• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI KM. MUARA BERLIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DI KM. MUARA BERLIAN "

Copied!
51
0
0

Teks penuh

Apabila pernyataan diatas terbukti salah, saya sendiri akan menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya. Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Ilmiah Terapan ini dengan judul “ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR KEJADIAN MENURUT PERUBAHAN STCW 1978 BAB VIII 2010 BY KM Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan melaksanakan praktek pelayaran di Politeknik Maritim Surabaya.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, koreksi dan saran untuk menghilangkan kelemahan dan menyempurnakan karya ilmiah ini. Heru Susanto, M.M. selaku direktur Politeknik Pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerima dan menyelesaikan proposal penelitian ini. Selamat mencoba kepada seluruh taruna/Taruni Politeknik Pelayaran Surabaya yang saling memberikan dukungan dalam proses karya penelitian ilmiah ini.

Akhir kata, karya ilmiah ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dalam perkembangan dunia pelayaran. Sebab, karya ilmiah ini pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Institut Politeknik Pelayaran Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan standar jaga di kapal, serta faktor apa saja yang mempengaruhi penerapan standar jaga tersebut, dengan mengambil standar jaga jaga sebagai subjek penelitian dan jasa jaga sebagai subjeknya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan jasa jaga standar di kapal telah dilaksanakan, namun terdapat kelalaian dalam penggunaannya, dan keterbatasan serta kekurangan dalam penggunaan jasa jaga ini adalah kurangnya kedisiplinan dan kesadaran setiap individu. . awak kapal dan kendali nakhoda.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Batasan masalah
  • Manfaat Penelitian
    • Manfaat teoritis
    • Manfaat praktis

Jika sewaktu-waktu timbul bahaya navigasi, petugas jaga navigasi dapat menentukan tindakan pencegahan yang diperlukan. Namun dalam prakteknya sering terjadi kelalaian dalam dinas jaga sehingga mengakibatkan terjadinya kecelakaan di laut. Tunas Baru dengan jarak 12 mil laut didekati dari haluan kapal, namun petugas jaga luput dari perhatian petugas jaga karena petugas jaga saat itu sedang ngobrol lewat telepon dengan teman lamanya. melakukan panggilan.

Perwira Jaga segera memberikan perintah kepada Mate on Watch untuk membawa kapal ke pelabuhan sehingga kapal terjatuh ke pelabuhan 0,4 mil laut dari jalur yang dilakukan, walaupun dalam kejadian tersebut tidak ada kerugian atau korban jiwa, namun tindakan seperti ini masih bisa berbahaya. Kejadian serupa harus dihindari jika tugas jaga dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan standar operasional yang ditetapkan dalam Amandemen Konvensi Pelatihan Sertifikasi dan Pengawasan Pelaut (STCW) tahun 1978. Standar Keselamatan Menurut STCW 1978 Bab VIII Amandemen 2010 dalam KM .

Agar pembahasan tidak melenceng dari topik permasalahan yang telah diangkat, maka penulis mengambil batasan permasalahan yaitu dibatasi pada kegiatan observasi navigasi di KM. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu transportasi laut khususnya bidang jaga kapal.

Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka

Landasan Teori

  • Pengertian Dinas Jaga
  • Dinas Jaga Navigasi
  • STCW 1978 Bab VIII Amademen 2010

Perwira yang bertindak sebagai jaga navigasi atau jaga dek harus memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan jaga navigasi. Petugas jaga mesin harus memenuhi persyaratan sesuai peraturan tugas jaga mesin. Setelah melakukan verifikasi perencanaan rute dengan mempertimbangkan seluruh informasi terkait jalur yang direncanakan, peta harus selalu siap digunakan setiap saat oleh petugas jaga.

Petugas ruang mesin wajib berkonsultasi dengan nakhoda untuk memastikan bahwa jaga mampu melaksanakan tugas jaga ruang mesin dengan aman b) Perlindungan lingkungan laut. Dalam menentukan komposisi tugas jaga navigasi, nakhoda harus mempertimbangkan semua faktor yang relevan sebagai berikut: Apabila perwira nakhoda tidak dapat melaksanakan tugas jaga secara efektif, perwira yang bersangkutan diharapkan memberitahu nakhoda (2) Aturan 20.

Selama tugas jaga; haluan kapal, posisi dan kecepatannya harus diperiksa secara berkala dengan semua perlengkapan navigasi yang tersedia untuk memastikan bahwa kapal berada pada jalur yang dituju. Petugas jaga harus mempunyai pengetahuan tentang pengelolaan dan kemampuan operasional seluruh peralatan navigasi yang ada. Petugas jaga navigasi tidak boleh secara bersamaan melakukan atau diberi tugas lain yang dapat mempengaruhi keselamatan navigasi.

Dalam penggunaan RADAR, petugas jaga harus mengingat ketentuan dalam P2TL tentang penggunaan RADAR. Bila diperlukan, Petugas Jaga Navigasi tidak akan segan-segan menggunakan sistem kemudi, mesin, dan sinyal suara yang ada. Perwira jaga navigasi mengetahui sifat kemampuan manuver kapal dan jarak pengereman, serta memperhitungkan kapal lain yang kemampuan manuvernya berbeda.

Registrasi sehubungan dengan olah gerak kapal dan kegiatan yang berhubungan dengan navigasi harus dilakukan dengan baik selama jaga. Akan sangat berbahaya jika kapal dikemudikan secara otomatis, apalagi dalam kondisi navigator yang bertugas tidak mendapat bantuan dan harus berhenti melakukan observasi karena tindakan darurat tertentu. Petugas jaga navigasi harus menyadari sepenuhnya penggunaan semua alat bantu elektronik untuk navigasi.

Perwira jaga navigasi harus menggunakan RADAR ketika jarak pandang ada atau diperkirakan berkurang di perairan yang padat. Petugas jaga navigasi harus memastikan skala jangkauan RADAR yang digunakan diubah secara berkala, agar setiap sasaran dapat terdeteksi sedini mungkin. Kalaupun ada kewajiban untuk memberitahukan kepada Nakhoda sebagaimana telah dijelaskan pada poin sebelumnya, Perwira jaga navigasi tidak boleh segan-segan bertindak demi keselamatan kapal.

Perwira jaga navigasi harus memberikan instruksi dan informasi yang diperlukan kepada bawahan yang membantu jaga untuk memastikan pelaksanaan tugas jaga yang aman dan pengawasan yang baik.

Table 2.1 Sistem Dinas Jaga
Table 2.1 Sistem Dinas Jaga

STCW 1978 Amandemen 2010

JENIS PENELITIAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif sehingga penelitian lebih menekankan makna dan proses daripada hasil suatu kegiatan. Penelitian kualitatif memerlukan keteraturan, keteraturan dan ketelitian dalam memikirkan hubungan antara satu data dengan data lainnya serta keterpaduan masalah yang ingin diungkapkan. Secara umum penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami (memahami) makna yang disimbolkan dalam perilaku masyarakat dari sudut pandang masyarakat.

Penelitian kualitatif merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan tergolong penelitian ilmiah yang dibangun atas dasar teori-teori yang dikembangkan dari penelitian dan dikendalikan atas dasar empiris. Dengan demikian, dalam penelitian, data tidak hanya disajikan apa adanya, tetapi juga diinterpretasikan dalam korelasinya dengan faktor-faktor yang ada dan berlaku, termasuk perspektif atau proses yang sedang berlangsung. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis deskriptif kualitatif yang mengkaji permasalahan yang ada dan prosedur kerja yang digunakan.

Di dalamnya terdapat upaya untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan menafsirkan kondisi yang ada dan sedang terjadi. Pada dasarnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu metode untuk meneliti status sekelompok orang, suatu objek dengan tujuan membuat gambaran deskriptif, sistematis, faktual dan akurat terhadap fakta atau fenomena yang diteliti. Makalah penelitian ini disusun sebelum praktik berlayarnya dan dilanjutkan pada saat Taruna melaksanakan praktik berlayar pada tanggal 3 November 2017 hingga 8 November 2017.

Penulis menulis penelitian ini di Politeknik Transportasi Surabaya dan dilanjutkan sambil melakukan magang maritim di KM. Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui observasi langsung dan data tersebut juga diperoleh dari observasi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang ditanganinya.

Dalam penelitian ini sumber data primer berasal dari observasi aktivitas jaga navigasi di KM. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia sehingga peneliti dapat mencari dan mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini sumber data sekunder berupa catatan pengawasan jembatan dan surat laporan kepada perusahaan.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Observasi merupakan upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan, pada saat tindakan dilakukan sekaligus dilakukan pengamatan terhadap segala sesuatu yang terjadi (Suryana, 2010:51). Peneliti harus mempunyai latar belakang atau pengetahuan yang lebih luas mengenai objek penelitian serta mempunyai dasar teori dan sikap obyektif. Observasi yang dilakukan peneliti diwujudkan dengan mencatat informasi terkait penerapan standar shift di KM.

Saat menerapkan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki objek tertulis, seperti catatan pengawasan jembatan dan dokumen lain yang relevan dengan kepentingan penelitian. Dokumentasi dalam bentuk tertulis seperti catatan kecil berupa informasi hasil wawancara.

TEKNIK ANALISIS DATA

Selanjutnya, data dianalisis sedetail mungkin dengan cara menggali secara cermat setiap informasi yang diperoleh selama di lapangan, sehingga dapat diambil kesimpulan. Reduksi data merupakan suatu proses seleksi yang memusatkan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data mentah yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data adalah analisis untuk menyaring, mengklasifikasikan, mengarahkan, membuang dan mengkoordinasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi.

Penyajian data adalah penyajian informasi yang disusun secara terpadu, mudah dipahami dan memungkinkan ditarik kesimpulan serta diberi kesempatan untuk mengambil tindakan. Menarik kesimpulan memerlukan kemampuan seorang peneliti dalam menarik kesimpulan dari berbagai data yang diperoleh selama penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, artinya data-data yang diperoleh selama penelitian disusun secara berurutan.

Gambar

Table 2.1 Sistem Dinas Jaga
Gambar 2.1 Rencana Pelayaran
Gambar 2.2 Passage Plan
Gambar 2.4 Mualim Jaga melakukan pengamatan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Harmonized System Heading 1 Description of Product 2 Working or processing carried out on non-originating materials that confers originating status 3 ex Chapter 56 Wadding,