DISTRIBUSI DANA BAZNAS PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MELALUI PROGRAM EKONOMI MUSTAHIQ BERDAGANG
Ali Harazimy
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Studi Islam
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin [email protected] / No. HP: 0822-96877791
ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana distribusi dana BAZNAS Provinsi Kalimantan selatan pada program ekonomi Mustahiq berdagang dan Bagaimana pengaruh distribusi tersebut terhadap perekonomian Mustahiq. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengahasilkan data berupa ucapan atau tulisan, dari organisasi tertentu. Dianalisis menggunakan metode deskriptif. Subjek dari penelitian ini adalah BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan dan objeknya adalah Distribusi dana BAZNAS kepada para Mustahiq. Hasil penelitian ini adalah Distribusi BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan pada program ekonomi Mustahiq memakai pola yang mirip dengan distribusi in kind pola yang dimaksud yaitu dana zakat diberikan dalam bentuk alat-alat produksi yang diperlukan oleh Mustahiq yang ingin berproduksi, baik mereka yang baru mulai usahanya maupun yang telah berusaha untuk pengembangan usaha yang telah ada dimana BAZNAS provinsi Kalimantan Selatan memberikan dana zakat kepada Mustahiq untuk di kelola selain itu, BAZNAS juga memfasilitasi Mustahiq dengan pembekalan ilmu dan pelatihan kepada Mustahiq yang dilakukan sebulan sekali atau seminggu sekali, dan pengaruh program ekonomi Mustahiq sangat besar terhadap kehidupan para Mustahiq yang dijalankan oleh BAZNAS sangat membantu seluruh para Mustahiq dalam membangun perekonomian keluarga.
Kata Kunci : BAZNAS, Distribusi, Mustahiq, Zakat
ABSTRACT
The background of this research is knowing how the distribution of BAZNAS funds in the South Kalimantan Province in the Mustahiq economic program of trading and How the influence of the distribution on Mustahiq's economy. This study uses a qualitative approach by producing data in the form of speech or writing, from specific organizations. Then analyzed using descriptive methods. The subject of this study was BAZNAS of South Kalimantan Province and the object was the distribution of BAZNAS funds to the Mustahiq. The results of this study are the Distribution of BAZNAS of South Kalimantan Province in the Mustahiq economic program using a pattern similar to the in kind distribution in question, namely zakat funds provided in the form of production tools needed by Mustahiq who want to produce, both those who have just started their business or those who have started seeks to develop existing businesses where BAZNAS in south Kalimantan province provides zakat funds to Mustahiq to be managed. Besides, BAZNAS also facilitates Mustahiq by providing knowledge and training to Mustahiq which is conducted once a month or once a week, and the
influence of Mustahiq's economic program is very large on the lives of the Mustahiqs run by BAZNAS really helped all the Mustahiqs in building the family economy.
Keywords: BAZNAS, Distribution, Mustahiq, Zakat
PENDAHULUAN
Islam dikenal sebagai agama yang Universal maka tidak luput dari membicarakan prinsip- prinsip perekonomian dan keuangan negara, karena keuangan merupakan darah untuk jalannya roda pemerintahan suatu negara. Zakat dalam Islam tidak hanya ditinjau sebagai aspek ibadah, tetapi zakat merupakan salah satu sektor yang membantu pendanaan negara.1 Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pilar utama bagi tegaknya syariat Islam. Dalam membangun ekonomi umat Islam, zakat memainkan peran sangat penting demi memberi kemajuan kepada ekonomi umat Islam. Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan dan diberikan kepada mereka yang yang berhak menerimanya dan syarat-syarat yang telah ditetapkan.2
Memang tak dapat dipungkiri lagi bahwa zakat itu merupakan suatu rukun dari rukun agama Islam, suatu fardhu untuk kita menyelenggarakannya. Zakat sebagai suatu kewajiban agama (rukun Islam ketiga) menjadi instrument utama untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan jika potensinya dikelola secara professional melalui lembaga-lembaga zakat seperti BAZNAS,. Peran dana zakat dalam kaitan ini tidak sesempit memberikan uang atau liter beras untuk memenuhi kebutuhan beberapa saat, melainkan bagaimana penerima mampu menghidupkan dirinya dengan layak dan tetap melalui dana zakat.3
Zakat merupakan hak bagi 8 Asnaf , maka berfungsi untuk menolong membantu dan membina mereka, terutama golongan fakir miskin atau wirausaha, kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtara, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah SWT, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka ketika melihat golongan orang kaya yang berkecukupan hidupnya. Zakat, sesungguhnya bukan sekedar memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif yang sifatnya sesaat, akan tetapi memberikan kecukupan dan kesejahteraan pada mereka, dengan cara menghilangakan atau memperkecil penyebab kehidupan mereka menjadi miskin dan menderita.4
Dana zakat pada awalnya lebih didominasi oleh pola pendistribusian secara konsumtif, namun demikian pada pelaksanaan yang lebih mutakhir saat ini, zakat mulai dikembangkan menjadi pola distribusi bercorak atau produktif. Dalam bentuk distribusi produktif ini yaitu biasanya BAZ menyalurkan dalam bentuk permodalan untuk berdagang kecil.
Berdasarkan Undang-Undang No: 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat bahwa organisasi yang berhak mengelola zakat terbagi menjadi dua yaitu : organisasi yang dibentuk oleh pemerintah yang disebut Badan Amil Zakat Nasional ( BAZNAS ) dan organisasi yang dibentuk oleh Masyarakat
1 Drs. Wardi A. Wahab, M.Ag, Peran Kelembaga Amil Zakat Pada Periode Awal Islam, (Banda Aceh, Ar-Raniry Press, 2007), Hal.77
2 Analiansyah, Mustahiq Zakat (Pandangan Ulama Fiqih Empat Mazhab Dan Ulama Tafasir), Banda Aceh, NASA,2012,) Hal.39
3 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah: Pergaulan Melawan Kemiskinan dan Penetrasi Ekonomi Global, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), Hal 61-62
4 Muhammad Zen, Potensi Zakat Dalam Pemberdayaan Wirausaha, http://imz.or.id/new/article/117/potensi-zakat-dalam-pemberdayaan-wirausaha/ Diakses pada 18 Februari 2019
berkelompok yang disebut Lembaga Amil Zakat (LAZ ).5 Atas dasar itu ijtihad ulama dilakukan untuk pengelolaan dana zakat.
Badan Amil Zakat Nasional dibentuk untuk mencapai daya guna, hasil guna profesional dalam pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS), sehingga dapat meningkatkan peran serta umat islam yang andil dalam pembangunan ekonomi umat islam, BAZNAS juga dituntut menjadi suatu wadah yang dipercaya sebagai landasan yang kuat dalam pemberdayaan ekonomi umat, memiliki nilai iman dan ketakwaan berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam rangka mewujudkan masyarakat islam yang sejahtera. BAZNAS juga memiliki tugas yang lebih intensif yaitu menimbulkan kesadaran masyarakat untuk membayar zakat, lalu mendistribusikannya lewat program-programnya kepada Mustahiq sesuai dengan hukum islam dan Undang-Undang yang berlaku.6
Saat ini yang menjadi trend dari Islamization Process yang dikembangkan oleh pemikir kontemporer ekonomi islam salah satunya adalah mengoptimalkan sistem zakat dan perekonomian.
Hal ini diikuti oleh kesadaran kaum muslimin sampai saat ini dalam ekonomi terbelakang, artinya permasalahan pengetasan kemiskinan dan kesejangan sosial dimiliki oleh sejumlah negara besar yang justru berpenduduk mayoritas Islam. 7
BAZNAS memiliki banyak program yang mulai dijalankan mulai dari Program Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, hingga program Dakwah, Program ekonomi disini memiliki strategi pengembangan dana zakat melalui pemberian modal kepada Mustahiq, akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah masyarakat, zakat dijadikan wasilah atau alat produksi bagi fakir sesuai dengan kemampuan dan profesional kerja mereka.8
Pemberdayaan usaha kecil pada prinsipnya adalah pemberdayaan ekonomi rakyat, yaitu upaya untuk mendirikan rakyat lewat perwujudan potensi yang sesuai dengan amanat konstitusinya.
Pemberdayaan usaha kecil berarti membangun kemampuan masyarakat, memberikan ruang gerak kepada mereka agar berpartisipasi dan andil dalam memanfaatkan potensi dana zakat yang diberikan kepadanya, mengarahkan kepada cara-cara yang dapat mengantarkan mereka dalam merealisasikan pilihan-pilihan melalui serangkaian kegiatan riil sehingga membantu meningkatkan produktifitas ekonomi dan perbaikan taraf hidupnya.
Usaha mikro adalah bagian dari gerakan penggedor ekonomi rakyat dan zakat menjadi instrumen strategisnya dalam memberdayakan ekonomi, jadi pentingnya alokasi dan distribusi dana zakat diarahkan pada penguatan usaha mikro. Hanya saja persoalannya penguatan usaha mikro membutuhkan dua aspek, yaitu aspek finansial dan pendampingan. Dua aspek ini membutuhkan kelembagaan yang profesional untuk menanganinya.9
Dengan berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal dari dana zakat akan menyerap dan membuka lowongan kerja bagi pengangguran, pertumbuhan pada sektor ini lah yang akan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan ekonomi umat yang diinginkan LAZ dan BAZ.
Penyaluran dana zakat yang diterapkan di BAZNAS Provinsi Kalsel untuk modal usaha mikro atau yang lebih dikenal dengan program “Mustahiq Berdagang” termasuk kategori penyaluran secara produktif perkembangan metode penyaluran dana zakat untuk modal usaha yang saat ini mengalami perkembangan pesat baik menjadi sebuah objek kajian ilmiah dan penerapannya di berbagai Lembaga Amil Zakat yaitu metode pendayagunaan secara produktif.
5 Undang-Undang No.23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat, Bab II Pasal 5 dan Pasal 17.
6 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, ( Yogyakarta: UII Press 2004), Hal 126
7 M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengkomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006), Hal 154
8 A.Wira.Dt.Diko, Zakat Sebagai Sumber Investasi (Wednesday,30 Desember 2009) Diakses pada 19 Februari 2019
9 Mukhaer Pakkana, Zakat: Meretas Kompleksitas Usaha Mikro.
http://stiead.ac.id/index.php?option=view&id=40&Itemid=59 Diakses pada 18 Februari 2019
Program yang ada di BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan 1. Pendidikan
2. Kemanusiaan 3. Dakwah-Advokasi 4. Ekonomi.
Program Ekonomi BAZNAS Provinsi Kalsel terdapat sebuah program Mustahiq Berdagang yang di dalam programnya Mustahiq di bina untuk bisa membuka usaha UMKM, BAZNAS provinsi kalsel memfasilitasi nya dengan menyediakan narasumber yang ahli untuk materi materi yang di perlukan untuk menambah pengetahuan para Mustahiq yang berada di GG. Rahayu setiap hari Kamis atau Jum’at. Disana juga disedia kan BMT Amanah untuk melatih Mustahiq cara menabung yang dimana BAZNAS menginginkan Mustahiq bisa menyisihkan keuntungan dari hasil dagangan para Mustahiq.
Untuk menghindari luasnya pokok bahasan penelitian ini, maka saya peneliti membatasi masalah penelitian. Dengan ini berfokus pada bagaimana distribusi dana BAZNAS Provinsi Kalsel melalui program ekonomi Mustahiq berdagang.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut: (1) Bagaimana distribusi dana BAZNAS Provinsi Kalsel pada program ekonomi Mustahiq berdagang dan (2) Bagaimana distribusi dana zakat program Mustahiq berdagang terhadap perkembangan ekonomi Mustahiq Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana distribusi dana BAZNAS Provinsi Kalsel pada program ekonomi Mustahiq berdagang dan (2) Bagaimana distribusi dana zakat program Mustahiq berdagang terhadap perkembangan ekonomi Mustahiq.
METODE
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriftif dimana bertujuan untuk memahami fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara penulis dan fenomena yang diteliti. Penulis bisa terjun langsung Ke lapangan untuk mendapatkan info-info yang dapat diterima dan menyimpulkannya dan hasil bisa diterima.
Tempat penelitian berada di dua tempat (1) Kantor Baznas Provinsi Kalimantan Selatan yang bertempat Jl. Jend. Sudirman No. 1 Banjarmasin Komp Masjid Raya Sabilal Muhtadin dan (2) Gg.Rahayu Banjarmasin Tengah.
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring informasi dari responden sesuai ruang lingkup penelitian. Dalam penelitian ini sumber data berasal dari responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan.
Responden dari penelitian ini adalah 15 orang Mustahiq yang mengikuti program BAZNAS Mustahiq Berdagang yang bertempat di Banjarmasin.
Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitian kualitatif dan yang paling pokok adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah teknik non probability sampling yaitu teknik pengambilan sample yang tidak memberikan peluang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi sample.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi.
Wawancara dilakukan oleh dua pihak, yakni penulis yang mengajukan pertanyaan kepada Mustahiq dan lembaga bersangkutan. Wawancara digunakan agar narasumber memberikan informasi tersebut secara lebih intens kepada penulis, dimana informasi tersebut berkaitan langsung dengan kajian permasalahan skripsi yang tengah penulis susun dalam penelitian ini.
Metode analisis data yang digunakan adalah deskriftif analisis. Yaitu mengumpulkan data studi lapangan, menyusun dan mengklarifikasikan, menganalisa data dan menjelaskan gambaran mengenai
Distribusi Dana BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan Melalui Program Ekonomi Mustahiq Berdagang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengelolaan zakat oleh pemerintah kota Banjarmasin dimulai dari adanya perda Kota Banjarmasin No. 31 tahun 2004 tentang pengelolaan zakat. Dan keputusan Walikota Banjarmasin No.
167 tahun 2004 tentang pembentukan Badan Pengurus Amil Kota Banjarmasin, yang diperbaharui dengan SK Walikota Banjarmasin No. 118 tanggal 21 Juli 2008. Petunjuknya dituangkan dalam SK Walikota Banjarmasin No. 050 tahun 2007 tentang petunjuk pelaksanaan tertulis bagi pengumpulan Zakat Kota Banjarmasin. Kemudian kepengurusan berikutnya diangkat dengan SK Walikota Banjarmasin No. 141 tahun 2011 tentang penetapan pengurus Badan Amil Zakat Kota Banjarmasin periode 2011-2014. Kepengurusan ini sempat diperpanjang dalam masa transisi menjelang disesuaikan dengan UU No.23 tahun 2011 sampai dibentuknya pengurus atau pimpinan BAZNAS Kota Banjarmasin sekarang.
BAZNAS Kota Banjarmasin dibentuk dengan SK Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama No.DJ.II/568 tahun 2014 tentang
pembentukan BAZNAS Kabupaten/Kota se Indonesia, sedangkan kepengurusan atau pimpinan BAZNAS Kota Banjarmasin Periode 2016-2020 diangkat oleh Walikota Banjarmasin dengan SK Walikota Banjarmasin No. 159 tahun 2016 Tanggal 1 Maret 2016 tentang Pimpinan BAZNAS Kota Banjarmasin Periode 2016-2020.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kalimantan Selatan merupakan badan resmi dan satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 2014 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) di Provinsi Kalimantan Selatan.
Lahirnya undang-undang Nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS Provinsi Kalsel sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat tingkat Provinsi. BAZNAS Kalsel dinyatakan sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada masyarakat, gubernur, kanwil kemenag, BAZNAS RI, menteri agama, dan presiden.
Dengan demikian, BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan bersama pemerintah Kalimantan Selatan bertanggung jawab untuk mengawal pengelola zakat yang berasaskan syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegritas dan akuntabilitas
PROGRAM BAZNAS PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 1. Program Ekonomi
2. Program Pendidikan 3. Program Kesehatan
4. Program Dakwah dan Advokasi 5. Program Kepedulian dan Kemanusiaan 6. Program Zakat Community Development
Penghimpunan Dana ZIS Provinsi Kalimantan Selatan
Bulan
Penghimpun Dana ZIS
2017 2018 2017
Januari 888.571.487 350.141.996 1.951.286.970 Februari 42.210.690 53.726.444 722.453.512 Maret 142.003.568 94.094.660 291.981.677 April 46.482.731 52.896.057 309.487.173 Mei 100.621.754 541.705.591 2.022.336.053 Juni 433.696.127 574.867.280
Juli 132.366.000 144.559.716 Agustus 62.206.249 929.929.031
September 206.550.075
Oktober 484.671.737
November 401.169.499
Desember 472.839.730
Total 1.848.158.606 4.307.151.816 5.297.545.385
Penyaluran Zakat, Infak & Sedekah BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan
No Nama Pengguna
Total Jiwa
Total Dana Total Presentase 1 Pendidikan 63 Rp.98.354.000 38,1%
2 Ekonomi 15 Rp.21.400.000 8,2%
3 Kesehatan 2 Rp.12.300.000 4,8%
4 Kemanusiaan 108 Rp.86.000.000 33,7%
5 Dakwah- Advokasi
260 Rp.39.200.000 15,2%
Gambaran Umum Responden
Dalam penelitian ini ada 15 orang yang mengikuti program ekonomi Mustahiq oleh karena itu peneliti menjadikan semua Mustahiq sebagai sample dalam program BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan yang bernama Mustahiq berdagang di kota Banjarmasin.
No Nama
Alamat
Umur JenisUsaha
Bergabung Sejak 1
Kasmawati Jl.K.S.Kebun
.Gg Tentram
42 Gorengan 2 Januari 2019
2
Rahimah Jl.Sutoyo.Gg Rahmat
35 Tempe
Tahu sayur Keliling
15 Agustus 2018
3
H. Abd.
Samad
Jln.Simp.Beli tung Gg
Mawar
45 Roti
Keliling (Rencana)
25 Januari 2019
4
Bahri Belakang Indomaret ULM
39 Buah
Keliling
25 Januari 2019
5
Timo Jln. Sutoyo.
Gg Rahayu
40 Pecel 17 Januari 2019
6
Sulaimah Jln Sutoyo. 45 Pecel 17 Januari
Gg Rahmat Keliling
7Kusiah Jln. Sutoyo.
Gg Kaderi
39 Kelontong 17 Januari 2019
8
Rusdiana Jln.
Pekapuran Barat Laut
46 Gorengan, kopi, nasi bungkus (titip)
24 Januari 2019
9
Sarujiah Jl. S Parman Gg Kalimantan 1
39 Gorengan dan Makanan
Ringan
24 Januari 2019
10
Maimunah Jl.Sutoyo Gg Rahayu
48 Gorengan (Rencana)
24 Januari
11
Nurhidayah Jl. Sutoyo Gg
Purnawirawa n
50 Gorengan dan warung nasi
24 Januari 2019
12
Thaibah Jl. Sutoyo Gg Rahayu
47 Kelontong dan ikan
24 Januari 2019
13
Irnani Jl. Sutoyo Gg Rahayu
38 Kelontong dan menitip kue
24 Januari 2019
14
Rusminah Jl.Sutoyo Gg 50 Gorengan, 24 Januari
2019
Rahayu mie, minuman
15Sabarti Jl. Sutoyo
Gg Rahman
45 Kelontong 17 Januari 2019
Informasu Responden Sebelum Menjadi Anggota
No Nama Alamat Pekerjaan Modal Profit
1 Kasmawati Jl.K.S.Kebun.G g Tentram
Penjual Soto Rp.250.000 Tidak menentu
2 Rahimah Jl.Sutoyo.Gg Rahmat
Tempe tahu Rp.100.000 Rp.30.000- 40.000 3 H. Abd.
Samad
Jln.Simp.Belitu ng Gg Mawar
Serabutan - -
4 Bahri Belakang
Indomaret ULM
Buah Keliling Rp.150.000 Rp.50.000
5 Timo Jln. Sutoyo. Gg Rahayu
Pecel Rp.150.000 Rp.50.000
6 Sulaimah Jln Sutoyo. Gg Rahmat
Pecel Keliling Rp.100.000 Rp.50.000
7 Kusiah Jln. Sutoyo. Gg Kaderi
Kelontong - Tidak
menentu 8 Rusdiana Jln. Pekapuran
Barat Laut
Gorengan, kopi, nasi bungkus (titip)
Rp.300.000 Tidak menentu
9 Sarujiah Jl. S Parman Gg Gorengan dan Rp.150.000 Rp.50.000
Kalimantan 1 Makanan Ringan 10 Maimunah Jl.Sutoyo Gg
Rahayu
Nasi Kuning 150.000 Rp.30.000- 40.000 11 Nurhidayah Jl. Sutoyo Gg
Purnawirawan
Gorengan dan warung nasi
Rp.250.000 Rp.60.000
12 Thaibah Jl. Sutoyo Gg Rahayu
Kelontong dan ikan
Rp.200.000 Tidak menentu 13 Irnani Jl. Sutoyo Gg
Rahayu
Kelontong Rp.200.000 Rp.50.000- 60.000 14 Rusminah Jl.Sutoyo Gg
Rahayu
Gorengan, mie, minuman
Rp.150.000 Rp.30.000- 40.000 15 Sabarti Jl. Sutoyo Gg
Rahman
Kelontong Rp.200.000 Rp.50.000- 60.000
PEMBAHASAN
Program Mustahiq berdagang adalah salah satu dari enam program andalan BAZNAS yang dimana program Mustahiq berdagang termasuk dalam program ekonomi BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan. BAZNAS mendanai para Mustahiq untuk membuka usaha dan memberikan pengetahuan setiap satu minggu sekali, dimana dalam satu minggu sekali BAZNAS ingin menggali kreatifitas para Mustahiq agar BAZNAS mengetahui dimana bidang usaha yang cocok untuk Mustahiq yang mengikuti program tersebut
Berdasarkan proses wawancara dan observasi dilapangan yang peneliti lakukan, Semua Mustahiq anggota yang mengikuti program dari BAZNAS ini merasa sangat terbantu karena dengan adanya program ini. Program ekonomi Mustahiq berdagang dari BAZNAS ini membuat perekonomian para Mustahiq menjadi sangat berkembang dan mengalami peningkatan keuntungan hasil usaha setelah mereka bergabung dan menjadi anggota pada program tersebut
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa distribusi lewat program yang dijalankan oleh BAZNAS provinsi kalsel sangat membantu seluruh para Mustahiq dalam membangun perekonomian keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan program ini pula BAZNAS dapat sedikit menekan atau mengurangi angka kejahatan yang diakibatkan kemiskinan yang ada di Banjarmasin khususnya Banjarmasin Barat
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa pembahasan yang yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan mengenai distribusi dana BAZNAS provinsi Kalimantan Selatan melalui program ekonomi Mustahiq berdagang
Distribusi dana BAZNAS Provinsi Kalimantan Selatan pada Program Ekonomi Mustahiq dalam bentuk dan sifat penyaluran dananya dapat dikatakan sebagai bentuk distribusi dana produktif karena distribusi penyaluran dana disini disertai target kemandirian (pemberdayaan) dalam diri Mustahiq. Pada pemberdayaan ini disertai dengan pembinaan serta pendampingan atas usaha yang dilakukan para Mustahiq. Distribusi BAZNAS Provinsi Kalsel pada program ekonomi Mustahiq dilihat dari paradigma para badan Amil termasuk dalam model dengan sistem distribusi in kind. model in kind disini mirip dengan bentuk distribusi dana produktif.
Dari hasil wawancara dan observasi diperoleh bahwa program yang dijalankan oleh BAZNAS sangat membantu seluruh para Mustahiq dalam membangun perekonomian keluarga untuk memenuhi Kebutuhan sehari-hari, dengan program ini pula BAZNAS dapat sedikit menekan atau mengurangi angka kemiskinan yang ada di Banjarmasin.
Saran
Adapun saran-saran yang diberikan oleh peneliti sebagaimana hasil daripada penelitian ini adalah (1) Dalam memilih calon Mustahiq hendaknya BAZNAS menyeleksi dengan benar calon anggota sekaligus Mustahiq agar dana zakat tidak salah sasaran.(2) Baznas lebih memperlebar jangkauan nya dari program mustahiq berdagang.
REFRENSI
1 Drs. Wardi A. Wahab, M.Ag, Peran Kelembaga Amil Zakat Pada Periode Awal Islam, (Banda Aceh, Ar-Raniry Press, 2007), Hal.77
1 Analiansyah, Mustahiq Zakat (Pandangan Ulama Fiqih Empat Mazhab Dan Ulama Tafasir), Banda Aceh, NASA,2012,) Hal.39
1 Muhammad, Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah: Pergaulan Melawan Kemiskinan dan Penetrasi Ekonomi Global, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), Hal 61-62
1 Muhammad Zen, Potensi Zakat Dalam Pemberdayaan Wirausaha,
http://imz.or.id/new/article/117/potensi-zakat-dalam-pemberdayaan-wirausaha/ Diakses pada 18 Februari 2019
1 Undang-Undang No.23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat, Bab II Pasal 5 dan Pasal 17.
1 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, ( Yogyakarta: UII Press 2004), Hal 126
1 M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat: Mengkomunikasikan Kesadaran dan Membangun Jaringan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006), Hal 154
1 A.Wira.Dt.Diko, Zakat Sebagai Sumber Investasi (Wednesday,30 Desember 2009) Diakses pada 19 Februari 2019
1 Mukhaer Pakkana, Zakat: Meretas Kompleksitas Usaha Mikro.
http://stiead.ac.id/index.php?option=view&id=40&Itemid=59 Diakses pada 18 Februari 2019