• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)Dilakukan Corangiography Standby PCI di RS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)Dilakukan Corangiography Standby PCI di RS"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DENGAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN DILAKUKAN KORANGIOGRAFI LENGKAP DI RUMAH SAKIT JANTUNG JAKARTA. Kesimpulan: Ada hubungan tingkat pengetahuan pasien dengan kecemasan pasien terhadap kesiapan kolangiografi PCI di rumah sakit.

Rumusan Masalah

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien dengan Ketakutan Pasien Dilakukan Corangiography Standby PCI di Rumah Sakit”.

Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian .1 Bagi Rumah Sakit

  • Pengertian PJK
  • Faktor Resiko PJK
  • Pemeriksaan Penunjang PJK
  • Tindakan yang dilakukan untuk Mengatasi PJK .1 Percutaneous Coronary Intervention (PCI)

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner, diawali dengan timbulnya aterosklerosis (kekakuan pembuluh darah arteri) atau penumpukan lemak atau plak (wabah) pada dinding pembuluh darah koroner, baik disertai maupun tidak. gejala klinis atau bahkan tidak disertai gejala (Kabo, 2008). Penyakit arteri koroner (PJK) adalah suatu kondisi di mana plak menumpuk di arteri koroner, menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.

Corangiografi dan PCI

  • Pengertian Corangiografi dan PCI
  • Indikasi dan Kontra Indikasi
  • Akses Corangiografi dan PCI
  • Komplikasi
  • Pengkajian Pasien Kateterisasi Jantung
  • Edukasi Persiapan Tindakan Pasien di RS. Jantung Jakarta Checklist Persiapan dan Edukasi Tindakan Kateterisasi
  • Prosedur Kerja Pasien Elektif di Ruang Cathlab RS. Jantung Jakarta

Perawat bangsal dan perawat lab cath memindahkan pasien sesuai daftar periksa atau daftar periksa persiapan kolangiografi/PCI. Operator dan perawat Cathlab melakukan prosedur diagnostik/non-bedah invasif sesuai dengan IC yang relevan.

Gambar 2.2.3: Akses kateter
Gambar 2.2.3: Akses kateter

Pengetahuan

  • Definisi Pengetahuan
  • Tingkat Pengetahuan
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
  • Cara Mendapatkan Pengetahuan dan Sumber Pengetahuan .1 Cara Mendapatkan Pengetahuan
  • Pengukuran Pengetahuan

Semakin tinggi pendidikan maka akan semakin mudah menerima hal-hal baru dan akan mudah beradaptasi dengan hal-hal baru tersebut. Hasanah (2017) menyatakan bahwa pendidikan mempengaruhi tingkat kemampuan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya.

Kecemasan

  • Definisi Kecemasan
  • Gejala Klinis Kecemasan
  • Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
  • Tingkat Kecemasan
  • Upaya Mengurangi Kecemasan
  • Alat Ukur Derajat Kecemasan

Teori biologi mengatakan bahwa otak mengandung reseptor khusus yang dapat meningkatkan penghambatan neurogelator (GABA), yang berperan penting dalam mekanisme biologis terkait kecemasan. Ketidaktahuan tentang sesuatu dianggap sebagai tekanan yang dapat menyebabkan krisis dan menimbulkan kecemasan. Penelitian Buzatto (2010) berpendapat bahwa faktor utama yang dapat meningkatkan tingkat kecemasan pasien sebelum prosedur adalah kurangnya informasi, informasi yang tidak memuaskan dan penambahan waktu tunggu sebelum prosedur.

Terkait dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, rasa takut ini menyebabkan individu menjadi waspada dan memperluas bidang persepsi mereka. Terutama tindakan, pikiran, atau dorongan hati yang sangat tidak masuk akal sehingga diterima dan terkesan logis. Penindasan adalah tekanan untuk melupakan hal-hal dan kegiatan yang tidak disetujui oleh hati nurani.

McCaffrey & Taylor dalam Uzun (2008) menyatakan bahwa ada beberapa intervensi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan, antara lain terapi perilaku, terapi perilaku kognitif, terapi musik, informasi sensorik, relaksasi otot, citra terintegrasi, biofeedback, humor dan cerita.

Tabel HRS-A
Tabel HRS-A

Kerangka Teori

Hipotesis Penelitian

Definisi Operasional

Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif cross-sectional yaitu penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu dalam populasi atau penelitian terhadap sampel yang menjadi bagian dari populasi (Swarjana, 2012).

Populasi dan Sampel .1 Populasi

Sampling adalah strategi yang digunakan peneliti untuk memilih unsur atau bagian dari populasi atau proses pemilihan unsur dalam populasi. Sedangkan sampel sendiri merupakan bagian dari populasi yang dihasilkan dari proses pemilahan sampling (Swarjana, 2015). Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan non-probability sampling dengan cara incident sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertemuan kebetulan dengan peneliti dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan.

Jumlah pasien katalaba di RS Jantung Jakarta pada tahun 2018 sebanyak 3.300 orang per tahun dengan rata-rata jumlah 250 orang yang dijadwalkan untuk Corangiography Standby PCI. Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui jumlah sampel adalah 54 orang, namun untuk menghindari sampel drop maka besar sampel yang dibutuhkan menggunakan rumus. Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi persyaratan sebagai sampel.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Tempat dan Waktu Penelitian

Prosedur Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data .1 Pengolahan Data

Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, dimana pengolahan datanya akan menggunakan teknik statistik yaitu dengan cara analisis statistik (Notoatmojo, 2010). Analisis penelitian ini adalah analisis univariat, yaitu analisis untuk mendeskripsikan karakteristik responden dengan menggambarkan distribusi frekuensi atau besarnya faktor independen dan dependen hingga diketahui varians masing-masing. Analisis univariat dalam penelitian ini adalah data tingkat pengetahuan dan kecemasan pasien yang dikumpulkan kemudian ditabulasikan, dikelompokkan dan diberi skor.

Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara 2 variabel, kedua variabel tersebut merupakan variabel utama. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Spearman rho untuk melihat apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan pasien dengan kecemasan pasien yang akan menjalani kolangiografi Standby PCI di Rumah Sakit Jantung Jakarta. Teknik analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif dengan menggunakan Spearman rank.

Tabel menunjukkan bahwa n berada pada tingkat kesalahan 1%, jika rHo yang dihitung lebih besar dari rHo tabel baik pada tingkat 1%, maka itu adalah kesepakatan yang benar atau signifikan.

Etika Penelitian

Setelah pengumpulan data dilakukan dengan cara menyerahkan kuesioner kepada responden, langkah selanjutnya adalah melakukan tahapan pengolahan data. Pengolahan data diambil dari sampel sebanyak 60 responden yang menjalani kesiapan angiografi koroner untuk PCI di sebuah rumah sakit jantung di Jakarta.

Analisis Univariat

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan

Tabel 5.1.1 menggambarkan distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden sangat rendah sebesar 6,7%, tingkat pengetahuan responden rendah sebesar 8,3%, tingkat pengetahuan responden cukup sebesar 80% dan tingkat pengetahuan responden tinggi sebesar 5%.

Distribusi Frekuensi Kecemasan Pasien

Analisis Bivariat

Analisis Data Univariat

Gambaran pengetahuan pasien yang akan dilakukan tindakan Corangiography Standby PCI di Rumah Sakit Jantung Jakarta

Pembahasan pada bab ini akan membahas tentang hubungan antara pengetahuan pasien dengan kecemasan pasien tentang PCI saat menunggu kolangiografi di Rumah Sakit Jantung Jakarta. Hal ini sejalan dengan penelitian Rahmatika (2014) dimana mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang prosedur kateterisasi jantung sebesar 58,3%. Dan penelitian Hasanah (2017) yang menyatakan bahwa 58,1% responden juga memiliki pengetahuan yang baik tentang prosedur pra operasi.

Penelitian ini menggunakan 2 tes untuk mengukur pengetahuan pasien tentang angiografi koroner, yaitu pre-test dan post-test. Pemberian informasi melalui program orientasi yang diberikan mampu mempengaruhi dan mengubah pengetahuan pasien yang akan menjalani angiografi koroner. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan dapat berperan sebagai edukator yang membantu klien untuk mengetahui tentang kesehatannya dan memberikan informasi mengenai prosedur yang akan dilakukan oleh pasien.

Seperti halnya di Rumah Sakit Jantung Jakarta yang telah menggunakan media flipchart, informasi online yang tertera di website, serta adanya formulir edukasi pasien sebagai sarana informasi pasien, sehingga responden dapat memiliki pengetahuan yang cukup tentang kolangiografi. . Prosedur PCI siaga.

Gambaran kecemasan pasien yang akan dilakukan tindakan Corangiography Standby PCI di Rumah Sakit Jantung Jakarta

Dapat disimpulkan bahwa responden dengan pengetahuan yang cukup sudah memiliki gambaran tentang prosedur Corangiography Standby PCI sehingga pasien lebih siap untuk prosedur ini. Berbeda dengan penelitian Rachel (2016) yang membandingkan tingkat kecemasan pasien pada saat pretest sebelum corangiography dan posttest setelah choangiography. Dimana pada saat pre-test mayoritas responden menunjukkan kecemasan berat sebesar 73,33%, sedangkan pada saat post-test kecemasan menurun menjadi kecemasan ringan sebesar 86,6% setelah dilakukan intervensi berupa program orientasi dan edukasi tentang anatomi jantung, kondriografi dan perawatan. setelah prosedur.

Menurut Gallagher (2010), kecemasan dapat memiliki konsekuensi fisiologis dan psikologis yang negatif bagi kesehatan jantung pasien. Kecemasan merangsang sistem saraf simpatik, yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung, kontraksi jantung, tekanan darah, dan aritmia. Trombus juga dapat mulai terbentuk akibat peningkatan respons inflamasi dan pembekuan darah, yang dapat menyebabkan efek sistemik yang meluas.

Hasil kolangiografi dapat menunjukkan beberapa hal, yaitu normalnya pembuluh darah koroner, adanya penyempitan pembuluh darah koroner dan perlunya coroner artery bypass grafting (PCI), bahkan kemungkinan harus dilakukan operasi bypass karena terlalu banyak pembuluh darah koroner. menyempit, yang dapat memicu kecemasan pasien sebelum mengambil tindakan.

Analisis Data Bivariat

Gambaran Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kecemasan Pasien yang Akan Dilakukan Corangiography Standby PCI

Dimana diperoleh hasil nilai r tentang pengetahuan dan kecemasan pasien dengan corangiography pada pretest r = -0,223 dan posttest r = -0,340. Dengan demikian, persiapan dini berupa edukasi tentang persiapan tindakan sangat penting untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien (Buzatto, 2010). Hal ini sejalan dengan penelitian Abolizm (2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan ketakutan pasien yang menjalani kateterisasi jantung dengan hasil uji statistik p-value sebesar 0,004.

Penelitian ini juga membahas dimana perawat memiliki peran dan tanggung jawab penting untuk memberikan perawatan yang lebih baik untuk mengurangi faktor stres dan kecemasan bagi pasien. Karena kecemasan merupakan salah satu penentu kenyamanan pasien, maka perawat harus melakukan intervensi untuk membantu mengurangi kecemasan pasien, seperti menilai tingkat kecemasan pasien dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan tersebut (Uzun, 2008). Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, terdapat beberapa metode yang telah dilakukan untuk mengurangi kecemasan pasien sebelum dilakukan angiografi koroner, antara lain hand reflexology dan hand massage (Bridgoli, 2017), massage dengan atau tanpa guided imagery (Amstrong, 2014) juga dapat mendengarkan ayat-ayat suci al-Quran (Babaii, 2015).

Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan pada pasien yang akan dilakukan Corangiography standby PCI dengan korelasi yang kuat.

Implikasi Bidang Keperawatan

Keterbatasan Penelitian

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan pasien dengan kecemasan pasien yang akan menjalani koangiografi standby PCI di Rumah Sakit Jantung Jakarta. Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,044 yang berarti ada hubungan antara 2 variabel yang diuji yaitu tingkat pengetahuan pasien tentang Corgiography Standby PCI dan kecemasan pasien tentang Corgiography Standby -byPCI.

Saran

Penelitian ini dapat menjadi acuan dan pedoman untuk penelitian selanjutnya mengenai tingkat pengetahuan dan kecemasan pasien yang akan menjalani tindakan PCI berbantuan kolangiografi untuk menjalani tindakannya. Efek refleksologi tangan pada kecemasan pada pasien yang menjalani angiografi koroner: uji coba terkontrol acak tersamar tunggal. Hubungan pengetahuan dengan kecemasan pada pasien yang menjalani tindakan kateterisasi jantung di RSUD dr.

Asosiasi pengetahuan pasien tentang informasi pra operasi dengan kecemasan pasien pra operasi di Rumah Sakit Omni Internasional Tangerang: UEU. Hubungan antara tingkat pengetahuan pasien dengan kecemasan pasien Corangiography Standby RS Jantung PCI Jakarta. Saya seorang mahasiswa Universitas Binawan program sarjana keperawatan yang akan melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kecemasan pasien yang akan menjalani preparasi angiografi koroner untuk PCI di sebuah rumah sakit jantung di Jakarta.

Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber data dasar bagi perawat dalam memberikan edukasi untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani persiapan PCI koangiografi di rumah sakit jantung Jakarta.

DATA DEMOGRAFI

KUASIONER INSTRUMEN PENGETAHUAN Petunjuk Pengisian

15 Pasien diperiksa oleh staf rumah sakit untuk riwayat alergi makanan, obat-obatan atau media kontras 16 Kateterisasi jantung dewasa. 23 Jika hasil pemasangan kateter menunjukkan sumbatan yang dapat ditangani dengan memasang ring, ring akan dipasang sekaligus.

KUASIONER INSTRUMEN KECEMASAN Petunjuk Pengisian

Saya memahami bahwa saya adalah bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui “Hubungan antara tingkat pengetahuan pasien dengan kecemasan pasien tentang prosedur carangiography standby PCI di rumah sakit jantung Jakarta”. Mahasiswa Program Studi S1 ​​Keperawatan Universitas Binawan ini sedang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien dengan Kecemasan Pasien untuk Melakukan Corangiography Standby PCI di Rumah Sakit Jantung Jakarta”. Jika Anda setuju, saya mohon kesediaan Anda untuk menandatangani formulir persetujuan responden dan melengkapi lembar pernyataan yang tersedia.

Gambar

Gambar 2.2.3: Akses kateter
Tabel HRS-A
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Definisi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

PENGARUH DUKUNGAN SPIRITUAL (SPIRITUAL SUPPORT ) TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG.. BEDAH

Hasil penelitian ini sesuai dengan keadaan pasien penyakit jantung koroner sebelum menjalani tindakan kateterisasi jantung yang mengalami kecemasan, akan berdampak pada

Judul Skripsi : Hubungan Kepuasan Kerja dengan Perilaku Ekstra Peran pada Karyawan Front Liner Lobby RS Kanker “Dharmais” Jakarta Tahun 2009.. Telah berhasil dipertahankan

BAGIAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT (SIM-RS) RS.. ii DAFTAR ISI Halaman Judul ... Latar Belakang ... Tujuan Pedoman ... Ruang Lingkup Pelayanan ... Batasan Operasional ...

Pasien menometroraghia yang tidak diberikan KIE di RS dr Soetarto Yogyakarta sebagian besar mengalami kecemasan berat yaitu 17 orang (53,1%). Ada perbedaan kecemasan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi di RS William Booth Surabaya. Kesimpulan

Berikut merupakan hipotesis yang ada pada penelitian ini dengan judul “Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks Yang Dilakukan Tindakan

Asuhan keperawatan pada pasien dengan CHF di ruang GP II lantai 3 Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan