HUBUNGAN MINAT DENGAN KEAKTIFAN DOSEN DALAM PENGGUNAAN VILEP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
DI POLTEKKES KEMENKES PADANG
P-ISSN: 2089-4341 | E-ISSN: 2655-9633
Url Jurnal: https://uia.e-journal.id/akademika/article/1704 DOI : https://doi.org/10.34005/Akademika.v11i01.1704
Naskah Dikirim: 2022-01-07 Naskah Direview: 2022-05-28 Naskah Diterbitkan: 2022-06-29
Alsri Windra Doni Poltekkes Kemenkes
Padang
Rati Purnama Sari Poltekkes Kemenkes
Padang
Evino Sugriarta Poltekkes Kemenkes
Padang
Abstract: Advances in information technology today require all universities to always keep abreast of the times, especially in the field of education. 12 of 2012 regarding learning, BPPSDM under the Ministry of Health developed VILEP starting in 2016. VILEP is an information technology learning media used in lectures at the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Padang. This study aims to determine the relationship between interest and the activeness of lecturers in the use of VILEP as a learning medium at the Health Polytechnic of the Ministry of Health, Padang. The hypothesis in this study is that there is a relationship between interest and the activeness of lecturers in the use of VILEP. This type of research is quantitative with a cross sectional design with a sample of 40 people from Poltekkes Kemenkes Padang lecturers. The data was obtained from a questionnaire on the interests and activities of the lecturers, seen by browsing the VILEP media. The results showed that for the variable of interest, 57.5% of lecturers were not yet interested in using VILEP. For activeness, 52.5% of active lecturers use VILEP with a value of =0.313 (p>0.05). The results of the analysis show that there is no relationship between interest and activeness of lecturers in using VILEP as a learning medium at Poltekkes Kemenkes Padang. The conclusion is that most of the lecturers are not interested in using VILEP and the activeness of the lecturers depends on the course coordinator whether or not they are active in using VILEP. It is hoped that a policy should be made regarding the obligation for all lecturers in the Poltekkes Kemenkes Padang to use VILEP in learning activities.
Keywords: VILEP, Interest, lecturer activity .
Abstrak: Kemajuan teknologi informasi saat ini menuntut semua perguruan tinggi untuk selalu mengikuti perkembangan zaman khususnya dibidang pendidikan.Mengacu pada undang-undang No. 12 Tahun 2012 mengenai pembelajaran maka BPPSDM dibawah Kementerian Kesehatan mengembangkan VILEP mulai tahun 2016. VILEP adalah media pembelajaran teknologi informasi yang digunakan dalam perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang. Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP.Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectiona dengan sampel dari penelitian ini adalah dosen Poltekkes Kemenkes Padang sebanyak 40 orang. Data diperoleh dari kuesioner minat dan keaktifan dosen dilihat dengan menelusuri ke media VILEP. Hasil penelitian menunjukkan untuk variabel minat, 57,5% dosen belum berminat dalam menggunakan
VILEP. Untuk keaktifan, 52,5% dosen aktif menggunakan VILEP dengan nilai ρ=0,313 (p>0,05). Hasil analisa menunjukkan tidak terdapat hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang. Kesimpulan diperoleh sebagian besar dosen belum berminat menggunakan VILEP dan keaktifan dosen tergantung koordinator matakuliah aktif atau tidak dalam menggunakan VILEP. Saran diharapkan perlu dibuat kebijakan tentang kewajiban bagi semua dosen di lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang untuk menggunakan VILEP dalam kegiatan pembelajaran.
Kata kunci: VILEP, minat, keaktifan dosen
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi informasi saat ini menuntut semua perguruan tinggi untuk selalu mengikuti perkembangan zaman khususnya untuk kelancaran pendidikan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.(Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
Mengacu pada Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi yang disahkan Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10 Agustus 2012 di Jakarta dan diundangkan oleh Menkumham Amir Syamsudin di Jakarta pada tanggal 10 Agustus 2012 mengenai pengembangan pengetahuan secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu, yang dilandasi oleh metodologi ilmiah untuk menerangkan gejala alam dan/atau kemasyarakatan tertentu, dan Teknologi adalah penerapan dan pemanfaatan berbagai cabang Ilmu Pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan dan kelangsungan hidup, serta peningkatan mutu kehidupan manusia maka BPPSDM dibawah Kementerian Kesehatan mengembangkan Virtual Learning Program (VILEP). VILEP adalah media pembelajaran teknologi informasi yang saat ini bisa digunakan dalam perkuliahan di Poltekkes Kemenkes). VILEP dikembangkan oleh Kepala Pusat Pendidikan SDM Kesehatan Kemenkes RI sejak tahun 2016 melalui jejaring sosial pembelajaran. VILEP adalah sebuah jaringan pendidikan yang membantu menghubungkan mahasiswa dengan dosen dan antar Poltekkes Kemenkes. Dosen juga memiliki kemampuan untuk mengirimkan peringatan, acara, dan tugas untuk mahasiswa dan dapat memutuskan untuk mengirimkan sesuatu dalam kerangka waktu yang dapat dilihat publik. Disamping itu dalam VILEP juga bisa dilakukan evaluasi atau ujian secara online dimana hasil ujiannya langsung bisa diperoleh oleh mahasiswa bila mahasiswa tersebut mengirim hasil ujiannya ke dosen dengan media VILEP.(Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, 2016)
Berdasarkan data VILEP (Virtual Learning Poltekkes Kemenkes) semester ganjil 2020/2021 khususnya untuk Poltekkes Kemenkes Padang pelaksanaan VILEP belum maksimal dilaksanakan oleh dosen walaupun sudah dilakukan pelatihan VILEP secara bertahap sebanyak 3 kali kepada dosen di lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang sepanjang tahun 2018
sampai 2019. Tetapi kegiatan ini belum membuahkan hasil yang maksimal karena masih banyak dosen yang belum aktif menggunakan VILEP walaupun mata kuliah dan dosen tersebut sudah terdaftar pada VILEP Poltekkes Kemenkes Padang. Hal ini terbukti dari data VILEP semester ganjil 2020/2021 diketahui bahwa dari 285 mata kuliah yang terdaftar kurang dari separoh yang aktif menggunakan VILEP (Virtual Learning Poltekkes Kemenkes) yaitu sebanyak 44,21%. Hal ini mengakibatkan belum tercapainya secara maksimal pelaksanaan VILEP di Poltekkes Kemenkes Padang (Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, 2020).
Berdasarkan hasil pengamatan di Poltekkes Kemenkes Padang ternyata masih banyak dosen yang senang menggunakan media lain untuk melaksanakan perkuliahan seperti, Google Meet, WA, Edmodo, Zoom dan lainnya walaupun Poltekkes Kemenkes Padang sudah menyediakan media untuk perkuliahan yang difasilitasi oleh BPPSDM Kesehatan sebagai instrumen dalam membantu pelaksanaan perkuliahan.
Hal ini terbukti dari 133 orang dosen Poltekkes Kemenkes Padang yang terdaftar pada VILEP hanya 76 orang (57,14%) yang aktif menggunakan VILEP.
Gambar 1. Kondisi Dosen Terdaftar dan Aktif di Vilep Poltekkes Kemenkes Padang
Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa seharusnya jika dosen sudah terdaftar pada media VILEP maka mereka harus menggunakan
32
21
38
19
9 13 14
8
28
9
4
14
Kondisi Dosen Terdaftar dan Aktif di VILEP Poltekkes Kemenkes Padang
Semester Ganjil 2020/2021
TERDAFTAR AKTIF
media tersebut untuk perkuliahan, tetapi kenyataannya dilapangan hanya 57,14% yang menggunakan VILEP padahal sosialisasi dan pelatihan sudah dilakukan sebanyak 3 kali. Jika hal ini dibiarkan maka mungkin bisa jadi VILEP ditinggalkan oleh dosen untuk digunakan sebagai alat bantu dalam perkuliahan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang dosen yang tidak menggunakan VILEP diketahui bahwa mereka tidak menggunakan media tersebut karena waktu ujian dengan mahasiswa sistemnya tidak bisa diakses. Disamping itu mereka merasa terlalu banyak langkah-langkah yang harus diikuti dan banyaknya fitur-fitur pada VILEP yang membuat mereka kesulitan dalam mengopersikan VILEP. Hal ini sejalan dengan penelitian St.Paulus dkk (STMIK-STIE Mikroskil) dimana Minat Perilaku (Behavioral Intention) dosen dalam menggunakan eLearning terbukti dipengaruhi oleh Persepsi Kemudahan menggunakan E-learning (Percieved Ease of Use) 0.337 yang signifikan.(Paulus, Arisandy, & Sembiring, 2018).
Suatu media pembelajaran seperti VILEP dapat berhasil dilaksanakan jika media tersebut diminati dosen dan otomatis akan muncul motivasi untuk mempelajari dan menggunakannya dalam proses belajar mengajar dengan mahasiswa.Hal ini membuktikan ada hubungan antara minat dengan motivasi belajar sehingga dosen tersebut aktif secara tidak langsung (Ermalinda,Benge, 2017). Jika tidak ada minat yang muncul untuk mempelajari maka kecil harapan dosen mau menggunakan aplikasi tersebut. Minat memiliki peranan yang penting dalam suatu kehidupan karena akan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Dosen yang berminat terhadap media pembelajaran seperti VILEP akan berusaha lebih keras untuk memahami dan mempraktekkan media tersebut dibanding dosen lain yang tidak berminat.
Adanya minat dosen mempelajari media VILEP sangat besar pengaruhnya terhadap hasil yang diperoleh yaitu bisa dengan baik mengoperasikan VILEP dalam perkuliahan. Apabila minat dan keinginan belajar seorang dosen dalam mempelajari VILEP baik, maka akan meningkatkan pula kemampuan yang diperolehnya. (Apriani, Nurhayati, 2021).
Seorang dosen berminat pada media VILEP maka akan cenderung bersungguh-sungguh dalam mempelajari dan mempraktekkan media VILEP tersebut. Sebaliknya, seseorang yang kurang berminat terhadap media VILEP maka ia akan cenderung enggan untuk mempelajari dan mempraktekkan VILEP tersebut. (Pusat Pendidikan SDM Kesehatan, 2016).
Minat adalah suatu kegiatan yang dilakukan setiap orang secara tetap terhadap suatu objek. Kegiatan yang diminati seorang dosen, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan(Slameto, 2010). Disamping itu minat adalah rasa suka dan ketertarikan pada suatu aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Seseorang yang memiliki minat terhadap kegiatan tertentu cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap kegiatan tersebut. Dalam sebuah kegiatan
, minat berperan sebagai kekuatan yang akan mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan tersebut, berbeda dengan orang yang hanya menerima pelajaran yang hanya tergerak untuk mau melakukan kegiatan tanpa ada minat yang ada dalam dirinya. (Julian, Khasanah,Nasution. 2020).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan Minat dengan Keaktifan Dosen dalam Penggunaan VILEP sebagai Media Pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang”. Minat dosen terhadap media VILEP akan besar pengaruhnya terhadap keaktifan dosen tersebut pada media tersebut. Dosen yang berminat terhadap suatu media VILEP akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Dosen dengan mudah memahami dan mempelajari serta mennggunakannya dalam perkuliahan salah satunya disebabkan oleh ketertarikan dan minat akan suatu objek.(Slameto, 2010)
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Tempat penelitian dilaksanakan di Poltekkes Kemenkes Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua dosen aktif di Poltekkes Kemenkes Padang. Sampel diambil dalam penelitian ini berjumlah 40 orang dengan teknik simple random sampling Sampel dalam penelitian ini adalah dosen Poltekkes Kemenkes Padang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket sebagai alat ukur yaitu kuesioner minat yang terdiri dari partisipasi, perasaan senang, tertarik, perhatian dan keinginan.sebelum dilakukan penelitian kuesioner tersebut sudah dilakukan uji validitas dan reabilitas. Sedangkan untuk keaktifan instrumen yang digunakan adalah dengan melihat rekam jejak dosen tersebut di media VILEP dengan ketentuan jika dosen tersebut <4 kali melakukan pertemuan kuliah tidak menggunakan VILEP dianggap tidak aktif sedangkan >4 kali dianggap aktif, hal ini sesuai dengan kesepakatan rapat bidang akademik Poltekkes Kemenkes Padang.
Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelusuran media VILEP.
Pengumpulan data dilakukan secara angket dengan menggunakan kuesioner, dimana responden menjawab setiap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner dan hasil rekam jejak keaktifan dosen di media VILEP dan data ini digunakan untuk melihat hubungan minat dengan keaktifan dosen dalam penggunakan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang.
Data yang dikumpulkan diberi kode dan di masukkan ke dalam master tabel dan SPSS untuk dilakukan analisa. Analisa univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi minat dosen yang terdiri dari partisipasi, perasaan senang, tertarik, perhatian dan keinginan serta distribusi frekuensi keaktifan dosen dalam menggunakan VILEP. Analisa
bivariat digunakan untuk melihat hubungan minat dengan keaktifan dosen dalam penggunakan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang. dengan uji analisis chi square dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai p value < 0,05.
HASIL
Hasil analisis data minat yang diperoleh, analisis univariat ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang ada. Adapun variabel minat yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari partispasi, perasaan senang, tertarik, perhatian dan keinginan(Husaini, 2013).
Distribusi frekuensi partispasi dosen dalam penggunaan VILEP untuk kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang pada semester genap TA. 2020/2021 yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Partisipasi Dosen Dalam Penggunaan VILEP No Partisipasi Dosen Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak Berpartispasi 25 62,5
2 Berpartisipasi 15 37,5
Jumlah 40 100
Tabel 1 diatas menggambarkan bahwa dari 40 orang responden yang diteliti ditemukan 25 orang (62,5%) responden tidak berpartisipasi dalam menggunakan VILEP untuk kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang.
Distribusi frekuensi Perasaan Senang dosen dalam penggunaan VILEP untuk kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang pada semester genap TA. 2020/2021 yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perasaan Senang Dosen Dalam Penggunaan VILEP No Perasaan Senang Dosen Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak Senang 23 57,5
2 Senang 17 42,5
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa dari 40 orang responden yang diteliti hanya 17 orang (42,5%) responden yang senang dalam menggunakan VILEP untuk kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang.
Distribusi frekuensi ketertarikan dosen dalam penggunaan VILEP untuk kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang pada semester genap TA. 2020/2021 yang dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Ketertarikan Dosen Dalam Penggunaan VILEP No Tertarik Dosen Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak Tertarik 25 62,5
2 Tertarik 15 37,5
Jumlah 40 100
Tabel 3 diatas menggambarkan bahwa dari 40 orang responden yang diteliti terdapat 25 orang responden (62,5%) tidak tertarik dalam menggunakan VILEP untuk kegiatan perkuliahan. Distribusi frekuensi perhatian dosen dalam penggunaan VILEP untuk kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang pada semester genap TA. 2020/2021 yang dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Perhatian Dosen Dalam Penggunaan VILEP No Perhatian Dosen Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak ada Perhatian 22 55
2 Ada Perhatian 18 45
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa dari 40 orang responden yang diteliti hanya 18 orang (45%) responden yang ada perhatian terhadap VILEP dalam kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang.
Distribusi Frekuensi Keinginan dosen dalam penggunaan VILEP untuk kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang pada semester genap TA. 2020/2021 yang dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Keinginan Dosen Dalam Penggunaan VILEP No Keinginan Dosen Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak ada keinginan 8 20
2 Ada keinginan 32 80
Jumlah 40 100
Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 40 orang responden yang diteliti sebagian besar responden (80%) ada keinginan untuk menggunakan VILEP dalam kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang. Setelah diketahuinya distribusi frekuensi masing-masing bagian dari variabel minat maka diperoleh hasil penggabungan bagian variabel minat sebagai berikut :
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Minat Dosen Dalam Penggunaan VILEP
No Keinginan Dosen Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak berminat 23 57,5
2 Berminat 17 42,5
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 40 orang dosen lebih dari separoh (57,5%) tidak berminat dalam menggunakan VILEP sedangkan sisanya 42,5% berminat dalam menggunakan VILEP dalam perkuliahan.
Analisa univariat untuk keaktifan dosen adalah untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dosen yang aktif dan yang tidak aktif dalam menggunakan VILEP di Poltekkes Kemenkes Padang seperti tabel 4.7 dibawah ini :
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Keaktifan Dosen Dalam Penggunaan VILEP No Keaktifan Dosen Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak aktif 19 47,5
2 Aktif 21 52,5
Jumlah 40 100
Berdasarkan tabel 7dapat diketahui bahwa dari 40 responden yang diteliti hanya 21 orang dosen yang aktif (52,5%) sedangkan sisanya tidak aktif.
Analisa bivariat pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang Tahun 2021.
Tabel 8 Hubungan Antara Minat Dengan Keaktifan Dosen Dalam Penggunaa VILEP Sebagai Media Pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang
Minat Dosen
Keaktifan dosen
Total OR
(95% CI)
p value Tidak Aktif Aktif
n % n % n %
Tidak berminat 13 56,5 10 43,5 23 100 2,383 0,6 – 8,6
0,313 Berminat 6 35,3 11 64,7 17 100
Jumlah 19 47,5 21 52,5 40 100
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa hasil analisa hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang Tahun 2021 diperoleh bahwa ada sebanyak 10 (43,5%) dosen yang tidak berminat aktif dalam VILEP. Sedangkan diantara dosen yang berminat, ada 11 (64,7%) yang aktif menggunakan VILEP. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai ρ=0,313 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan H0 diterima artinya tidak terdapat hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang Tahun 2021. Dari hasil analisa diperoleh nilai OR=2,383 artinya dosen yang tidak berminat mempunyai peluang 2,38 kali untuk aktif pada VILEP dibanding dosen yang berminat.
PEMBAHASAN
Partisipasi dosen dalam penggunaan VILEP berdasarkan pada tabel 1 menggambarkan bahwa dari 40 orang responden yang diteliti ditemukan 25 orang (62,5%) responden tidak berpartisipasi dalam menggunakan VILEP untuk kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Nyoman Sri Putu Verawati di Universitas Mataram yang menemukan hasil bahwa Aspek utama yang menjadi faktor rendahnya tingkat partisipasi dosen yang menggunakan e-learning dalam mengajar adalah keterampilan penggunaan perangkat e-learning dan penyiapan bahan e-learning yang
terintegrasi dengan metode pengajaran, bahan ajar, perangkat pembelajaran, dan mode tugas untuk siswa. Hal tersebut perlu disikapi oleh institusi, karena penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran telah diyakini dapat meningkatkan kualitas layanan akademik dan mengatasi keterbatasan pembelajaran di kelas (Verawati, 2020). Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Pengembangan e- learning Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dimana ditemukan bahwa partisipasi dosen dalam menggunakan e-learning masih rendah di UNY terbukti masih sedikitnya matakuliah yang aktif pada e-learning UNY.
Dimana Kendala-kendala yang ada dalam penerapan e-learning adalah kurangnya sosialisasi penggunaan, masih dianggap perlunya pelatihan bagi pengguna e-learning khususnya dosen, perlunya meningkatkan motivasi dosen dalam mengembangkan e-learning(Sukardi, Widiatmono,
& Sarjono, 2007).
Berdasarkan hasil wawancara langsung peneliti dengan responden diketahui alasan tidak berpartisipasi dalam menggunakan media VILEP dalam perkuliahan adalah karena kurang mengerti cara menggunakan VILEP tersebut walaupun sudah dilakukan pelatihan. Sementara itu salah satu penyebab masih rendahnya partisipasi dosen dalam menggunakan VILEP adalah karena kebijakan penggunaan VILEP di Poltekkes Kemenkes Padang belum diwajibkan untuk semua mata kuliah, hal ini sejalan dengan penelitian Khairunnisa Rofifah (2016) dimana penggunaan SHARE ITS sebagai sebuah aplikasi E-learning yang digunakan oleh dosen dan mahasiswa di ITS Surabaya dari hasil penelitiannya menyatakan masih rendahnya partisipasi dosen dalam menggunakan SHARE ITS hal ini disebabkan karena belum adanya kewajiban menggunakan aplikasi ini untuk semua matakuliah yang ada di perguruan tinggi tersebut(Rofifah, 2016).
Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang dalam proses pembelajaran. Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu bidang ilmu akan melibatkan dirinya dan berpartisipasi aktif dalam hal hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran bidang ilmu yang diminatinya.
Partisipasi pada proses pembelajaran merupakan hal yang penting, tujuannya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran dapat dikatakan sukses apabila tingkat partisipasi belajar tinggi dan begitu sebaliknya. (Wihartanti, 2022). Untuk itu dibutuhkan peran aktif tim admin VILEP di Poltekkes Kemenkes Padang dan pimpinan untuk selalu mensosialisasikan penggunaan VILEP dikalangan dosen agar partisipasi dan motivasi dosen dalam menggunakan VILEP meningkat.
Perasaan senang dosen dalam penggunaan VILEP. Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa dari 40 orang responden yang diteliti hanya 17 orang (42,5%) responden yang senang dalam menggunakan VILEP untuk kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang. Hasil pengamatan dilapangan dan wawancara dengan beberapa dosen diketahui bahwa yang menyebabkan ketidaksenangan dosen dalam
menggunakan VILEP salah satunya adalah belum terbiasa menggunakan VILEP dalam perkuliahan atau gagap teknologi (gaptek) dan ketidaksiapan dosen dalam menyiapkan materi perkuliahan online walaupun sudah dilakukan pelatihan. Hal ini sejalan dengan penelitian Widytmike Gede Mulawarman (2020) dimana faktor penghambat dosen dalam menggunakan teknologi adalah faktor gagap dengan teknologi dan juga belum siapnya dosen dalam membuat materi secara online dalam perkuliahan(Gede, 2020).
Kendala lain yang ditemukan dilapangan yang membuat ketidaksenangan dosen menggunakan VILEP adalah ketika mahasiswa ujian menggunakan VILEP dimana sistem sering eror atau tidak bisa di akses. Hal ini disebabkan oleh pemakaian VILEP oleh 38 Poltekkes se Indonesia secara serentak sehingga server jadi sibuk dan padat yang menyebabkan sulitnya dosen dan mahasiswa untuk mengakses VILEP ketika ujian semester dilakukan, sehingga banyak dosen untuk ujian beralih menggunakan aplikasi lain. Salah satu penyebab situs VILEP tidak bisa diakses adalah dikarenakan kelebihan trafik. Kejadian ini sangat umum terjadi, apalagi jika server VILEP memiliki bandwidth kecil atau terbatas. Kelebihan trafik ini biasanya disebabkan oleh banyaknya pengunjung yang masuk ke situs. Bisa jadi karena kondisi postingan atau situs yang berhasil viral, sehingga trafik membludak namun sayangnya server tidak bisa menampung ledakan pengunjung tersebut. Fenomena kelebihan trafik biasa dialami oleh situs berskala kecil(Indowork, 2018).
Jika kita lancar menggunakan sebuah sistem, apalagi sistem tersebut mudah mempelajarinya dan menunjang kinerja seorang dosen maka secara otomatis perasaan senang dalam menggunakan sistem tersebut akan muncul. Perasaan senang merupakan unsur yang tak kalah penting bagi seseorang terhadap apa yang dipelajarinya. Seseorang yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap sesuatu maka orang tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada orang untuk mempelajari bidang tersebut.(Husaini, 2013).
Ketertarikan dosen dalam penggunaan VILEP. Tabel 3 diatas menggambarkan bahwa dari 40 orang responden yang diteliti terdapat 25 orang responden (62,5%) tidak tertarik dalam menggunakan VILEP untuk kegiatan perkuliahan. Penyebab ketidaktertarikan dosen menggunakan elearning sejalan dengan penelitian Widytmike Gede Mulawarman (2020) dimana faktor penyebab penghambat dosen dalam menggunakan teknologi adalah faktor gagap dengan teknologi juga belum siapnya dosen dalam membuat materi secara online dalam perkuliahan.(Indowork, 2018) Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan beberapa dosen di Poltekkes Padang diketahui bahwa mereka kurang tertarik dengan VILEP yang ada karena untuk langkah-langkah menggunakan VILEP terlalu panjang sehingga mereka menjadi gaptek dalam mengoperasikannya dan berharap perlu disederhanakan lagi karena terlalu banyak konten-konten yang harus dipelajari. Kemudian kendala lain jika VILEP digunakan untuk
ujian semester juga mengalami down sehingga membuat dosen dan mahasiswa terhambat dalam kegiatan ujian. Hal ini sejalan dengan keluhan staf akademika di Universitas Sulawesi Barat yang mengatakan bahwa mereka kesulitan dalam menggunakan E-learning karena websitenya masih mereka anggap rumit dan perlu disederhanakan lagi proses penggunaannya(Hasan,2021).
Mahasiswa dan dosen yang mengikuti kelas elearning cenderung menghindari melakukan sesuatu yang sulit dan menantang. Konten yang rumit akan membuat mereka merasa terbebani maka perlu sebuah konten yang mudah dicerna untuk diikuti. Dalam kelas elearning, kesan pertama sangat penting. Mahasiswa dan dosen akan enggan mengikuti kelas lagi bila konten pertama terlihat rumit. Oleh sebab itu sebuah kelas elearning perlu menyajikan konten yang mudah dan menyenangkan dalam mengoperasikannya sehingga menimbulkan ketertarikan bagi dosen dalam menggunakannya dalam perkuliahan. (Binus,U. 2019). Hasil penelitian menunjukkan konten berpengaruh positif terhadap baik buruknya hasil yang dipelajari. Semakin bagus design kontennya maka hasilnya akan berbanding lurus dengan hasil apa yang dipelajari seseorang (Hidayati, Ahman, Mahmud & Kusnedi, 2020).
Ketertarikan merupakan awal dari individu menaruh minat, sehingga seseorang yang menaruh minat akan sesuatu objek akan tertarik terlebih dahulu terhadap sesuatu objek tersebut. Ketertarikan yang dimaksud adalah ketertarikan terhadap objek itu sendiri.(Husaini, 2013) untuk itu agar dosen tertarik dengan VILEP maka perlu dilakukan penyederhanaan aplikasi sehingga mudah dimengerti karena yang menggunakan VILEP bukan kaum muda saja tetapi dari berbagai umur dengan berbagai latar belakang pendidikan.
Distribusi frekuensi perhatian dosen dalam penggunaan VILEP.
Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa dari 40 orang responden yang diteliti hanya 18 orang (45%) responden yang ada perhatian terhadap VILEP dalam kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang. Penyebab kurangnya perhatian dosen menggunakan elearning adalah adanya dosen yang belum terbiasa mengajar dengan VILEP dan lebih suka mengajar dengan tatap muka untuk semua kegiatan perkuliahan dengan alasan lebih bisa memberi pemahaman materi kuliah kepada mahasiswa dengan tatap muka dalam artian belum mau menerima perubahan.Hal ini sejalan dengan penelitian Khairunnisa Rofifah (2016) yang mengatakan bahwa salah satu penyebab kurangnya perhatian dosen terhadap E-learning adalah karena belum mau menerima perubahan dalam inovasi cara mengajar kepada mahasiswa dalam memanfaatkan teknologi (Rofifah, 2016).
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/ hal) atau sekumpulan objek. Semakin tinggi perhatian seseorang dalam suatu hal yang mereka pelajari akan menyebabkan hasil yang dicapai akan lebih baik. (Rinaldi, Imron, Susanto, 2018). Untuk dapat menjamin hasil pembelajaran yang
baik, maka seseorang harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka mempelajarinya. Aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif akan lebih sukses. Seseorang yang menaruh minat pada suatu objek akan memberikan perhatian yang besar.
Ia akan menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk mempelajari objek yang diminatinya. Seseorang tersebut pasti akan berusaha keras untuk mampu mempelajari dan memahami serta memperaktekkan ilmu tersebut.(Husaini, 2013).
Sebagai solusi agar dosen ada perhatian terhadap VILEP maka pimpinan Poltekkes Kemenkes Padang Perlu memberikan reward atau berupa penghargaan kepada dosen yang aktif menggunakan VILEP supaya semakin banyak dosen yang tertarik dalam menggunakannya(Rofifah, 2016). Distribusi frekuensi keinginan dosen dalam penggunaan VILEP. Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dari 40 orang responden yang diteliti sebagian besar responden (80%) ada keinginan untuk menggunakan VILEP dalam kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang.
Sesuai dengan hasil penelitian diketahui bahwa dari 40 orang responden yang diteliti sebagian besar responden (80%) ada keinginan untuk menggunakan VILEP dalam kegiatan perkuliahan di Poltekkes Kemenkes Padang. Persentasi ini cukup tinggi dibanding dengan partisipasi, perasaan senang, ketertarikan dan perhatian dosen dalam menggunakan VILEP. Hal ini mencerminkan adanya keinginan dosen yang kuat dalam menggunakan VILEP walaupun untuk point yang lain masih belum optimal.
Hal ini disebabkan karena masih ada dosen di Poltekkes Kemenkes Padang yang belum menguasai pnggunaan VILEP walaupun keinginan tetap ada untuk mau menggunakannya. Keinginan dosen tersebut terhambat karena ketidakmampuan dalam menggunakan VILEP untuk perkuliahan dengan mahasiswa walaupun sudah ada mengikuti pelatihan.
Hasil wawancara dengan beberapa dosen dimana hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki keinginan dalam menggunakan VILEP tetapi karena aplikasinya jarang dibuka dan latihan yang belum maksimal menyebabkan para dosen tersebut lupa bagaimana langkah-langkah menggunakan VILEP tersebut ditambah lagi aplikasi ini belum sederhana dalam penggunaannya dan perlu latihan dan kebiasaan dalam penggunaan VILEP, hal ini menyangkut perilaku dosen tersebut.
Kondisi ini sejalan dengan penelitian Paulus (2018) dimana hasil penelitiannya menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi dosen dalam menggunakan E-leaerning adalah faktor kemudahan dalam menggunakannnya (Paulus et al., 2018).
Seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu bidang ilmu akan berusaha belajar dengan baik. Seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi secara otomatis muncul kesadaran atau keinginan untuk belajar tanpa ada yang menyuruh dan memaksa.(Ellis, 2008) Berdasarkan
tabel 5 dapat kita lihat bahwa dari 40 orang dosen hanya 17 orang (42,5%) yang berminat menggunakan VILEP sedangkan sisanya (57,2%) tidak berminat menggunakan VILEP. Hal ini menggambarkan bahwa dosen cendrung belum berminat dalam menggunakan VILEP walaupun sudah dilakukan pelatihan. Banyak faktor yang menyebabkan dosen belum maksimal menggunakan VILEP diantaranya aplikasi VILEP yang perlu disederhanakan lagi, keluhan dosen dalam menggunakan VILEP ketika ujian berlangsung dimana websitenya sulit diakses,kemudian perlu pemberian reward untuk dosen yang aktif menggunakan VILEP.
Menurut asumsi peneliti, sangat diperlukan kebijakan pimpinan untuk kembali memberikan pelatihan kepada dosen dalam menggunakan VILEP dan mewajibkan semua dosen civitas akademika di lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang agar meggunakan VILEP semaksimal mungkin dalam kegiatan perkuliahan. Hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang. Berdasarkan tabel 3.3 Hasil analisa hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang Tahun 2021 diperoleh bahwa ada sebanyak 10 (43,5%) dosen yang tidak berminat aktif dalam VILEP. Sedangkan diantara dosen yang berminat, ada 11 (64,7%) yang aktif menggunakan VILEP. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square diperoleh nilai ρ=0,313 (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan H0 diterima artinya tidak terdapat hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang Tahun 2021.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Sa’adah (2017) yang menyatakan ada hubungan antara minat dengan keaktifan belajar siswa, sehingga apabila minat belajar tinggi maka keaktifan belajar juga tinggi(
Sa’adah, 2016). Sedangkan kalau kita kaji tentang hubungan minat dan keaktifan dosen dalam menggunakan VILEP hasilnya adalah minat dosen rendah sementara keaktifannya tinggi. Tingginya keaktifan dosen dibandingkan minat dosen disebabkan oleh dosen yang tidak berminat bergabung ke tim pengajar dosen yang menggunakan VILEP dimana dosen tersebut juga sebagai koordinator mata kuliah dan mengarahkan untuk menggunakan VILEP, maka mau tidak mau dosen yang tidak berminat terpaksa ikut menggunakan VILEP atas arahan dosen koordinator. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa ada sebanyak 10 (43,5%) dosen yang tidak berminat aktif dalam VILEP.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Dosen yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan
perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut(Slameto, 2010).
Berdasarkan tabel 4.8 tentang hasil analisa hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang Tahun 2021 hasil penelitian diketahui bahwa ada sebanyak 17 dosen (42,5%) dari 40 orang dosen yang berminat dalam menggunakan VILEP. Hal ini cukup kecil jumlahnya jika dibandingkan dengan dosen yang tidak berminat. Minat dan keaktifan seseorang dalam mempelajari sesuatu tidak bisa dipisahkan dan harus sama-sama muncul dalam diri seseorang saat proses pembelajaran berlangsung. Kedua hal ini sangat penting dalam proses pembelajaran dan harus dimiliki oleh setiap orang dalam proses pembelajaran. (Besare, 2020). Jika hal ini dibiarkan maka minat dan keaktifan dosen akan semakin menurun dan bisa jadi VILEP tidak digunakan lagi.
Point yang paling tinggi persentasenya pada minat adalah keinginan dosen menggunakan VILEP sebesar 80%. Hal ini merupakan suatu hal yang positif dimana dosen ingin menggunakan VILEP tetapi karena belum begitu mampu atau terbiasa sehingga menggunakan media lain. Agar keinginan dosen tersebut bisa diimplementasikan maka perlu dilakukan pelatihan VILEP kepada dosen tiap tahun. Kemudian point yang paling tinggi untuk hal yang berlawanan dengan minat adalah point tidak berpartisipasi dan tidak tertarik yaitu masing-masing sebesar 62,5 %.
Setelah ditelusuri penyebabnya adalah karena ada dosen belum bisa menggunakan VILEP walaupun sudah ada pelatihan dan jarang dibuka akses ke VILEP sehingga lupa langkah-langkah menggunakan VILEP, dan menganggap VILEP tesebut perlu disederhanakan lagi langkah- langkah penggunaannya karena agak rumit untuk menggunakannya.
Kondisi ini sejalan dengan penelitian Paulus (2018) dimana hasil penelitiannya menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi dosen dalam menggunakan E-leaerning adalah faktor kemudahan dalam menggunakannnya (Paulus et al., 2018).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Minat dengan Keaktifan Dosen dalam Penggunaan VILEP (Virtual Learning Poltekkes Kemenkes) sebagai Media Pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang dapat diketahui bahwa lebih dari separoh (62,5%) Dosen Poltekkes Kemenkes Padang tidak berpartisipasi dalam penggunaan VILEP, Lebih dari separoh (57,5%) Dosen Poltekkes Kemenkes Padang tidak senang dalam penggunaan VILEP , Lebih dari separoh (62,5%) Dosen Poltekkes Kemenkes Padang tidak tertarik dalam penggunaan VILEP , Lebih dari separoh (55%) Dosen Poltekkes Kemenkes Padang tidak ada perhatian dalam penggunaan VILEP, Sebagian besar (80%) Dosen Poltekkes Kemenkes Padang ada keinginan dalam penggunaan VILEP, lebih dari separoh 57,5% dosen belum berminat dalam menggunakan VILEP. Untuk keaktifan, 52,5% dosen aktif menggunakan VILEP dengan nilai ρ=0,313 (p>0,05). Hasil analisa menunjukkan nilai ρ=0,313 (p>0,05) yang artinya
tidak terdapat hubungan antara minat dengan keaktifan dosen dalam penggunaan VILEP sebagai media pembelajaran di Poltekkes Kemenkes Padang. Kesimpulan diperoleh sebagian besar dosen belum berminat menggunakan VILEP dan keaktifan dosen tergantung koordinator matakuliah aktif atau tidak dalam menggunakan VILEP. Saran diharapkan perlu dibuat kebijakan tentang kewajiban bagi semua dosen di lingkungan Poltekkes Kemenkes Padang untuk menggunakan VILEP dalam kegiatan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, Nurhayati. (2021). Hubungan Hasil Belajar Daring dengan Minat dan Motivasi Belajar Mahasiswa di Era Pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains, 6(01), 153–
162. https://doi.org/10.33541/edumatsains.v6i1.3001
Besare, S.D. (2020). Hubungan Minat Dengan Aktivitas Belajar Siswa.
JINOTEP (Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran), 7(01),18- 25.https://doi.org/10.17977/um031v7i12020p018
Binus. (2019, April 22). Kriteria Konten yang Baik dalam Online Learning.
Binus University. Retrieved from
https://binus.ac.id/knowledge/2019/04/kriteria-konten-yang-baik- dalam-online-learning/
Ellis, O. J. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga.
Ermalinda, Benge. (2017). Hubungan Antara Minat Dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar IPA Pada Siswa SD. Journal of Education
Technology. Vol. 1 No. (4). 231-238.
https://doi.org/10.23887/jet.v1i4.12859
Gede, W. (2020). Persoalan Dosen dan Mahasiswa Masa Pandemik Covid 19 : Dari Gagap Teknologi Hingga Mengeluh Boros Paket Data. Prosiding Seminar Nasional Hardiknas.
Hasan, K (2021, February). Mahasiswa dan Dosen Keluhkan e-Learning, Universitas Beri Tanggapan. Karakter Unsulbar. Retrieved from https://karakterunsulbar.com/2021/02/20/mahasiswa-dan-dosen- keluhkan-e-learning-universitas-beri-tanggapan/
Hidayati, Ahman, Mahmud & Kusnedi. (2020). Apakah Design Konten E- Learning Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa?. SOCIA : Jurnal Ilmu- Ilmu Sosial, 17(02),89-99
Husaini, U. (2013). Manajemen teori, praktik dan riset pendidikan. In PT.
Remaja Rosdakarya.
Indowork. (2018, October 11). Beberapa Faktor yang Menyebabkan Situs Tidak Bisa Diakses. Indoworx. Retrieved from https://www.indoworx.com/penyebab-situs-tidak-bisa-diakses/
Julian, Khasanah,Nasution. (2020). Pengaruh Power Tungkai dan Minat Terhadap Hasil Belajar Smash Olahraga Bola Voli pada Siswa Kelas VI SDN Margajaya I. Akademika Jurnal Teknologi Pendidikan, 9(01), 155–169. Https://Doi.Org/10.34005/Akademika.V9i01.815
Paulus, Arisandy, D., & Sembiring, S. B. (2018). Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Perilaku Dosen dalam menggunakan e- Learning Studi Kasus pada STMIK-STIE Mikroskil. Citisee, 1(1), 171–178.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pembelajaran, Pub. L. No. No. 65 (2013). Indonesia.
Pusat Pendidikan SDM Kesehatan. (2016). Buku Petunjuk Penggunaan Aplikasi E-learning (Learning Management System) untuk dosen dan Admin Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan. Jakarta: Pusat Pendidikan SDM Kesehatan BPPSDM Kesehatan Kementerian Kesehatan 2016.
Pusat Pendidikan SDM Kesehatan. (2020). VILEP (Virtual Learning Poltekkes Kemenkes). Retrieved February 27, 2020, from http://vilep- poltekes.kemkes.go.id/
Rinaldy, Imron,Susanto. (2018). Hubungan Perhatian Siswa dalam Proses Belajar Mengajar dengan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Sejarah.
Jurnal Pendidikan dan Penelitian Sejarah,6(03),1-12
Rofifah,K. (2016). Problem Formulation Of The Use Elearning Share Its Based On Policy Analysis Of Multiactor Systems In Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya. Retrieved from https://repository.its.ac.id/71699/1/5212100148-undergraduate-
theses.pdf
Sa’adah, A. (2016). Hubungan minat belajar dengan keaktifan belajar
siswa kelas IV MI terpadu Nurul Amal Parang Magetan tahun pelajaran 2016/2017. IAIN Ponorog. Retrieved from http://etheses.iainponorogo.ac.id/2693/
Semiawan, C. (2010). Kreativitas Keberbakatan : Mengapa, Apa, dan Bagaimana. Jakarta: Indexs.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2002). Dasar-dasar proses mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sukardi, Widiatmono, R., & Sarjono, H. (2007). Pengembangan e-learning UNY Oleh : Pengembangan E-Learning UNY.
Verawati, N. (2020). Efektivitas Penggunaan E-Learning dalam Pengajaran di Kelas untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa. Jurnal Ilmiah IKIP Mataram, 7(02),168-175
Wihartanti,A.R. (2022). Partisipasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar pada Blended Learning. Jurnal
Cakrawala Pendas,8(02),367-377.
http://dx.doi.org/10.31949/jcp.v8i2.2130