PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, URGENSI,
Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
- Sejarah
- Pendidikan Islam atau Pendidikan Agama Islam
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam merupakan salah satu bagian dari pendidikan Islam. Dalam pengertian ketiga ini, realitas sejarah sistem pendidikan Islam mungkin mengalami kesenjangan dengan ajaran dan nilai-nilai mendasar yang terkandung dalam sumbernya yaitu Al-Qur'an dan al-Hadits.
Ruang Lingkup Sejarah Pendidikan Islam
- Obyek
- Metode
Pada waktunya, dengan menggunakan metode sintesa, dapat ditarik kesimpulan yang akurat dan cermat dari pembahasan sejarah pendidikan Islam. Lebih dari itu, sejarah pendidikan Islam memerlukan penemuan realitas sosial umat Islam guna menyikapi peristiwa yang terjadi.
Urgensi dan Signifikansi Sejarah Pendidikan Sistem
Sejarah pendidikan Islam mempunyai tujuan antara lain sebagai model, cermin, perbandingan dan perbaikan kondisi. Selain itu, sejarah pendidikan Islam akan bermanfaat dalam konteks perkembangan dan evolusi pendidikan Islam.
Periodesasi Sejarah Pendidikan Islam
Ia tidak berkeberatan dengan adanya “sekolah dasar” (yang membedakannya dengan sekolah “dasar” elit) untuk rakyat, yang pendanaannya tidak mencukupi dan kualitasnya rendah. Mesir menggratiskan sekolah dasar pada tahun 1943 – sebuah langkah menuju penyatuan dengan sekolah “dasar” yang lebih rendah; Pendidikan menengah dan tinggi menjadi gratis pada tahun 1950an dan 1961an.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Pendidikan Islam Masa Rasulullah
- Fase Mekah
- Fase Madinah
Khusus untuk nabi dan rasul Allah, Muhammad saw. Al-Quran diturunkan kepadanya sebagai petunjuk dan pengajaran bagi seluruh manusia. Justeru secara garis besar intipati ajaran khususnya yang berkaitan dengan masalah ibadah yang dibawa oleh Rasulullah saw. semasa di Madinah.
Pendidikan Islam Masa Sahabat
- Pusat-pusat Pendidikan Islam
- Ilmu-Ilmu Yang Diajarkan
Manakala Abdullah bin Umar seorang pakar hadis, beliau merupakan pelopor mazhab Ahli al-Hadith yang berkembang pada zaman berikutnya. Ulama di kalangan Sahabat yang tinggal di Kufah ialah Ali bin Abi Talib dan Abdullah bin Mas'ud.
Pendidikan Islam Masa Bani Umaiyyah
Cabang-cabang pendidikan semakin berkembang pada zaman Dinasti Umayyah, seperti pendidikan sejarah, tatabahasa, Imam Jafar, cucu Ali, Hasan al-Basri dan Wasil ibn Athai merupakan tokoh pengasas pemikiran falsafah Islam ketika itu.
Pendidikan Islam Masa Bani Abbasiyah dan Sesudahnya
Dengan berdirinya sekolah-sekolah tersebut, maka lengkaplah lembaga pendidikan Islam formal, mulai dari tingkat dasar, menengah, dan tinggi. Lembaga pendidikan Islam yang mulai menggunakan sistem pendidikan ‘modern’ baru muncul pada akhir abad ke-10 M, ketika Jenderal Jauhar al-Sigli mendirikan Perguruan Tinggi (Universitas) al-Azhar di Kairo pada tahun 972 M (Yunus, 1990). .
Islamisasi Ilmu
Perputaran karya-karya Yunani dilanjutkan oleh Al-Ma'mûn (w. 833 M), yang menetapkan kebijakan resmi untuk kegiatan transmisi karya-karya filsafat, ilmu pengetahuan dan kedokteran Yunani pada tahun 830 M. Mendirikan Institut Bayt Al-Hikmah di Bagdad. Karya-karya Aristoteles seperti Kategori, Hermeneutika, Generasi dan Korupsi, Etika Nicomachean, dan berbagai bagian buku Fisika. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena para penerjemah Muslim juga menerjemahkan karya sastra dari India, seperti Kalilah wa Dimnah karya Ibnu Muqaffâ yang kaya akan dewa dan dewi.
DINAMIKA INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM
Institusi Pendidikan Islam Pramadrasah
- Al-Qusûr (Pendidikan Rendah di Istana)
- Al-Kuttâb
- Hawânit al-Warâqîn
- Manâzil al-‘Ulamâ’
- Al-Salûnât al-Adabiyyah
- Al-Masjid dan al- Jâmi’
- Maktabât
- Bîmâristât dan Mustasyfayât
- Zâwiyah dan Khânaqah (Ribât)
Seperti halnya masjid, jami' diciptakan dan dikembangkan sebagai pusat pendidikan pada periode ini, hanya saja perkembangannya agak lebih lambat dibandingkan dengan masjid. Jâmi' ini dibangun oleh 'Amr Ibn al-'Âsh pada tahun 21 H dan direnovasi beberapa kali setelahnya. Kegiatan ini dimulai pada tahun 38 H dan sejak itu Masjid Jami' menjadi pusat kebudayaan dan istana.
Transformasi Lembaga Pendidikan Islam: Dari Masjid ke
Tahapan ini meliputi pengembangan pembelajaran di masjid yang menitikberatkan pada kajian hukum sebagai materi utamanya (Makdisi. Masjid dalam konteks ini bukanlah masjid yang berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh penduduk kota yang biasa disebut jâmi' menjadi) masjid (Masjid Berjamaah). Berbeda dengan masjid. Biasanya Masjid Khân menawarkan akomodasi yang cukup representatif bagi santri yang datang dari berbagai kota.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Transformasi dari
Selain itu Abu Ishâq, seorang guru di Nizâmiyah Bagdad, pernah aktif di masjid Khan yang ditempati sekitar 10 atau 20 santri yang belajar bersamanya, untuk menjamin hal tersebut maka dibangunlah lembaga lain seperti madrasah, karena jaminan tidak mungkin diperoleh di masjid (Syalabî.
Pelembagaan Pendidikan Secara Formal
Berbicara tentang sejarah kemunduran pendidikan Islam tidak lepas dari gejolak politik yang dialami oleh umat Islam (Asrohah. Sejarah telah mencatat bahwa kemunduran pendidikan Islam pada masa lalu dan bahkan sekarang pada awalnya dipengaruhi oleh kemajuan pendidikan Islam yang merupakan Kebanggaan umat Islam hanyalah mimpi dan kenangan yang tertinggal dalam buku catatan sejarah.
Profil Pendidikan Islam Masa Kemunduran
Kemunduran dan kemunduran mutu pendidikan dan pengajaran saat ini terlihat jelas akibat minimnya materi kurikulum dan mata pelajaran secara umum di madrasah yang ada. Pada masa Ottoman di Turki, pendidikan dan pelatihan juga mengalami kemunduran yang sangat drastis, terutama di wilayah seperti Mesir, Bagdad dan lain-lain. Dalam konteks proses dan pelaksanaan pendidikan, pengajaran pada masa itu sering dilaksanakan berdasarkan metode serangkaian mata pelajaran.
Sebab-sebab Kemunduran Pendidikan Islam
Dari beberapa Tuan Guru setempat, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid selain mempelajari ilmu agama dengan literatur kitab-kitab. Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berhasil menyelesaikan studinya di Madrasah Shaulatiyah Mekah pada tahun 1351 H (1933 M) dengan predikat istimewa (mumtaz). Selain itu juga ditulis karya Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin dalam bentuk natsar (prosa).
PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM
Pemikiran Pembaruan dalam Islam
Percubaan Ibrahim memperkenalkan ilmu-ilmu moden dan kemajuan Barat dibantu oleh badan penterjemahan yang terdiri daripada dua puluh lima orang ahli yang dibentuk pada tahun 1717 (Nasution. Ketika itu ilmu-ilmu yang diajar hanyalah ilmu agama dan bahasa Arab. Manakala ilmu-ilmu intelektual seperti falsafah, tertentu. ilmu, dan ilmu bumi masing-masing dianggap haram untuk dipelajari.
Pola Pembaruan Pendidikan Islam
- Pola pembaruan yang berorientasi pada pendidikan
- Pola pembaruan yang berorientasi pada sumber Islam
- Orientasi pendidikan Islam ke arah nasionalisme
Umat Islam menarik diri karena telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya dan mengikuti ajaran yang datang dari luar dan asing bagi Islam. Maka umat Islam harus kembali pada ajaran Islam yang murni dan tidak terkontaminasi ajaran dan wawasan asing. Kelompok ini berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi obyektif dan keadaan umat Islam yang bersangkutan.
Kesimpulan
Di antara guru yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin adalah Syekh Hasan Muhammad al-Masysyath. Cobaan berat yang dialami Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin dan pesantrennya begitu hebat hingga nyaris membubarkan diri. Mereka bersekongkol untuk mencoba menghentikan aktivitas Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin dalam menjalankan pendidikan tersebut.
PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA PADA
Pendidikan Islam di Pulau Sumatera
- Kerajaan Pasai
- Kerajaan Perlak
- Kerajaan Aceh Darussalam
- Kerajaan Islam di Minangkabau
- Kerajaan Islam di Palembang Darussalam
Proklamasi Kerajaan Aceh Darussalam merupakan hasil penggabungan Kerajaan Islam Aceh di Belahan Barat dan Kerajaan Islam Samudera Pasai di Belahan Timur. Selanjutnya ibu kota kerajaan Aceh Darussalam ini terus berkembang menjadi kota internasional dan pusat ilmu pengetahuan dan budaya. Pada masa Sultan Suhunan Ahmad Najamuddin Adikesumo M.), seorang ulama besar bernama Syekh Abdussomad al-Palembani lahir di Palembang.
Pendidikan Islam di Pulau Jawa
Tujuan dari organisasi ini adalah untuk memperkuat upaya pendidikan dan pengajaran Islam sesuai rencana yang tertib. Saat itu dibangun Masjid Agung di Bintara yang menjadi pusat pendidikan Islam dan pengajaran kegiatan bisnis. Rencana Bisnis Pendidikan dan Pengajaran Islam yang disusun oleh Bayangkara Islah di atas secara bertahap sedang disempurnakan.
Pendidikan Islam di Pulau Kalimantan
Melalui kebijakan Syekh Muhammad Arsjad al-Banjari, syariat dan ajaran Islam secara bertahap mampu memasuki aula istana. Atas jasa Syekh Muhammad Arsjad al-Banjari yang mengusulkan kepada Sultan dibentuknya peradilan syariah, yaitu lembaga peradilan agama yang dipimpin oleh seorang mufti sebagai hakim ketua tertinggi yang membawahi peradilan umum. Selain itu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari juga mendirikan pesantren di desa dalam pagar yang masih dikenal dengan nama Pondok Pesantren Darusalam (Zuhaerini et al.
Pendidikan Islam di Pulau Sulawesi
Melihat ke belakang dan menelaah sejarah, sudah sepantasnya pendidikan Islam banyak mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun umat Islam sendiri. Pendidikan Islam mulai mengembangkan model pendidikan tersendiri yang berbeda dan terpisah dari sistem pendidikan Belanda. Namun pendidikan dan pengajaran tetap dilaksanakan di pesantren atau lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh organisasi Islam.
Al-Jami’atul Khairat
Sejak saat itu, pendidikan Islam mengambil jalannya sendiri, independen dari pemerintah dan dengan tradisinya sendiri, serta terbuka untuk menerima perubahan dalam tradisi tersebut. Untuk menyediakan guru-guru yang berkualitas, al-Jami'atul Khairat mendatangkan guru-guru dari daerah lain, bahkan dari luar negeri, untuk mengajar di sekolah tersebut. Pada tahun 1907, Haji Muhammad Mansur, seorang guru asal Padang, diminta mengajar di sekolah tersebut karena pengetahuannya yang luas di bidang agama dan karena kemampuannya dalam bahasa Melayu.
Al-Islah Wal-Irsyad
Selain anak-anak asal Arab, ada juga anak-anak asli Indonesia dari berbagai daerah di sekolah ini. Al-Hasjimi didatangkan dari Tunisia sekitar tahun 1911 dan selain mengajar, beliau juga memperkenalkan kepanduan dan olah raga di lingkungan sekolah al-Jami'at Khairat.
Muhammadiyah
Setelah Indonesia merdeka, Muhammadiyah mendirikan sekolah dan madrasah yang jumlahnya dua kali lipat dari masa penjajahan Belanda (Yunus.
Nahlatul Ulama (NU)
Sejak masa penjajahan Belanda, NU terus melakukan pembinaan pesantren dan madrasah, serta menyelenggarakan tabligh dan pengajian di samping urusan sosial politik yang bisa dilakukan saat itu. Dengan demikian, pada akhir tahun 1938, Komisi Pendidikan Tinggi NU dapat mengeluarkan peraturan mengenai susunan madrasah NU yang dilaksanakan mulai tanggal 2 Muharrem 1357 H.
Persatuan Islam (Persis)
Ayat karya Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ini dianalogikan dengan lingkungan sosial bangsa Indonesia saat diserbu kolonialisme asing. Maka ketika menyikapi realitas politik Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, dalam pemikiran politiknya selalu mengacu pada Islam, al-Sunnah dan ijma'. Di sisi lain, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid saat itu melihat, jika perempuan terdidik maka akan dimungkinkan adanya kehidupan rumah tangga yang harmonis.
MENCERMATI PERKEMBANGAN
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
Selain itu, kebutuhan akan tenaga ahli dari lulusan perguruan tinggi semakin meningkat untuk pengembangan tugas di Departemen Agama, khususnya di bidang ilmu agama Islam. Upaya pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri baru menjadi kenyataan setelah berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) berdasarkan peraturan pemerintah no. Oleh karena itu, perlu didirikan perguruan tinggi agama Islam yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. dan kondisi Indonesia.
Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA)
Mata pelajaran umum tersebut meliputi pendidikan dan kebudayaan, psikologi, pengenalan hukum, prinsip-prinsip hukum publik dan privat, etnologi, sosiologi dan ekonomi.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Pergeseran orientasi tujuan IAIN terlihat jelas setelah terbitnya Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1972. Peraturan tersebut menyatakan bahwa “IAIN adalah lembaga/universitas dan merupakan pusat pengembangan dan pendalaman ilmu agama Islam.” Iklan Agama/Spiritualitas/Penelitian. 2 di bawah iklan khusus. 7, disusul lagi dengan Ketetapan MPRS Nomor 1/Res/MPRS/1963, Lampiran A ad. 5 yang sangat menyerukan perluasan IAIN. Untuk memperlancar perkembangannya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 49 Tahun 1963 tanggal 25 Februari 1963 diputuskan bahwa Pembina IAIN dibagi menjadi dua, yaitu 1) IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang membawahi fakultas-fakultas. di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku, dan 2) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta membidanginya.
Reformulasi Studi Keislaman di Perguruan Tinggi Islam
- Seputar STAIN
- Ke Arah Perubahan IAIN
- Transformasi IAIN atau STAIN menuju UIN
Cibiran terus mereka lontarkan, bahkan semakin gencar, apalagi setelah mendengar rencana Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin mendirikan Madrasah (Nu'man. Saat itu dikemukakan Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin; bahwa mendidik masyarakat, khususnya di bidang Dari segi agama, fardlu' adalah tugas yang mulia.Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin bersama murid-muridnya dan guru dari kedua sekolah tersebut membentuk sebuah gerakan yang disebut dengan “Gerakan Mujahidin”.
KONTRIBUSI TUAN GURU HAJI MUHAMMAD
Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid,
Muhammad Zainuddin, Tuan Guru Haji Abdul Madjid menyewakan rumah untuk putranya di Syari' Abunnajjar (Husni. Sedangkan Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Majid mengacu pada otoritas politik (kekuasaan) yang dimiliki oleh pemimpin yang mempunyai amanah kekuasaan. dari Q.S. Berkaitan Dengan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat normatif dan universal tersebut, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin senantiasa menghubungkannya dengan sistem penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pertumbuhan Pendidikan Nahdlatul Wathan dan
Untuk merealisasikan berdirinya madrasah tersebut, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin beserta keluarga serta tokoh masyarakat pendukung berdirinya madrasah tersebut mengadakan musyawarah. Dengan kesabaran, ketekunan dan rasa optimisme yang tinggi, akhirnya Tuan Guru Hajji Muhammad Zainuddin Abdul Majid mampu mewujudkan impiannya dan berhasil mendirikan Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI). Menanggapi tudingan tersebut, Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid menjelaskan kepada pemerintah Jepang saat itu bahwa bahasa Arab merupakan bahasa yang digunakan dalam ritual ibadah.
Perkembangan Pendidikan Nahdlatul Wathan dan
Pendahuluan
Selintas tentang Pesantren di “Kota Santri”
Persoalan Madrasah di Lingkungan Pesantren
Menyambut Otonomi Daerah
Strategi Pemberdayaan: Model Pengelolaan Madrasah di