• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

N/A
N/A
Perlindungan Tanaman Pangan

Academic year: 2024

Membagikan "DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DR. Ir. MOHAMMAD TAKDIR MULYADI, MM

DIREKTUR PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN

TANAMAN PANGAN

(2)

Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, mempunyai tugas Pokok

melaksanakan penyiapan

perumusan dan pelaksanaan

kebijakan di bidang pengendalian hama dan penyakit dan

perlindungan tanaman

Direktorat Pelindungan Tanaman Pangan bertanggungjawab dalam pengendalian

OPT dan penanganan Dampak Perubahan Iklim (Banjir dan Kekeringan) dalam rangka mendukung pencapian target produksi

pangan nasional

TUGAS DITLIN

(3)

1.Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan

2. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan

3. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak

perubahan iklim;

4. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim 5. Penyususnan norma standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian

organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan dampak perubahan iklim

6. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealaia, aneka kacang dan umbi serta penanggulangan dampak perubahan iklim

7. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi serta penanggulangan dampak perubahan iklim

FUNGSI

Melaksanakan penyiapan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama penyakit dan perlindungan tanaman pangan

TUGAS POKOK

DIREKTORAT

PERLINDUNGAN TANAMAN

PANGAN

(4)

DASAR HUKUM PERLINDUNGAN TANAMAN

DASAR HUKUM UU RI NO. 22 THN 2019 TENTANG

SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN;

 Pasal 48;

(1) Perlindungan pertanian dilaksanakan dengan sistem pengelolaan hama terpadu serta penanganan dampak perubahan iklim

UU RI NO. 22 THN 2019 TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN;

 Pasal 48;

(1) Perlindungan pertanian dilaksanakan dengan sistem pengelolaan hama terpadu serta penanganan dampak perubahan iklim

PERMENTAN NO 48 THN 2006 TENTANG GAP (GOOD

AGRICULTURE PRACTICE):

 : Prinsip Perlindungan Tanaman;

dilaksanakan sesuai PHT

KEPMENTAN NO 887 THN 1997 TENTANG PEDOMAN

PENGENDALIAN OPT:

 Tindakan pengendalian OPT dilaksanakan sesuai anjuran.

Penggunaan pestisida

merupakan alternatif terakhir apabila cara-cara yang lain dinilai tidak memadai;

PP NO 6 THN 1995 TENTANG PERLINDUNGAN TANAMAN:

 Pasal 8,9 dan 10: teknis

pengendalian mengedepankan teknis ramah lingkungan;

(komponen penerapan PHT)

(5)

IK 1. Rasio luas serangan OPT yang dapat ditangani terhadap total luas serangan OPT (minimal 75,2%)

IK 2. Rasio luas terkena DPI

yang dapat ditangani

terhadap total luas terkena DPI

(Minimal 60,2%)

Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Dinilai Menggunakan Indikator Kinerja yang dihitung berdasarkan

Serangan OPT/DPI yang dapat ditangani

(6)

KEBIJAKAN DAN KEGIATAN UTAMA DITLIN

KEGIATAN UTAMA

DITLIN

1

3

2 4

Penerapan Pengendalian Hama Terpadu; meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam pengelolaan OPT ramah lingkungan

PPHT/PPDPI

Kegiatan Pemberdayaan Petani Dalam Pemasyarakatan PHT. Petani diberdayakan untuk menghasilkan, mengembangkan dan mengaplikasikan agens pengendali hayati dalam pengelolaan OPT

PEMBERDAYAAN PETANI (P4)

Pemberdayaan Pos Pelayanan Agens Hayati dan Pengembangan APH baik di PPAH maupun di LPHP

PPAH DAN PENGEMBANGAN APH

Demplot penerapan budidaya tanaman padi dengan menggunakan input sarana produksi organik PENYEHATAN TANAH DAN TANAMAN

Kebijakan DITLIN

Pengendalian OPT dilakukan dengan sistem PHT

Memprioritaskan teknologi ramah lingkungan melalui

pendekatan pengelolaan

agroekositem dan spesifik lokasi

Pestisida kimia sintesis merupakan cara terakhir untuk pengendalian OPT dan digunakan secara bijaksana berdasarkan hasil pengamatan OPT

Sasaran pengamanan produksi : produksi tinggi, OPT/DPI

terkendali,

Produk berkualitas, pendapatan petani meningkat, lingkungan lestari

1

2

3

4

KEGIATAN UTAMA DITLIN

(7)

FOKUS KEGIATAN PERLINDUNGAN

1. Penerapan PHT secara terpadu : Tanah, Tanaman dan OPT

2. Konservasi tanah melalui kegiatan perbaikan kesuburan tanah menggunakan

pupuk organic/hayati dan Bioremediasi 3. Menekan input sarana pertanian anorganik

(pupuk dan pestisida): managemen logistic APH

4. Pemberdayaan petani: meningkatkan peran petani dalam budidaya ramah lingkungan

menuju pertanian berkelanjutan

(8)

STRATEGI DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

Peningkatan Peran Kelembagaa

n Pengutan

Sarana Pengendali

an Penguatan

SDM

Penguatan Teknologi

Pengen- dalian Penguatan

Pengamatan /Data

Penyempurnaan Juknis Pengamatan dan Pelaporan

Pengembangan Aplikasi Pelaporan OPT/DPI

Pengembangan Sistem Peringatan Dini

1. Penguatan Pengamatan/Data

Seminar/

lokakarya

Pelatihan/

Bimtek/

Magang

Sertifikasi Profesi 2. Penguatan SDM

Text Here

Pengadaan Sarana

Mobilisasi Sarana ke lokasi terdekat

Fasilitasi Produksi Sarana Pengendalian Mandiri

3. Penguatan Sarana Pengendalian

Sertifikasi/Akredita si LPHP/LAH/Lab Pest.

Dukungan

Sarana/Prasarana (DAK/APBN/APBD) 4. Peningkatan Peran Kelembagaan

Penyebarluasan Informasi Teknologi Pengendalian

Penyaluran Bantuan Paket Teknologi

Fasilitasi Pengkajian Inovasi Teknologi Pengendalian

5. Penguatan Teknologi Pengendalian

(9)

PENGENALAN BAKTERI

Pseudomonas viridiflava

(10)

Preferred Common Name

Other Scientific Names International Common Names

Pseudomonas viridiflava

Preferred Scientific Name

Pseudomonas viridiflava (Burkholder

1930) Dowson 1939 Bacterial leaf blight of tomato

Bacterium viridiflavum (Burkholder) Burgvits

1935Chlorobacter viridiflavus (Burkholder) Patel &

Kulkarni 1951

Phytomonas viridiflava Burkholder 1930

bacterial blight of kiwi

bacterial blossom blight of kiwi (New Zealand) bacterial leaf necrosis of basil (USA)

bacterial rot of Chinese cabbage (Korea Republic) bacterial rot of lettuce (Korea Republic)

bacterial soft rot of tomato (USA, Crete) greasy canker of poinsettia (USA)

Hydrangea bud blight (USA)

https://plantwiseplusknowledgebank.org/doi/full/10.1079/pwkb.species.45024

(11)

PETA DISTRIBUSI P. viridiflava

CABI, 2022

(12)

Laporan P. viridiflava di Indonesia

1. Hanudin & Indijarto Budi Rahardjo (2011)

 tiga isolat (dari (Vd- 6, Ph-7, dan Ph- 18) diidentifikasi sebagai P.

viridiflava

Gejala:

daun yang terinfeksi menampakkan gejala bercak luka hijau

kekuningan, luka tersebut berkembang dengan

sangat cepat hingga

menyebabkan pembusukan jaringan

Karantina Kediri, 2020,

Pemusnahan benih sawi putih import dari Korea Selatan :

ditemukan P.

piridiflava pada biji sawi putih.

 Pseudomonas Viridiflava (A1) dan

Pseudomonas Chicorii (A2)

pada benih sawi putih.

(13)

GEJALA

01 02 03 04

P. viridiflava tidak menghasilkan gejala yang berbeda dari spesies Pseudomonas lainnya; P. viridiflava umumnya menyebabkan pembusukan nekrotik umum pada jaringan tanaman

Nekrosis biasanya terjadi pada daun, tetapi dapat terjadi pada batang tanaman, bunga, kuncup bunga dan buah- buahan

Bintik-bintik daun dapat membesar dan dapat mengembangkan tepi klorotik

P. viridiflava telah dilaporkan menyebabkan gejala kanker pada beberapa spesies termasuk Poinsettia (Suslow dan McCain, 1981) dan aprikot (Parisi et al., 2019).

(14)

Terima Kasih

Terima Kasih

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

Referensi

Dokumen terkait

Pencegahan masuknya ke dalam atau tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal

pada ekosistem yang menggunakan tanaman perangkap kacang hijau atau Sesbania rostrata, dilakukan apabila ditemukan populasi pengisap polong pada tanaman kacang hijau

(3) Pengamatan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan organisme pengganggu tumbuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pelaku Usaha Perkebunan bersama Pemerintah

1) Menyiapkan rumusan kebijakan di bidang identifikasi dan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman semusim, rempah dan penyegar, tahunan. 2) Menyiapkan

Gambar di atas menunjukkan aneka jenis serealia, kacang-kacangan, dan umbi. Menurutmu bagian mana dari bahan pangan tersebut yang dikatakan hasil samping? Apakah kamu pernah memanfaatkan hasil samping dari sayuran

Jabatan : Kasi Saran Pengendalian Organisme Penggaggu Tumbuhan Sayuran dan Tanaman Obat. e-mail :

Strategi Pemanfaatan Lahan Suboptimal untuk Aneka Kacang dan Umbi Secara biofisik, kelima sub agroekosistem yang termasuk lahan suboptimal yaitu lahan kering masam, lahan kering

(1) Pencegahan masuknya kedalam atau tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam