• Tidak ada hasil yang ditemukan

Degradasi Lahan

N/A
N/A
2B@Agro_Rivaldo Arjuna Muhammad

Academic year: 2024

Membagikan " Degradasi Lahan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“Degradasi Lahan”

Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Ir. Muharam, M.P

Disusun Oleh : Kelompok 8 Kelas 2B Agroteknologi

Rifqi Dzaki Hazim 2310631090032

Shabrina Nur Azhari Saputri 2310631090039

Siti Mutmainah 2310631090040

Afifah Angelia Azhariyanti 2310631090047

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2024

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah dengan judul “Degradasi Lahan”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Muharam, M.P. selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin berterima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Karawang, 20 Mei 2024

Tim Penyusun

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1. Pengertian Degradasi Lahan ... 3

2.2. Karakteristik Tingkatan Degradasi Lahan ... 4

2.3. Penyebab Degradasi Lahan ... 5

2.4. Cara Mengatasi Degradasi Lahan ... 7

BAB III PENUTUP ... 9

3.1. Kesimpulan ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat esensial bagi kehidupan manusia. Tanah berfungsi sebagai media tumbuh bagi tanaman, tempat hidup bagi beragam makhluk hidup, dan juga menjadi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, seperti pertanian, infrastruktur, dan industri. Tanah memiliki peran yang vital dalam menyokong keberlangsungan ekosistem dan aktivitas manusia.

Namun, seiring dengan peningkatan aktivitas dan pertumbuhan populasi manusia, kondisi tanah semakin terdegradasi. Degradasi lahan didefinisikan sebagai penurunan atau hilangnya produktivitas serta fungsi lahan akibat pemanfaatan yang tidak berkelanjutan. Fenomena ini menjadi salah satu isu lingkungan yang krusial dan memerlukan perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan.

Degradasi lahan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersumber dari alam maupun aktivitas manusia. Faktor alam seperti erosi, salinisasi, kekeringan, dan bencana alam dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah. Di sisi lain, aktivitas manusia seperti alih fungsi lahan, penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan, praktik pertanian yang tidak tepat, penebangan hutan, serta industrialisasi dan urbanisasi yang tidak terkendali juga turut berkontribusi terhadap degradasi lahan.

Dampak degradasi lahan dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat. Secara langsung, degradasi lahan dapat mengurangi produktivitas lahan pertanian, menurunkan hasil panen, dan berdampak pada pendapatan masyarakat. Secara tidak langsung, degradasi lahan dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan, serta menurunkan keanekaragaman hayati. Selain itu, degradasi lahan juga dapat memicu konflik sosial terkait dengan kepemilikan dan pemanfaatan lahan.

Upaya pencegahan dan pengendalian degradasi lahan sangat penting dilakukan untuk memastikan keberlanjutan sumber daya lahan. Hal ini dapat dilakukan melalui penerapan praktik pertanian yang berkelanjutan, konservasi tanah dan air, restorasi lahan terdegradasi, serta perbaikan tata guna lahan yang

(5)

2

sesuai dengan karakteristik wilayah. Selain itu, peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat, serta dukungan kebijakan pemerintah yang komprehensif juga menjadi kunci dalam menjaga kelestarian lahan.

Dengan memahami latar belakang dan pentingnya pengendalian degradasi lahan, diharapkan dapat dikembangkan strategi yang holistik dan berkelanjutan untuk menjaga serta meningkatkan kualitas lahan demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.

1.2. Rumusan Masalah 1. Apa itu degradasi lahan?

2. Apa saja faktor/aspek yang menyebabkan degradasi lahan?

3. Apa saja kegiatan yang menyebabkan degradasi lahan?

4. Bagaimana cara mengatasi degradasi lahan?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan degradasi lahan 2. Mengetahui faktor/aspek penyebab degradasi lahan 3. Mengetahui kegiatan penyebab degradasi lahan 4. Mengetahui cara mengatasi degradasi lahan

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Degradasi Lahan

Degradasi lahan adalah penurunan produktivitas tanah, baik sementara maupun permanen. Lahan yang terdegradasi sering disebut sebagai lahan tidak produktif, lahan kritis, atau lahan tidur yang ditinggalkan dan biasanya ditumbuhi semak belukar.

Proses degradasi tanah dan mekanismenya mencakup proses fisik, kimia, dan biologis. Salah satu proses fisik yang penting adalah kerusakan struktur tanah, yang menyebabkan pengerasan permukaan, pemadatan, erosi, penggurunan, kondisi anaerobik, pencemaran lingkungan, dan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Proses kimia utama meliputi pengasaman dan pencucian, salinisasi, penurunan kapasitas tukar kation (KTK), dan hilangnya kesuburan tanah. Proses biologis melibatkan pengurangan total karbon dan biomassa serta penurunan keanekaragaman hayati tanah. Struktur tanah adalah faktor penting yang mempengaruhi ketiga jenis proses degradasi ini.

Pengertian degradasi lahan dari beberapa sektor yang bidang tugasnya berkaitan dengan lahan adalah seperti berikut ini:

a) Sektor Pertanian

- Lahan terdegradasi adalah lahan pertanian yang produktivitasnya telah menurun akibat kondisi lahan khususnya tanah permukaannya (top soil) telah memburuk.\

- Salah satu bentuk lahan terdegradasi dikenal sebagai lahan tidur/terlantar, yaitu lahan pertanian yang pernah dimanfaatkan, namun karena lahannya kurang sesuai untuk pertanian menjadikan lahan tidak produktif dan tidak dimanfaatkan lagi atau menjadi terlantar.

- Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yang tidak produktif yang disebut lahan kritis

b) Sektor Kehutanan

- Lahan terdegradasi dikenal sebagai lahan kritis (critical land) yang didefinisikan sebagai lahan atau hutan yang menurun fungsinya akibat tingkat penggunaan yang melampaui kemampuannya (capability).

- Lahan terdegradasi juga dikenal sebagai lahan hutan yang terlantar (abandoned land) yang cenderung menjadi open access forest land,

(7)

4

dimana atas lahan tersebut telah diterbitkan konsesi, namun oleh berbagai sebab (termasuk pencabutan konsesi), saat ini dalam keadaan tidak dimanfaatkan atau dikuasai masyarakat untuk penggunaan lain.

c) Sektor Lingkungan Hidup dan Pertambangan

- Lahan terdegradasi dikenal sebagai lahan terlantar (abandoned land) yaitu lahan yang telah ditetapkan pemanfaatannya berdasarkan konsesi namun tidak digunakan sesuai dengan pemanfaatan yang ditetapkan.

- Lahan terdegradasi adalah lahan yang telah menurun fungsinya dan berkurang kemampuannya sebagai penyedia jasa lingkungannya, kondisi tersebut diakibatkan kontaminasi lahan oleh aktivitas manusia (tambang, sampah, dan lainnya) dan kerusakan lingkungan/ekosistem aktivitas manusia (erosi, banjir, dan lainnya) dan pertambangan.

2.2. Karakteristik Tingkatan Degradasi Lahan a) Potensi Degradasi Lahan

Mempunyai ciri-ciri kondisi aktual di lapangan sebagai berikut: (a) lahan masih tertutup vegetasi (permanen/ pohon), namun topografinya berlereng curam (>25%), dan (b) kondisi tanah atau batuan, mudah longsor atau rentan terhadap erosi, sehingga apabila vegetasi terbuka akan terjadi erosi yang kuat /parah.

b) Lahan Terdegradasi Ringan

Umumnya produktivitas lahan masih cukup baik, namun bila pemanfaatannya tidak sesuai kemampuan dan tidak dilakukan upaya konservasi tanah dan air akan cepat terdegradasi

c) Lahan Terdegradasi Sedang

Mempunyai ciri-ciri lapangan sebenarnya sebagai berikut:

1) lahan mengalami erosi ringan sampai sedang (horizon A <5 cm), antara lain erosi permukaan dan erosi selokan, namun produktivitasnya rendah, karena rendahnya kesuburan. tingkat;

2) lahan masih produktif namun tingkat bahaya erosi tinggi sehingga fungsi hidrologisnya menurun. Apabila tidak ada upaya perbaikan dalam waktu yang relatif singkat akan menjadi kritis; dan solum tanah sedang (60-90 cm) dengan ketebalan lapisan atas (cakrawala A) umumnya <5 cm.

(8)

5 d) Lahan Terdegradasi Berat

Mempunyai ciri-ciri aktual lapangan sebagai berikut:

1) Lahan tidak produktif atau produktivitasnya sangat rendah;

2) Lahan mengalami erosi berat, dimana laju erosi umumnya erosi selokan, seluruh permukaan horizon A hilang dan sebagian horizon B;

3) Persentase tutupan lahan <50%.

2.3. Penyebab Degradasi Lahan

Borrow (1991) menentukan tingkat degradasi lahan didasarkan pada prinsip: lingkungan, ekonomi, sosial dan legal. Degradasi lahan disebabkan oleh tiga aspek, yaitu aspek fisik, kimia dan biologi. Faktor-faktor penyebab degradasi lahan antara lain: perubahan jumlah populasi manusia, marjinalisasi tanah, kemiskinan, bencana alam (antara lain: banjir, kekeringan, longsor, gempa bumi, letusan gunung merapi, dan lainnya), ketidakstabilan politik dan masalah administrasi, kondisi sosial ekonomi, praktek pertanian yang tidak tepat, serta aktivitas pertambangan dan industri.

Faktor/aspek yang menyebabkan degradasi lahan yaitu:

1. Biologis

Menurunnya aktivitas mikroba akibat reaksi biokimia yang merusak, terutama di lahan kosong/tidak terlindungi, mengurangi hasil panen dan menjadikan lahan kurang cocok untuk budidaya tanaman.

2. Fisik

Hilangnya dan menipisnya lapisan atas tanah yang subur karena dampak fisik (banjir, limpasan permukaan, tanah longsor, angin dan badai, pengolahan tanah secara intensif, penggunaan alat berat). Degradasi fisik jangka panjang merugikan kesuburan, komposisi, dan struktur tanah.

3. Ekologis

Menurunnya produktivitas lahan disebabkan oleh faktor lingkungan, terutama perubahan iklim (perubahan pola curah hujan, peningkatan suhu, kejadian cuaca ekstrem). Deforestasi dan hilangnya tutupan lahan berkontribusi terhadap degradasi ekologis tanah dengan menyebabkan erosi dan menyebabkan gangguan pada ekosistem.

(9)

6 4. Kimia

Perubahan kimia tanah yang tidak menguntungkan (terutama disebabkan oleh pupuk dan pestisida sintetik) mengurangi nutrisi tanaman: mikroba bermanfaat dan kandungan humus menurun; dan pH tanah berubah.

Selain itu ada beberapa kegiatan yang menyebabkan degradasi lahan.

Diantaranya :

1. Pengelolaan Lahan yang Kurang Tepat

Pada dasarnya degradasi lahan disebabkan karena adanya penggunaan dan/atau pengelolaan lahan yang kurang tepat. Degradasi lahan biasanya dimulai dengan adanya konversi (alih fungsi) penggunaan lahan, dari lahan hutan untuk keperluan lain. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan, sampai tahun 2003 terjadi alih fungsi lahan hutan sebesar 1,6 juta ha per tahun. Pada lahan pertanian (khususnya pertanian di lahan kering), degradasi lahan utamanya terjadi karena adanya erosi tanah yang dipercepat, penggunaan mesin-mesin pertanian, dan pemakaian bahan kimia pertanian yang berlebihan.

2. Aktivitas Pertambangan

Pada kawasan pertambangan degradasi lahan terjadi sebagai dampak penanganan dan pembuangan limbah yang tidak sesuai dengan yang digariskan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan ESDM terutama tentang penanganan dan pembuangan limbah, serta reklamasi dan rehabilitasi pasca tambang, proses penambangan yang tidak sesuai dengan aturan menyebabkan tingkat kerusakan atau degradasi lahan bekas tambang menjadi semakin parah. Sehingga sangat sulit untuk dipulihkan.

3. Aktivitas Industri

Pengembangan sektor industri juga dapat menjadi penyebab degradasi lahan dikarenakan adanya limbah cair, gas dan padatan yang mungkin berbahaya bagi lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa gas buang seperti belerang dioksida (SO2), yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang sangat merusak lahan. Disamping itu, limbah cair industri dapat mengandung beberapa logam berat beracun (Pb, Ni, Cd, Hg) sehingga menyebabkan degradasi lahan akibat pencemaran.

(10)

7 4. Aktivitas Pertanian

Degradasi lahan karena pencemaran bahan kimia bukan monopoli kegiatan industri dan pertambangan, tetapi juga bisa bersumber dari aktivitas pertanian, terutama karena adanya penggunaan pestisida dan pupuk anorganik yang berlebihan. Sebagai contoh diindikasikan adanya pencemaran Pb dan Cd pada areal persawahan Kabupaten Karawang, Jawa Barat dan daerah penghasil bawang merah di Brebes, Jawa tengah.

2.4. Cara Mengatasi Degradasi Lahan

Mengurangi degradasi tanah memerlukan penggunaan teknik pengelolaan lahan berkelanjutan secara konsisten dari waktu ke waktu. Yaitu dengan cara:

• Menerapkan teknik pengolahan tanah konservasi. Mengurangi atau menghilangkan praktik pengolahan tanah intensif yang mengganggu struktur bumi dan berkontribusi terhadap degradasi. Metode pengolahan tanah konservasi, seperti tanpa pengolahan tanah atau pengolahan tanah dikurangi, membantu mempertahankan kelembapan, meningkatkan kandungan bahan organik, dan meminimalkan degradasi lahan.

• Latih rotasi tanaman dengan mengganti jenis tanaman yang ditanam di lahan Anda setiap musim. Hal ini membantu memutus siklus hama dan penyakit, meningkatkan kesuburan tanah, dan mengurangi risiko penipisan unsur hara.

• Tanaman alternatif menggunakan strip cropping . Umumnya, strategi ini memerlukan rotasi tanaman dari satu jalur ke jalur lainnya setiap tahunnya untuk meningkatkan pengelolaan degradasi. Solusi degradasi tanah yang efektif berpusat pada rotasi tanaman strip, dimana rumput dan kacang- kacangan tahunan digantikan dengan tanaman biji-bijian dan tanaman baris.

• Hindari irigasi berlebihan . Gunakan metode irigasi yang efisien, seperti irigasi tetes, untuk mencegah hasil yang tidak diinginkan seperti salinisasi sekunder dan sodifikasi lahan.

• Terapkan jumlah pupuk yang tepat . VRA (variable rate application) berdasarkan diagnostik tanah dan analisis citra satelit dapat membantu menentukan berapa banyak pupuk yang dibutuhkan di setiap zona untuk mencapai hasil yang diinginkan tanpa menimbulkan kerusakan pada lahan dan lingkungan sekitar.

(11)

8

• Bertujuan untuk pertanian organik . Untuk membantu mencegah degradasi tanah, kurangi penggunaan pupuk kimia dan carilah pilihan organik. Saat memberantas hama, pilihlah praktik PHT ( pengelolaan hama terpadu ) yang bebas bahan kimia untuk menghindari penyimpangan pestisida.

• Tanam tanaman penutup tanah , seperti kacang-kacangan atau rerumputan, saat tanaman komersial Anda sedang tidak musimnya. Tanaman penutup tanah melindungi lahan dari degradasi, mengurangi pertumbuhan gulma, memperbaiki struktur bumi, dan meningkatkan kandungan bahan organik.

• Mengadopsi pertanian kontur . Dengan mengumpulkan curah hujan di balik punggung bukit, pertanian kontur mengurangi degradasi lahan dan limpasan air.

• Praktekkan pertanian teras di lereng . Teras pertanian dapat digunakan untuk mengurangi kemiringan lereng, meminimalkan potensi aliran air permukaan yang menyebabkan erosi lereng . Selain itu, pertanian terasering meningkatkan proses pedogenetik

.

(12)

9 BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Degradasi lahan merupakan masalah lingkungan yang serius dan membutuhkan perhatian serta upaya pengendalian yang komprehensif dari seluruh pihak terkait. Faktor penyebabnya dapat berasal dari alam maupun aktivitas manusia, dengan dampak yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung, baik terhadap produktivitas lahan, bencana alam, maupun kehidupan sosial masyarakat.

Untuk mencegah dan mengendalikan degradasi lahan, diperlukan penerapan praktik pertanian berkelanjutan, konservasi tanah dan air, restorasi lahan terdegradasi, perbaikan tata guna lahan, serta peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat yang didukung oleh kebijakan pemerintah yang tepat.

Upaya holistik dan berkelanjutan ini diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan kualitas lahan demi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Kogut, P. D. (2023, Juni 26). Soil Degradation: Harmful Effects & Promising Solutions.

Dipetik Mei 2024, 20, dari EOS DATA ANALYTICS: https://eos.com/blog/soil- degradation/

Lal, R. (1997). Degradation and resilience of soils. The Royal Society, 997-1010.

Dipetik Mei 20, 2024

Sitorus, S. R., & Pravitasari, A. E. (2017, Desember). Land Degradation and Landslide in Indonesia. Sumatra Journal of Disaster, Geography and Geography

Education, 61-71. Dipetik Mei 20, 2024

Wahyunto, & Dariah , A. (2014, Juni 16). Degradasi Lahan di Indonesia: Kondisi Existing, Karakteristik, dan Penyeragaman Definisi Mendukung Gerakan Menuju Satu Peta. Jurnal Sumberdaya Lahan, 81-93. Dipetik Mei 20, 2024

Referensi

Dokumen terkait

02 yang berjudul Deforestasi dan Degradasi Lahan DAS Citanduy, mencoba untuk melihat tekanan penduduk pada level kecamatan terhadap sumberdaya hutan, kemudian melihat

Masdin Girsang : Peran Petani Bawang Dalam Mengatasi Degradasi Lahan Dengan Pembuatan…, 2000 USU Repository © 2008... Masdin Girsang : Peran Petani Bawang Dalam Mengatasi

Berdasarkan analisis data, dapat disajikan hasil penelitian sebagai berikut : (1) Kelas degradasi lahan di DAS Biru terbagi membaji dua kelas, yaitu kelas

Degradasi tanah atau degradasi lahan adalah lahan yang memiliki tingkat produktivitas yang rendah atau tidak produktif sama sekali bagi kegiatan pertanian. Jenis degradasi lahan yang

Dari beberapa faktor penyebab yang sudah dipaparkan diatas, pasti ada dampak dari degradasi minat belajar terhadap hasil belajar yang didapat. Dalam proses pembelajaran,

terjadinya degradasi lahan karena pemanfaatan lahan yang tidak seharusnya. Berikut data pertumubuhan penduduk pada dua kecamatan yang ada di

Kota Bontang Remaja Usia antara 10-19 Tahun Degradasi Moral Menurunnya kualitas moral pada remaja yang melakukan penyimpangan Dampak Degradasi Moral Keluarga Dampak yang dirasakan

Makalah ini membahas tentang bentuk lahan asal struktural, yang terbentuk karena adanya perbedaan struktur geologi pada suatu