• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diktat MPSI ISB Atma Luhur

N/A
N/A
Drama Media

Academic year: 2024

Membagikan "Diktat MPSI ISB Atma Luhur "

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Yuyi Andrika, M. Kom

(2)

Pengembangan Sistem adalah penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yg lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.

Pengembangan Sistem

(3)

TIM PENGEMBANGAN SISTEM terdiri dari :

1. Manajer Analis Sistem

2. Ketua Analis Sistem

3. Analis Sistem Senior

4. Analis Sistem Junior

5. Pemrogram Aplikasi Senior

6. Pemrogram Aplikasi Junior

Pengembangan Sistem

(4)

1. Adanya permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :

a. Ketidakberesan sistem yang lama b. Pertumbuhan organisasi

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan 3. Adanya instruksi dari pimpinan atau

adanya peraturan pemerintah

Alasan Diperlukan Pengembangan Sistem

(5)

Dengan adanya sistem baru diharapkan terjadi peningkatan dalam hal :

1. Kinerja, yang dapat diukur dari throughput dan respon time.

2. Kualitas informasi yang disajikan

3. Keuntungan (penurunan biaya). Berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan

4. Kontrol (pengendalian)

5. Efisiensi

6. Pelayanan

Pengembangan Sistem

(6)

1. Melibatkan para pengguna (User), pengguna disini adalah semua orang yang terlibat dalam pengembangan, entah itu pihak eksternal (pengembang) atau internal (perusahaan) seperti, pengguna, analis, perancang, programmer, pembangun, manajer, pemilik dll.

2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Ada dua metode pendekatan pemecahan masalah yaitu Pemecahan Masalah Terstruktur dan

Pemecahan Masalah Tak

Terstruktur .

3. Membentuk fase dan aktivitas.

Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan

Sistem Informasi

(7)

4. Mendokumentasikan selama proses pengembangan.

Hal ini

dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan (kelemahan) sebuah

sistem yang sedang dikembangkan 5. Membentuk standar. Sistem yang baik adalah sistem yang terintegrasi dengan IT, tentunya terdapat standar yang menjadi tolok ukur untuk sebuah sistem yang ideal dan dapat bersaing. Biasanya para analis membuat standar yang umum yang mencirikan sistem yang dinamis dan maju misal penggunaan teknologi database, software dan sebagainya.

6. Mengelola proses dan proyek. Konsisten dalam mengerjakan proyek-proyek, tugas inti daripada manajemen proyek yang memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan semestinya.

Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan

Sistem Informasi

(8)

7. Menentukan Sistem Informasi sebagai investasi modal.

Biaya untuk pengembangan suatu sistem informasi tidaklah murah, oleh karena itu sudut pandang seorang manajer atau pengembang harus diubah bahwa biaya mahal tersebut merupakan investasi modal yang nantinya akan berimbas positif terhadap perusahaan terutama dari segi efisiensi kegiatan dan proses bisnis. Dan tentu saja dari situ pula dapat meninggikan grafik pendapatan (profit) perusahaan

tersebut.

8. Tidak takut terhadap pembatalan atau merefisi lingkup.

Yap! Selalu positif thinking! Jika jatuh, bangkitlah kembali.

Sebuah revisi atau bahkan pembatalan sebuah rencana pengembangan adalah hal yang wajar dan suatu yang memang harus dihadapi. Hal ini biasanya dikarenakan perusahaan pengembang kekurangan biaya ditengah-tengah proses pengembangan atau mungkin juga bangkrut.

Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan

Sistem Informasi

(9)

9. Melakukan pembagian yang jelas. Setiap ahli harus pada bidangnya dan pada waktu yang tepat.

10. Mendesain untuk pertumbuhan dan perubahan. Sistem yang baik dimasa kini dan akan datang haruslah Fleksibel, mudah menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Sehingga jika ingin dilakukan peningkatan, pengembangan hanya dilakukan di beberapa aspek (tidak keseluruhan).

Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan

Sistem Informasi

(10)

Untuk mengembangkan sistem informasi perlu dibentuk tim pengembang yang

terdiri :

Pengembangan Sistem

1. Project Manager

2. Business Analyst

3. System Analyst 4. Programmer 5. Change

Manager

(11)

Pengembangan Sistem

(12)

Pengembangan Sistem

(13)

Defenisi Metodologi

 Suatu proses pengembangan sistem yang formal dan presisi yang mendefenisikan serangkaian aktivitas, metode, best practise dan tools yang terautomasi bagi para pengembang dan manager proyek dalam rangka mengembangkan dan merawat sebagai keseluruhan sistem informasi atau software

(14)

Defenisi Metodologi (lanjutan)

 Kesatuan metode-metode,

prosedur- prosedur, konsep- konsep pekerjaan, aturan-aturan

dan postulat-postulat yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya.

(15)

1. Menjamin adanya konsistensi proses

2. Dapat diterapkan dalam berbagai jenis proyek 3. Mengurangi resiko kesalahan dan

pengambilan jalan pintas

4. Menuntut adanya dokumentasi yang konsisten yang bermanfaat bagi personal baru dalam tim proyek

Alasan Perlunya Metodologi

Pengembangan Sistem :

(16)

Metodologi adalah kesatuan metode-metode, prosedur-prosedur,konsep-konsep pekerjaan, aturan- aturan yang digunakan oleh suatu ilmu pengetahuan, seni atau disiplin lainnya.

Metode adalah suatu cara,teknik yang sistematik untuk mengerjakan sesuatu.

Metodologi Pengembangan Sistem

(17)

Metodologi Pengembangan Sistem berarti metode- metode, prosedur-prosedur,konsep-

konsep pekerjaan,aturan-aturan dan postulat- postulat (kerangka pemikiran) yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.

Metodologi Pengembangan Sistem

(18)

1. Functional Decomposition Methodologies

2. Data Oriented Methodologies

3. Prescriptive Methodologies

Metodologi Pengembangan Sistem

(19)

1. Functional Decomposition Methodologies Metodologi ini menekankan pada

pemecahan dari sistem ke dalam subsistem- subsistem yang lebih kecil, sehingga akan

lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan.

Metodologi Pengembangan Sistem

(20)

2. Data Oriented Methodologies

Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.

3. Prescriptive Methodologies

Yang termasuk dalam metodologi ini adalah ISDOS (Information System Design and Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan sistem informasi.

Metodologi Pengembangan Sistem

(21)

1. Teknik Manajemen Proyek yaitu CPM (Critical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique). Teknik ini digunakan untuk penjadwalan proyek.

2. Teknik untuk menemukan fakta (Fact finding technique) yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan fakta-fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik ini antaranya :

a. Wawancara b. Observasi c. Questionaires d. Sampling

Teknik Pengembangan Sistem

(22)

3. Teknik analisis biaya/manfaat (Cost Effectiveness Analysis atau Cost Benefit Analysis) adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem informasi

4. Teknik untuk menjalankan rapat 5. Teknik Inspeksi / Walkthrough

(23)

Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem

1. Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem

2. Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai

3. Kurang sempurnanya evaluasi kualitas dan analisis biaya

4. Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan

(24)

5. Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan pemasangan teknologi tidak sesuai

6. Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara

7. Implementasi yang direncanakan dilaksanakan kurang baik

Penyebab Kegagalan Pengembangan Sistem

(25)

1. Pendekatan Klasik

Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga Pendekatan Tradisional atau Pendekatan Konvensional. Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan- tahapan pada System Life Cycle.

Metodologi Yang Digunakan

(26)

Permasalahan yang timbul pada Pendekatan Klasik adalah :

1. Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit

2. Biaya perawatan atau pemeliharaansistem akan menjadi mahal

3. Kemungkinan kesalahan sistem besar

4. Keberhasilan sistem kurang terjamin

Metodologi Yang Digunakan

(27)

2. Pendekatan Terstruktur

Mulai awal tahun 1970 muncul suatu pendekatan baru disebut dengan Pendekatan Terstruktur.

Pendekatan ini pada dasarnya mencoba menyediakan kepada analis sistem dengan alat- alat dan teknik- teknik untuk mengembangkan sistem disamping tetap mengikuti ide dari system life cicle.

Metodologi Yang Digunakan

(28)

Pendekatan terstruktur dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan- permasalahan yang kompleks dalam organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat pada waktunya, sesuai dengan anggaran biayanya,dapat meningkatkan produktifitas dan kualitasnya akan lebih baik (bebas kesalahan).

Metodologi Yang Digunakan

(29)

3. Dari Bawah ke Atas (Bottom up Approach) Pendekatan ini dimulai dari level

bawah organisasi, yaitu level

operasional dimana transaksi dilakukan.

Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan- kebutuhan untuk

menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskankebutuhan

informasi berdasarkan transaksi tersebut.

Cara Menentukan Kebutuhan Dari Sistem

(30)

Pendekatan ini ciri-ciri dari pendekatan klasik.

Pendekatan dari bawah ke atas bila digunakan pada tahap analisis sistem disebut juga dengan istilah data analysis, karena yang menjadi tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.

Cara Menentukan Kebutuhan Dari Sistem

(31)

4. Pendekatan Dari Atas Ke Bawah (Top-Down Approach)

Pendekatan dari atas ke bawah (Top down Approach) dimulai dari level atas organisasi yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi.

Cara Menentukan Kebutuhan Dari Sistem

(32)

Setelah kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemroresan transaksi, yaitu penentuan output,input,basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini juga merupakan ciri-ciri pendekatan terstruktur. Pendekatan atas-turun bila digunakan pada tahap analis sistem disebut juga dengan istilah decision analysis, karena yang menjadi tekanan adalah informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh manajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.

Cara Menentukan Kebutuhan Dari Sistem

(33)

5. Pendekatan Sepotong (piecemeal approach)

Sasaran Yang Ingin Dicapai

menekankan pada suatu Pengembangan

yan g kegiatan/aplikasi

tertentu tanpa

memperhatikan

posisinya di sistem informasi atau tidak memperhatikan sasaran organisasi secara global (memperhatikan sasaran dari kegiatan atau aplikasi itu saja)

(34)

6. Pendekatan Sistem (systems approach) Memperhatikan sistem informasi sebagai

satu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing

kegiatan/aplikasinya dan menekankan

sasaran organisasi secara global

Sasaran Yang Ingin Dicapai

(35)

7. Pendekatan Sistem Menyeluruh (total- system approach)

Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh, sehingga menjadi sulit untuk dikembangkan (ciri klasik)

Cara Mengembangkannya

(36)

8. Pendekatan Moduler (modular approach)

Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana,

sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan,tepat waktu,

mudah dipelihara (ciri terstruktur)

Cara Mengembangkannya

(37)

9. Lompatan Jauh (great loop approach)

Pendekatan yang menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak menggunakan teknologi canggih, sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal, sulit dikembangkan karena terlalu komplek

Teknologi Yang Digunakan

(38)

10. Pendekatan Berkembang (evolutionary approach) Pendekatan yang menerapkan

teknologi canggih hanyauntuk

aplikasi-aplikasi yang memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk

periode berikutnya mengikuti kebutuhan dan teknologi yang ada.

Teknologi Yang Digunakan

(39)

1. Mengurangi kerumitan masalah (

reduction of complexity

)

2. Konsep mengarah pada sistem yang ideal (

focus on ideal

)

3. Standarisasi (

standardization

)

4. Orientasi ke masa datang (

future orientation

)

5. Mengurangi ketergantungan pada disainer (

less reliance on artistry

)

Keuntungan Pendekatan Terstruktur

(40)

1. System Development Life Cycle (SDLC)

Metode Pengembangan Sistem

2. Prototyping

3. Computer-Aided Software Engineering (CASE) Tools

4. Rapid Application Development (RAD) 5. Joint Application Design (JAD)

6. Agile Methodologies

7. eXtreme Programming (XP)

8. Model-Driven Development (MDD)

9. Framework for the Application of System Thinking (FAST)

10. Pembelian Software Aplikasi

(41)

SDLC merupakan metode pengembangan sistem paling tua dan

System Development Life Cycle (SDLC)

sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar.

Tidak sesuaiatau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena :

1. Banyak memerlukan sumber daya.

2. Tidak fleksibel.

3. Sulit untuk melakukan perubahan aplikasi dengan pngambilan keputusan yang cepat.

SDLC lebih dari sekedar fase 1. Prinsip Manajemen

2. Perencanaan dan Pengawasan

3. Pengorganisasian dan Penjadwalan 4. Penyelesaian Masalah

(42)

1. Adanya laporan setiap akhir fase sehingga memudahkan adanya

kontrol/pengawasan.

2. Mudah melakukan dokumentasi.

3. Dokumentasi secara formal sehingga

memudahkan penelusuran kembali terhadap kebutuhan bisnis.

Keuntungan SDLC

(43)

Kelemahan SDLC

1. Pengguna mendapatkan produk sesuai dengan pemahaman pengembang, yang belum tentu sesuai kebutuhan.

2. Dokumentasi mahal dan menghabiskan waktu dalam pembuatan, dan selalu berubah/mengalami perbaikan.

(44)

Pendekatan Pengembangan SDLC

2 Pendekatan Pengembangan

SDLC1. Predictive approach – assumesproject can be planned out in advance.

2. Adaptive approach – more flexible, assumes project cannot be planned out in advance.

(45)

SDLC memiliki 5 fase

yaitu : Fase SDLC

(46)

1. Tahap

Perencanaan

2. Tahap Analisis

3. Tahap Desain

4. Tahap Penerapan

5. Tahap Perawatan

Tahapan SDLC

(47)

1. Tahap Perencanaan

Tahapan ini merupakan tahapan dimana pengembang mendefinisikan perkiraan-perkiraan kebutuhan akan sumber daya yang sifatnya masih umum seperti kebutuhan user, kebutuhan infrastruktur dan lain- lain

Tahapan SDLC

(48)

Langkah-langkah dalam tahapan perencanaan :

1. Menyadari adanya masalah

2. Mendefinisikan masalah

3. Menentukan tujuan sistem

4. Mengidentifikasikan kendala-kendala sistem

5. Membuat studi kelayakan

6. Mempersiapkan usulan penelitian sistem

7. Menyetujui atau menolak penelitian sistem

8. Menetapkan mekanisme pengendalian

Tahapan SDLC

(49)

2. Tahap Analisis

Tahap penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Informasi yang didapat dari proses sebelumnya yaitu tahap perencanaan dikaji lebih dalam oleh seorang “Analis Sistem”

atau System Analist. Dari hasil kajiannya seorang analis tersebut akan menemukan beberapa kelemahan sistem sehingga nantinya ia akan dapat mengusulkan suatu perbaikan atau solusi.

Tahapan SDLC

(50)

Kegiatan-kegiatan pada tahap Analisis:

a. Convention. Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang

manfaatnya (Memburuk)

b. Initial Investigation. Memeriksa sistem saat ini dengan penekanan pada daerah-daerah yang

menimbulkan permasalahan.

c. Determination of Ideal System. Mendapatkan Konsensus (semacam

kesepakatan/voting) dari komunitaspengguna

sistem (para user)

tentang sebuah sistem yang ideal (sistem yang diinginkan dari setiap user).

Tahapan SDLC

(51)

d. Generation of System Alternatives. Menggali (explore) perbedaan dari alternatif-alternatif sistem yang ada dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat in idengan sistem

idealnya.

e. Selection of Proper System. Membandingkan alternatif-alternatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik dan mengajukannya atau menjualnya kepada perusahaan.

Tahapan SDLC

(52)

3. Tahap Desain

Tahapan setelah analisis sistem yang menentukan proses dan data

yang diperlukan oleh sistem baru. Tujuannya untuk memenuhi

kebutuhan pemakai serta memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik

Tahapan SDLC

lain yang terlibat dalam pengembangan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap

siste m.

Desai a. Output Design. Mendesain tampilan-tampilan output dari n:

suatu sistem, berkas atau

form.

b. Infput Design. Mendesain form/dokumen masukan untuk sistem.

c. File Design. Memberikan bentuk-bentuk file yang dibutuhkan dalam sistem informasi.

(53)

4. Tahap Penerapan

Tahap dimana desain sistemyang sudah dibentuj

sudah menjadi suatu kode yang siap untuk dioperasikan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap Penerapan:

a. Programming and Testing.

Mengkonversikan

perancangan logikal kedalam kegiatan operasi

coding dengan bahasa pemrograman tertentu dan mengetest

Tahapan SDLC

program ,

memastika n

semu a

fungsi/modu l

berjala denga n

n

lancar .

(54)

b. Training. Memimpin sebuah pelatihan dalam menggunakan sistem baru yang telah dikembangkan, juga termasuk persiapan lokasi dan tugas-tugas lain yang

Tahapan SDLC

berhubunga n

pembelajara n

dengan da n

pelatihan

seper ti jadwal

modu l

training c. Sistem Change Over. Merubah pemakaian sistem. lama ke sistem baru, dari sistem informasi yang berhasil dibangun. Adapun beberapa metode konversis sistem diantaranya yaitu: (a) Konversi Paralel (b) Konversi Bertahap (c) Konversi Percontohan (d) Langsung/Change Over.

(55)

5. Tahap Perawatan

a. Penggunaan Sistem

b. Audit Sistem. Melakukan pengamatan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria

kerja.

c. Penjagaan Sistem. Pemantauan rutin

Tahapan SDLC

(56)

d. Perbaikan Sistem. Melakukan perbaikan jika dalam program terdapat kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat tahap pengujuan sistem.

e. Meningkatkan Sistem. Jika manejer melihat adanya potensi peningkatan sistem, hal ini bisa ditindaklanjuti untuk memodifikasi sistem sesuai keinginan manejer tersebut.

Tahapan SDLC

(57)

Keuntungan :

Model Waterfall

1. Mudah dalam penyusunan perencanaan dan melakukan estimasi tahapan pelaksanaan maupun biaya.

2. Mudah dalam me

managed

pelaksanaan tahapan pengembangan sistem Informasi.
(58)

Kelemahan :

Model Waterfall

1. Client & user baru

dapat mengetahui wujud dari sistem informasi yang dikembangkan pada tahap- tahap akhir (untuk

linear model asli).

2. Pembuatan dokumen memperlukan biaya yang mahal dan waktu yang lama.

3. User seringkali

kesulitan dalam me-

review

intermediated product (dokumen-

dokumen).
(59)

Setiaptahapan dapat dilaksanakan berulang- ulang sampai mendapatkan hasil yang

diinginkan.

Setiap loop mewakili tahap proses rekayasa terbagi menjadi 4 sektor.

Model Spiral/Iteratif

(60)

Metode spiral dirancang secara revolusioner dengan tahapan yang jelas, tetapi terbuka bagi partisipasi pemesan untuk ikut serta menentukan pemodelan sistem.

Metode spiral lambat dan mahal karena setiap tahapan yang dilalui harus mengikutsertakan pemesan.

Model spiral merupakan perbaikan dari model waterfall dan prototype. Menggabungkan keuntungan waterfall dan prototype dan memasukkan analisis resiko.

Model Spiral/Iteratif

(61)

Spiral melibatkan proses iterasi dimana setiap iterasi bekerja pada satu level produk dimulai dari level prototype awal sampai pada level yang diinginkan.

Setiap perpindahan level didahului analisa resiko.

Model Spiral/Iteratif

(62)

Metode prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen.

Prototyping (Iterative Model of

Development)

(63)

Keuntungan :

Prototyping (Iterative Model of Development)

1. End user dapat

berpartisipasi aktif.

2. Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.

3. Mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi dan relatif lebih mudah dibangun.

4. Kesalahan dan kelalaian dalam

pengembangan dapat segera diketahui.

(64)

Kelemahan :

Prototyping (Iterative Model of Development)

1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.

2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.

3. Bisanya kurang fleksible dalam menghadapi perubahan.

4. Prototype yang

dihasilkan tidak selamanya

mudah dirubah.

5. Prototype terlalu

cepat selesai.

6. Dokumentasi seringkali tidak lengkap.

(65)

meliputi

langkah -

Prototyping (Iterative Model of Development)

Karakteristik metode

prototyping langkah :

1. Pemilahan fungsi

2. Penyusunan Sistem Informasi 3. Evaluasi

4. Penggunaan Selanjutnya

Jenis-jenis prototyping meliputi :

1. Feasibility prototyping 2. Requirement prototyping 3. Desaign Prototyping

4. Implementation prototyping

(66)

Prototyping (Iterative Model of

Development)

(67)

Penggunaan software untuk membantu pengembangan dalam merencanakan, menganalisa, mendesain, memprogram dan memelihara sistem informasi.

Software CASE dapat menghasilkan kode programdan dukungan secara

otomatis pengembangan sistem.

Proyek kamus/buku kerja: sistem deskripsi

untuk dan spesifikasi diagram

alat.

Contoh produk: Oracle Designer, Rational Rose

Computer-Aided Software Engineering

(CASE ) Tools

(68)

CASE disebut juga dengan Computer-Aided Information System Engineering (CAISE).

Banyak CASE yang dapat digunakan untuk membantu pengembangan sistem, mulai yang support linear method sampai yang object-oriented.

CASE Tools ada 3 yaitu :

1. Front-end CASE Tools : analysis & design stage

2. Back-end CASE Tools : construction, implementasion, testing & maintenace stage

3. Integrated CASE Tools : kombinasi front dan back end

Computer-Aided Software Engineering

(CASE ) Tools

(69)

Metodologi untuk mengurangi waktu desain dan implementasi.

RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi. RAD dapat mencakup prototyping, JAD, CASE tools, dan generator kode.

Rapid Application Development (RAD)

(70)

Rapid Application Development (RAD)

(71)

Proses pengembangan, meliputi :

1. Mempelajari apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria.

2. Mempelajari aktivitas bisnis perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi prioritas.

3. Membuat model dari fungsi-fungsi yang menjadi prioritas.

4. Memilih protype mana yang direview.

5. Implementasi Sistem Informasi

Rapid Application Development (RAD)

(72)

Joint Application Design (JAD)

JAD merupakan suatu kerjasama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi, manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pemakai, teknik yang dibutuhkan dan unsur rancangan eksternal.

Proses terstruktur yang melibatkan pengguna, analis, dan manajer. Membutuhkan beberapa hari sesi workgroup intensif.

Tujuan JAD adalah memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi dan untuk menentukan serta meninjau persyaratan sistem.

(73)

Agile Methodologies

Termotivasi oleh pengakuan pengembangan perangkat lunak sebagai sesuatu yang tak terduga dan dinamis.

Tiga prinsip kunci :

1. Adaptif dibanding prediksi.

2. Menekankan pada orang dibanding peran.

3. Self-adaptif proses.

(74)

eXtreme Programming (XP)

Siklus pengembangan incremental,

digunaka untuk siklus pendek. n

Otomatis tes.

Dua orang tim pemrograman.

Pengkodeandan pengujian beroperasi bersama- sama.

Keuntungan :

1. Komunikasi antara pengembang.

2. Tinggi tingkat produktivitas.

3. Tinggi kualitas kode.

(75)

Model-Driven Development (MDD)

Suatu teknik yang menekankan penggambaran model untuk memvisualisasikan dan menganalisis masalah, mendefinisikan proses bisnis dan merancang sistem informasi.

Pendekatan dalam teknik pemodelan MDD adalah :

1. Structured Analysis Design : berorintasi proses.

2. Information Engineering : berorientasi data.

3. Object-Oriented Analysis and Design :

menggabungkan orientasi proses dan

data ke dalam bentuk

objek.

(76)

Structured Analysis Design

Teknik yang digunakan membangun

behaviour dari suatu sistem informasi.

Tool yang digunakan adalah

DFD (Data

Flow Diagrams), Data dictionary, Process

description.

(77)

Information Engineering

Teknik yang

digunakan

membangu n

(siste m)

informasi yang terstruktur.

Tools yang digunakan adalah

ERD

(Entity- Relationship diagrams),

Normalisasi database.

(78)

Object-Oriented Analysis and Design

Teknik yang digunakan untuk membangun

obyek- obyek yang ada di dalam sistem informasi.

Tools

yan g

Modellin g

STD

(Stat e

digunakan adalah

UML

(Unified Language), transition

diagrams

).

(79)

(Framework for the Application of System Thinking) FAST

FAST adalah sebuah contoh

framework

proses pengembangan sistem.

Urutan FAST adalah :

Scope Definition – Problem Analysis – Requirement Analysis – Decision Analysis–

Logical Design – Physical Design & Integration – Construction & Testing – Installation &

Delivery.

(80)

Pembelian Software Aplikasi

Alternatif lain dalam metode pengembangan sistem adalah dengan membeli software aplikasi yaitu paket software yang sudah jadi.

Misalnya seperti SAP, MSProject dan lain-lain.

Digunakan untuk aplikasi yang sifatnya umum seperti payroll dan akunting. Selain itu software berbasis enterprise sudah tersedia seperti Oracle dan SAP.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mempermudah dalam melakukan perancangan sistem maka digunakan langkah- langkah dari metode pengembangan sistem yang terstruktur yaitu dengan menggunakan teknik

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mendapatkan pemahaman mengenai alat-alat yang dipergunakan untuk mendesain sistem secara terstruktur maupun objek dalam

Untuk mempermudah aslab mengetahui jadwal mata kuliah ataupun jadwal piket dibutuhkan sistem informasi berbasis web untuk melakukan proses penjadwalan, sehingga aslab

• Pendekatan terstruktur untuk pengembangan perangkat lunak yang meliputi model sistem, notasi, aturan, saran desain dan petunjuk proses.. •

Pembuatan aplikasi pendaftaran dan pembayaran SPP berbasis web pada SMA Sandika Sukajadi menggunakan pendekatan terstruktur dan metode pengembangan dengan

Untuk mempermudah dalam melakukan perancangan sistem maka digunakan langkah- langkah dari metode pengembangan sistem yang terstruktur yaitu dengan menggunakan teknik

Mahasiswa akan mengetahui konsep dasar structure chart (bagan terstruktur) sebagai alat untuk menggambarkan hirarki dari sistem yang sedang dikembangkan.. Mahasiswa diharapkan

Pada tugas akhir ini saya akan membuat suatu Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis web tentang Sistem Informasi Geografis untuk pemetaan fasilitas tempat pembuangan