• Tidak ada hasil yang ditemukan

Designing Community Outreach Initiatives

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Designing Community Outreach Initiatives"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG

Sari Kepustakaan : Designing Community Outreach Initiatives Penyaji : Gabriella Graziani

Pembimbing : dr. Mayang Rini, SpM(K), MSc

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Unit Oftalmologi Komunitas

dr. Mayang Rini, SpM(K), MSc

Jumat, 21 Juli 2023

(2)

Community Outreach

Oleh:

dr. Gabriella Graziani

dr. Mayang Rini, SpM(K), MSc.

Designing

Initiatives

(3)

Pendahuluan 2

Merancang inisiasi penjangkauan

masyarakat 3

Target 4

Pendekatan 6

Sumber Daya 7

Organisasi 8

Outreach Model 9

Simpulan 12

Daftar Pustaka 13

DAFTAR ISI

(4)

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki populasi penduduk ke-4 terbesar di di dunia setelah Republik Rakyat Tingkok, India, dan Amerika Serikat. Data Statistik Indonesia tahun 2016 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia mencapai 255.461.000 jiwa dan 11.31% populasi berusia di atas 50 tahun. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.504 pulau. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam penyediaan transportasi dan akses terhadap pelayanan kesehatan.

Penjangkauan masyarakat (community outreach) merupakan suatu usaha untuk membawa pelayanan kesehatan kepada komunitas yang tidak memiliki akses dan kewaspadaan mengenai pelayanan kesehatan.

Penjangkauan masyarakat di bidang oftalmologi bertujuan untuk mengeliminasi kebutaan yang dapat dicegah. Bentuk nyata dari penjangkauan masyarakat dapat berupa kamp pemeriksaan mata yang melibatkan komunitas lokal sebagai rekan. Sari kepustakaan ini bertujuan untuk menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan untuk merancang program penjangkauan masyarakat.

Data terakhir yang didapatkan dari survey Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016 di 15 provinsi Indonesia menunjukkan prevalensi kebutaan sebesar 3%. Kebutaan pada populasi berusia dia atas 50 tahun berkisar antara 1,7-4,4%. Angka kebutaan terbanyak berada di provinsi Jawa Timur dan persentase katarak tertinggi berada di provinsi Papua Barat.

Masalah yang sering terjadi di negara berkembang dengan penghasilan rendah adalah sulitnya mengakses pelayanan kesehatan yang sebagian besar berada di daerah perkotaan. Selain itu, masyarakat di negara berkembang belum memiliki literasi kesehatan yang baik sehingga seringkali terlambat mencari pengobatan. Oleh karena itu diperlukan adanya penjangkauan masyarakat oleh tenaga kesehatan.

(5)

Target Pendekatan

Organisasi SumberDaya

3

Merancang inisiasi penjangkauan

masyarakat

Penjangkauan yang efektif dan efisien dirancang dengan mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mendapatkan layanan kesehatan mata yang terjangkau dan mudah

diakses. Terdapat 4 parameter utama yang perlu dipertimbangkan ketika mempersiapkan penjangkauan masyarakat, yaitu :

(6)

Target yang dimaksud adalah titik referensi yang menjadi sasaran program dan diekspresikan dalam angka. Terdapat 2 jenis target yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan metode pendekatan khusus untuk penjangkauan, yaitu : 1.Target populasi : jumlah orang yang tercakup dalam populasi tertentu di lokasi geografis tertentu melalui program penjangkauan masyarakat

2.Target outcome : jumlah yang diproyeksikan untuk dijangkau dalam program penjangkauan masyarakat tertentu

Kelompok umur

berhubungan dengan penyebab utama gangguan penglihatan, contoh: populasi yang lebih tua memiliki insiden katarak dan presbiopia yang lebih tinggi

TARGET

Langkah awal dalam

merencanakan penjangkauan masyarakat adalah memastikan bahwa penjangkauan tersebut spesifik terhadap suatu kelompok sasaran, yaitu "penerima

manfaat" potensial dari inisiatif penjangkauan tersebut. Hal-hal yang perlu dipahami terkait kelompok sasaran, yaitu :

Pekerjaan

pekerja lapangan dengan paparan sinar matahari yang tinggi memiliki insidensi katarak yang lebih tinggi

Pola Penyakit

Tingginya insiden penyakit tertentu seperti diabetes atau rubella akan meningkatkan insidensi retinopati diabetic dan katarak kongenital

Pendapatan

menentukan kemampuan masyarakat untuk mengakses dan membayar layanan

kesehatan

Edukasi & Literasi

untuk menentukan format materi edukasi Kesehatan dan publikasi kegiatan

Jenis Kelamin

di bagian dunia tertentu, masih ditemukan jumlah kebutaan yang lebih tinggi pada wanita daripada laki-laki

(7)

Faktor penentu penyakit Frekuensi penyakit

Distribusi penyakit

TARGET

5

Bagaimana cara

menilai besaran dan penyebab kebutaan dalam populasi

sasaran?

Melalui studi epidemiologi yang merupakan studi tentang

keadaan dan kejadian yang berhubungan dengan kesehatan dalam populasi, dan penerapan studi ini bertujuan untuk

mengendalikan masalah

kesehatan. Studi epidemiologi memiliki 3 komponen penting:

Jumlah absolut pada suatu populasi Rate (persentase yang terkena dampak) Rasio

Prevalensi Insidensi

Waktu Tempat Data pribadi

variabel yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi frekuensi atau distribusi suatu penyakit

(8)

Macroenvironment

bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk membantu mengorganisir

dan mempromosikan kamp pemeriksaan mata dan membantu para profesional yang

sangat terlatih dalam mengidentifikasi mereka yang membutuhkan layanan

perawatan mata

memotivasi dan memandu pasien untuk mengunjungi pusat perawatan mata untuk

menyelesaikan siklus pemberian layanan dengan membuat inisiatif penjangkauan yang

dapat diakses dan menyediakan transportasi gratis ke rumah sakit pangkalan jika diperlukan Perawatan mata di negara berkembang dilakukan oleh masyarakat setempat dan

berbasis komunitas dengan menggunakan metode tradisional. Perawatan dapat dengan mudah diakses, terjangkau, dan dilakukan di tempat yang sudah dikenal.

Namun, metode ini memiliki tingkat keberhasilan yang rendah.

Seiring perkembangan zaman, teknologi dan keterampilan klinis dalam oftalmologi telah mencapai standar yang tinggi dalam diagnosis dan penatalaksanaan penyakit mata. Luaran yang dihasilkan pun lebih baik. Namun, perawatan dengan teknologi tersebut lebih mahal dan pasien di daerah pedesaan sulit mengakses keuntungan dari perkembangan teknologi dengan cara yang hemat biaya.

Tujuan dari penjangkauan masyarakat adalah untuk menyediakan praktik terbaik

dalam perawatan mata bagi masyarakat miskin dan yang tidak terjangkau dengan cara yang hemat biaya sehingga setiap pasien mendapatkan manfaatnya.

PENDEKATAN

(9)

Komunitas sasaran sebagai sumber daya

menciptakan motivasi bagi seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam kamp pemeriksaan mata atau program penjangkauan lainnya dengan mengupayakan kesadaran masyarakat secara maksimal dan membentuk kerja sama antara masyarakat dan rumah sakit.

SUMBER DAYA

7

Sumber daya internal rumah sakit pangkalan

perpaduan yang tepat antara para profesional mata yang terlatih untuk menyesuaikan dengan hasil yang ditargetkan

memiliki peralatan yang dapat dipindahkan dengan mudah serta infrastruktur dan teknologi yang memadai untuk mengelola berbagai jenis penjangkauan dan volume pekerjaan yang diharapkan

memiliki standar operasional yang efektif dan efisien untuk memesan dan memastikan persediaan dan barang habis pakai datang tepat waktu

(10)

Kelompok sasaran katarak, glaukoma, retinopati diabetik, kelainan refraksi, pediatri, dan lain-lain

Pendekatan kamp jangka panjang atau jangka pendek bersifat sementara atau permanen

pelayanan kesehatan mata primer atau sekunder tujuan untuk skrining atau surgikal

Waktu pelaksanaan penjadwalan operasi penjadwalan skrining fluktuasi musim

memperhatikan waktu libur nasional

Tempat yang tepat lokasi berbayar atau gratis apakah bersih dan higienis?

Apakah memiliki furnitur yang memadai?

Apakah terdapat listrik?

Apakah terletak di pusat kota atau dekat dengan transportasi umum?

Apakah terdapat koneksi internet?

Metodologi yang digunakan

mengembangkan rencana aksi yang terperinci dan menentukan bagaimana memenuhi target tersebut

melibatkan para tokoh masyarakat, dengan memanfaatkan pengetahuan mereka tentang masyarakat setempat

menggunakan sumber daya manusia dari komunitas sasaran untuk menekan biaya mengembangkan perencanaan tingkat mikro setiap minggu

merencanakan dan melaksanakan kampanye publikasi yang efektif

ORGANISASI

(11)

Comprehensive Eye Camps

Diabetic Retinopathy Awareness & Screening Campaign

OUTREACH MODEL

Dilakukan di area pedesaan

Bertujuan untuk skrining gangguan mata yang sederhana

Pasien dengan katarak akan dirujuk ke rumah sakit pangkalan untuk tindakan operasi

9 Target populasi adalah orang-orang dengan diabetes

Dilakukan oleh tim medis yang terlatih untuk identifikasi dan diagnosis retinopati diabetik

Bekerja sama dengan dokter spesialis endokrin untuk menjaring target populasi

Pasien dengan early diabetic retinopathy diarahkan untuk melakukan pemeriksaan mata secara reguler

Pasien dengan advanced diabetic retinopathy diedukasi oleh konselor dan diarahkan rumah sakit pangkalan untuk mendapatkan terapi laser atau terapi surgikal

Elemen krusial pada model ini adalah database pasien dan follow up secara periodik dalam komunitas

(12)

School Children Screening Eye Camp

Pediatric Screening Eye Camp

Village Volunteer Programme

OUTREACH MODEL

Guru-guru di sekolah dilatih untuk mengidentifikasi gangguan penglihatan termasuk kelainan refraksi, strabismus (mata juling), defisiensi vitamin A, dan penyakit mata sederhana lainnya

Kamp diadakan saat anak-anak dengan gangguan penglihatan sudah terkumpul

Pemeriksaan lanjutan dilakukan oleh dokter spesialis mata untuk konfirmasi diagnosis, lalu pasien diarahkan untuk mendapatkan terapi

Kerja sama dengan guru sekolah bertujuan untuk memunculkan rasa kepemilikan akan program ini dan untuk menghemat waktu saat pemeriksaan di kamp

program ini berfokus pada usaha preventif dan terapi untuk memulihkan penglihatan

target populasi program ini adalah anak-anak usia 0-5 tahun

Merekrut penduduk desa yang aktif atau pekerja lapangan yang akan dilatih untuk mempromosikan kewaspadaan kesehatan mata dan berpartisipasi dalam melakukan pemeriksaan kesehatan mata awal Model ini direkomendasikan pada area terpencil atau perbukitan

(13)

Vision Center

Community-Based Rehabilitation

Village Volunteer Programme

OUTREACH MODEL

Pelayanan kesehatan mata prime Bersifat permanen

Berlokasi di daerah pedesaan yang padat penduduk dan dekat ke rumah sakit mata

Menyediakan layanan pemeriksaan refraksi, pembuatan kacamata, konseling tentang kesehatan mata, dan rujukan ke rumah sakit

11 Merupakan bagian dari program rumah sakit di pedesaan atau Eye Care Center

Mendapat pasien dari kamp skrining dan house-to-house identification Target populasi dari program ini adalah pasien dengan kebutaan yang tidak dapat disembuhkan

Pelayanan yang diberikan meliputi pelatihan mengenai teknik orientasi, mobilitas dan aktivitas kehidupan sehari-hari

Fasilitas yang berperan dalam membuat diagnosis awal

Dijalankan oleh pekerja yang berasal dari penduduk setempat yang dilatih untuk memotret kondisi klinis pasien menggunakan webcam Hasil foto yang didapat dikirimkan ke dokter spesialis mata di rumah sakit pangkalan

Memfasilitasi transportasi pasien ke rumah sakit pangkalan

(14)

SIMPULAN

Penjangkauan masyarakat harus direncanakan dengan baik sehingga manfaatnya dapat

dirasakan oleh komunitas sasaran. Target sasaran program

penjangkauan ini harus sudah diidentifikasi dan bersedia menerima pelayanan yang ditawarkan. Program kesehatan

mata masyarakat dapat didukung oleh sponsor lokal atau

masyarakat setempat secara berkelanjutan, sehingga dapat

memberikan kontribusi besar dalam mengatasi kasus kebutaan

yang dapat dicegah.

TARGET PENDEKATAN SUMBER DAYA ORGANISASI

Penjangkauan

Masyarakat

(15)

Sundaram RM, Johnston JD. Reaching The Unreached: Community-Based Eye Care Outreach in Developing Nations. Madurai: Aravind Eye Care System;

Sulistyowati LS, Purwati S, Rosniuli S, Widiastuti E. Peta Jalan Penanggulangan Gangguan Penglihatan di Indonesia Tahun 2017-2030.

Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia;

Katibeh M, Kalantarion M, Sabbaghi H, Mousavi B, Schriver M, Nikkhah H, et al. Designing a screening program for prevention of avoidable blindness in Iran through a participatory action approach. J Ophthalmic Vis Res.

2019;14:52.

Jain B, Jain E, Kuyyadiyil S, Sen A, Sood D, Bajaj A. High volume and high quality eye care - Bridging the paradox. A unique rural based approach - The Chitrakoot model. Indian J Ophthalmol. 2020;68:294.

Jain B, Jain E. Rural development through eye care: A new dimension of possibilities. Indian J Ophthalmol. 2023;71:330.

1.

2.

3.

4.

5.

DAFTAR PUSTAKA

13

Referensi

Dokumen terkait

Furthermore, in the second scope, namely in the implementation of education, in evaluating the implementation of education, namely evaluating everything related to the process of