta pentingnya aktivitas fisik. Promosi kesehatan juga melibatkan upaya untuk mengubah lingkungan agar lebih mendukung perilaku sehat. Contoh: Penyuluhan mengenai pentingnya cuci tangan dengan sabun untuk mencegah penyakit menular (World Health Organization, 2020).
2. Pencegahan Penyakit
Pencegahan penyakit melibatkan upaya untuk mencegah terjadinya penyakit sebelum muncul, melalui vaksinasi, pemeriksaan kesehatan secara berkala, serta edukasi mengenai faktor risiko penyakit. Ini mencakup pengendalian penyakit menular (seperti vaksinasi) dan penyakit tidak menular (seperti mengelola tekanan darah tinggi dan diabetes).
Contoh: Vaksinasi anak untuk mencegah penyakit seperti campak, polio, dan hepatitis(Centers for Disease Control and Prevention, 2021).
3. Perbaikan Akses Layanan Kesehatan
Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas adalah langkah krusial dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Ini mencakup penyediaan fasilitas kesehatan yang lebih mudah dijangkau, pengurangan biaya layanan kesehatan, serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Contoh: Program jaminan kesehatan nasional seperti BPJS Kesehatan di Indonesia yang memberikan akses layanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat (WHO, 2019).
4. Perbaikan Lingkungan Fisik dan Sosial
Faktor lingkungan yang sehat berperan penting dalam kesehatan masyarakat. Lingkungan yang bersih, akses terhadap air bersih, sanitasi
yang baik, serta udara yang sehat dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit. Selain itu, faktor sosial seperti pendidikan dan pemberdayaan perempuan juga berpengaruh besar terhadap status kesehatan. Contoh:
Pembangunan sanitasi yang memadai dan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan (United Nations, 2020).
5. Penguatan Kebijakan Kesehatan
Kebijakan kesehatan yang baik akan mendorong tercapainya tujuan kesehatan nasional. Kebijakan ini mencakup regulasi yang mendukung upaya promotif, preventif, dan kuratif, seperti peraturan tentang pengendalian tembakau, pengurangan konsumsi alkohol, serta pengaturan kualitas makanan dan minuman. Contoh: Pembatasan iklan makanan tidak sehat bagi anak-anak dan pelabelan gizi pada produk makanan (WHO, 2019).
6. Peningkatan Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan memainkan peran penting dalam memberikan pengetahuan kepada individu tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Dengan memiliki pengetahuan yang baik, individu lebih mampu membuat keputusan yang tepat dalam menjalani hidup sehat. Contoh: Pelatihan mengenai diet sehat dan olahraga di sekolah-sekolah atau tempat kerja (Ginsburg & McNally, 2018).
7. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat berfokus pada peningkatan kemampuan masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam menjaga dan meningkatkan kesehatannya. Ini termasuk melibatkan masyarakat dalam merencanakan dan menjalankan program kesehatan di tingkat lokal.
Contoh: Program kesehatan masyarakat berbasis komunitas yang melibatkan warga dalam pencegahan penyakit seperti malaria atau HIV (Solar & Irwin, 2010).
Manfaat Penyuluhan Kesehatan
1. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat
Salah satu manfaat utama dari penyuluhan kesehatan adalah peningkatan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan. Dengan pengetahuan yang lebih baik, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih informasional terkait kesehatan mereka, seperti mengenai pentingnya pola makan sehat, kebersihan pribadi, dan vaksinasi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018) dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Penyuluhan Kesehatan menjelaskan bahwa penyuluhan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan, serta mengurangi faktor risiko penyakit.
2. Mengubah Perilaku Masyarakat
Penyuluhan kesehatan dapat mengubah pola perilaku masyarakat yang berisiko terhadap kesehatan, dan berkontribusi pada pencegahan penyakit serta meningkatkan kualitas hidup. Penyuluhan kesehatan bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku yang lebih sehat. Misalnya, melalui penyuluhan, masyarakat dapat diajarkan cara-cara mencegah penularan penyakit, pentingnya aktivitas fisik, serta mengurangi kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang berisiko terhadap kesehatan (WHO, 2020).
3. Meningkatkan Akses terhadap Informasi Kesehatan
Penyuluhan kesehatan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi yang tepat dan akurat tentang isu-isu kesehatan, yang sering kali sulit diakses melalui saluran lain. Dengan informasi yang cukup, masyarakat dapat mengenali gejala penyakit lebih awal dan mengambil langkah pencegahan yang tepat (Djumal & Fadli, 2020).
4. Pencegahan Penyakit
Penyuluhan kesehatan berperan penting dalam pencegahan penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular. Dengan memberikan informasi tentang pola hidup sehat, kebersihan lingkungan, serta cara pencegahan penyakit tertentu, penyuluhan dapat mengurangi angka prevalensi penyakit di masyarakat (WHO, 2020).
5. Meningkatkan Kesejahteraan Mental dan Sosial
Penyuluhan kesehatan juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental dengan memberikan dukungan informasi terkait kesehatan mental, seperti pencegahan
depresi dan kecemasan. Dengan penyuluhan yang tepat, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya kesehatan mental dan cara-cara untuk menjaga kesehatan psikologis (Golembiewski et al., 2021).
Sumber:
Centers for Disease Control and Prevention. (2021). Vaccination.
https://www.cdc.gov/vaccines/index.html
Djumal, E., & Fadli, A. (2020). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat tentang Penyakit Tidak Menular.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), 100-108.
https://doi.org/10.21109/jkmi.v15i2.3363
Ginsburg, S. A., & McNally, L. A. (2018). Health Education: A Resource for Health Professionals. Sage Publishing.
Golembiewski, J. T., et al. (2021). Workplace Health Promotion and Mental Health:
Strategies for Enhancing Well-Being. International Journal of Mental Health Systems, 15(1), 3. https://doi.org/10.1186/s13033-021-00486-0
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Penyuluhan Kesehatan.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/118649/permenkes-no-75-tahun- 2014
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Solar, O., & Irwin, A. (2010). A Conceptual Framework for Action on the Social Determinants of Health. World Health Organization.
https://www.who.int/social_determinants/thecommission/finalreport/en/
United Nations. (2020). Sustainable Development Goal 6: Clean Water and Sanitation. https://www.un.org/sustainabledevelopment/water-and- sanitation/
World Health Organization. (2018). Noncommunicable diseases country profiles 2018. https://www.who.int/nmh/countries/en/
World Health Organization. (2019). Universal Health Coverage (UHC).
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/universal-health- coverage-(uhc)
World Health Organization. (2019). Preventing Noncommunicable Diseases: A Blueprint for Action. https://www.who.int/ncds/prevention/en/
World Health Organization. (2020). Health promotion. https://www.who.int/health- topics/health-promotion
World Health Organization. (2020). Health Promotion: A New Era for Health and Development. https://www.who.int/health-topics/health-promotion