• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN IPS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN IPS "

Copied!
203
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Pusat. Judul Skripsi: Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS di SD Negeri 8 Metro. Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Pusat semester IPS melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Berdasarkan keberhasilan penelitian ini, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diyakini mampu meningkatkan keaktifan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelompok ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar IPS dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga penelitian ini dapat membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada IPS.

Tabel 3.1 Penghitungan Perkembangan Skor Individu   No.  Nilai Tes  Skor Perkembangan
Tabel 3.1 Penghitungan Perkembangan Skor Individu No. Nilai Tes Skor Perkembangan

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan

Manfaat Penelitian

Penelitian yang Relevan

LANDASAN TEORI

Aktivitas Belajar

  • Pengertian Aktivitas Belajar
  • Macam-macam Aktivitas belajar

Kegiatan berarti kegiatan/aktivitas 4 Segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan yang terjadi, baik fisik maupun non fisik, adalah aktivitas. Kegiatan menulis, seperti menulis cerita, mengecek bahan kopi, membuat rangkuman.

Hasil Belajar

  • Pengertian Hasil Belajar
  • Tujuan Pembelajaran Kooperatif
  • Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif
  • Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Tipe STAD diharapkan mampu menunjang hasil belajar siswa yang belum mencapai titik ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.

Pembelajaran Tematik

  • Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD/MI
  • Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
  • Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
  • Materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Ruang Lingkup Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia, yang melibatkan segala perilaku dan kebutuhannya. Singkatnya, IPS mempelajari, menyelidiki dan menelaah sistem kehidupan manusia di muka bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat.

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Lokasi Penelitian

Berdasarkan judul Penelitian Tindakan Kelas yaitu “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran IPS Di SD Negeri 8 Metro”. Sehingga penelitian ini akan dilakukan di SD Negeri 8 Metro Pusat. Alasan dilakukannya penelitian ini adalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa IPS yang masih di bawah KKM.

Subjek dan Objek Penelitian

Rencana Tindakan

Kegiatan ini merupakan implementasi dari tahap RPP yang disusun sebagai berikut: 1) Kegiatan awal.. a) Guru membuka pelajaran dengan salam b). Dan pada dasarnya pelaksanaan siklus II adalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I.

Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan pemikiran di atas, dapat diketahui bahwa tes dalam penelitian ini merupakan rangkuman dari variabel-variabel pemberian rangkaian tugas yang harus diselesaikan siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara menyelidiki objek yang akan menjadi dokumen dan dokumen yang relevan dengan penelitian, seperti silabus, RPP, hasil ujian/tes, visi sekolah. dan misi, profil sekolah, data guru dan laporan kegiatan pembelajaran dalam bentuk foto atau gambar.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS. Mengidentifikasi faktor-faktor penting penyebab terjadinya penjajahan bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia mempertahankan kedaulatannya.

Teknik Analisis Data

Dalam analisis kualitatif, peneliti mencoba melihat pusat masalah secara induktif berdasarkan contoh atau sub contoh dengan cara mendeskripsikan, menghubungkan, membandingkan dan kemudian memberi makna pada data yang dianalisis. Data kualitatif yang diperoleh dijelaskan dan dideskripsikan dengan kalimat deskriptif sehingga dapat dijadikan acuan untuk analisis data yang diteliti oleh peneliti.

Indikator Keberhasilan

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CITY, aktivitas guru pada Siklus I mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga termasuk dalam kategori baik. Meskipun hasil belajar yang diharapkan belum sepenuhnya tercapai, namun hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada Siklus I. Pada Siklus II guru lebih memfokuskan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CITY dan mengelaborasi materi upaya bangsa Indonesia mempertahankan kedaulatannya sesuai dengan indikator pembelajaran.

Pada tabel di atas terlihat bahwa dengan aktivitas pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, aktivitas guru pada siklus II mengalami peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan ketiga yang termasuk dalam kategori sangat baik. Aktivitas guru pada pertemuan pertama mencapai 76,67%, pada pertemuan kedua mencapai 83,33%, dan pada pertemuan ketiga mencapai 90% dengan nilai rata-rata aktivitas guru pada siklus II menjadi 83,33%. Aktivitas belajar siswa pada siklus II diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

Data aktivitas belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus II secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 8. Dapat dilihat bahwa dari setiap pertemuan terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dan peningkatan siklus II ini termasuk dalam kategori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.14 sebagai berikut.

Lebih jelasnya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini. Pada siklus I aktivitas belajar siswa mencapai rata-rata 54,06% dan pada siklus II rata-rata 75,53% dengan peningkatan 21,47%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

  • Identitas Sekolah
  • Visi dan Misi SD Negeri 8 Metro
  • Kondisi Bangunan Sekolah
  • Kondisi Sarana dan Alat/ Media Belajar

Jalan : Jln Duku Lingkungan V Desa/Kelurahan : Yosomulyo 21 d.Terwujudnya peserta didik yang beriman, bertakwa dan berilmu serta peduli lingkungan berdasarkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.

Deskripsi Data Tindakan Penelitian

  • Siklus I
  • Siklus II

Proses pembelajaran pada siklus I, aktivitas guru diamati dengan lembar observasi aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I Memberikan kuis untuk dikerjakan siswa secara individu. penghargaan bagi kelompok atau individu. Aktivitas guru pada pertemuan pertama hanya mencapai 60%, pada pertemuan kedua mencapai 66,67%, dan pada pertemuan ketiga mencapai 71,67% dengan nilai rata-rata aktivitas guru pada siklus I sebesar 66,11%. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan aktivitas pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, aktivitas siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan ketiga.

Terlihat bahwa dari setiap pertemuan terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, namun pada siklus I masih dalam kategori jauh lebih kecil, karena rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 54,44%. Untuk mengetahui hasil belajar siswa berdasarkan tes hasil belajar pada siklus I dengan melihat pretest dan posttest yang peneliti berikan kepada siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Pusat yang berjumlah 15 siswa. Guru tidak lagi membagi kelompok karena siswa sudah kembali duduk dalam kelompoknya yang telah dibagi pada pertemuan pertama siklus I.

Proses pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, aktivitas guru diamati dengan lembar observasi dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini, secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 7. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II. Kegiatan yang diamati pada penelitian siklus kedua masih sama seperti pada siklus pertama yaitu ada 3 jenis yaitu kegiatan visual, kegiatan lisan dan kegiatan menulis. Untuk mengetahui hasil belajar siswa berdasarkan tes hasil belajar siklus II dengan melihat pretest dan posttest yang diberikan oleh peneliti kepada siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Pusat yang berjumlah 15 siswa.

Pembahasan Hasil Penelitian

  • Aktivitas Guru
  • Aktivitas Belajar Siswa
  • Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan tabel di atas, persentase rata-rata guru pada jenjang pertama sebesar 66,11%, pada jenjang kedua. tingkat adalah 83,33%. Hasil survei dan persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe STAD meningkat pada setiap siklusnya, dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini. Peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa juga dapat dilihat pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe STAD, siklus I dan siklus II, pada Gambar 4.2 berikut ini.

Jenis aktivitas menulis ini mencapai 46,65% pada siklus I yang masih dalam kategori sangat kurang pada siklus II. Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 1 memiliki rata-rata nilai pretes 24,06 dengan tingkat ketuntasan 0% dan rata-rata nilai postes 67,8s. Hasil penelitian dan interpretasi menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkat, hal ini terjadi karena guru lebih optimal jika menggunakan model pembelajaran kolaboratif tipe STAD dalam pembelajaran dengan menggunakan langkah yang tepat.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research/CRA) dan pembahasan yang telah disampaikan, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V. IPS di SD Negeri. 8 Pusat Metro. Hasil belajar siswa ditandai dengan rata-rata nilai siswa pada siklus I sebesar 67,8 dengan persentase ketuntasan 53,33%, sedangkan rata-rata nilai siswa pada siklus II meningkat sebesar 76,86 dengan persentase ketuntasan 80%. Penerapan model STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kelas XI SMKN 1 Ngawen.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Saran

Siswa menyelesaikan daftar periksa untuk perilaku siswa di rumah dan di sekolah. Penilaian hasil belajar siswa dalam beberapa aspek dari tahap awal sampai tahap akhir pemahaman. Guru memotivasi siswa sesuai dengan manfaat dan penerapan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa berdiskusi ketika mereka mengidentifikasi unsur-unsur teks bacaan yang telah mereka baca sesuai dengan pertanyaan. Siswa mengumpulkan data kemudian merumuskan hipotesis tentang peristiwa yang ada di dalam teks (peran Pancasila dalam menjaga kebhinekaan bangsa). Siswa bersama guru merumuskan kesimpulan berdasarkan hasil pembuktian hipotesis sebelumnya mengenai teks bacaan tentang.

Penutup Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Program remedial learning diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal pada kompetensi inti yang diberikan. Program pengayaan diberikan ketika siswa diidentifikasi telah melampaui penguasaan belajar yang ditentukan oleh kurikulum.

Waktu yang masih tersedia dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk memperdalam/memperluas atau mengembangkannya hingga mencapai tahap jaringan dalam pendekatan saintifik. Siswa mengumpulkan data kemudian merumuskan hipotesis tentang peristiwa dalam teks (Perilaku di Lingkungan Sekolah).

Gambar

Tabel 3.1 Penghitungan Perkembangan Skor Individu   No.  Nilai Tes  Skor Perkembangan
Tabel 3.2 Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok   No.  Rata-rata Skor  Kualifikasi

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda dengan tindakan siklus I. pada tahap ini peneliti memberikan umpan balik.. mengenai hasil yang diperoleh pada siklus I,

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus.. Setiap siklus terdiri dari tahap