• Tidak ada hasil yang ditemukan

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar "

Copied!
111
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

BPR NTB Lombok Barat dengan judul “Analisis tingkat kesehatan bank menggunakan metode RGEC di PD. Perbedaan penelitian ini adalah lokasi penelitian dimana penelitian ini akan dilakukan di PD. BPR NTB Lombok Barat. BPR NTB Lombok Barat tahun 2017-2018 diperoleh dari bank yang bersangkutan atau dari website PD.

Rumusan dan Batasan Masalah

Tujuan dan Manfaat

Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan tolak ukur bagi manajemen BPR NTB untuk menilai kesehatan bank, apakah kesehatan bank telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, dan sebagai acuan untuk menentukan strategi dan kebijakan bisnis ke depan.

Definisi Operasional

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.16. 23/06/DPNP 31 Mei 2004 bahwa NIM adalah perbandingan pendapatan bunga bersih (pendapatan bunga – beban bunga) terhadap aktiva produktif rata-rata. Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan dengan membandingkan satu sama lain.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Kajian Pustaka

Perbandingan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode RGEC, sedangkan yang membedakan adalah lokasi penelitian yang akan dilakukan di PD.BPR NTB Lombok Barat. ROE dari laporan keuangan BPR NTB sebagai berikut: ROE = Laba setelah pajak: Rata-rata modal inti x100%. Dari laporan keuangan BPR NTB peneliti memperoleh data pada tabel 2.1 diatas yang diambil alih dari laporan keuangan BPR NTB tahun 2017 sampai dengan tahun 2018.

Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
  • Teknik Analisis Data

Dalam implementasi kebijakan pemerintah, BPR NTB melakukan salah satu pilar arsitektur perbankan Indonesia yaitu memperkuat kelembagaan PD BPR Lombok Barat dengan melakukan konsolidasi PD. BPR LKP Kabupaten Lombok Barat bernama Perusahaan Bank Perkreditan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat-Lombok Barat (PD. BPR NTB Lobar) sejak tanggal 1 Oktober 2010. Dari laporan keuangan BPR NTB, peneliti memperoleh data pada Tabel 2.1, maka berdasarkan data diatas akan dilakukan analisis tingkat kekuatan bank dengan menggunakan formula yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mengetahui bahwa LDR dihitung dengan formula tersebut.

Dari tabel di atas terlihat bahwa laba yang dihasilkan BPR NTB dalam kurun waktu dua tahun mengalami penurunan. Berdasarkan data di atas yang peneliti ambil dari laporan keuangan publikasi PD.BPR NTB yang diterbitkan OJK, BPR NTB mencatat kenaikan biaya operasional dari tahun 2017 ke tahun 2018. Terkait dengan kenaikan biaya operasional, BPR NTB mempertanyakan faktor apa saja yang mempengaruhi kenaikan biaya operasional tersebut.

Dari laporan keuangan BPR NTB peneliti memperoleh data pada Tabel 2.1 diatas yang diambil dari laporan publikasi BPR NTB tahun 2017 sampai dengan tahun 2018 mengenai modal yang dimiliki. Berdasarkan data diatas, ROE BPR NTB mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 10%, dimana pada tahun sebelumnya sebesar 16%. BPR NTB untuk dua periode yaitu tahun 2017 dan 2018 dapat dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Peringkat masing-masing hubungan dianalisis dan ditentukan peringkat komposit tingkat kesehatan BPR NTB tahun 2017-2018.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Dan Hasil Penelitian

  • Deskripsi Lokasi Penelitian
  • Analisis Data Rasio Keuangan PD. BPR NTB

Bahwa dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana tersebut di atas, sehingga dapat berjalan secara optimal dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas dan pemangku kepentingan lainnya, PD BPR NTB Lombok Barat berusaha mengacu pada ketentuan dan perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan. BPR. Kemudian dari perspektif Good Corporate Governance, peneliti mengumpulkan data dari publikasi terkait pengelolaan BPR NTB. Kemudian dari sisi laba peneliti menggunakan rasio return on asset (ROA), return on equity (ROE), beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan net interest margin (NIM).

Adapun laporan keuangan BPR NTB, menurut rumus di atas, menurut hasil wawancara dengan BPR NTB yang menjadi acuan adalah kredit bermasalah yang bersangkutan yaitu kredit kurang lancar, diragukan dan macet, kemudian dibagi total kredit yaitu kategorinya. Dimana jumlah kredit yang diberikan oleh BPR NTB kemudian dibagi dengan dana pihak ketiga yang ada di rekening, menurut hasil wawancara dengan BPR NTB yang masuk ke dalam dana pihak ketiga di rekening BPR.NTB terdiri dari simpanan berupa tabungan dan deposito. Data yang diperoleh dari laporan keuangan BPR yaitu pada Tabel 2.1 berhubungan dengan laba yang dimiliki pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2018.

Dari laporan keuangan BPR NTB peneliti memperoleh data pada tabel 2.1 mengenai besaran ROE yang dimiliki pada tahun 2017-2018 Tabel diatas menunjukkan bahwa pendapatan bunga BPR NTB mengalami penurunan dari tahun 2017 ke tahun 2018, sehingga perlu dilakukan analisis mengenai pendapatan bunga BPR NTB untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan pendapatan bunga BPR NTB. Sesuai dengan data yang telah diuraikan di atas yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi BPR NTB tahun 2017 dan 2018, terlihat bahwa modal yang dimiliki oleh BPR NTB mengalami penurunan walaupun tidak terlalu jauh selisih dari penurunan tersebut, sehingga perlu dilakukan analisis apa saja indikasi penurunan modal BPR NTB untuk mengetahui apakah BPR NTB masih dalam koridor sehat atau tidak dengan menghitung modal yang ada pada BPR NTB dengan rumus 68CAR.

Mengetahui besarnya modal yang dimiliki oleh BPR NTB, selanjutnya akan dibagi dengan ATMR pada BPR NTB, sehingga yang termasuk dalam komponen ATMR menurut hasil wawancara dengan BPR NTB meliputi aset yaitu penempatan pada bank lain, dan besarnya kredit yang diberikan adalah ATMR pada BPR NTB.

Tabel 4.1 Data Rasio Keuangan PD.BPR NTB Lombok Barat
Tabel 4.1 Data Rasio Keuangan PD.BPR NTB Lombok Barat

Pembahasan

  • Profil Risiko (Risk Profile)
  • Good Corvorate governance (GCG)
  • Earning (Pendapatan)
  • Capital (Modal)

Hal ini membuktikan bahwa BPR NTB masih berada pada koridor yang cukup lancar pada tahun 2017, sedangkan pada tahun 2018 NPL yang dimiliki oleh BPR NTB meningkat menjadi 15%, sehingga masuk dalam koridor yang tidak sehat, atau mengalami penurunan, sehingga perlu dianalisis faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan NPL di PD. BPR NTB Lombok Barat. Dari hasil analisis di atas terlihat bahwa tingkat kesehatan BPR NTB masih stabil dalam penyediaan dana jangka pendek yang dihitung dengan analisis cash ratio menunjukkan predikat komposit 1 atau dalam kategori sangat sehat karena rasio CR lebih besar dari 4,05%. 2018 ROA 4% > 1,5% 1 Sangat Sehat Dari hasil analisis data yang dilakukan, tabel ROA di atas menunjukkan bahwa kemampuan BPR NTB dalam mengelola laba sebelum pajak atas rata-rata total asset holdings sangat baik dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2018, meskipun mengalami penurunan di tahun 2018, namun BPR NTB masih termasuk dalam kategori sangat sehat menurut kriteria penilaian yang ditetapkan oleh otoritas terkait, sehingga perlu diketahui indikator apa saja yang B PR berada di koridor yang sangat sehat.

Menurut hasil wawancara dengan kepala cabang BPR NTB disebutkan bahwa kinerja keuangan BPR NTB tidak selalu memburuk ketika NPL meningkat karena NPL tidak akan berdampak besar pada tingkat kesehatan BPR NTB, peningkatan NPL tidak berarti BPR NTB masuk dalam kategori tidak sehat karena penilaian tingkat kesehatan. Dengan demikian dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ROE BPR NTB masih stabil walaupun masih dipengaruhi oleh NPL yang tinggi dengan laba setelah pajak yang lebih rendah. Karena sumber pendapatan utama BPR NTB adalah dari kredit, maka jika banyak kredit bermasalah akan sangat mempengaruhi rasio-rasio lainnya.

Dari data yang telah dijelaskan di atas, rasio NIM BPR NTB masih dalam koridor yang sangat sehat walaupun mengalami penurunan sebesar 2% sehingga terkait pendapatan bunga bersih BPR NTB tahun 2018 turun menjadi 14% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 16%, maka dari sini perlu diketahui faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan pendapatan bunga pada BPR NTB. Dari data yang telah dipaparkan di atas, terkait beban usaha BPR NTB mengalami peningkatan, sehingga dapat dikatakan semakin tinggi beban usaha maka pendapatan usaha juga harus stabil. Namun dari segi kriteria penilaian yang ditetapkan oleh otoritas terkait, BPR NTB dari hasil analisis data masih dalam kategori sangat sehat karena rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional BPR NTB kurang dari 94%.

BPR NTB dilihat dari perspektif RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital) pada tahun 2017-2018 menempati skor komposit 2 pada tahun 2017 dan mengalami peningkatan menjadi skor komposit 1 yaitu dari relatif sehat menjadi sangat sehat.

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan   PD.BPR NTB Lombok Barat
Tabel 4.10 Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan PD.BPR NTB Lombok Barat

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penilaian keberlanjutan dengan metode RGEC menunjukkan bahwa penilaian kesehatan bank telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh otoritas terkait. Untuk periode tahun 2017 dan 2018 dapat disimpulkan bahwa NPL BPR NTB mengalami peningkatan atau masuk dalam kategori tidak sehat yang disebabkan oleh bencana alam yang melanda provinsi Nusa Tenggara Barat, sehingga berdasarkan analisis yang dilakukan, BPR NTB termasuk dalam kategori tidak sehat dalam laporan NPL, sedangkan pada laporan lain sebagaimana dianalisis dalam penelitian ini dalam penelitian ini masih dalam kategori sehat. Jadi hasil DP.

Saran

Kemudian dari sisi risiko likuiditas, sebaiknya BPR NTB memiliki rasio LDR yang melebihi batas maksimum ketentuan yang ditetapkan otoritas terkait, lebih memperhatikan seluruh kewajiban bank, terutama kewajiban jangka pendek, dan berusaha menyeimbangkan penyaluran kredit dengan jumlah dana yang diterima dari pihak ketiga, guna menjaga likuiditas bank. Kemudian, sebagai bank yang berstatus Perusahaan Daerah akan lebih baik untuk dapat menjaga dan terus meningkatkan kesehatan bank tersebut di tahun-tahun mendatang. Tingkat kesehatan bank yang sangat sehat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat, nasabah, karyawan, pemegang saham, serta pihak lain terhadap bank.

Dewa Gede Derian Angga Parmartha & I Ketut Mustanda “Analisis Penilaian Tingkat Kekuatan Bank Pada PT. Fitria Febrianty “Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas Pada Bank Rakyat Indonesia Syariah”, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Raden Fatah, Palembang, 2017. Kartika Ratna Sari “Analisis Tingkat Kekuatan Bank Dengan Menggunakan Metode RGEC Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Skripsi, FSE, Universitas Negeri Yogyakar 2017 .

Millatina Arimi & Mohammad Kholiq Mahfud, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Pada Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2017-2010 Jurnal Manajemen Diponogoro 2012. Theresia Vania Hamolin & Nila Firdaus Nuzula, “Analisis Metode Bank R Tanggal 7 April Berdasarkan Metode Bank R Bulan April. 2018. Sangat Sehat Sehat Cukup Sehat Tidak Sehat Tidak Sehat Sumber: Surat Edaran OJK No.14/SEOJK.03/2017.

Sangat Sehat Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011.

Tabel 2.2 Non Performing Loan (NPL)
Tabel 2.2 Non Performing Loan (NPL)

Gambar

Tabel 4.1 Data Rasio Keuangan PD.BPR NTB Lombok Barat
Tabel 4.10 Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan   PD.BPR NTB Lombok Barat
Tabel 4.11 Hasil Penilaian Tingkat Kesehatan  PD.BPR NTB Lombok Barat
Tabel 2.2 Non Performing Loan (NPL)
+6

Referensi

Dokumen terkait

8 Therefore, it is essential to determine the relationship between endoscopic and histological findings to assess disease activity in ulcerative