Yuyi Andrika, M. Kom
Pengembangan Sistem adalah penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yg lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
Pengembangan Sistem
TIM PENGEMBANGAN SISTEM terdiri dari :
1. Manajer Analis Sistem
2. Ketua Analis Sistem
3. Analis Sistem Senior
4. Analis Sistem Junior
5. Pemrogram Aplikasi Senior
6. Pemrogram Aplikasi Junior
Pengembangan Sistem
1. Adanya permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
a. Ketidakberesan sistem yang lama b. Pertumbuhan organisasi
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan 3. Adanya instruksi dari pimpinan atau
adanya peraturan pemerintah
Alasan Diperlukan Pengembangan Sistem
Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam hal :
1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time.
2. Kualitas informasi yang disajikan
3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan
4. Kontrol (pengendalian)
5. Efisiensi
6. Pelayanan
Pengembangan Sistem
1. Melibatkan para pengguna (User), pengguna disini adalah semua orang yang terlibat dalam pengembangan, entah itu pihak eksternal (pengembang) atau internal (perusahaan) seperti, pengguna, analis, perancang, programmer, pembangun, manajer, pemilik dll.
2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
Ada dua metode pendekatan pemecahan masalah yaitu Pemecahan Masalah Terstruktur dan
Pemecahan Masalah Tak
Terstruktur .
3. Membentuk fase dan aktivitas.
Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan
Sistem Informasi
4. Mendokumentasikan selama proses pengembangan.
Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan (kelemahan) sebuah
sistem yang sedang dikembangkan 5. Membentuk standar. Sistem yang baik adalah sistem yang terintegrasi dengan IT, tentunya terdapat standar yang menjadi tolok ukur untuk sebuah sistem yang ideal dan dapat bersaing. Biasanya para analis membuat standar yang umum yang mencirikan sistem yang dinamis dan maju misal penggunaan teknologi database, software dan sebagainya.
6. Mengelola proses dan proyek. Konsisten dalam mengerjakan proyek-proyek, tugas inti daripada manajemen proyek yang memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan semestinya.
Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan
Sistem Informasi
7. Menentukan Sistem Informasi sebagai investasi modal.
Biaya untuk pengembangan suatu sistem informasi tidaklah murah, oleh karena itu sudut pandang seorang manajer atau pengembang harus diubah bahwa biaya mahal tersebut merupakan investasi modal yang nantinya akan berimbas positif terhadap perusahaan terutama dari segi efisiensi kegiatan dan proses bisnis. Dan tentu saja dari situ pula dapat meninggikan grafik pendapatan (profit) perusahaan
tersebut.
8. Tidak takut terhadap pembatalan atau merefisi lingkup.
Yap! Selalu positif thinking! Jika jatuh, bangkitlah kembali.
Sebuah revisi atau bahkan pembatalan sebuah rencana pengembangan adalah hal yang wajar dan suatu yang memang harus dihadapi. Hal ini biasanya dikarenakan perusahaan pengembang kekurangan biaya ditengah-tengah proses pengembangan atau mungkin juga bangkrut.
Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan
Sistem Informasi
9. Melakukan pembagian yang jelas. Setiap ahli harus pada bidangnya dan pada waktu yang tepat.
10. Mendesain untuk pertumbuhan dan perubahan. Sistem yang baik dimasa kini dan akan datang haruslah Fleksibel, mudah menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Sehingga jika ingin dilakukan peningkatan, pengembangan hanya dilakukan di beberapa aspek (tidak keseluruhan).
Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan
Sistem Informasi
Untuk mengembangkan sistem informasi perlu dibentuk tim pengembang yang
terdiri :
Pengembangan Sistem
1. Project Manager
2. Business Analyst
3. System Analyst 4. Programmer 5. Change
Manager
Pengembangan Sistem
Pengembangan Sistem
Defenisi Metodologi
Suatu proses pengembangan sistem yang formal dan presisi yang mendefenisikan serangkaian aktivitas, metode, best practise dan tools yang terautomasi bagi para pengembang dan manager proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagai keseluruhan sistem informasi atau software
Defenisi Metodologi (lanjutan)
Kesatuan metode-metode,
prosedur- prosedur, konsep- konsep pekerjaan, aturan-aturan
dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya.
1. Menjamin adanya konsistensi proses
2. Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek 3. Mengurangi resiko kesalahan dan
pengambilan jalan pintas
4. Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten yang bermanfaat bagi personal baru dalam tim proyek
Alasan Perlunya Metodologi
Pengembangan Sistem :
Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur,konsep-konsep pekerjaan, aturan- aturan yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya.
Metode adalah suatu cara,teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu.
Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi Pengembangan Sistem berarti metode- metode, prosedur-prosedur,konsep-
konsep pekerjaan,aturan-aturan dan postulat- postulat (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Metodologi Pengembangan Sistem
1. Functional Decomposition Methodologies
2. Data Oriented Methodologies
3. Prescriptive Methodologies
Metodologi Pengembangan Sistem
1. Functional Decomposition Methodologies Metodologi ini menekankan pada
pemecahan dari sistem ke dalam subsistem- subsistem yang lebih kecil, sehingga akan
lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan.
Metodologi Pengembangan Sistem
2. Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
3. Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah ISDOS (Information System Design and Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi.
Metodologi Pengembangan Sistem
1. Teknik Manajemen Proyek yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadwalan proyek.
2. Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique) yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik ini antaranya :
a. Wawancara b. Observasi c. Questionaires d. Sampling
Teknik Pengembangan Sistem
3. Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi
4. Teknik untuk menjalankan rapat 5. Teknik Inspeksi / Walkthrough
Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem
1. Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem
2. Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai
3. Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya
4. Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan
5. Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai
6. Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara
7. Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik
Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem
1. Pendekatan Klasik
Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga Pendekatan Tradisional atau Pendekatan Konvensional. Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan- tahapan pada System Life Cycle.
Metodologi Yang Digunakan
Permasalahan yang timbul pada Pendekatan Klasik adalah :
1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
2. Biaya perawatan atau pemeliharaansistem akan menjadi mahal
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
Metodologi Yang Digunakan
2. Pendekatan Terstruktur
Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan Pendekatan Terstruktur.
Pendekatan ini pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem dengan alat- alat dan teknik- teknik untuk mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cicle.
Metodologi Yang Digunakan
Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan- permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biayanya,dapat meningkatkan produktifitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).
Metodologi Yang Digunakan
3. Dari Bawah ke Atas (Bottom up Approach) Pendekatan ini dimulai dari level
bawah organisasi, yaitu level
operasional dimana transaksi dilakukan.
Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan- kebutuhan untuk
menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskankebutuhan
informasi berdasarkan transaksi tersebut.
Cara Menentukan Kebutuhan Dari Sistem
Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik.
Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
Cara Menentukan Kebutuhan Dari Sistem
4. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-Down Approach)
Pendekatan dari atas ke bawah (Top down Approach) dimulai dari level atas organisasi yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi.
Cara Menentukan Kebutuhan Dari Sistem
Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemroresan transaksi, yaitu penentuan output,input,basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.
Cara Menentukan Kebutuhan Dari Sistem
5. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)
Sasaran Yang Ingin Dicapai
menekankan pada suatu Pengembangan
yan g kegiatan/aplikasi
tertentu tanpa
memperhatikan
posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja)
6. Pendekatan Sistem (systems approach) Memperhatikan sistem informasi sebagai
satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing
kegiatan/aplikasinya dan menekankan
sasaran organisasi secara global
Sasaran Yang Ingin Dicapai
7. Pendekatan Sistem Menyeluruh (total- system approach)
Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik)
Cara Mengembangkannya
8. Pendekatan Moduler (modular approach)
Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana,
sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan,tepat waktu,
mudah dipelihara (ciri terstruktur)
Cara Mengembangkannya
9. Lompatan Jauh (great loop approach)
Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek
Teknologi Yang Digunakan
10. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach) Pendekatan yang menerapkan
teknologi canggih hanyauntuk
aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk
periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.
Teknologi Yang Digunakan
1. Mengurangi kerumitan masalah (
reduction of complexity
)2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal (
focus on ideal
)3. Standarisasi (
standardization
)4. Orientasi ke masa datang (
future orientation
)5. Mengurangi ketergantungan pada disainer (
less reliance on artistry
)Keuntungan Pendekatan Terstruktur
1. System Development Life Cycle (SDLC)
Metode Pengembangan Sistem
2. Prototyping
3. Computer-Aided Software Engineering (CASE) Tools
4. Rapid Application Development (RAD) 5. Joint Application Design (JAD)
6. Agile Methodologies
7. eXtreme Programming (XP)
8. Model-Driven Development (MDD)
9. Framework for the Application of System Thinking (FAST)
10. Pembelian Software Aplikasi
SDLC merupakan metode pengembangan sistem paling tua dan
System Development Life Cycle (SDLC)
sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar.
Tidak sesuaiatau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena :
1. Banyak memerlukan sumber daya.
2. Tidak fleksibel.
3. Sulit untuk melakukan perubahan aplikasi dengan pngambilan keputusan yang cepat.
SDLC lebih dari sekedar fase 1. Prinsip Manajemen
2. Perencanaan dan Pengawasan
3. Pengorganisasian dan Penjadwalan 4. Penyelesaian Masalah
1. Adanya laporan setiap akhir fase sehingga memudahkan adanya
kontrol/pengawasan.
2. Mudah melakukan dokumentasi.
3. Dokumentasi secara formal sehingga
memudahkan penelusuran kembali terhadap kebutuhan bisnis.
Keuntungan SDLC
Kelemahan SDLC
1. Pengguna mendapatkan produk sesuai dengan pemahaman pengembang, yang belum tentu sesuai kebutuhan.
2. Dokumentasi mahal dan menghabiskan waktu dalam pembuatan, dan selalu berubah/mengalami perbaikan.
Pendekatan Pengembangan SDLC
2 Pendekatan Pengembangan
SDLC1. Predictive approach – assumesproject can be planned out in advance.
2. Adaptive approach – more flexible, assumes project cannot be planned out in advance.
SDLC memiliki 5 fase
yaitu : Fase SDLC
1. Tahap
Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Desain
4. Tahap Penerapan
5. Tahap Perawatan
Tahapan SDLC
1. Tahap Perencanaan
Tahapan ini merupakan tahapan dimana pengembang mendefinisikan perkiraan-perkiraan kebutuhan akan sumber daya yang sifatnya masih umum seperti kebutuhan user, kebutuhan infrastruktur dan lain- lain
Tahapan SDLC
Langkah-langkah dalam tahapan perencanaan :
1. Menyadari adanya masalah
2. Mendefinisikan masalah
3. Menentukan tujuan sistem
4. Mengidentifikasikan kendala-kendala sistem
5. Membuat studi kelayakan
6. Mempersiapkan usulan penelitian sistem
7. Menyetujui atau menolak penelitian sistem
8. Menetapkan mekanisme pengendalian
Tahapan SDLC
2. Tahap Analisis
Tahap penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Informasi yang didapat dari proses sebelumnya yaitu tahap perencanaan dikaji lebih dalam oleh seorang “Analis Sistem”
atau System Analist. Dari hasil kajiannya seorang analis tersebut akan menemukan beberapa kelemahan sistem sehingga nantinya ia akan dapat mengusulkan suatu perbaikan atau solusi.
Tahapan SDLC
Kegiatan-kegiatan pada tahap Analisis:
a. Convention. Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang
manfaatnya (Memburuk)
b. Initial Investigation. Memeriksa sistem saat ini dengan penekanan pada daerah-daerah yang
menimbulkan permasalahan.
c. Determination of Ideal System. Mendapatkan Konsensus (semacam
kesepakatan/voting) dari komunitaspengguna
sistem (para user)
tentang sebuah sistem yang ideal (sistem yang diinginkan dari setiap user).
Tahapan SDLC
d. Generation of System Alternatives. Menggali (explore) perbedaan dari alternatif-alternatif sistem yang ada dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat in idengan sistem
idealnya.
e. Selection of Proper System. Membandingkan alternatif-alternatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik dan mengajukannya atau menjualnya kepada perusahaan.
Tahapan SDLC
3. Tahap Desain
Tahapan setelah analisis sistem yang menentukan proses dan data
yang diperlukan oleh sistem baru. Tujuannya untuk memenuhi
kebutuhan pemakai serta memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik
Tahapan SDLC
lain yang terlibat dalam pengembangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap
siste m.
Desai a. Output Design. Mendesain tampilan-tampilan output dari n:
suatu sistem, berkas atau
form.
b. Infput Design. Mendesain form/dokumen masukan untuk sistem.
c. File Design. Memberikan bentuk-bentuk file yang dibutuhkan dalam sistem informasi.
4. Tahap Penerapan
Tahap dimana desain sistemyang sudah dibentuj
sudah menjadi suatu kode yang siap untuk dioperasikan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap Penerapan:
a. Programming and Testing.
Mengkonversikan
perancangan logikal kedalam kegiatan operasi
coding dengan bahasa pemrograman tertentu dan mengetest
Tahapan SDLC
program ,
memastika n
semu a
fungsi/modu l
berjala denga n
n
lancar .
b. Training. Memimpin sebuah pelatihan dalam menggunakan sistem baru yang telah dikembangkan, juga termasuk persiapan lokasi dan tugas-tugas lain yang
Tahapan SDLC
berhubunga n
pembelajara n
dengan da n
pelatihan
seper ti jadwal
modu l
training c. Sistem Change Over. Merubah pemakaian sistem. lama ke sistem baru, dari sistem informasi yang berhasil dibangun. Adapun beberapa metode konversis sistem diantaranya yaitu: (a) Konversi Paralel (b) Konversi Bertahap (c) Konversi Percontohan (d) Langsung/Change Over.
5. Tahap Perawatan
a. Penggunaan Sistem
b. Audit Sistem. Melakukan pengamatan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria
kerja.
c. Penjagaan Sistem. Pemantauan rutin
Tahapan SDLC
d. Perbaikan Sistem. Melakukan perbaikan jika dalam program terdapat kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat tahap pengujuan sistem.
e. Meningkatkan Sistem. Jika manejer melihat adanya potensi peningkatan sistem, hal ini bisa ditindaklanjuti untuk memodifikasi sistem sesuai keinginan manejer tersebut.
Tahapan SDLC
Keuntungan :
Model Waterfall
1. Mudah dalam penyusunan perencanaan dan melakukan estimasi tahapan pelaksanaan maupun biaya.
2. Mudah dalam me
managed
pelaksanaan tahapan pengembangan sistem Informasi.Kelemahan :
Model Waterfall
1. Client & user baru
dapat mengetahui wujud dari sistem informasi yang dikembangkan pada tahap- tahap akhir (untuklinear model asli).
2. Pembuatan dokumen memperlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama.
3. User seringkali
kesulitan dalam me-review
intermediated product (dokumen-
dokumen). Setiaptahapan dapat dilaksanakan berulang- ulang sampai mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Setiap loop mewakili tahap proses rekayasa terbagi menjadi 4 sektor.
Model Spiral/Iteratif
Metode spiral dirancang secara revolusioner dengan tahapan yang jelas, tetapi terbuka bagi partisipasi pemesan untuk ikut serta menentukan pemodelan sistem.
Metode spiral lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus mengikutsertakan pemesan.
Model spiral merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype. Menggabungkan keuntungan waterfall dan prototype dan memasukkan analisis resiko.
Model Spiral/Iteratif
Spiral melibatkan proses iterasi dimana setiap iterasi bekerja pada satu level produk dimulai dari level prototype awal sampai pada level yang diinginkan.
Setiap perpindahan level didahului analisa resiko.
Model Spiral/Iteratif
Metode prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen.
Prototyping (Iterative Model of
Development)
Keuntungan :
Prototyping (Iterative Model of Development)
1. End user dapat
berpartisipasi aktif.2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
3. Mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi dan relatif lebih mudah dibangun.
4. Kesalahan dan kelalaian dalam
pengembangan dapat segera diketahui.
Kelemahan :
Prototyping (Iterative Model of Development)
1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
3. Bisanya kurang fleksible dalam menghadapi perubahan.
4. Prototype yang
dihasilkan tidak selamanyamudah dirubah.
5. Prototype terlalu
cepat selesai.6. Dokumentasi seringkali tidak lengkap.
meliputi
langkah -
Prototyping (Iterative Model of Development)
Karakteristik metode
prototyping langkah :
1. Pemilahan fungsi
2. Penyusunan Sistem Informasi 3. Evaluasi
4. Penggunaan Selanjutnya
Jenis-jenis prototyping meliputi :
1. Feasibility prototyping 2. Requirement prototyping 3. Desaign Prototyping
4. Implementation prototyping
Prototyping (Iterative Model of
Development)
Penggunaan software untuk membantu pengembangan dalam merencanakan, menganalisa, mendesain, memprogram dan memelihara sistem informasi.
Software CASE dapat menghasilkan kode programdan dukungan secara
otomatis pengembangan sistem.
Proyek kamus/buku kerja: sistem deskripsi
untuk dan spesifikasi diagram
alat.
Contoh produk: Oracle Designer, Rational Rose
Computer-Aided Software Engineering
(CASE ) Tools
CASE disebut juga dengan Computer-Aided Information System Engineering (CAISE).
Banyak CASE yang dapat digunakan untuk membantu pengembangan sistem, mulai yang support linear method sampai yang object-oriented.
CASE Tools ada 3 yaitu :
1. Front-end CASE Tools : analysis & design stage
2. Back-end CASE Tools : construction, implementasion, testing & maintenace stage
3. Integrated CASE Tools : kombinasi front dan back end
Computer-Aided Software Engineering
(CASE ) Tools
Metodologi untuk mengurangi waktu desain dan implementasi.
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. RAD dapat mencakup prototyping, JAD, CASE tools, dan generator kode.
Rapid Application Development (RAD)
Rapid Application Development (RAD)
Proses pengembangan, meliputi :
1. Mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria.
2. Mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi prioritas.
3. Membuat model dari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas.
4. Memilih protype mana yang direview.
5. Implementasi Sistem Informasi
Rapid Application Development (RAD)
Joint Application Design (JAD)
JAD merupakan suatu kerjasama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi, manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pemakai, teknik yang dibutuhkan dan unsur rancangan eksternal.
Proses terstruktur yang melibatkan pengguna, analis, dan manajer. Membutuhkan beberapa hari sesi workgroup intensif.
Tujuan JAD adalah memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi dan untuk menentukan serta meninjau persyaratan sistem.
Agile Methodologies
Termotivasi oleh pengakuan pengembangan perangkat lunak sebagai sesuatu yang tak terduga dan dinamis.
Tiga prinsip kunci :
1. Adaptif dibanding prediksi.
2. Menekankan pada orang dibanding peran.
3. Self-adaptif proses.
eXtreme Programming (XP)
Siklus pengembangan incremental,
digunaka untuk siklus pendek. n
Otomatis tes.
Dua orang tim pemrograman.
Pengkodeandan pengujian beroperasi bersama- sama.
Keuntungan :
1. Komunikasi antara pengembang.
2. Tinggi tingkat produktivitas.
3. Tinggi kualitas kode.
Model-Driven Development (MDD)
Suatu teknik yang menekankan penggambaran model untuk memvisualisasikan dan menganalisis masalah, mendefinisikan proses bisnis dan merancang sistem informasi.
Pendekatan dalam teknik pemodelan MDD adalah :
1. Structured Analysis Design : berorintasi proses.
2. Information Engineering : berorientasi data.
3. Object-Oriented Analysis and Design :
menggabungkan orientasi proses dan
data ke dalam bentuk
objek.
Structured Analysis Design
Teknik yang digunakan membangun
behaviour dari suatu sistem informasi.
Tool yang digunakan adalah
DFD (Data
Flow Diagrams), Data dictionary, Process
description.
Information Engineering
Teknik yang
digunakan
membangu n
(siste m)
informasi yang terstruktur.
Tools yang digunakan adalah
ERD
(Entity- Relationship diagrams),
Normalisasi database.
Object-Oriented Analysis and Design
Teknik yang digunakan untuk membangun
obyek- obyek yang ada di dalam sistem informasi.
Tools
yan g
Modellin g
STD
(Stat e
digunakan adalah
UML
(Unified Language), transition
diagrams
).
(Framework for the Application of System Thinking) FAST
FAST adalah sebuah contoh
framework
proses pengembangan sistem. Urutan FAST adalah :
Scope Definition – Problem Analysis – Requirement Analysis – Decision Analysis–
Logical Design – Physical Design & Integration – Construction & Testing – Installation &
Delivery.
Pembelian Software Aplikasi
Alternatif lain dalam metode pengembangan sistem adalah dengan membeli software aplikasi yaitu paket software yang sudah jadi.
Misalnya seperti SAP, MSProject dan lain-lain.
Digunakan untuk aplikasi yang sifatnya umum seperti payroll dan akunting. Selain itu software berbasis enterprise sudah tersedia seperti Oracle dan SAP.