• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sinergitas pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng.

Manfaat Penelitian

Oleh karena itu, landasan teori ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada penulis untuk menganalisis partisipasi masyarakat dan pengelolaan kebersihan di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Melalui peran serta masyarakat dan pengelolaan kebersihan maka akan tercipta lingkungan yang sehat bagi masyarakat di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara subjek serta berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun mengenai partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sanitasi di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng.

Mayoritas warga Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng masih menggunakan bahasa daerah yaitu Konjo. Masyarakat Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng yang menjadi informan dalam penelitian mempunyai umur yang berbeda-beda. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan juga sangat dipengaruhi oleh tingkat interaksi antara masyarakat itu sendiri dengan pemerintah.

Khususnya di Desa Bonto Marannu Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng, penerapan kebersihan lingkungan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam kebersihan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng dapat disimpulkan bahwa; Kepada masyarakat luas khususnya di wilayah Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng agar lebih berperan aktif dan berpartisipasi dalam pengelolaan.

Apakah tokoh masyarakat menjadi teladan bagi masyarakat dalam menerapkan manajemen kebersihan di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng?

Definisi operasional

Tinjauan Pustaka

  • Partisipasi
  • Masyarakat
  • Pengelolaan
  • Kebersihan

Landasan Teori

Kerangka Konsep

METODE PENELITIAN

Informan Penelitian

Fokus Penelitian

Fokus penelitian pada dasarnya adalah pada permasalahan yang timbul dari pengalaman penelitian atau dari pengetahuan yang diperoleh melalui keputusan ilmiah atau lainnya.

Instrumen Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Data sekunder adalah data berupa dokumen atau arsip penting yang diperoleh melalui layanan tertentu, seperti peraturan perundang-undangan, literatur ilmiah, dan jurnal di berbagai media cetak.

Teknik Pengumpulan Data

Dokumentasi juga dapat dianggap sebagai bahan tertulis atau apapun yang memberikan informasi tentang buku mata pelajaran.

Teknik Analisis Data

Keabsahan Data

  • Jadwal Penelitian

Adat istiadat atau adat istiadat yang berlaku pada masyarakat di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng berkaitan dengan adat istiadat perkawinan. Namun jika dilihat dari agamanya, mayoritas penduduk di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng beragama Islam, begitu pula dengan penduduk di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng yang beragama Islam. Daftar nama desa/kelurahan di kecamatan Ulu Ere kota/kabupaten Bantaeng provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel): yaitu.

Sumber : Data arsip Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng Tahun 2013. Tabel 1.3 diatas menjelaskan tentang tempat wisata alam yang ada di kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Sumber : Data arsip Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantaeng Tahun 2013. Tabel 1.4 diatas menggambarkan tentang objek wisata agrowisata yang ada di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Jumlah informan sebanyak 10 orang, terdiri dari 2 orang informan laki-laki, sedangkan 8 orang informan perempuan, 8 orang informan di Desa Bonto Marannu dan 2 orang di Desa Bonto Tallasa, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng.

Bab ini akan menyajikan data hasil penelitian dari informasi yang diperoleh di lapangan, yang selanjutnya akan diolah dan dianalisis guna mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan dan sinergi pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan di Ulu. Kecamatan Ere Kabupaten Bantaeng. Menurut pendapat Ibu Hanafiah, beliau menyampaikan bahwa sosialisasi memang dilakukan, namun hanya sekali dan kali ini bersifat kompetisi, dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa rendahnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah selama ini. tahun. pengelolaan sanitasi di kecamatan Ulu Ere kabupaten Bantaeng. Kami menyimpulkan bahwa pembinaan (sosialisasi) yang dilakukan oleh pemerintah daerah masih kurang atau dengan kata lain belum merata karena terkadang hal ini dapat menyebabkan kurangnya motivasi masyarakat sehingga mengakibatkan rendahnya partisipasi dalam pengelolaan kebersihan khususnya di Kecamatan Ulu Ere Bantaeng. Daerah.

Kemudian, hasil wawancara dengan Kasman (45), Kepala Desa Bonto Marannu, Kecamatan Ulu Ere, mengatakan ketika ditanya apakah masyarakat saling mengingatkan untuk melakukan manajemen kebersihan. Dari pernyataan kedua responden di atas terlihat jelas bahwa pemerintah daerah/atau tokoh masyarakat terlibat langsung dalam pembersihan, dalam artian pemerintah dapat memberikan contoh kepada masyarakat setempat dalam hal pembersihan lingkungan, sehingga terciptalah sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan di kecamatan Ulu Ere. Kurangnya informasi yang jelas mengenai hak-hak masyarakat adat khususnya Desa Bonto Tallasa, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng.

Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara terhadap 10 (sepuluh) orang yaitu 1 orang Kepala Desa Bonto Marannu, 2 orang staf administrasi Desa Bonto Marannu dan 7 orang warga/masyarakat Kecamatan Ulu Ere.

Tabel 1.2 Banyaknya Tempat Peribadatan di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng Tahun 2008
Tabel 1.2 Banyaknya Tempat Peribadatan di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng Tahun 2008

GAMBARAN DAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

Sistem Budaya

Sistem Peralatan Hidup

Sistem Ekonomi

Selain itu, masyarakat juga memanfaatkan lahannya dengan menanam tanaman perkebunan seperti kopi, alpukat, nangka, dan kacang kersen. Komoditas tanaman perkebunan yang paling banyak ditanam responden dan hasilnya cukup menjanjikan adalah kopi. Berbagai komoditas yang ditanam mempunyai prospek pasar yang menjanjikan sehingga menjadi aset yang baik bagi masyarakat setempat.Aktivitas perekonomian masyarakat Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng dalam kegiatan pertanian menunjukkan adanya pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan, dimana Mayoritas perempuan berjualan hasil kebun di pasar tanpa melupakan tugasnya karena ibu rumah tangga maupun perempuan di sektor pertanian seringkali terlibat langsung dalam pengerjaan lahan.

Sistem Kemasyarakatan

Sistem Bahasa

Sistem Kesenian

Sistem Pengetahuan

Namun seiring dengan pergantian pemerintahan, berbagai jenjang sekolah baik TK, SD, SMP, SMA/SMK pun bermunculan di pedesaan, khususnya di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng.

Sistem Kepercayaan

  • Keadaan Geografis

Letak dan Luas Wilayah

Dari pernyataan tersebut seharusnya seorang pemimpin memberikan motivasi kepada masyarakat/warganya untuk terus melakukan kebersihan, namun tanpa pengawasan pemerintah, masyarakat masih mempunyai semangat untuk terus mengelola kebersihan dan mereka memahami dampak dari kebersihan itu sendiri. Menurut Ibu Hanafiah (38) tahun, berdasarkan pertanyaan: Apakah pernah ada sosialisasi yang dilakukan pemerintah mengenai pengelolaan kebersihan lingkungan? Dari pendapat Pak. Kasman selaku Kepala Desa Bomto Marannu menyampaikan bahwa pemerintah/tokoh masyarakat dan masyarakat ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan, meskipun ada salah satu warga/masyarakat yang tidak ikut serta dalam pembersihan. Mereka tidak saling menyalahkan karena memahami pentingnya pemeliharaan keluarga, namun ketika pemerintah/tokoh masyarakat melakukan bersih-bersih, maka orang-orang disekitarnya juga ikut bersih-bersih, sehingga masing-masing orang mempunyai kesadarannya masing-masing.

Berdasarkan hasil wawancara, timbul pertanyaan apakah tokoh masyarakat menghimbau masyarakat untuk menerapkan manajemen kebersihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan tentunya akan berbeda-beda pada setiap individu dalam masyarakat, hal ini terjadi karena dalam lingkungan masyarakat terdapat latar belakang yang berbeda-beda pada setiap individu, misalnya saja faktor lingkungan sosial, kesadaran (kemauan), gagasan (perencanaan). ). ). ), dan energi (fisik), serta faktor sosialisasi pemerintah. Tanpa hal tersebut, partisipasi dalam pengelolaan kebersihan yang merupakan kebijakan pemerintah sulit diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat.

Partisipasi dalam manajemen kebersihan sangat bergantung pada perannya. pemerintah dalam memberikan dan menciptakan simulasi dan motivasi yang mengarah pada kreativitas masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah harus lebih transparan dan mengembangkan kepemimpinan dan partisipasi, serta masyarakat harus mampu memanfaatkan peluang untuk berperan aktif melalui partisipasi nyata. Pengelolaan kebersihan yang dilakukan ditentukan oleh sejauh mana partisipasi masyarakat, yaitu: Partisipasi sebagai titik awal perubahan. Pengembangan masyarakat dalam pengelolaan kebersihan terjadi dengan mengubah perilaku berdasarkan kebutuhan akan kondisi lingkungan yang bersih, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat dalam kebersihan.

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mengambil kesimpulan dari pernyataan beberapa responden bahwa baik pemerintah maupun masyarakat melaksanakan Jumat Bersih, kemudian dari lembaga terkecil yaitu RT mempunyai tanggung jawab tersendiri untuk melaksanakan manajemen kebersihan di lingkungan masing-masing, kemudian setiap rumah membuat lubangnya sendiri-sendiri. Hal ini kemudian dikaitkan dengan pertanyaan apakah tokoh masyarakat setempat dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam menerapkan manajemen kebersihan. Berdasarkan pertanyaan, apakah sudah ada pelatihan pengelolaan lingkungan hidup mengenai pengelolaan kebersihan oleh pemerintah dan dilakukan secara berkala?

Dari pernyataan ketiga responden tersebut dapat kita simpulkan bahwa komunikasi pemerintah dengan masyarakat mengenai pengelolaan kebersihan lingkungan masih kurang dan terkadang hal ini dapat membuat mereka kurang termotivasi. Faktor lain yang mendukung program pemerintah untuk membentuk lembaga yang bergerak di bidang pengelolaan kebersihan khususnya di Desa Bonto Marannu Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng tidak muncul dengan sendirinya melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satunya adalah kepemimpinan pemerintah setempat karena masyarakat merupakan gabungan dari beberapa individu yang mempunyai sifat/karakter yang berbeda-beda. . Sehingga untuk memadukan ketiganya diperlukan suatu kekuatan yaitu kemampuan dinamis dari para pimpinan pemerintahan dalam hal ini khususnya pemerintah di Kecamatan Ulu Ere.

Karena peran serta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang baik, sehat, bersih dan tertib dalam hal pemeliharaan lingkungan. Bagi pemerintah daerah setempat agar berupaya menjamin orientasi (sosialisasi) masyarakat akan pentingnya partisipasi dalam pengelolaan kebersihan agar dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Tabel 1.3 Adapun objek wisata di Kecamatan Ulu Ere.
Tabel 1.3 Adapun objek wisata di Kecamatan Ulu Ere.

Gambar

Gambar 1. Diagram kerangka pikir partisipasi masyarakat dalam pengelolaan kebersihan di Kec
Tabel 1.2 Banyaknya Tempat Peribadatan di Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng Tahun 2008
Tabel 1.3 Adapun objek wisata di Kecamatan Ulu Ere.
Tabel 1.4 Wisata Angro Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi