DINAMIKA TEKNIK MESIN
JURNAL KEILMUAN DAN TERAPAN TEKNIK MESIN
Editorial Board
M. Mirmanto Universitas Mataram
Indarto Universitas Gadjah Mada
Agustinus Purna Irawan Universitas Tarumanagara
Dwi Aries Himawanto Universitas Sebelas Maret
I Made Londen Batan Institut Teknologi Surabaya
I Nyoman Suprapta Wiyana Universitas Udayana
Paryanto Dwi Setyawan Universitas Mataram
Yesung Allo Padang Universitas Mataram
I Made Wirawan Universitas Mataram
IGAK Chatur Adhi Universitas Mataram
I Gede Bawa Susana Universitas Mataram
Ahmad Iryanto Universitas Mataram
Reviewer/Mitra Bestari:
Ikhwanul Qiram Universitas PGRI Banyuwangi
Ida Bagus Alit Universitas Mataram
Sugiman Universitas Mataram
Nasmi Herlina Sari Universitas Mataram
I Made Suartika Universitas Mataram
I Gusti Ketut Puja Universitas Sanata Dharma
Salman Universitas Mataram
I Made Mara Universitas Mataram
Gatut Rubiono Universitas PGRI Banyuwangi
I Made Adi Sayoga Universitas Mataram
Agus Dwi catur Universitas Mataram
I Made Suartika Universitas Mataram
IGNK Yudhyadi Universitas Mataram
Agung Tri Wijayanta Universitas Sebelas Maret
Suyitno Suyitno Universitas Gadjah Mada
Yuli Panca Asmara Malaysia University Pahang, Malaysia
I Made Astika Universitas Udayana
S. Syahrul Universitas Mataram
Tri Rachmanto Universitas Mataram
Sujita Universitas Mataram
Ary Subagia Universitas Udayana
12/9/22, 9:25 AM Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol | Mara | Dinamika Teknik Mesin
https://dinamika.unram.ac.id/index.php/DTM/article/view/300 1/2
p-ISSN: 2088-088X e-ISSN: 2502-1729
IMPACT FACTOR
SUBMIT YOUR MANUSCRIPT
REGISTER YOURSELF
EDITORIAL TEAM
REVIEWERS
GUIDELINE FOR AUTHORS
AIMS, FOCUS, AND SCOPE
ETHICAL PUBLICATION
STATISTICS
ARTICLE PROCESSING CHARGE
REVIEW PROCESS
LICENSE
DOWNLOAD TEMPLATE
SAMPLE ISSUE
VISITOR STATISTICS
GUIDELINE FOR REVIEWERS OPEN ACCESS POLICY
Select Language English
OPEN JOURNAL SYSTEMS
FONT SIZE
LANGUAGE
Submit
USER Username Password
Remember me Login
NOTIFICATIONS View
Subscribe
ARTICLE TOOLS Print this article Indexing metadata How to cite item Review policy Email this article (Login required)
Email the author (Login required)
JOURNAL CONTENT
Search Scope All Search Browse By Issue By Author By Title By Sections By Identify Types Journal Help
HOME ABOUT LOGIN REGISTER SEARCH CURRENT ARCHIVES
ANNOUNCEMENTS COPYRIGHT WITHOUT RESTRICTIONS JOURNAL CONTACT ARCHIVING
Home > Vol 10, No 1 (2020) > Mara
ANALISIS UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4
LANGKAH 1 SILINDER 100 CC BERBAHAN BAKAR ETANOL
I Made Mara, I Made Adi Sayoga, I Made Nuarsa, Ida Bagus Alit, Kade Wiratama
ABSTRACT
In line the population growth, technological developments and the increasing of vehicles, the necessary of fuel is increase. Therefore, the people try to find an alternative fuel that is ethanol as vehicle fuel. To increase the performance and efficiency to use of ethanol fuel in an engine is by varying the ignition timing.This research aimed to investigate the influence of ignition timing to torque, power and specific fuel consumption effective (SFCe) with 96% ethanol fuel. in an engine four stroke single cylinder 100 cc Honda Astrea Legenda. The ignition timing variation are 15˚, 20˚ and 25˚ before TDC and the engine speed are 1500, 2500, 3500, 4500, and 6000 rpm.The results show that the engine has better performance when the engine running on the ignition timing is advanced. The highest torque at 20˚ ignition time before TDC 0.868 kgf.m at 6000 rpm, the highest effective power at 20˚ ignition time before TDC of 7.272 ps at 6000 rpm, and the lowest SFCe at 20˚ ignition time before TDC is 0, 08 kg / PS.hour at 6000 rpm.
KEYWORDS
Ignition timing, ethanol, engine speed, performance.
FULL TEXT:
REFERENCES
Arismunandar,W.,1988,Motor bakar torak, Bandung, ITB Bandung.
Heywood, J.B., 1988, Internal combustion engine fundamental, Singapore, Mc Graw-Hill book company Inc.
Mara, I M., Wirawan, M., Ma,bud T., 2014, Pengaruh ignition timing dengan bahan bakar lpg terhadap unjuk kerja mesin bensin empat langkah satu silinder, Jurnal Dinamika Teknik Mesin, Votume 4 No. I, hal. 1-6 Mara, I M., Sayoga, I M.A., Yudhyadi, I G.N.K., Nuarsa I M., 2018, Analisis emisi gas buang dan daya sepeda motor pada volume silinder diperkecil, Jurnal Dinamika Teknik Mesin, Vol. 8, No. 1, hal.8-13
Mara, I M., Joniarta, W., Alit, IB., Sayoga, IM. A., Nuarsa, M., 2018, Analisis penggunaan alat magnetisasi bahan bakar secara elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin empat langkah satu silinder, Jurnal Dinamika Teknik Mesin, Vol. 8, No. 2, hal. 99-103
Mara, I M., Sayoga, I.M. A., Nuarsa, I.M., Alit I.B., 2019, Analisis emisi gas buang kendaraan berbahan bakar etanol.,Jurnal Dinamika Teknik Mesin, Vol. 9, No. 1, hal 45-57
Setiyawan, Atok, 2007, Pengaruh ignition timing dan compression ratio terhadap unjuk kerja dan emisi gas buang motor bensin berbahan bakar campuran etanol 85% dan premium 15% (E-85), Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknolgi Sepuluh November.
DOI: https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300
REFBACKS
There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Dinamika Teknik Mesin: Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
After being re-accredited, the Journal of Dinamika Teknik Mesin, still has sinta 3 (S3) which is valid until 2025, but certificates and decrees have not been issued.
12/9/22, 9:25 AM Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol | Mara | Dinamika Teknik Mesin
https://dinamika.unram.ac.id/index.php/DTM/article/view/300 2/2
Terakreditasi SINTA 3
p-ISSN : 2088-088X, e-ISSN: 2502-1729
Volume 10, Nomor 1, April 2020
DINAMIKA TEKNIK MESIN
JURNAL KEILMUAN DAN TERAPAN TEKNIK MESIN
DAFTAR ISI
Pengaruh rasio diameter terhadap parameter-parameter energi turbin arus lauthorizontal
W. M. Rumaherang
1-9
Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol I.M. Mara, I.M.A. Sayoga, I.M. Nuarsa, I.B. Alit, K. Wiratama
10-17
Pengaruh rasio konsentrasi pada turbin air Savonius I.B. Alit, Y.A. Padang, Mas’ud, R. Sutanto, I G.B. Susana
18-24
Kinerja modul surya melalui variasi solar collector dan kecepatan angin H.S. Tira, A. Natsir, T. Putranto
25-32
Pengaruh temperatur terhadap struktur mikro dan sifat mekanik dalam proses fussion brazing Ni-Hard 4 dengan S45C menggunakan CuZn 35 sebagai logam pengisi
A. Siswanto, W. Purwadi
33-40
Effect of motorcycle exhaust pipe temperature and electrical circuit on harvested dc power from thermoelectric generators
M. Mirmanto, H.S. Tira, A. Pabriansyah
41-52
Pengaruh model reflektor terhadap performa kolektor tabung dengan phase change material
M.F. Tsani, H. Sutjahjono, M. Darsin
53-59
Investigasi simulasi numeris dan eksperimen proses springback berbentuk cup silider pada lembaran baja karbon SPCC
B. Mulyanto, D.S. Khaerudini
60-68
Studi pengaruh kadar mangan dan temperatur austenisasi terhadap struktur mikro dan sifat mekanik baja mangan
F. Bahfie, Z. Aleiya, A. Milandia, F. Nurjaman
69-75
Analisis tekno ekonomi teknologi pengolahan bijih nikel laterit menjadi nickel pig iron (NPI) menggunakan hot blast cupola furnace
U. Herlina, F. Nurjaman, A.S. Handoko, A. Shofi
76-87
DINAMIKA TEKNIK MESIN
JURNAL KEILMUAN DAN TERAPAN TEKNIK MESIN
PRAKATA
Jurnal Dinamika Teknik Mesin: Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram telah berjalan selama kurang lebih 8 tahun yaitu mulai terbitan pertama Vol. 1 No. 1, tahun 2011 dan hingga terbitan ini Vol. 9 No. 2, tahun 2019. Namun mulai dari berdiri hingga terbitan Vol. 5 No. 2, tahun 2015, jurnal ini berstatus belum online yaitu dengan p-ISSN 2088-088X, sedangkan mulai terbitan Vol. 6 No. 1, tahun 2016, jurnal Dinamaika Teknik Mesin telah menjadi jurnal online dengan e-ISSN 2502-1729 yang dapat diakses di tautan ini http:// dinamika.unram.ac.id. Vol. 10, No. 1, tahun 2020 ini memuat beberapa artikel yang berasal dari dalam Teknik Mesin Universitas Mataram sendiri dan dari PT lain di Indonesia.
Pada kesempatan ini Editor mengucapkan banyak terimakasih kepada para penulis yang telah memberikan kontribusi berupa artikel yang dimuat pada Vol. 10, No. 1, April 2020. Tidak lupa pula Editor memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para reviewer, para penulis dan semua pihak yang telah membantu terbitnya Vol. 10, No. 1, tahun 2020 ini.
Selanjutnya Editor mengajak para peneliti, pengajar, guru/pendidik, praktisi dan mahasiswa untuk mempublikasinkan hasil karya ilmiahnya melalui Dinamika Teknik Mesin: Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin agar segala karyanya dapat dilihat oleh dunia. Dinamika Teknik Mesin mulai tahun 2018, sudah terakreditasi Sinta 3, dengan SK. no. 34/E/KPT/2018. Aturan penulisannya dapat di download di tautan http:// dinamika.unram.ac.id.Akhirnya segala kritik yang konstruktif dari para penulis, pembaca dan semua pihak sangat diharapkan demi kemajuan jurnal Dinamika Teknik Mesin:
Jurnal Keilmuan dan Terapan Teknik Mesin.
Editor Dinamika Teknik Mesin
Dinamika Teknik Mesin. Sumardi dkk.: Sistem pendingin berbasis termoelektrik
https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300
Analisis unjuk kerja motor bensin berbahan bakar etanol
Analysis of the performance of a 100 cc engine
I.M. Mara*, I.M.A. Sayoga, I.M. Nuarsa,
Jurusan Teknik Mesin,Fakultas Teknik, Universitas 83125, Indonesia.
*E-mail: [email protected]
ARTICLE INFO
Article History:
Received 25 February 2019 Accepted 17 August 2019 Available online 1 April 2020
Keywords:
Ignition timing Ethanol Engine speed Performance
Dinamika Teknik Mesin, Vol. 10, No. 1 April 2020
1. PENDAHULUAN
Untuk mengatasi keterbatasan bahan bakar harus dilakukan penel
sebuah alternatif dari bahan bakar minyak. Oleh sebab itu masyarakat berusaha mencari bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Salah satu bahan bakar alter
ini dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan akan kendaraan transportasi adalah bahan bakar
Etanol termasuk dalam kategori energi baru dan terbarukan. Etanol dapat dihasilkan dari produk pertanian, seperti jagung, tebu, bit, beras dll, dan menggunakan proses farmentasi. Ethanol atau ethyl alkohol C2H5OH, tidak berwarna dan dapat larut dalam semua jenis pelarut.
penelitian sebelumnya Setiyawan (
dengan variasi main jet, dan variasi ignition timing pada bahan bakar E85 untuk menghasilkan unjuk Dinamika Teknik Mesin
Sumardi dkk.: Sistem pendingin berbasis termoelektrik
https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300
10
unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100
f the performance of a 100 cc 1 cylinder four stroke ethanol fueled
I.M.A. Sayoga, I.M. Nuarsa, I.B. Alit, K. Wiratama.
Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Jl. Majapahit no. 62, Mataram, NTB,
ABSTRACT
Inline the population growth, technological developments and the increasing of vehicles, the necessary fuel is increased. Therefore, people try to find an alternative fuel that is ethanol as vehicle fuel. To increase the performance and efficiency to use of ethanol fuel in an engine is by varying the ignition timing. This research aimed to investigate the influence of ignition timing to torque, power and specific fuel consumption effective (SFCe) with 96% ethanol fuel an engine four-stroke single-cylinder 100 cc Honda Astrea Legenda. The ignition timing variation
and 25˚ before TDC and the engine speed
2500, 3500, 4500, and 6000 rpm. The results show that the engine has better performance when the engine running on the ignition timing is advanced. The highest torque at 20˚ ignition time before TDC is 0.868 kgf.m at 6000 rpm, the highest effective power at 20
time before TDC of 7.27 PS at 6000 rpm, and the lowest SFCe at 20˚ ignition time before TDC is 0, 08 kg / PS at 6000 rpm.
2020, p. ISSN: 2088-088X, e. ISSN: 2502-1729
mengatasi keterbatasan bahan bakar harus dilakukan penelitian dan pengembangan alternatif dari bahan bakar minyak. Oleh sebab itu masyarakat berusaha mencari bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Salah satu bahan bakar alter
mengurangi ketergantungan akan bahan bakar minyak terutama untuk kendaraan transportasi adalah bahan bakar etanol.
Etanol termasuk dalam kategori energi baru dan terbarukan. Etanol dapat dihasilkan dari produk anian, seperti jagung, tebu, bit, beras dll, dan menggunakan proses farmentasi. Ethanol atau
OH, tidak berwarna dan dapat larut dalam semua jenis pelarut.
(2007) menggunakan bahan bakar campuran etanol dan bensin dengan variasi main jet, dan variasi ignition timing pada bahan bakar E85 untuk menghasilkan unjuk
Dinamika Teknik Mesin 10(1) (2020) 10-17
4 langkah 1 silinder 100 cc
ethanol fueled
, Jl. Majapahit no. 62, Mataram, NTB,
Inline the population growth, technological developments and the increasing of vehicles, the . Therefore, people try to find thanol as vehicle fuel. To increase the performance and efficiency to use of is by varying the ignition This research aimed to investigate the influence ion timing to torque, power and specific fuel FCe) with 96% ethanol fuel in cylinder 100 cc Honda variation is 15˚, 20˚
˚ before TDC and the engine speed is 1500, The results show that the engine has better performance when the engine running on the ignition timing is advanced. The highest 0.868 kgf.m at at 20˚ ignition at 6000 rpm, and the lowest
˚ ignition time before TDC is 0, 08 kg / PSh
itian dan pengembangan alternatif dari bahan bakar minyak. Oleh sebab itu masyarakat berusaha mencari bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Salah satu bahan bakar alternatif yang saat terutama untuk Etanol termasuk dalam kategori energi baru dan terbarukan. Etanol dapat dihasilkan dari produk anian, seperti jagung, tebu, bit, beras dll, dan menggunakan proses farmentasi. Ethanol atau
OH, tidak berwarna dan dapat larut dalam semua jenis pelarut. Dalam 2007) menggunakan bahan bakar campuran etanol dan bensin dengan variasi main jet, dan variasi ignition timing pada bahan bakar E85 untuk menghasilkan unjuk
Dinamika Teknik Mesin. Mara dkk.: Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol
https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300
11 kerja mesin yang optimal.
Untuk meningkatkan performa mesin pada motor pembakaran dalam dapat dilakukan dengan tiga tahap, yaitu sebelum proses pembakaran, saat proses pembakaran, dan setelah proses pembakaran, Mara dkk. (2018). Berhubungan dengan hal tersebut peneliti akan melakukan penelitian melalui tahap yang kedua, yaitu dengan memvariasikan waktu pengapian dan mencari waktu yang menghasilkan performa yang maksimal.
Penelitian investigasi exsperimental unjuk kerja dan emisi gas buang dari campuran minyak ethanol dalam study perbandingan motor 4 tak dan 2 tak didapatkan campuran minyak etanol efektif meningkatkan unjuk kerja dan mengurangi emisi gas buang. Campuran minyak etanol juga dapat mengurangi pemakaian bahan bakar sampai di atas 50% sehingga sangat menghemat bahan bakar.
Ada peningkatan efisiensi thermal dan pengurangan emisi gas CO dan HC seiring dengan peningkatan kadar etanol Sivaram (2016).
Studi unjuk kerja dan karakteristik gas buang dari mesin yang bekerja pada campuran bensin etanol yang berbeda beda didapatkan unjuk kerjanya meningkat tetapi hanya untuk tingkat terentu.
Daya dan torsi meningkat pada perbandingan campuran bensin etanol tertentu. BSFC meningkat dengan meningkatnya kadar etanol dalam campuran minyak bensin dan etanol. Juga octan number dan efisiensi volumetrik meningkat dengan meningkatnya prosentase etanol dalam campuran bensin etanol Sarkar dkk. (2012).
Penggunaan bahan bakar campuran bensin dengan alkohol telah banyak diteliti, karena telah diketahui bahwa bahan bakar alkohol merupakan bahan bakar yang ramah lingkungan sehingga emisi gas baung yang dihasilkan sangat rendah, dapat meningkatkan effisiensi pembakaran. Namun penggunaan campuran alhohol dengan bensin dalam kaitannya dengan derajat pengapian (ignition timing) belum diungkap secara jelas. Derajat pengapian pada mesin bensin yang dirancang untuk bahan bakar bensin tentunya akan berbeda jika mesin yang sama menggunakan bahan bakar campuran etanol dengan bensin, oleh karena itu dalam penelitian ini derajat pengapian diubah untuk mendapatkan unjuk kerja mesin yang terbaik Ozsezen dan Canakci (2011).
Salah satu cara untuk meningkatkan performa dan efisiensi penggunaan etanol pada kendaraan bermotor yaitu dengan memvariasikan waktu pengapian. Dalam penelitian ini, masalah yang ingin dikaji adalah bagaimana pengaruh memvariasikan waktu pengapian mesin bensin Honda Astrea Legenda 100 cc terhadap unjuk kerja mesin.
1.1 Bahan bakar etanol
Etanol dipasaran dikenal dengan nama alkohol. Etanol memiliki rumus molekul C2H5OH. Etanol atau etil alcohol adalah cairan tak berwarna dengan karakteristik antara lain mudah terbakar, larut dalam air, biodegradable, tidak karsinogenik, dan jika terjadi pencemaran tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Hydrous ethanol (95% volume), yaitu etanol yang mengandung sedikit air.
Campuran ini digunakan langsung sebagai pengganti bensin pada kendaraan dengan mesin yang sudah dimodifikasi. Anhydrous ethanol (atau dehydrated ethanol), yaitu etanol bebas air dan paling tidak memiliki kemurnian 99%. Etanol ini dapat dicampur dengan gasoline konvensional dengan kadar antara 5-85%. Bioetanol yang diproduksi dari bahan baku berupa biomassa seperti jagung, singkong, sorghum, kentang, gandum, tebu, bit, dan juga limbah biomassa seperti tongkol jagung, limbah jerami, dan limbah sayuran lainnya. Bioetanol diproduksi dengan teknologi biokimia, melalui proses fermentasi bahan baku, kemudian etanol yang diproduksi dipisahkan dengan air dengan proses distilasi dan dehidrasi sehingga dapat dijadikan bahan bakar motor bensin Wiratmaja (2010).
1.2 Unjuk kerja mesin
Unjuk kerja mesin (engine performance) ditentukan oleh beberapa variabel perancangan dan variabel pengoperasian. Variabel-variabel tersebut adalah saat penyalaan (spark timing), perbandingan udara dan bahan bakar (air-fuel ratio), perbandingan kompresi (compression ratio), putaran mesin, banyaknya massa campuran yang terinduksi dan rugi kalor di dalam mesin. Pada langkah kompresi, katup hisap dan katup buang tertutup. Proses kompresi diawali saat piston di TMB. Pada motor bakar daya dihasilkan dari proses pembakaran di dalam silinder dan biasanya disebut dengan daya indikator (indicated horsepower). Daya indikator merupakan suatu tenaga yang diterima oleh piston, di mana tenaga tersebut berasaldari tekanan gas pembakaran bahan bakar di dalam ruang bakar mesin.Untuk menentukan nilai torsi maka gaya dikalikan dengan gravitasi melalui persamaan berikut: Mara dkk. (2014).
= (1)
Dinamika Teknik Mesin. Mara dkk.: Analisis
https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300 Dimana T adalah torsi (Nm), F beban
Gambar 1.
Besarnya daya efektif (Ne) akan tergantung dari besarnya torsi dan putaran yang terjadi.
dapat dilihat dari persamaan berikut
=
,
Dengan Ne adalah daya efektif (PS), Fuel Consumption (FC)
Fuel consumption merupakan ukuran
mesin dalam kurun waktu tertentu, dan biasanya diukur dalam satuan massa bahan bakar per satuan waktu (kg/jam). Besarnya fuel consumption
(Mara, dkk, 2018):
1000000 ρ 3600 t
FC=b
Di mana b adalah volume pemakaian bahan bakar mengkonsumsi bahan bakar (detik)
Specific Fuel Consumption Effective
SFCe merupakan parameter yang biasa dipakai sebagai ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar yang dipakai per jam untuk setiap daya yang dihasilkan. Harga SFCe yang lebih rendah menyatakan efisiensi yang lebih tinggi, (kg/PSjam).
consumption effective (SFCe) ditentukan dengan persamaan (Arismunandar, 1988):
=
Dengan FC adalah penggunaan bahan bakar pada kondisi tertentu (kg/jam) (PS) dan SFCe adalah konsumsi bahan
2. METODE PENELITIAN
Pada gambar 2. memperlihatkan skema
experimental. Pengujian parameter unjuk kerja mesin dengan menggunakan mesin sepeda motor Honda Legenda 100 cc dengan variasi putaran mesin 1500, 2500, 3500, 4500 dan 6000 rpm pada transmisi 4 serta waktu pengapian 15
kompresi 11:1. Torsi mesin diukur dengan m
menggunakan bantuan neraca pegas digital dengan ketelitian 0,1 kg
permanen pada rangka sedangkan ujung yang lainnya terhubung dengan neraca pegas digital dengan dilengkapi tuas pengatur beban.
Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol
12
beban pengereman (kgf ) dan r adalah jari-jari roda gaya
Gambar 1. Rope break dynamometer
Besarnya daya efektif (Ne) akan tergantung dari besarnya torsi dan putaran yang terjadi.
dilihat dari persamaan berikut Arismunandar (1988):
Dengan Ne adalah daya efektif (PS), T adalah torsi (N m) dan n adalah putaran mesin (rpm)
merupakan ukuran banyaknya volume/massa bahan bakar yang
mesin dalam kurun waktu tertentu, dan biasanya diukur dalam satuan massa bahan bakar per Besarnya fuel consumption (FC) bensin dapat dihitung dengan persamaan
olume pemakaian bahan bakar (ml), t adalah waktu yang digunakan untuk
dan ρ adalah berat spesifik bahan bakar (gram/m3).
Effective (SFCe)
SFCe merupakan parameter yang biasa dipakai sebagai ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar yang dipakai per jam untuk setiap daya yang dihasilkan. Harga SFCe yang lebih rendah menyatakan efisiensi yang lebih tinggi, (kg/PSjam). Konsumsi bahan bakar efektif atau
(SFCe) ditentukan dengan persamaan (Arismunandar, 1988):
enggunaan bahan bakar pada kondisi tertentu (kg/jam), Ne adalah d konsumsi bahan bakar spesifik (kg/PS jam).
memperlihatkan skema mesin uji pada penelitian ini yang dilakukan secara engujian parameter unjuk kerja mesin dengan menggunakan mesin sepeda motor variasi putaran mesin 1500, 2500, 3500, 4500 dan 6000 rpm pada transmisi 4 serta waktu pengapian 15o, 20o dan 25o dengan bahan bakar etanol 96% dengan rasio
Torsi mesin diukur dengan menggunakan sistem rope break dynamometer
kan bantuan neraca pegas digital dengan ketelitian 0,1 kg. Salah satu ujung tali diikat sedangkan ujung yang lainnya terhubung dengan neraca pegas digital dengan dilengkapi tuas pengatur beban. Ukuran jari-jari pulley yang digunakan adalah
cc berbahan bakar etanol
roda gaya (m)
Besarnya daya efektif (Ne) akan tergantung dari besarnya torsi dan putaran yang terjadi. Hal ini
(2) esin (rpm)
yang dikonsumsi mesin dalam kurun waktu tertentu, dan biasanya diukur dalam satuan massa bahan bakar per
(FC) bensin dapat dihitung dengan persamaan
(3) aktu yang digunakan untuk
.
SFCe merupakan parameter yang biasa dipakai sebagai ukuran ekonomi pemakaian bahan bakar yang dipakai per jam untuk setiap daya yang dihasilkan. Harga SFCe yang lebih rendah atau specific fuel
(4) adalah daya efektif
dilakukan secara engujian parameter unjuk kerja mesin dengan menggunakan mesin sepeda motor variasi putaran mesin 1500, 2500, 3500, 4500 dan 6000 rpm pada dengan bahan bakar etanol 96% dengan rasio dynamometer dengan . Salah satu ujung tali diikat sedangkan ujung yang lainnya terhubung dengan neraca pegas digital yang digunakan adalah 0,08 m yang
Dinamika Teknik Mesin. Mara dkk.: Analisis
https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300 dipasang pada poros keluaran mesin diameter 6 mm.
Untuk mendapatkan data fuel consumption
dengan ketelitian 0,5 ml, sedangkan waktu pemakaian bahan bakar diukur dengan dengan ketelitian 0,01 detik.
Gambar 2. Skema peralatan uji 1. mesin uji. 2.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data yang didapat pada saat pengambilan data penelitian selanjutnya dilakukan perhitungan dan analisis terhadap parameter unjuk kerja mesin.
disajikan dalam bentuk grafik untuk dapat dianalisis putaran mesin terhadap unjuk kerja mesin.
Gambar 3
Dari gambar 3 terlihat bahwa torsi yang dihasilkan oleh mesin meningkat berbanding lurus dengan meningkatnya putaran mesin.
semakin meningkat, dikarenakan jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar bertambah seiring dengan meningkatnya putaran mesin.
Etanol, torsi tertinggi yang dihasilkan p
dan torsi terendah dihasilkan pada waktu pengapian 15 putaran 6000 rpm.
Dari gambar 3 dapat dikatakan bahwa dihasilkan pada waktu pengapian 15
signifikan. Torsi terbesar didapat pada waktu pengapian 20 campuran bahan bakar dan udara terbakar sempurna.
pengapian 15˚ sebelum TMA yang merupakan waktu pengapian standar yang dikeluarkan oleh pabrikan sehingga digunakan sebagai pembanding dengan memajukan waktu pengapian menggunakan bahan bakar Etanol.
Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol
13
dipasang pada poros keluaran mesin, sedangkan tali yang digunakan adalah tali kawat baja dengan fuel consumption digunakan buret kaca dengan volume total 150 ml ml, sedangkan waktu pemakaian bahan bakar diukur dengan stop watch digital
. Skema peralatan uji 1. mesin uji. 2. pully. 3. tali. 4. neraca pegas. 5. pengatur beban
pada saat pengambilan data penelitian selanjutnya dilakukan perhitungan dan analisis terhadap parameter unjuk kerja mesin. Data rata-rata hasil perhitungan disajikan dalam bentuk grafik untuk dapat dianalisis pengaruh perubahan waktu pengapian dan putaran mesin terhadap unjuk kerja mesin.
Gambar 3. Hubungan torsi terhadap putaran
terlihat bahwa torsi yang dihasilkan oleh mesin meningkat berbanding lurus dengan meningkatnya putaran mesin. Torsi yang dihasilkan melalui pembakaran bahan bakar semakin meningkat, dikarenakan jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar bertambah seiring dengan meningkatnya putaran mesin. Secara keseluruhan dengan penggunaan bahan bakar Etanol, torsi tertinggi yang dihasilkan pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA sebesar 0,868 kgf
terendah dihasilkan pada waktu pengapian 15˚ sebelum TMA sebesar 0,686 kgf gambar 3 dapat dikatakan bahwa menggunakan bahan bakar etanol terlihat nilai torsi dihasilkan pada waktu pengapian 15˚, 20˚, dan 25˚ sebelum TMA menunjukkan selisih yang signifikan. Torsi terbesar didapat pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA, yang disebabkan campuran bahan bakar dan udara terbakar sempurna. Penggunaan bahan bakar bensin pada waktu
˚ sebelum TMA yang merupakan waktu pengapian standar yang dikeluarkan oleh digunakan sebagai pembanding dengan memajukan waktu pengapian Terlihat bahwa variasi waktu pengapian mempengaruhi torsi yang
cc berbahan bakar etanol
, sedangkan tali yang digunakan adalah tali kawat baja dengan digunakan buret kaca dengan volume total 150 ml stop watch digital
engatur beban
pada saat pengambilan data penelitian selanjutnya dilakukan rata hasil perhitungan waktu pengapian dan
terlihat bahwa torsi yang dihasilkan oleh mesin meningkat berbanding lurus melalui pembakaran bahan bakar semakin meningkat, dikarenakan jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar bertambah Secara keseluruhan dengan penggunaan bahan bakar
˚ sebelum TMA sebesar 0,868 kgf m
˚ sebelum TMA sebesar 0,686 kgf m, pada tanol terlihat nilai torsi yang
˚, 20˚, dan 25˚ sebelum TMA menunjukkan selisih yang
˚ sebelum TMA, yang disebabkan ensin pada waktu
˚ sebelum TMA yang merupakan waktu pengapian standar yang dikeluarkan oleh digunakan sebagai pembanding dengan memajukan waktu pengapian Terlihat bahwa variasi waktu pengapian mempengaruhi torsi yang
Dinamika Teknik Mesin. Mara dkk.: Analisis
https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300
dihasilkan. Torsi terbesar dihasilkan pada putaran 6000 rpm dengan waktu pengapian 20
TMA sebesar 0,868 kgf m lebih besar dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar bensin. Hal ini dikarenakan nilai torsi dihasilkan oleh gaya yang diteruskan oleh torak menuju poros engkol, di mana gaya tersebut diperoleh dari tekanan ledakan hasil pembakaran setelah motor dimodifikasi dengan menaikan rasio kompresi sehingga tekanan yang terjadi pada to
yang dihasilkan dipengaruhi oleh karakteristik bahan bakar etanol yang menghasilkan efisiensi termal yang lebih baik dari pada bensin pada rasio
Gambar 4. Hubungan daya efektif terhadap putaran
Dari gambar 4 terlihat bahwa daya efektif yang dihasilkan meningkat seiring dengan meningkatnya putaran mesin. Hal ini dikarenakan bertambahnya putaran mesin seiring dengan jumlah pembakaran per menit yang terjadi. Untuk putaran mesin yang lebih tinggi kebutuhan bahan
waktu semakin banyak sehingga energi yang dihasilkan melalui pembakaran per waktu akan semakin besar. Dengan penggunaan bahan bakar Etanol daya efektif tertinggi yang dihasilkan pada putaran 6000 rpm pada waktu pengapian 20
dihasilkan pada waktu pengapian 15
penggunaan bahan bakar bensin daya efektif yang dihasilkan sebesar 6,451 PS pada putaran 6000 rpm.
Jika kita lihat gambar 4 pada putaran 3500 rpm dan 4500 rpm bensin masih lebih tinggi untuk daya efektif yang dihasilkan. Ini menunjukan bahwa etanol mampu bekerja pada putaran motor yang lebih tinggi sehingga pada putaran 4500 rpm hingga 6000 rpm motor bisa memberi daya yang leb besar pada pengapian 20o sebelum TMA, dibandingkan dengan bensin pada waktu pengapian 15 sebelum TMA. Seperti yang terjadi pada torsi, daya efektif pada waktu pengapian 20
memiliki nilai yang paling besar dikarenakan tekanan hasil pembakar
optimal, sehingga tekanan hasil pembakaran tersebut menghasilkan daya yang diteruskan oleh torak yang kemudian memutar flywheel
kadar emisi gas buang juga menunjukkan (2019). Sedangkan pada waktu pengapian 15
rendah disebabkan oleh puncak tekanan hasil pembakaran yang terlalu awal sehingga tekanan tersebut menghambat gerak piston saat kompresi yang menyebabkan daya yang akan diteruskan sebagai langkah usaha menjadi kecil.
menjadi rendah.
Penggunaan bahan bakar bensin pada waktu pengapian 15 waktu pengapian standar yang dikeluarkan oleh
dengan memajukan waktu pengapian menggunakan bahan bakar Etanol.Terlihat bahwa variasi waktu pengapian mempengaruhi daya efektif yang dihasilkan. Walaupun daya efektif yang dihasilkan dengan bahan bakar bensin yakni pada waktu
PS lebih besar dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar putaran yang sama.
Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol
14
dihasilkan. Torsi terbesar dihasilkan pada putaran 6000 rpm dengan waktu pengapian 20
m lebih besar dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar bensin. Hal karenakan nilai torsi dihasilkan oleh gaya yang diteruskan oleh torak menuju poros engkol, di mana gaya tersebut diperoleh dari tekanan ledakan hasil pembakaran setelah motor dimodifikasi dengan menaikan rasio kompresi sehingga tekanan yang terjadi pada torak meningkat. Besarnya torsi yang dihasilkan dipengaruhi oleh karakteristik bahan bakar etanol yang menghasilkan efisiensi termal yang lebih baik dari pada bensin pada rasio kompresi 11:1.
Gambar 4. Hubungan daya efektif terhadap putaran
terlihat bahwa daya efektif yang dihasilkan meningkat seiring dengan Hal ini dikarenakan bertambahnya putaran mesin seiring dengan jumlah pembakaran per menit yang terjadi. Untuk putaran mesin yang lebih tinggi kebutuhan bahan
waktu semakin banyak sehingga energi yang dihasilkan melalui pembakaran per waktu akan semakin penggunaan bahan bakar Etanol daya efektif tertinggi yang dihasilkan pada putaran 6000 rpm pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA sebesar 7,272 PS dan daya efektif terendah dihasilkan pada waktu pengapian 15˚ sebelum TMA sebesar 5,474 PS, sedangkan dengan penggunaan bahan bakar bensin daya efektif yang dihasilkan sebesar 6,451 PS pada putaran 6000 pada putaran 3500 rpm dan 4500 rpm bensin masih lebih tinggi untuk daya efektif yang dihasilkan. Ini menunjukan bahwa etanol mampu bekerja pada putaran motor yang lebih tinggi sehingga pada putaran 4500 rpm hingga 6000 rpm motor bisa memberi daya yang leb
sebelum TMA, dibandingkan dengan bensin pada waktu pengapian 15 yang terjadi pada torsi, daya efektif pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA memiliki nilai yang paling besar dikarenakan tekanan hasil pembakaran dalam ruang bakar yang optimal, sehingga tekanan hasil pembakaran tersebut menghasilkan daya yang diteruskan oleh torak
sebagai sebuah daya yang akan diteruskan ke roda.
kadar emisi gas buang juga menunjukkan terjadinya pembakaran yang lebih sempurna
pada waktu pengapian 15˚ sebelum TMA daya yang dihasilkan cenderung lebih rendah disebabkan oleh puncak tekanan hasil pembakaran yang terlalu awal sehingga tekanan tersebut menghambat gerak piston saat kompresi yang menyebabkan daya yang akan diteruskan ebagai langkah usaha menjadi kecil. Hal tersebut menyebabkan daya yang diteruskan ke roda akan Penggunaan bahan bakar bensin pada waktu pengapian 15˚ sebelum TMA yang merupakan waktu pengapian standar yang dikeluarkan oleh pabrikan sehingga digunakan sebagai pembanding dengan memajukan waktu pengapian menggunakan bahan bakar Etanol.Terlihat bahwa variasi waktu pengapian mempengaruhi daya efektif yang dihasilkan. Walaupun daya efektif yang dihasilkan dengan bahan bakar bensin yakni pada waktu pengapian 15˚(standar) sebelum TMA sebesar 0,641 PS lebih besar dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar etanol pada waktu pengapian dan
cc berbahan bakar etanol
dihasilkan. Torsi terbesar dihasilkan pada putaran 6000 rpm dengan waktu pengapian 20o sebelum m lebih besar dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar bensin. Hal karenakan nilai torsi dihasilkan oleh gaya yang diteruskan oleh torak menuju poros engkol, di mana gaya tersebut diperoleh dari tekanan ledakan hasil pembakaran setelah motor dimodifikasi rak meningkat. Besarnya torsi yang dihasilkan dipengaruhi oleh karakteristik bahan bakar etanol yang menghasilkan efisiensi termal
terlihat bahwa daya efektif yang dihasilkan meningkat seiring dengan Hal ini dikarenakan bertambahnya putaran mesin seiring dengan jumlah pembakaran per menit yang terjadi. Untuk putaran mesin yang lebih tinggi kebutuhan bahan bakar per waktu semakin banyak sehingga energi yang dihasilkan melalui pembakaran per waktu akan semakin penggunaan bahan bakar Etanol daya efektif tertinggi yang dihasilkan pada putaran 7,272 PS dan daya efektif terendah
˚ sebelum TMA sebesar 5,474 PS, sedangkan dengan penggunaan bahan bakar bensin daya efektif yang dihasilkan sebesar 6,451 PS pada putaran 6000 pada putaran 3500 rpm dan 4500 rpm bensin masih lebih tinggi untuk daya efektif yang dihasilkan. Ini menunjukan bahwa etanol mampu bekerja pada putaran motor yang lebih tinggi sehingga pada putaran 4500 rpm hingga 6000 rpm motor bisa memberi daya yang lebih sebelum TMA, dibandingkan dengan bensin pada waktu pengapian 15o
˚ sebelum TMA an dalam ruang bakar yang optimal, sehingga tekanan hasil pembakaran tersebut menghasilkan daya yang diteruskan oleh torak sebagai sebuah daya yang akan diteruskan ke roda. Dilihat dari pembakaran yang lebih sempurna Mara dkk.
˚ sebelum TMA daya yang dihasilkan cenderung lebih rendah disebabkan oleh puncak tekanan hasil pembakaran yang terlalu awal sehingga tekanan tersebut menghambat gerak piston saat kompresi yang menyebabkan daya yang akan diteruskan Hal tersebut menyebabkan daya yang diteruskan ke roda akan
˚ sebelum TMA yang merupakan digunakan sebagai pembanding dengan memajukan waktu pengapian menggunakan bahan bakar Etanol.Terlihat bahwa variasi waktu pengapian mempengaruhi daya efektif yang dihasilkan. Walaupun daya efektif yang dihasilkan
˚(standar) sebelum TMA sebesar 0,641 anol pada waktu pengapian dan
Dinamika Teknik Mesin. Mara dkk.: Analisis
https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300 Gambar 5
Gambar 6
Dari gambar 6 terlihat semakin tinggi putaran mesin maka SFCe yang dihasilkan semakin rendah.Semakin rendahnya nilai SFCe yang dihasilkan maka tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar terhadap daya yang dihasilkan semakin baik.Dengan penggunaan bahan bakar Etan SFCe terendah dihasilkan pada waktu
SFCe tertinggi dihasilkan pada waktu pengapian 25
putaran 6000 rpm SFCe terendah dihasilkan pada waktu pengapian 20 kg/PS jam dan tertinggi pada waktu pengapian 25
dengan penggunaan bahan bakar bensin nilai SFCe yang dihasilkan sebesar 0,07 kg/PS Dari penelitian sebelumnya oleh (
didapat pada waktu pemgapian antara 23 penelitian ini yaitu 25o. Kecendrungan dari menunjukkan kemiripan yaitu semakin
mencapai torsi maksimum menurun dengan meningkatnya waktu pengapian.
Pada waktu pengapian 20˚ nilai SFCe yang dihasilkan paling rendah dan yang paling tinggi pada waktu pengapian 25˚. Hal ini dikarenakan waktu pengapian 20
pembakaran yang lebih sempurna sehingga tingkat konsumsi bahan bakar terhadap daya yang dihasilkan lebih baik Mara (2019)
detonasi. Hal ini disebabkan oleh pembakaran terlalu dini yang mengakibatkan puncak ledakan terjadi sebelum torak mencapai TMA. Hal tersebut terjadi akibat hambatan pada torak saat menuju TMA sehingga sisa daya dari hasil pembakaran hanya sedikit yang bisa diteruskan pad
usaha sehingga daya yang diteruskan oleh torak lebih kecil dari semestinya, maka dari itu mesin
Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol
15
Gambar 5. Hubungan FC terhadap putaran
Gambar 6. Hubungan SFCe terhadap putaran
terlihat semakin tinggi putaran mesin maka SFCe yang dihasilkan semakin rendah.Semakin rendahnya nilai SFCe yang dihasilkan maka tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar terhadap daya yang dihasilkan semakin baik.Dengan penggunaan bahan bakar Etan
pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA sebesar 0,08 kg/PS
SFCe tertinggi dihasilkan pada waktu pengapian 25˚ sebelum TMA sebesar 0,13 kg/PS.jam. Pada putaran 6000 rpm SFCe terendah dihasilkan pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA sebesar 0,08 jam dan tertinggi pada waktu pengapian 25˚ sebelum TMA sebesar 0,13 kg/PS jam sedangkan dengan penggunaan bahan bakar bensin nilai SFCe yang dihasilkan sebesar 0,07 kg/PS
Dari penelitian sebelumnya oleh (Sarkar, 2012) didapatkan bahwa torsi pengeremen maksimum didapat pada waktu pemgapian antara 23o sampai 25o hal ini sejalan dengan yg didapat dalam Kecendrungan dari torsi pengereman terhadap waktu pengapian juga tu semakin meningkat seiring peningkatan waktu pengapian dan setelah rsi maksimum menurun dengan meningkatnya waktu pengapian.
˚ nilai SFCe yang dihasilkan paling rendah dan yang paling tinggi ini dikarenakan waktu pengapian 20˚ sebelum TMA menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna sehingga tingkat konsumsi bahan bakar terhadap daya yang 2019). Berbeda dengan waktu pengapian 25˚ sebelum TMA terjadi ni disebabkan oleh pembakaran terlalu dini yang mengakibatkan puncak ledakan terjadi Hal tersebut terjadi akibat hambatan pada torak saat menuju TMA sehingga sisa daya dari hasil pembakaran hanya sedikit yang bisa diteruskan pada saat langkah usaha sehingga daya yang diteruskan oleh torak lebih kecil dari semestinya, maka dari itu mesin
cc berbahan bakar etanol
terlihat semakin tinggi putaran mesin maka SFCe yang dihasilkan semakin rendah.Semakin rendahnya nilai SFCe yang dihasilkan maka tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar terhadap daya yang dihasilkan semakin baik.Dengan penggunaan bahan bakar Etanol nilai
˚ sebelum TMA sebesar 0,08 kg/PS jam dan
˚ sebelum TMA sebesar 0,13 kg/PS.jam. Pada sebelum TMA sebesar 0,08 jam sedangkan dengan penggunaan bahan bakar bensin nilai SFCe yang dihasilkan sebesar 0,07 kg/PS jam.
engeremen maksimum hal ini sejalan dengan yg didapat dalam orsi pengereman terhadap waktu pengapian juga meningkat seiring peningkatan waktu pengapian dan setelah
˚ nilai SFCe yang dihasilkan paling rendah dan yang paling tinggi
˚ sebelum TMA menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna sehingga tingkat konsumsi bahan bakar terhadap daya yang
˚ sebelum TMA terjadi ni disebabkan oleh pembakaran terlalu dini yang mengakibatkan puncak ledakan terjadi Hal tersebut terjadi akibat hambatan pada torak saat menuju TMA a saat langkah usaha sehingga daya yang diteruskan oleh torak lebih kecil dari semestinya, maka dari itu mesin
Dinamika Teknik Mesin. Mara dkk.: Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol
https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300
16
membutuhkan suplai bahan bakar yang lebih banyak untuk mencapai putaran konstan yang diinginkan.
Penggunaan bahan bakar bensin pada waktu pengapian 15˚ sebelum TMA yang merupakan waktu pengapian standar yang dikeluarkan oleh pabrikan sehingga digunakan sebagai pembanding dengan memajukan waktu pengapian dengan menggunakan bahan bakar etanol. Terlihat bahwa variasi waktu pengapian mempengaruhi nilai SFCe yang dihasilkan. Nilai SFCe yang dihasilkan dengan bahan bakar bensin yakni pada waktu pengapian 15˚(standar) sebelum TMA pada putaran 6000 rpm sebesar 0,07 (kg/PS.jam) lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar etanol pada waktu pengapian maupun putaran yang sama, hal ini dikarenakan SFCe adalah penggunaan bahan bakar per daya yang dihasilkan. Jika dibandingkan dengan bahan bakar bensin dalam keadaan standar masi lebih baik di bandingkan dengan penggunaan bahan bakar etanol 96%
pada waktu pengapian 20o sebelum TMA.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa statistik anova variasi waktu pengapian dan putaran mesin menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap torsi, daya, dan SFCe yang dihasilkan. Torsi terbesar dengan menggunakan bahan bakar Etanol diperoleh pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA, sebesar 0,868 kgf.m pada putaran 6000 rpm. Tapi jika dibandingkan dengan bahan bakar bensin, torsi yang dihasilkan pada putaran 2500 rpm sampai 4500 rpm masih lebih baik dari etanol. Daya efektif terbesar dengan bahan bakar Etanol pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA, sebesar 7,272 PS pada putaran 6000 rpm. Tapi jika dibandingkan dengan bahan bakar bensin daya efektif yang dihasilkan pada putaran 2500 rpm sampai 4500 rpm masih lebih baik dari etanol. Specific fuel consumption effective (SFCe) terendah pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA, sebesar 0,08 kg/PS jam pada putaran 6000 rpm. Jika dibandingkan dengan SFCe bensin pada waktu pengapian 15o sebelum TMA pada setiap variasi putaran menghasilkan SFCe yang lebih baik dibandingkan dengan etanol 96%.
Untuk mendapatkan torsi dan daya yang optimal dengan menggunkan bahan bakar etanol 96% harus dilakukan modifikasi pada ruang bakar untuk menaikan rasio kompresi pada motor, dan memajukan waktu pengapian menjadi 20o sebelum TMA.
DAFTAR NOTASI
b : Volume pemakaian bahan bakar (ml) F : Beban pengereman (kgf )
FC : Penggunaan bahan bakar pada kondisi tertentu (kg/jam) n : Putaran mesin (rpm)
Ne : Daya efektif (PS) r : Jari-jari (m)
SFCe : Konsumsi bahan bakar spesifik (kg/PSjam).
T :Torsi (Nm)
t : Waktu yang digunakan untuk mengkonsumsi bahan bakar (detik) ρ : Berat spesifik bahan bakar (g/m3)
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar W.,1988, Motor bakar torak, Bandung, ITB Bandung.
Heywood J.B., 1988, Internal combustion engine fundamental, Singapore, Mc Graw-Hill book company Inc., USA.
Mara I.M., Joniarta W., Alit I.B.,Sayoga I.M.A., Nuarsa M., 2018, Analisis penggunaan alat magnetisasi bahan bakar secara elektromagnetik terhadap unjuk kerja mesin empat langkah satu silinder, Jurnal Dinamika Teknik Mesin, 8(2), 99-103.
Ozsezen A.N., Canakci M., 2011, Performance and combustion characteristics of alcohole gasoline lends at wide-open throttle, Elsevier Journal in Energy, 36.
Sarkar A., Chowdhuri A.K., Bhowal A.J., Mandal B.K., 2012, The performance and emission characteristicof si engine running on different ethanol gasoline blends, Internasional Journal of Scientific & Engineering Research, 3.
Setiyawan, Atok, 2007, Pengaruh ignition timing dan compression ratio terhadap unjuk kerja dan emisi gas buang motor bensin berbahan bakar campuran etanol 85% dan premium 15% (E-85), Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknolgi Sepuluh November.
Sivaram P., Haribabu D.N., Kumar K.S., Rao B.V.V.P., 2016, Experimental investigation of performance and emissions using ethanol petrol blends in si engine-a comparative study of 2-
stroke and 4- stroke SI engines, World Journal of Research and Review (WJRR)
Dinamika Teknik Mesin. Mara dkk.: Analisis unjuk kerja motor bensin 4 langkah 1 silinder 100 cc berbahan bakar etanol
https://doi.org/10.29303/dtm.v10i1.300
17 3(2), 63-67
Wiratmaja I.G., 2010, Pengujian karakteristik fisika biogasoline sebagai bahan bakar alternatif pengganti bensin murni, Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana.
12/9/22, 9:26 AM SINTA - Science and Technology Index
https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/1467?q=ANALISIS+UNJUK+KERJA+MOTOR+BENSIN+4+LANGKAH+1+SILINDER+100+CC+BERBAHAN+BAKAR+ETANOL 1/1
DINAMIKA TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN, UNIVERSITAS MATARAM
P-ISSN : 2088088X E-ISSN : 25021729 Subject Area : Science, Engineering
Google Scholar Garuda Website Editor URL History Accreditation
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
0.88571 4
Impact Factor
868Google Citations
Sinta 3Current Acreditation
Garuda Google Scholar
ANALISIS UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 1 SILINDER 100 CC BERBAHAN BAKAR ETANOL
Universitas Mataram Dinamika Teknik Mesin Vol 10, No 1 (2020): Dinamika Teknik Mesin, 10 Articles 10-17
2020 DOI: 10.29303/dtm.v10i1.300 Accred : Unknown
Page 1 of 1 | Total Records 1 Search...
clear search Results for "ANALISIS UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 1 SILINDER 100 CC BERBAHAN BAKAR ETANOL"
Previous 1 Next
Get More with
SINTA Insight Go to Insight
Citation Per Year By Google Scholar
Journal By Google Scholar
All Since 2017
Citation 868 797
h-index 14 14
i10-index 23 20