DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG
Sari Kepustakaan : Designing Community Outreach Initiatives Penyaji : Gabriella Graziani
Pembimbing : dr. Mayang Rini, SpM(K), MSc
Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Unit Oftalmologi Komunitas
dr. Mayang Rini, SpM(K), MSc
Jumat, 21 Juli 2023
Community Outreach
Oleh:
dr. Gabriella Graziani
dr. Mayang Rini, SpM(K), MSc.
Designing
Initiatives
Pendahuluan 2
Merancang inisiasi penjangkauan
masyarakat 3
Target 4
Pendekatan 6
Sumber Daya 7
Organisasi 8
Outreach Model 9
Simpulan 12
Daftar Pustaka 13
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki populasi penduduk ke-4 terbesar di di dunia setelah Republik Rakyat Tingkok, India, dan Amerika Serikat. Data Statistik Indonesia tahun 2016 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 255.461.000 jiwa dan 11.31% populasi berusia di atas 50 tahun. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.504 pulau. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam penyediaan transportasi dan akses terhadap pelayanan kesehatan.
Penjangkauan masyarakat (community outreach) merupakan suatu usaha untuk membawa pelayanan kesehatan kepada komunitas yang tidak memiliki akses dan kewaspadaan mengenai pelayanan kesehatan.
Penjangkauan masyarakat di bidang oftalmologi bertujuan untuk mengeliminasi kebutaan yang dapat dicegah. Bentuk nyata dari penjangkauan masyarakat dapat berupa kamp pemeriksaan mata yang melibatkan komunitas lokal sebagai rekan. Sari kepustakaan ini bertujuan untuk menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk merancang program penjangkauan masyarakat.
Data terakhir yang didapatkan dari survey Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016 di 15 provinsi Indonesia menunjukkan prevalensi kebutaan sebesar 3%. Kebutaan pada populasi berusia dia atas 50 tahun berkisar antara 1,7-4,4%. Angka kebutaan terbanyak berada di provinsi Jawa Timur dan persentase katarak tertinggi berada di provinsi Papua Barat.
Masalah yang sering terjadi di negara berkembang dengan penghasilan rendah adalah sulitnya mengakses pelayanan kesehatan yang sebagian besar berada di daerah perkotaan. Selain itu, masyarakat di negara berkembang belum memiliki literasi kesehatan yang baik sehingga seringkali terlambat mencari pengobatan. Oleh karena itu diperlukan adanya penjangkauan masyarakat oleh tenaga kesehatan.
Target Pendekatan
Organisasi SumberDaya
3
Merancang inisiasi penjangkauan
masyarakat
Penjangkauan yang efektif dan efisien dirancang dengan mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mendapatkan layanan kesehatan mata yang terjangkau dan mudah
diakses. Terdapat 4 parameter utama yang perlu dipertimbangkan ketika mempersiapkan penjangkauan masyarakat, yaitu :
Target yang dimaksud adalah titik referensi yang menjadi sasaran program dan diekspresikan dalam angka. Terdapat 2 jenis target yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan metode pendekatan khusus untuk penjangkauan, yaitu : 1.Target populasi : jumlah orang yang tercakup dalam populasi tertentu di lokasi geografis tertentu melalui program penjangkauan masyarakat
2.Target outcome : jumlah yang diproyeksikan untuk dijangkau dalam program penjangkauan masyarakat tertentu
Kelompok umur
berhubungan dengan penyebab utama gangguan penglihatan, contoh: populasi yang lebih tua memiliki insiden katarak dan presbiopia yang lebih tinggi
TARGET
Langkah awal dalam
merencanakan penjangkauan masyarakat adalah memastikan bahwa penjangkauan tersebut spesifik terhadap suatu kelompok sasaran, yaitu "penerima
manfaat" potensial dari inisiatif penjangkauan tersebut. Hal-hal yang perlu dipahami terkait kelompok sasaran, yaitu :
Pekerjaan
pekerja lapangan dengan paparan sinar matahari yang tinggi memiliki insidensi katarak yang lebih tinggi
Pola Penyakit
Tingginya insiden penyakit tertentu seperti diabetes atau rubella akan meningkatkan insidensi retinopati diabetic dan katarak kongenital
Pendapatan
menentukan kemampuan masyarakat untuk mengakses dan membayar layanan
kesehatan
Edukasi & Literasi
untuk menentukan format materi edukasi Kesehatan dan publikasi kegiatan
Jenis Kelamin
di bagian dunia tertentu, masih ditemukan jumlah kebutaan yang lebih tinggi pada wanita daripada laki-laki
Faktor penentu penyakit Frekuensi penyakit
Distribusi penyakit
TARGET
5
Bagaimana cara
menilai besaran dan penyebab kebutaan dalam populasi
sasaran?
Melalui studi epidemiologi yang merupakan studi tentang
keadaan dan kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dalam populasi, dan penerapan studi ini bertujuan untuk
mengendalikan masalah
kesehatan. Studi epidemiologi memiliki 3 komponen penting:
Jumlah absolut pada suatu populasi Rate (persentase yang terkena dampak) Rasio
Prevalensi Insidensi
Waktu Tempat Data pribadi
variabel yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi frekuensi atau distribusi suatu penyakit
Macroenvironment
bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membantu mengorganisir
dan mempromosikan kamp pemeriksaan mata dan membantu para profesional yang
sangat terlatih dalam mengidentifikasi mereka yang membutuhkan layanan
perawatan mata
memotivasi dan memandu pasien untuk mengunjungi pusat perawatan mata untuk
menyelesaikan siklus pemberian layanan dengan membuat inisiatif penjangkauan yang
dapat diakses dan menyediakan transportasi gratis ke rumah sakit pangkalan jika diperlukan Perawatan mata di negara berkembang dilakukan oleh masyarakat setempat dan
berbasis komunitas dengan menggunakan metode tradisional. Perawatan dapat dengan mudah diakses, terjangkau, dan dilakukan di tempat yang sudah dikenal.
Namun, metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang rendah.
Seiring perkembangan zaman, teknologi dan keterampilan klinis dalam oftalmologi telah mencapai standar yang tinggi dalam diagnosis dan penatalaksanaan penyakit mata. Luaran yang dihasilkan pun lebih baik. Namun, perawatan dengan teknologi tersebut lebih mahal dan pasien di daerah pedesaan sulit mengakses keuntungan dari perkembangan teknologi dengan cara yang hemat biaya.
Tujuan dari penjangkauan masyarakat adalah untuk menyediakan praktik terbaik
dalam perawatan mata bagi masyarakat miskin dan yang tidak terjangkau dengan cara yang hemat biaya sehingga setiap pasien mendapatkan manfaatnya.
PENDEKATAN
Komunitas sasaran sebagai sumber daya
menciptakan motivasi bagi seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam kamp pemeriksaan mata atau program penjangkauan lainnya dengan mengupayakan kesadaran masyarakat secara maksimal dan membentuk kerja sama antara masyarakat dan rumah sakit.
SUMBER DAYA
7
Sumber daya internal rumah sakit pangkalan
perpaduan yang tepat antara para profesional mata yang terlatih untuk menyesuaikan dengan hasil yang ditargetkan
memiliki peralatan yang dapat dipindahkan dengan mudah serta infrastruktur dan teknologi yang memadai untuk mengelola berbagai jenis penjangkauan dan volume pekerjaan yang diharapkan
memiliki standar operasional yang efektif dan efisien untuk memesan dan memastikan persediaan dan barang habis pakai datang tepat waktu
Kelompok sasaran katarak, glaukoma, retinopati diabetik, kelainan refraksi, pediatri, dan lain-lain
Pendekatan kamp jangka panjang atau jangka pendek bersifat sementara atau permanen
pelayanan kesehatan mata primer atau sekunder tujuan untuk skrining atau surgikal
Waktu pelaksanaan penjadwalan operasi penjadwalan skrining fluktuasi musim
memperhatikan waktu libur nasional
Tempat yang tepat lokasi berbayar atau gratis apakah bersih dan higienis?
Apakah memiliki furnitur yang memadai?
Apakah terdapat listrik?
Apakah terletak di pusat kota atau dekat dengan transportasi umum?
Apakah terdapat koneksi internet?
Metodologi yang digunakan
mengembangkan rencana aksi yang terperinci dan menentukan bagaimana memenuhi target tersebut
melibatkan para tokoh masyarakat, dengan memanfaatkan pengetahuan mereka tentang masyarakat setempat
menggunakan sumber daya manusia dari komunitas sasaran untuk menekan biaya mengembangkan perencanaan tingkat mikro setiap minggu
merencanakan dan melaksanakan kampanye publikasi yang efektif
ORGANISASI
Comprehensive Eye Camps
Diabetic Retinopathy Awareness & Screening Campaign
OUTREACH MODEL
Dilakukan di area pedesaan
Bertujuan untuk skrining gangguan mata yang sederhana
Pasien dengan katarak akan dirujuk ke rumah sakit pangkalan untuk tindakan operasi
9 Target populasi adalah orang-orang dengan diabetes
Dilakukan oleh tim medis yang terlatih untuk identifikasi dan diagnosis retinopati diabetik
Bekerja sama dengan dokter spesialis endokrin untuk menjaring target populasi
Pasien dengan early diabetic retinopathy diarahkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara reguler
Pasien dengan advanced diabetic retinopathy diedukasi oleh konselor dan diarahkan rumah sakit pangkalan untuk mendapatkan terapi laser atau terapi surgikal
Elemen krusial pada model ini adalah database pasien dan follow up secara periodik dalam komunitas
School Children Screening Eye Camp
Pediatric Screening Eye Camp
Village Volunteer Programme
OUTREACH MODEL
Guru-guru di sekolah dilatih untuk mengidentifikasi gangguan penglihatan termasuk kelainan refraksi, strabismus (mata juling), defisiensi vitamin A, dan penyakit mata sederhana lainnya
Kamp diadakan saat anak-anak dengan gangguan penglihatan sudah terkumpul
Pemeriksaan lanjutan dilakukan oleh dokter spesialis mata untuk konfirmasi diagnosis, lalu pasien diarahkan untuk mendapatkan terapi
Kerja sama dengan guru sekolah bertujuan untuk memunculkan rasa kepemilikan akan program ini dan untuk menghemat waktu saat pemeriksaan di kamp
program ini berfokus pada usaha preventif dan terapi untuk memulihkan penglihatan
target populasi program ini adalah anak-anak usia 0-5 tahun
Merekrut penduduk desa yang aktif atau pekerja lapangan yang akan dilatih untuk mempromosikan kewaspadaan kesehatan mata dan berpartisipasi dalam melakukan pemeriksaan kesehatan mata awal Model ini direkomendasikan pada area terpencil atau perbukitan
Vision Center
Community-Based Rehabilitation
Village Volunteer Programme
OUTREACH MODEL
Pelayanan kesehatan mata prime Bersifat permanen
Berlokasi di daerah pedesaan yang padat penduduk dan dekat ke rumah sakit mata
Menyediakan layanan pemeriksaan refraksi, pembuatan kacamata, konseling tentang kesehatan mata, dan rujukan ke rumah sakit
11 Merupakan bagian dari program rumah sakit di pedesaan atau Eye Care Center
Mendapat pasien dari kamp skrining dan house-to-house identification Target populasi dari program ini adalah pasien dengan kebutaan yang tidak dapat disembuhkan
Pelayanan yang diberikan meliputi pelatihan mengenai teknik orientasi, mobilitas dan aktivitas kehidupan sehari-hari
Fasilitas yang berperan dalam membuat diagnosis awal
Dijalankan oleh pekerja yang berasal dari penduduk setempat yang dilatih untuk memotret kondisi klinis pasien menggunakan webcam Hasil foto yang didapat dikirimkan ke dokter spesialis mata di rumah sakit pangkalan
Memfasilitasi transportasi pasien ke rumah sakit pangkalan
SIMPULAN
Penjangkauan masyarakat harus direncanakan dengan baik sehingga manfaatnya dapat
dirasakan oleh komunitas sasaran. Target sasaran program
penjangkauan ini harus sudah diidentifikasi dan bersedia menerima pelayanan yang ditawarkan. Program kesehatan
mata masyarakat dapat didukung oleh sponsor lokal atau
masyarakat setempat secara berkelanjutan, sehingga dapat
memberikan kontribusi besar dalam mengatasi kasus kebutaan
yang dapat dicegah.
TARGET PENDEKATAN SUMBER DAYA ORGANISASI
Penjangkauan
Masyarakat
Sundaram RM, Johnston JD. Reaching The Unreached: Community-Based Eye Care Outreach in Developing Nations. Madurai: Aravind Eye Care System;
Sulistyowati LS, Purwati S, Rosniuli S, Widiastuti E. Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan di Indonesia Tahun 2017-2030.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia;
Katibeh M, Kalantarion M, Sabbaghi H, Mousavi B, Schriver M, Nikkhah H, et al. Designing a screening program for prevention of avoidable blindness in Iran through a participatory action approach. J Ophthalmic Vis Res.
2019;14:52.
Jain B, Jain E, Kuyyadiyil S, Sen A, Sood D, Bajaj A. High volume and high quality eye care - Bridging the paradox. A unique rural based approach - The Chitrakoot model. Indian J Ophthalmol. 2020;68:294.
Jain B, Jain E. Rural development through eye care: A new dimension of possibilities. Indian J Ophthalmol. 2023;71:330.
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
13