• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI SMPIT BINA UMAT YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "DI SMPIT BINA UMAT YOGYAKARTA "

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

DI SMPIT BINA UMAT YOGYAKARTA

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratkan mencapai derajat sarana S-1 Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh:

Zulha Nur Rahmasari 15690050

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2020

(2)

ii

PENGESAHAN TA

(3)

iii

SURAT PERSETUJUAN SKRIAS AKHIR

(4)

iv

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Bapak dan Ibu

“Bapak Aji Prasetyo dan Ibu Titisari”

Yang tak henti selalu mendukung secara materi dan do’a terbaiknya pada penulis Saudara-saudara tersayang

“Mas Irwan, Dhimas, Fadhil, dan Taufik”

Yang selalu memberikan semangat dan do’a Sahabat Surga

Saudari-saudariku RP 8 yang selalu mengingatkan dan menguatkan dalam taat Dan juga kepada

Teman Berjuang

Teman-teman Pendidikan Fisika 2015 Almamater Tercinta

Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

(6)

vi

MOTTO

“Allah lagi, Allah terus, Allah selamanya”

“Allah adalah sebaik-baik penolong, mintalah!”

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Q.S Al-Insyrah:6)

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa melimpahkan rahmatNya yang tiada terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Modul IPA Berbasis Problem Based Learning untuk Siswa Kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta” di waktu yang tepat.

Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan nabi agung Muhammad SAW yang karena keteladannya dapat membimbing umat manusia dari zaman yang penuh kegelapan menuju zaman yang jauh lebih baik. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan juga terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Orang tua tercinta yang selalu mendukung dengan materi dan do’a tiada hentinya dalam penyeesaian tugas akhir ini.

2. Bapak Dr. Murtono, M.Si selaku dekan fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

3. Bapak Drs. Nur Untoro, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sekaligus selaku Dosen Pembimbing Akademik

4. Ibu Ika Kartika, M.Pd.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan serta motivasi dengan penuh kesabaran kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik;

(8)

viii

5. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Fisika serta karyawan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta;

6. Ibu Widayanti,M.Si dan Bapak Drs. Nur Untoro, M.Si selaku penguji yang memberikan masukan dan saran dalam penyempurnaan skripsi penulis;

7. Ibu Endang Sulistyowati, M. Pd.I selaku validator instrument yang memberikan masukan dan saran sebagai perbaikan instrument yang disusun oleh penulis;

8. Ibu Ika Maryani, M.Pd, Bapak Dr. Pujianto, Bapak Oki Mustafa, S.Pd., M.Pd.Si, dan Ibu Dwi Noor Jayanti, M.Si selaku validator produk yang memberikan masukan dan saran sebagai perbaikan modul IPA,

9. Bapak Edi Purwanto, M.Pd.Si, Saudara Mukhammad Nur Fatoni, S.Pd, Saudari Laely Nurokhmah, S.Pd, Bapak Eko Nursulistiyo, M.Pd, Bapak Dr. Ishafit, M.Si, dan Ustadzah Mukhfida Dyah Kurniasari selaku penilai modul IPA yang telah berkenan dalam menilai dan memberikan masukan.

10. Ustadzah Mukhfida Dyah Kurniasari selaku guru IPA di SMPIT Bina Umat yang senantiasa memberikan pendampingan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian;

11. Sahabat-sahabatku Zakia Mega Fitriyanti, Mia Permatasari, dan Lutfienzy Anggraeni untuk waktu, cerita, dan semangatnya

12. Teman-teman Pendidikan Fisika 2015, terima kasih atas canda dan tawa serta keceriaan yang mewarnai perjalanan kuliah kita;

13. Saudari-saudariku di PPMi Rabingah Prawoto untuk selalu mengingatkan dan menguatkan selama ini

(9)

ix

14. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu;

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka masukan dan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan dan perbaikan skripsi ini. penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, bidang pendidikan, dan penulis sendiri.

Yogyakarta, 15 Juni 2020

Penulis

(10)

x

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMPIT BINA UMAT YOGYAKARTA

Zulha Nur Rahmasari 15690050

INTISARI

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk kelas VIII dan bertujuan mengetahui kualitas dan mengetahui respon siswa terhadap modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta pada materi gerak dan gaya yang telah dikembangkan. Modul yang dihasilkan dalam bentuk cetak dan softfile.

Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian Research and Development (R&D). Prosedur penelitian pengembangan ini berdasarkan model 4-D yang meliputi 4 langkah yaitu (1) Define (2) Design (3) Develop (4) Disseminate.

Penelitian ini dilakukan sampai tahap Develop yaitu pada uji terbatas. Instrumen penelitian berupa lembar saran dan masukan validator, lembar penilaian kualitas modul, dan lembar respon siswa. Analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan mengubah skor rata-rata yang diperoleh menjadi nilai kualitatif yang sesuai dengan kriteria penilaian. Penilaian kualitas modul IPA oleh para ahli menggunakan skala likert dengan skala 4 dan respon siswa menggunakan skala Guttman yang dibuat dalam bentuk checklist berupa penyataan positif dan negatif.

Hasil penelitian ini menghasilkan modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta pada materi gerak dan gaya. Kualitas modul IPA yang dikembangkan berdasarkan penilaian ahli materi memperoleh klasifikasi Sangat Baik (SB) dan berdasarkan penilaian ahli grafika dan guru IPA memperoleh klasifikasi Baik (B) dengan rerata skor 3,58; 3,23;

dan 3,14. Respon siswa terhadap modul pada uji terbatas memperoleh klasifikasi Setuju (S) dengan rerata skor 0,96.

Kata Kunci: PBL, modul IPA, tema gerak dan gaya

(11)

xi

DEVELOPMENT OF SCIENCE MODULE BASED PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) FOR CLASS VIII STUDENTS IN SMPIT BINA UMAT

YOGYAKARTA Zulha Nur Rahmasari

15690050

ABSTRACT

This research and development aims to produce a Problem Based Learning (PBL) based science module for class VIII and aims to find out the quality and know students' responses to the Problem Based Learning (PBL) based module for class VIII in SMPIT Bina Umat Yogyakarta on motion material and force that has been developed. Modules are generated in print and softfile.

The research method used is Research and Development (R&D) research.

This development research procedure is based on a 4-D model which includes 4 steps, namely (1) Define (2) Design (3) Develop (4) Disseminate. This research was carried out to the Develop stage, which was a limited test. The research instruments were in the form of validator suggestions and input sheets, module quality assessment sheets, and student response sheets. Analysis of the data in this study using descriptive analysis by changing the average score obtained into qualitative values in accordance with the assessment criteria. Assessment of the quality of science modules by experts uses a Likert scale with a scale of 4 and student responses using the Guttman scale are made in the form of a checklist in the form of positive and negative statements.

The results of this study produced a Problem Based Learning (PBL) -based science module for class VIII at Yogyakarta Bina Umat Junior High School on motion material and force. The quality of natural science modules developed based on the assessment of material experts obtained Very Good classification (SB) and based on the assessment of graphic experts and Natural Sciences teachers obtained Good classification (B) with a mean score of 3.58; 3.23; and 3.14. Student responses to modules in the limited test obtained the Agree classification (S) with a mean score of 0.96.

Keywords: PBL, Sciences module, motion material and force

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN TA ... ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ... iii

SURAT PENYATAAN KEASLIAN ... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

INTISARI...x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 8

H. Keterbatasan Pengembangan ... 9

I. Definisi Istilah ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Kajian Teori ... 12

(13)

xiii

1. Hakikat Pembelajaran ... 12

2. Pembelajaran IPA ... 13

3. Problem Based Learning (PBL) ... 15

4. Modul ... 17

5. Materi IPA ... 25

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 44

C. Kerangka Berpikir ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

A. Model Pengembangan ... 49

B. Prosedur Pengembangan ... 49

C. Uji Coba ... 55

D. Teknik Analisa Data ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Hasil Penelitian ... 62

1. Produk Awal ... 62

2. Validasi dan Penilaian ... 65

3. Analisis Data ... 77

B. Pembahasan ... 80

1. Produk Awal ... 80

2. Validasi dan Penilaian ... 83

3. Analisa Data ... 87

4. Respon Siswa... 90

5. Kelebihan dan Kekurangan Modul IPA... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92

A. Kesimpulan ... 92

B. Keterbatasan Penelitian ... 92

C. Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Modul ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 98

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Langkah PBL menurut Ibrahim dan Nur ... 16

Tabel 2. 2 Perbedaan Kelajuan dan Kecepatan ... 28

Tabel 2. 3 Penelitian yang Relevan ... 44

Tabel 3. 1 Kriteria Kategori Penilaian Ideal ... 59

Tabel 3. 2 Kriteria Kategori Penilaian Ideal ... 60

Tabel 4. 1 Kritik dan Saran dari Validator Ahli Materi ... 66

Tabel 4. 2 Kritik dan Saran dari Validator Ahli Grafika... 67

Tabel 4. 3 Data Hasil Penilaian Kualitas Modul IPA oleh Ahli Materi ... 69

Tabel 4. 4 Saran Perbaikan dari Ahli Materi... 70

Tabel 4. 5 Data Hasil Penilaian Kualitas Modul IPA oleh Ahli Grafika ... 70

Tabel 4. 6 Saran Perbaikan dari Ahli Grafika ... 72

Tabel 4. 7 Data Hasil Penilaian Kualitas Modul IPA oleh Guru IPA ... 73

Tabel 4. 8 Saran Perbaikan dari Guru IPA ... 74

Tabel 4. 9 Data Hasil Respon Siswa pada Uji Terbatas ... 76

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Alur Tahap Penelitian Pengembangan ... 50

Gambar 4. 1 Diagram Hasil Penilaian Ahli dan Guru IPA ... 78

Gambar 4. 2 Diagram Respon Siswa pada Uji Terbatas ... 79

Gambar 4. 3 Visual gaya gesek dan gerak benda dengan arah gaya... 83

Gambar 4. 4 Teks Komik Sebelum Revisi ... 83

Gambar 4. 5 Teks Komik Setelah Revisi ... 83

Gambar 4. 6 Link Materi Berupa Barcode ... 84

Gambar 4. 7 Cover Sebelum Revisi ... 85

Gambar 4. 8 Cover Setelah Revisi ... 85

Gambar 4. 9 Lafadz Basmallah Sebelum Revisi ... 86

Gambar 4. 10 Lafadz Basmallah Setelah Revisi ... 86

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 Identitas Validator ... 98

Lampiran 1. 2 Lembar Validasi ... 99

Lampiran 1. 3 Identitas Penilai ... 109

Lampiran 1. 4 Lembar Penilaian Modul ... 110

Lampiran 1. 5 Kisi-Kisi Penilaian Ahli dan Guru IPA ... 128

Lampiran 1. 6 Identitas Responden ... 156

Lampiran 1. 7 Lembar Respon Siswa pada Uji Terbatas ... 157

Lampiran 1. 8 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 172

Lampiran 1. 9 Analisis Hasil Kualitas Modul IPA ... 174

Lampiran 1. 10 Analisis Hasil Respon Siswa ... 180

Lampiran 1. 11 Hasil Wawancara ... 182

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan individu, karena dengan pendidikan manusia memperoleh pengetahuan dan kecerdasan serta dapat mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku.

Salah satu pelajaran yang dianggap penting dalam setiap jenjang pendidikan adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Permendikbud Nomor. 68 Tahun 2013 menyatakan bahwa muatan pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah yang berbasis pada konsep-konsep terpadu dari berbagai disiplin ilmu untuk tujuan pendidikan adalah matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Model pembelajaran yang diamanatkan untuk diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran IPA adalah model pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu dalam IPA dapat dikemas dengan tema atau topik

(18)

tentang suatu wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang atau disiplin keilmuan yang mudah dipahami dan dikenal siswa. Melalui pembelajaran terpadu, siswa dilatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik dan aktif.

Pembelajaran dapat berlangsung dengan baik apabila siswa memiliki keaktifan dan kemampuan pemecahan masalah sehingga memberikan dampak positif pada hasil belajar yang optimal. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Hal ini mengakibatkan siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin sehingga dapat menyelesaikan atau memecahkan masalah.

Namun pada kenyataannya masih banyak dijumpai keaktifan siswa dan kemampuan pemecahan masalah siswa SMP pada pembelajaran tergolong rendah.

Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang berkaitan dengan keaktifan siswa dan kemampuan pemecahan masalah siswa yang telah dilakukan sebelumnya. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Nur Cahyo Siswandono (2013) di SMP Negeri 7 Surakarta dimana menunjukkan keaktifan dalam belajar siswa yang masih rendah dalam proses pembelajaran, dan Erniwati (2011) di SMP Negeri 2 Depok Yogyakarta menunjukkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran masih tergolong rendah.

Berdasarkan pengamatan dari observasi dan wawancara dengan guru IPA kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta, diperoleh gambaran mengenai tingkat keaktifan siswa yang rendah. Hal ini diseabkan oleh metode pembelajaran yang

(19)

dipakai guru masih kurang bervariasi, dominan menggunakan metode ceramah.

Metode ceramah merupakan pilihan utama dalam pembelajaran karena tanpa metode itu siswa sulit untuk memahami materi pembelajaran dan keterbataan sarana serta prasarana pembelajaran. Metode yang kurang bervariasi tersebut kurang melibatkan aktivitas siswa secara langsung. Sedangkan hasil belajar siswa belum optimal yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang rendah. Kurang aktifnya siswa juga ditunjukkan dari siswa yang enggan bertanya kepada guru tentang materi pembelajaran yang belum dimengerti, dan masih kurangnya kerjasama antar siswa dalam kelompok belajar, siswa menganggap bahwa guru sebagai satu-satunya sumber belajar.

Selanjutnya dengan adanya beberapa permasalahan diatas, peneliti menawarkan pada guru IPA pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning), karena permasalahan diatas menuntut adanya pembelajaran yang dapat lebih meningkatkan keaktifan siswa. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan masalah dari suatu peristiwa yang nyata, mengumpulkan informasi melalui strategi yang telah ditentukan sendiri untuk mengambil satu keputusan pemecahan masalahnya yang kemudian akan dipresentasikan dalam bentuk unjuk kerja. Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif pilihan yang menurut Rusman (2014:241) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata. Pembelajaran berbasis Problem Based Learning dianggap dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

(20)

Peneliti memilih model PBL dikarenakan model tersebut memiliki beberapa kelebihan, antara lain: model pembelajaran PBL memiliki karakteristik: (1) pengajuan pertanyaan atau masalah (memahami masalah), (2) berfokus pada keterkaitan antar disiplin, (3) penyelidikan otentik, (4) menghasilkan karya atau produk yang kemudian dipamerkan, dan (5) kerja sama antar siswa dalam kelompok belajar (Rusman, 2014:242).

Pembelajaran ini rencananya akan dikemas dalam sebuah model pembelajaran yang menarik dan membuat pengalaman belajar yang berbeda pada siswa dalam bentuk sumber belajar mandiri. Karena siswa hanya mengandalkan sumber belajar yang diberikan guru maka perlu adanya sumber belajar lain agar siswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman belajar baru dengan sumber belajar yang lebih bervariatif.

Modul adalah bahan ajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu agar siswa menguasai kompetensi yang diajarkan (Purwanto, 2007:9). Modul dalam pembelajaran IPA kurikulum 2013 digunakan sebagai suplemen sumber belajar bagi siswa dalam proses belajar. Peneliti mengembangkan modul dikarenakan memiliki beberapa alasan, antara lain: pembelajaran menggunakan modul akan mempermudah siswa dalam mempelajari materi, selain itu dengan menggunakan modul siswa dapat belajar secara mandiri (Prastowo, 2011:104). Modul dapat menunjang peran guru dalam proses pembelajaran karena peran guru dalam pembelajaran menggunakan

(21)

modul dapat diminimalkan, sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa dan guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut peneliti memutuskan untuk menggunakan model PBL dalam pengembangan sumber belajar mandiri berupa modul pembelajaran IPA. Penelitian ini penting untuk mengembangkan modul IPA yang berbasis PBL. Pengembangan modul ini dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran IPA, memudahkan siswa dalam memahami materi dengan menimbulkan suasana belajar siswa yang menuntut keaktifan dari proses pemecahan masalah dalam tahapan PBL dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri siswa. Penelitian ini berjudul “Pengembangan modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Keaktifan siswa yang kurang dalam pembelajaran IPA.

2. Sumber belajar dengan kurikulum 2013 yang kurang bervariatif untuk menunjang pembelajaran IPA.

3. Belum adanya sumber belajar berupa modul untuk pembelajaran IPA berbasis problem based learning (PBL).

4. Materi gerak dan gaya belum dipahami secara baik oleh siswa kelas VIII.

(22)

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka penelitian ini difokuskan pada pengembangan modul pembelajaran IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta pada materi gerak dan gaya. Pengujian kualitas modul berdasarkan kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mengembangkan modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta?

2. Bagaimana kualitas modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta?

3. Bagaimana respon siswa terhadap modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1. Menghasilkan modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta.

(23)

2. Mengetahui kualitas modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta.

3. Mengetahui respon siswa terhadap modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas di VIII SMPIT Bina Umat Yogyakarta.

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah produk berupa modul pembelajaran IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas VIII yang mengacu pada kurikulum 2013 yang dirancang sesuai struktur modul menurut Kementrian Pendidikan dan Budaya (kemdikbud) dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Modul pembelajaran IPA yang dikembangkan difokuskan pada materi IPA gerak dan gaya berbasis Problem Based Learning (PBL).

2. Bagian-bagian pada modul IPA berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk siswa kelas VIII di SMPIT Bina Umat Yogyakarta antara lain:

a. Sampul modul (cover) b. Identitas modul c. Kata pengantar d. Daftar isi

e. Rancangan kegiatan belajar siswa f. Petunjuk penggunaan

(24)

g. Standar isi (kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran)

h. Pengenalan PBL i. Peta konsep

j. Kegiatan belajar berbasis PBL

k. Uraian materi (contoh soal, ingat!, komik sains, info tokoh, mari renungkan, fakta unik, dan link materi)

l. Rangkuman m. Uji kompetensi n. Glosarium o. Kunci jawaban p. Daftar pustaka

q. Daftar sumber gambar

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi sekolah,

a. Menambah referensi dan koleksi buku penunjang pembelajaran IPA.

b. Menambah sumber belajar berupa modul berbasis Problem Based Learning.

2. Bagi guru,

a. Mempermudah guru dalam pencapaian penyampaian materi yang lebih efektif dan menarik.

(25)

b. Membuka wawasan baru dalam pembelajaran IPA yang kemudian akan mendorong untuk mengembangkan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran IPA.

3. Bagi siswa,

a. Memberikan pengalaman baru dalam proses pembelajaran.

b. Mempermudah siswa dalam hal pemahaman dan pembelajaran materi.

c. Menambah referensi sumber belajar siswa.

4. Bagi peneliti,

a. Memperluas wawasan peneliti.

b. Menjadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

H. Keterbatasan Pengembangan

Pada penelitian pengembangan ini peneliti menggunakan prosedur pengembangan (Research and Development) dengan mengadaptasi pada pengembangan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan, Dorothy S Semmel dan Melvyn I Semmel (1974). Terdiri dari 4 tahap, yaitu Define, Design, Develop, and Dissaminate. Namun karena keterbatasan waktu, keadaan, dan biaya, peneliti hanya membatasi prosedur pengembangan sampai tahap ke-3 yaitu uji coba produk (Developmental testing) pada bagian uji coba terbatas.

(26)

I. Definisi Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran maka diberikan beberapa definisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian pengembangan adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

menghasilkan suatu produk dan menilai kualitas produk yang dikembangkan (Borg and Gall, 2003:569).

2. Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa, agar siswa dapat belajar secara mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari guru (Prastowo, 2011:106).

3. Pembelajaran IPA terpadu merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan konsep-konsep dalam IPA baik pada disiplin ilmu yang serumpun maupun lintas disiplin ilmu supaya siswa memperoleh pengetahuan yang utuh dan bermakna.

4. Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata (Ibrahim dan Nur, 2000:2) dalam (Rusman, 2014:241).

5. Kriteria kualitas modul

a. Aspek kevalidan merupakan suatu kriteria kualitas perangkat pembelajaran yang dilihat dari materi yang terdapat di dalam perangkat pembelajaran.

Perangkat pembelajaran termasuk dalam kategori valid jika materi yang terdapat dalam perangkat pembelajaran sesuai dengan pengetahuan state-of-

(27)

the-art dan semua komponen dalam perangkat pembelajaran terhubung secara konsisten (Nieveen, 1999: 127).

b. Aspek kepraktisan merupakan kriteria kualitas perangkat pembelajaran yang ditinjau dari tingkat kemudahan guru dan siswa dalam menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan (Nieveen, 1999: 127).

c.

Aspek keefektifan proses pembelajaran diukur dengan tingkat pencapaian siswa pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Modul pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan suatu kriteria tertentu. Modul pembelajaran efektif jika dapat mempengaruhi ketuntasan belajar siswa sesuai dengan harapan atau lebih dari sama dengan KKM yang ditetapkan (Hamzah B. Uno 2008: 138).

(28)

92

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penelitian ini menghasilkan modul IPA berbasis PBL (Problem Based Learning) yang dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan, siswa, dan materi di SMPIT Bina Umat Yogyakarta. Analisis tersebut ditindaklanjuti dengan pemilihan bahan ajar berupa modul IPA.

2. Kualitas modul IPA berbasis PBL (Problem Based Learning) dinilai sangat baik oleh ahli materi dan dinilai baik oleh ahli grafika dan guru IPA dengan perolehan rerata skor 3,58; 3,23; dan 3,14.

3. Respon siswa terhadap modul IPA berbasis PBL (Problem Based Learning) pada uji terbatas memperoleh kriteria setuju (S) dengan perolehan rerata skor 0,96.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan ini memiliki beberapa keterbatasan penelitian diantaranya yaitu:

1. Pelaksanaan uji coba modul dilaksanakan melalui pembelajaran secara daring (online) dan dibatasi hanya sampai uji coba terbatas. Hal ini dikarenakan kondisi pandemic covid-19 yang belum memungkinkan untuk dilaksanakannya pembelajaran secara langsung. Oleh karena itu, uji terbatas

dilakukan hanya

(29)

untuk mengetahui bagaimana respon dari beberapa siswa terhadap modul IPA yang dikembangkan.

2. Pada tahap penelitian pengembangan ini ada beberapa yang tidak dapat dilaksanakan diantaranya yaitu uji luas dan uji keterlaksanaan. Hal ini dikarenakan saat penelitian berjalan, bersamaan dengan terjadinya pandemic covid-19. Oleh karena kondisi tersebut, maka belum memungkinkan dilaksanakan meskipun melalui cara daring (online).

3. Penelitian pengembangan ini belum dapat diselesaikan hingga tahap dessiminate atau penyebarluasan dengan skala responden yang lebih banyak dan pengujian efektivitas dikarenakan uji coba yang terbatas dan diperlukan biaya yang cukup besar.

4. Tema yang dipilih hanya satu yaitu tema gerak dan gaya.

C. Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Modul 1. Saran Pemanfaatan Modul IPA

Peneliti mengharapkan agar hasil dari pengembangan modul IPA berbasis PBL ini dapat digunakan oleh siswa sebagai salah satu referensi untuk belajar mandiri khususnya pada materi IPA gerak dan gaya kelas VIII dan diharapkan dengan modul ini tidak hanya dapat memudahkan dalam memahamkan siswa terkait materi tetapi juga dapat memberikan pengalaman baru dalam belajar.

(30)

2. Pengembangan Modul IPA

Pada penelitian pengembangan ini peneliti hanya mengembangkan modul sampai prosedur pengembangan tahap Develop (uji pengembangan) sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut hingga tahap Dessiminate (penyebarluasan) agar produk yang dihasilkan lebih baik dan dapat diuji bagaimana keefektifan modul tersebut. Peneliti juga berharap modul ini dapat dikembangkan lagi untuk tema-tema lainnya tidak hanya pada tema gerak dan gaya.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Durri. 2003. Pengembangan Dan Pemanfaatan Modul Dalam Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Agus Krisno, Moh. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VIII.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Aryo D, Akbar. 2010. Komik Pintar Ringkasan SMP 1, 2, & 3. Surabaya:

Linguakata.

Borg & Gall. 2003. Education Research. New York: Allyn and Bacon.

Darsono dkk, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan. Jakarta:

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

________. 2003. Pedoman Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineke Cipta.

Fowles & Sacciday. 2005. Analytical Mechanics Seventh Edition. USA: Thomson Learning.

Halliday, D. Resnick, R., & Walker, Jearl. 2010. Fisika Dasar Edisi 7 Jilid 1.

Jakarta: Erlangga

Ismiwati, Eny & Teguh Sugiharto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kemendikbud. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII SMP/MTs Semester 2.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kurnia RI, M.Masykuri, & Sarwanto. 2015. Jurnal Inkuiri Vol. 4 No. 3.

Pengembangan Modul Fisika SMP/MTs Berorientasi Problem Based Learning pada Materi Tekanan untuk Meningkatkan Kemampuan Problem Solving Siswa.

(32)

Permendikbud. 2013. Permen 68 Thn 2013 Struktur Kurikulum. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Diva Press.

____________. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Prenada Media Group.

Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rosa, Friska Oktavia. 2015. Jurnal Pendidikan Fisika Vol. III No. 1 Maret 2015.

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA SMP pada Materi Tekanan Berbasis Keterampilan Proses Sains.Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantutatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

______. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Rajawali Press.

Sugandi, 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: Unnes Press.

Sutirman. 2013. Media & Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Thiagarajan, Sivasailamdkk. 1920. Instructional Development for TrainingTeachers for Exceptional Children. Washington D.C: National Center for Improvement Educational System.

Tim Abdi Guru. 2017. IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.

Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi kontruktivistik.

Prestasi Pustaka: Jakarta.

______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Vembriarto. 1985. Pengantar Pengajaran Modul. Yogyakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

(33)

Widoyoko, EkoPutro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yuli Irianto, Sugeng & Wasis. 2008.Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Zubaidah, Siti, dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs kelas VIII. Jakarta:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

(34)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 Identitas Validator 1. Validator Instrumen

No Nama Instansi Bidang

Keahlian 1 Endang Sulistyowati,

M. Pd.I

UIN Sunan Kalijaga Instrumen

2. Validator Modul Ahli Materi

No Nama Instansi Bidang

Keahlian 1 Ika Maryani, M.Pd. Universitas Ahmad

Dahlan

IPA 2 Dr. Pujianto Universitas Negeri

Yogyakarta

IPA

3. Validator Modul Ahli Media (grafika)

No Nama Instansi Bidang

Keahlian 1 Oki Mustafa, S.Pd.,

M.Pd.Si

Universitas Ahmad Dahlan

Kegrafikan 2 Dwi Noor Jayanti,

M.Si

UIN Sunan Kalijaga Kegrafikan

(35)

Lampiran 1. 2 Lembar Validasi 1. Validasi modul oleh ahli instrument

(36)
(37)

2. Validasi modul oleh ahli materi

(38)
(39)
(40)
(41)

3. Validasi modul oleh ahli media (grafika)

(42)
(43)
(44)
(45)

Lampiran 1. 3 Identitas Penilai 1. Penilai Modul Ahli Materi

No Nama Instansi Bidang Keahlian

1 Edi Purwanto, M.Pd.Si

MAN 2 Bantul Fisika

2 Mukhammad Nur

Fatoni, S.Pd.

SMP PGRI 1 Prembun

IPA (Biologi)

2. Penilai Modul Ahli Media (grafika)

No Nama Instansi Bidang Keahlian

1 Laely Nurokhmah, S.Pd

- Kegrafikan

2 Eko Nursulistiyo, M.Pd

Universitas Ahmad Dahlan

Kegrafikan 3 Dr. Ishafit, M.Si Universitas

Ahmad Dahlan

Kegrafikan

3. Penilai Modul dari Guru IPA

No Nama Instansi Bidang Keahlian

1 Mukhfida Dyah Kurniasari

SMPIT Bina Umat

IPA (Fisika)

(46)

Lampiran 1. 4 Lembar Penilaian Modul 1. Penilaian Ahli Materi

(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

2. Penilai Ahli Media (grafika)

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

3.

Penilai Guru IPA

(61)
(62)
(63)
(64)

Lampiran 1. 5 Kisi-Kisi Penilaian Ahli dan Guru IPA 1. Kisi-Kisi Penilaian Ahi Materi

(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

2. Kisi-Kisi Penilaian Ahi Media

(77)

3.

(78)
(79)
(80)

3.

(81)
(82)

3. Kisi-Kisi Penilaian Guru IPA 1

(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)

Lampiran 1. 6 Identitas Responden 1. Identitas Responden Uji Terbatas

No Nama Kelas

1 Naysilla Estu Nugroho VIII

2 Najla Huwaida VIII

3 Nebriska Zahra Maheswari VIII

4 Vitya Amira Sholihah VIII

5 Mutiara S VIII

(93)

Lampiran 1. 7 Lembar Respon Siswa pada Uji Terbatas

(94)

(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)

Lampiran 1. 8 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 1. Kompetensi Inti Pelajaran IPA Kelas VIII

KI 1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

(109)

2. Kompetensi Dasar Pelajaran IPA Kelas VIII

3.2 Menganalisis gerak lurus, pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan Hukum Newton, dan penerapannya pada gerak benda dan gerak makhluk hidup.

4.2 Menyajikan hasil penyelidikan pengaruh gaya terhadap gerak benda.

(110)

Lampiran 1. 9 Analisis Hasil Kualitas Modul IPA 1. Ahli Materi

a. Rekap Hasil Penilaian

Aspek Nomer

Pernyataan

Penilai

Jumlah Tiap Penyataan

Jumlah Tiap Aspek I II

Kelayakan Isi 1 4 4 8 105

2 4 4 8

3 4 3 7

4 4 3 7

5 4 3 7

6 4 4 8

7 4 4 8

8 4 3 7

9 4 3 7

10 4 4 8

11 3 4 7

12 4 4 8

13 4 4 8

14 4 3 7

Kebahasaan 15 3 4 7 19

16 3 3 6

17 3 3 6

Penyajian 18 4 3 7 84

19 4 4 8

20 4 4 8

21 4 4 8

22 4 4 8

23 4 3 7

24 4 4 8

25 3 4 7

26 4 4 8

27 4 4 8

28 3 4 7

(111)

Keseluruhan 208 208

b. Kriteria Penilaian

c. Perhitungan Penilaian No Perhitungan

Aspek Keseluruhan Kelayakan

Materi/Isi Kebahasaan Penyajian

1 Jumlah

Responden 2 2 2 2

2 Jumlah

Pernyataan 28 14 3 11

3 Skor

Maksimal 224 112 24 88

4 Skor yang

Diperoleh 208 105 19 84

5 Skor Rata-

rata 3,58 3,75 3,17 3,82

6 Kriteria Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Skor rata-rata (X) Kriteria Kualitatif

3,25 < X ≤ 4 Sangat Baik

2,50 < X ≤ 3,25 Baik

1,75 < X ≤ 2,50 Kurang

1,00 ≤ X < 1,75 Sangat Kurang

(112)

2. Ahli Grafika

a. Rekap Hasil Penilaian

Aspek Nomer

Pernyataan

Penilai

Jumlah Tiap Penyataan

Jumlah Tiap Aspek I II III

Grafika 1 3 3 3 9 103

2 3 3 4 10

3 3 3 3 9

4 3 3 3 9

5 3 4 4 11

6 3 4 3 10

7 3 3 3 9

8 3 3 4 10

9 3 3 3 9

10 3 2 3 8

11 3 3 3 9

Kebahasaan 12 3 3 3 9 30

13 3 4 4 11

14 3 4 3 10

Keseluruhan 133 133

(113)

b. Kriteria Penilaian

Skor rata-rata (X) Kriteria Kualitatif

3,25 < X ≤ 4 Sangat Baik

2,50 < X ≤ 3,25 Baik

1,75 < X ≤ 2,50 Kurang

1,00 ≤ X < 1,75 Sangat Kurang

c. Perhitungan Penilaian

No Perhitungan Aspek

Keseluruhan Grafika Kebahasaan

1 Jumlah

Responden 3 3 3

2 Jumlah

Pernyataan 14 11 3

3 Skor

Maksimal 168 132 36

4 Skor yang

Diperoleh 133 103 30

5 Skor Rata-

rata 3,23 3,12 3,33

6 Kriteria Baik Baik Sangat Baik

(114)

3. Guru IPA

a. Rekap Hasil Penilaian

Aspek Nomer

Pernyataan

Penilai Jumlah Tiap Penyataan

Jumlah Tiap Aspek I

Kelayakan Isi 1 4 4 41

2 2 2

3 4 4

4 2 2

5 2 2

6 3 3

7 3 3

8 3 3

9 3 3

10 3 3

11 3 3

12 3 3

13 3 3

14 3 3

Kebahasaan 15 4 4 10

16 3 3

17 3 3

Penyajian 18 3 3 35

19 4 4

20 4 4

21 3 3

22 4 4

23 3 3

24 3 3

25 2 2

26 3 3

27 3 3

28 3 3

Keseluruhan 86 86

(115)

b. Kriteria Penilaian

Skor rata-rata (X) Kriteria Kualitatif

3,25 < X ≤ 4 Sangat Baik

2,50 < X ≤ 3,25 Baik

1,75 < X ≤ 2,50 Kurang

1,00 ≤ X < 1,75 Sangat Kurang

c. Perhitungan Penilaian

No Perhitungan

Aspek Keseluruhan Kelayakan

Materi/Isi Kebahasaan Penyajian

1 Jumlah

Responden 1 1 1 1

2 Jumlah

Pernyataan 28 14 3 11

3 Skor

Maksimal 112 56 12 44

4 Skor yang

Diperoleh 86 41 10 35

5 Skor Rata-

rata 3,14 2,92 3,33 3,18

6 Kriteria Baik Baik Sangat Baik Baik

(116)

Lampiran 1. 10 Analisis Hasil Respon Siswa 1. Uji Terbatas

a. Rekap Hasil Respon Siswa

Aspek Pernyataan Siswa Jumlah

(+/-) Nomor 1 2 3 4 5

Penyajian + 1 1 1 1 1 1 5

+ 2 1 1 1 1 1 5

+ 3 1 1 1 1 1 5

+ 4 1 1 1 1 1 5

Bahasa + 5 1 1 1 1 1 5

+ 6 1 1 1 1 1 5

Isi + 7 1 1 1 1 1 5

+ 8 1 0 0 1 1 3

+ 9 1 1 1 1 1 5

+ 10 1 0 1 1 1 4

- 11 1 1 1 1 1 5

- 12 1 1 1 1 1 5

+ 13 1 0 1 1 1 4

+ 14 1 0 0 1 1 4

+ 15 1 1 1 1 1 5

+ 16 1 1 1 1 1 5

+ 17 1 1 1 1 1 5

Keseluruhan 80

b. Kriteria Respon Siswa

Skor rata-rata Kriteria Kualitatif

(117)

0,50 < X ≤ 1,00 Setuju (S)

0,00 ≤ X ≤ 0,50 Tidak Setuju (TS)

c. Perhitungan

No Perhitungan Aspek

Keseluruhan Penyajian Kebahasaan Isi

1 Jumlah

Responden 5 5 5 5

2 Jumlah

Pernyataan 17 4 2 11

3 Skor

Maksimal 85 20 10 55

4 Skor yang

Diperoleh 80 20 10 50

5 Skor Rata-

rata 0,96 1,00 1,00 0,90

6 Kriteria Setuju Setuju Setuju Setuju

(118)

Lampiran 1. 11 Hasil Wawancara

LEMBAR WAWANCARA PRA PENELITIAN

No. Indikator Pertanyaan Jawaban

1. Kurikulum Kurikulum apa yang diterapkan di sekolah ini? KTSP atau K13?

Kurikulum 13 dan baru berjalan 2 tahun.

Bagaimanakah pembelajaran IPA di kelas? Apakah masih terpisah- pisah (antara fisika, biologi, dan kimia) atau sudah terpadu?

Sebenarnya sudah menggunakan

bahan ajar

kurikulum 13 namun, untuk pembelajarannya guru pengajarnya masih berbeda-beda sesuai mata pelajaran yang diampu saat masih menggunakan kurikulum lama (fisika, kimia, biologi).

Apakah guru setuju pembelajaran IPA yang terpadu diterapkan di kelas?

Sangat setuju, agar materi saling berkaitan dan tidak terkotak-kotakkan.

Motivasi apa yang mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran IPA terpadu?

Menurut dari pemerintah saja Adakah tujuan yang akan dicapai

dalam pembelajaran IPA terpadu?

Semampunya sesuai dengan yang tertulis dalam silabus.

2. Proses

Pembelajaran

Berapakah KKM untuk

matapelajaran IPA di sekolah ini?

75 Materi apa yang sulit untuk dipahami oleh siswa?

Mayoritas kesulitan pada materi gerak dan gaya

Metode pembelajaran apa yang digunakan dalam pembelajaran IPA?

Ceramah, diskusi, dan percobaan sederhana.

Model pendekatan apa yang biasa Sains Center

(119)

digunakan guru untuk proses pembelajaran IPA?

Bagaimana respon siswa terhadap model dan metode pembelajaran yang guru gunakan?

Seperti

pembelajaran pada umunya, siswa hanya berpatok pada penjelasan guru

Kendala apa yang guru temui ketika proses pembelajaran di kelas?

Karena kebetulan jam pelajarannya siang, motivasi siswa sudah menurun dan sudah kelelahan. Jadi ketika guru menjelaskan juga banyak yang tidur.

Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?

Lebih tegas dan memberi peringatan saja. Namun kadang diselingi ice breaking atau sesuatu yang menarik.

3. Sumber Belajar Apakah dalam pembelajaran, guru memerlukan sumber belajar?

Pasti, sangat membutuhkan.

Sumber belajar apa yang guru gunakan?

Buku ajar

kurikulum 13 dan beberapa referensi dari buku lain seperti buku kurikulum lama.

Apakah dalam penggunaan sumber belajar tersebut dapat memunculkan peran aktif siswa dalam pembelajaran di kelas?

Belum karena masih berpusat pada penjelasan guru saja

Apakah dengan sumber belajar tersebut siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan/kemampuan belajarnya?

Belum

Apakah sumber belajar yang guru gunakan mempunyai kekurangan

Dibagian kotak praktik

(120)

tertentu? sederhanannya kurang sederhana Bagaimana kriteria sumber belajar

yang guru harapkan?

Kesimpulan dari jawaban yang dicari siswa yaitu dalam bentuk kalimat (tidak hanya hasil berupa angka dan satuannya).

Apakah sudah tersedia sumber belajar IPA berupa modul yang berisi ulasan materi yang lebih padat agar memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran?

Untuk bahan ajar berupa modul belum ada

Apabila dibuatkan modul sebagai suatu unit program pengajaran lengkap yang berisi materi, kegiatan belajar, latihan soal, soal evaluasi, dan kunci jawaban, bagaimana kriteria modul yang guru harapkan?

Harapannya pasti agar siswa semakin mudah memahami materinya dan lebih aktif.

4. Model Problem Based Learning

Pernahkah guru menggunakan model PBL dalam pembelajaran IPA? Apabila pernah, kendala apa yang guru hadapi?

Belum

Apabila dibuatkan buku ajar dengan berbasis PBL yang diimplementasikan dalam pembelajaran IPA, bagaimana menurut guru tentang kesiapan siswa?

Sepertinya masih sekitar 50%-60%, namun untuk pengalaman

pembelajaran dengan model tersebut dapat dicoba.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Skrip si yang berjudul “ Efektivitas Sistem Pendampingan Usaha Pembiayaan Mud}a&gt;rabah pada Pembiayaan Bermasalah di KJKS BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Utama Tuban ”

Penetapan margin murabahah yang ada di BMT Bina Umat Mandiri Tegal adalah bahwa dalam menentukan margin (keuntungan) berdasarkan pada harga jual yang ada di

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pengelolaan wakaf produktif untuk pemberdayaan ekonomi umat di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Lasem Rembang,

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penolakan sabda raja yang dilakukan oleh umat Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta disebabkan karena sabda yang dikeluarkan

Perpustakaan STPI Bina Insan Mulia Yogyakarta dalam pelayanan sirkulasi mempunyai banyak kegiatan diantaranya adalah pendaftaran anggota perpustakaan, mahasiswa

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penolakan sabda raja yang dilakukan oleh umat Islam di Daerah Istimewa Yogyakarta disebabkan karena sabda yang dikeluarkan

Adakah pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning PBL terhadap penguasaan konsep dan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA di kelas VIII MTsN 8 Tulungagung.. Adakah hubungan

Sejauh ini pengelolaan wakaf uang di BMT Bina Umat Mandiri Tegal ini sebagian besar masih dilakukan secara konsumtif yaitu digunakan untuk program ambulance gratis, santunan anak yatim