PENGARUH PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT INFAQ, SEDEKAH (ZIS) TERHADAP KEUNTUNGAN
USAHA MIKRO MUSTAHIQ (Studi Kasus Di Baznas Gresik)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Indah Putri Shofiyana 165020501111002
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul :
PENGARUH PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH (ZIS) TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA MIKRO MUSTAHIQ
(Studi Kasus Di Baznas Gresik)
Yang disusun oleh :
Nama : Indah Putri Shofiyana
NIM : 165020501111002
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 26 Juni 2020.
Malang, 26 Juni 2020 Dosen Pembimbing,
Dr. Multifiah. SE.,MS.
NIP. 195505271981032001
PENGARUH PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH (ZIS) TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA MIKRO MUSTAHIQ (Studi Kasus Di Baznas
Gresik) Indah Putri Shofiyana
Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Email: [email protected]
ABSTRAK
Sebuah negara berkembang seperti Indonesia seringkali mengalami berbagai persoalan yang terkait dengan perekonomian. Terutama masyarakat yang kurang mampu harus menjalani kehidupan kurang layak. Yahya et al, (2010) salah satu permasalahan nyata yang dihadapi Indonesia ialah disparitas (ketimpangan) pendapatan dan kemiskinan. Sehingga solusi untuk problem tersebut yaitu adanya Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) yang merupakan salah satu instrumen distribusi yang mengandung makna pembagian atau penyaluran sesuatu kepada pihak lain yang membutuhkan (Mannan,1995). Oleh karena itu pendayagunaan ZIS guna dimanfaatkan untuk modal usaha dapat membantu para mustahiq ke depannya dan diharapkan dapat merubah dari posisi mustahiq ke posisi muzakki, melalui bentuk keuntungan dari usaha mikro yang mustahiq tekuni.
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Pendekatan ini bertujan untuk menganalisis pengaruh variabel jumlah dana ZIS, lama menerima, alokasi penggunaan ZIS, dan pembinaan terhadap keuntungan usaha mikro mustahiq di Baznas Gresik.
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersumber dari kuisioner, wawancara, dan literatur yang mendukung penelitian ini. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah regresi linier berganda. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara parsial dan juga simultan variabel jumlah dana ZIS, lama menerima, alokasi penggunaan ZIS, dan pembinaan berpengaruh siginfikan terhadap keuntungan usaha mikro mustahiq di Baznas Gresik. Dan hasil penelitian ini memeiliki nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square) sebesar 0,967.
Kata kunci: Zakat Infaq Sedekah (ZIS), Pendayagunaan ZIS, Keuntungan Usaha Mikro A. PENDAHULUAN
Sebuah negara berkembang seperti Indonesia seringkali mengalami berbagai persoalan yang terkait dengan perekonomian. Terutama masyarakat yang kurang mampu harus menjalani kehidupan kurang layak. Kesulitan yang terjadi dikarenakan berbagai macam faktor seperti naiknya harga kebutuhan pokok sehari-hari, tidak meratanya distribusi pendapatan, dan kurangnya lapangan pekerjaan. Hal inilah yang memicu terjadinya ketimpangan pendapatan dan kemiskinan dalam perekonomian. Menurut Yahya et al, (2010) salah satu permasalahan nyata yang dihadapi Indonesia ialah disparitas (ketimpangan) pendapatan dan kemiskinan. Tidak meratanya distribusi pendapatan akan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya kemiskinan.
Gambar 1: Statistik Presentase Kemiskinan di Indonesia
Sumber: BPS 2019
Kemiskinan di Indonesia berdasarkan gambar diatas sebesar 9,41 persen dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2019 sebanyak 25,14 juta orang. Meskipun angka tersebut mengalami penurunan sebesar 0,81 persen daripada tahun sebelumnya, akan tetapi angka tersebut tetap besar karena jumlah tersebut bergerak secara fluktuatif dari tahun ke tahun. Berikut grafik presentase kemiskinan Indonesia tahun 2012-2019.
Sedangkan menurut sensus Badan Pusat Statistik 2010, jumlah penduduk muslim di Indonesia berada di kisaran 87% atau sekitar 207 juta jiwa. Hal ini merupakan angka yang besar sehingga Indonesia dikatakan mayoritas penduduknya adalah beragama Islam. Dengan presentase tersebut seharusnya Indonesia memiliki peluang besar dalam mengembangkan potensi-potensi keuangan syariah di antaranya ialah ZIS. ZIS merupakan salah satu instrumen solusi mengentaskan kemiskinan dalam Islam untuk membantu golongan fakir miskin. Menurut Mannan, (1995) zakat atau ZIS merupakan salah satu instrumen distribusi yang mengandung makna pembagian atau penyaluran sesuatu kepada pihak lain yang membutuhkan.
Dalam Statistik Zakat Nasional 2017 yang ditunjuk dalam tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah dana yang terhimpun pada tahun 2017 sebesar Rp.6.224.371.269.471 dan dana yang tersalurkan sebesar Rp.4.860.155.324.445 dengan daya serap 78,08%. Artinya ZIS akan efektif jika dilakukan dengan benar serta dapat membantu menggerakkan pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, hingga mendorong Indonesia menuju pusat keuangan syariah dunia.
Tabel 1: Pengumpulan dan Penyaluran Dana ZIS 2017
Instansi Penghimpunan Penyaluran
Rp % Rp %
Baznas 153.542.103.405 2,47 131.917.747.764 2,71
Baznas
Provinsi 448.171.189.258 7,20 388.168.225.347 7,99 Baznas
Kabupaten/
Kota
3.426.689.437.619 55,05 2.629.588.214.952 54,11 LAZ 2.195.968.539.189 35,28 1.710.481.136.382 35,19 Total 6.224.371.269.471 100,00 4.860.155.324.445 100,00 Sumber: Statistik Zakat Nasional 2017
Di tengah problematika perekonomian ini ZIS muncul sebagai instrumen yang solutif untuk membangun ekonomi yang efektif. ZIS sebagai instrumen pembangunan perekonomian dan pengentasan kemiskinan umat di daerah, yang memiliki banyak keunggulan dibanding dengan instrumen fiskal konvensional yang telah ada. ZIS dapat dilakukan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat agar terwujud masyarakat yang mampu berwirausaha, memiliki kualitas dalam menghadapi persaingan. Salah satu sektor yang dapat membantu perekonomian adalah sektor usaha mikro, atau UMKM. Di Indonesia, usaha ini berperan sebagai sumber penciptaan lapangan kerja, pendorong utama roda perekonomian di pedesaan, yang banyak memberikan andil dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Pengalaman menunjukkan bahwa ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997, sektor ini dengan beberapa kelebihannya tersebut dapat bertahan terhadap goncangan krisis ekonomi (Azis,2009). Meskipun usaha mikro diharapkan dapat berkontribusi dalam perekonomian akan tetapi faktanya sering terjadi problematika diantaranya yaitu masalah jumlah pendanaan.
Dengan diberlakukannya UU No 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang menyatakan BI tidak memberikan sejumlah dana atau bantuan kepada usaha kecil atau mikro dalam bentuk pendanaan secara langsung, karena dalam UU tersebut pada pasal 11 mengharuskan adanya agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilanya minimal sebesar jumlah pembiayaan yang diterima, alasan yang kedua karena adanya keterbatasan usaha mikro dalam memenuhi persyaratan. Sehingga pemberlakuan peraturan tersebut akan mempersulit para pengusaha kecil atau mikro dalam mendapatkan dana dan membuat para pengusaha mikro akan semakin marak berhutang kepada rentenir, yang diduga nantinya akan semakin memperkeruh permasalahan ekonomi mereka.
Pemberdayaan terhadap usaha mikro perlu dikembangkan lagi dengan mengkombinasikan elemen zakat, infaq, sedekah (ZIS), guna mewujudkan terciptanya berbagai usaha produktif sesuai dengan syariat dan ketentuan Islam. Oleh karena itu faktor jumlah dana ZIS yang diterima oleh
mustahiq sangatlah penting demi keberlangsungan usaha, sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sartika, (2008) dan Miranda, (2018) yang menyatakan bahwa dana zakat produktif berpengaruh signifikan terhadap pendapatan mustahiq, artinya semakin tinggi jumlah dana yang diberikan maka semakin tinggi pula pendapatan mustahiq. Selain itu faktor yang dapat berhubungan dengan pendapatan mustahiq ialah lama menerima ZIS atau frekuensi yang diterima.
Menurut Saptia, (2013) frekuensi yang diterima mustahiq memiliki keterkaitan dengan penambahan pendapatan, karena semakin sering atau semakin lama mustahiq menerima dana ZIS maka akan semakin besar peluangnya untuk mengembangkan usaha dan meningkatan pendapatannya, sehingga mustahiq akan memiliki peluang untuk menjadi seorang muzakki.
Kemudian untuk mencapai tujuan ZIS secara produktif maka diperlukan sebuah pembinaan. Menurut Ivansevich dalam Qomariah, (2019) pembinaan merupakan sebuah proses untuk mengubah perilaku kerja seorang atau kelompok dalam usaha meningkatkan kinerja organisasi. Kegiatan ini ditujukan pada sekelompok masyarakat yang perlu di bina karena memiliki kekurangan dan kelemahan pada kelompok masyarakat tersebut. Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Qomariah, (2019) diketahui bahwa adanya pembinaan berpengaruh terhadap pendapatan mustahiq. Karena adanya pembinaan akan mendatangkan manfaat bagi usaha mustahiq agar selalu konsisten`dan berhasil dalam menjalankan usahanya.
Salah satu Badan Amil Zakat Nasional yang menerapkan hal tersebut adalah BAZNAS Gresik yang mengelola zakat, infaq, dan sedekah di daerah Gresik. Dengan adanya BAZNAS Gresik dapat meningkatkan kesadaran umat yaitu warga Gresik untuk berzakat melalui badan amil zakat.
Dengan menghimpun, dan mendayagunakan dana zakat sesuai dengan ketentuan syariah. Yang mana pengelolaannya dilakukan secara transparan, amanah, profesional, dan terintegrasi serta selalu mendampingi para mustahiq agar lebih maju dan berkembang. Salah satu program unggulan yang dijalankan oleh BAZNAS Gresik adalah Gresik Berdaya dengan mendayagunakan dan mengalokasikan dana ZIS kepada mustahiq untuk dijadikan sebagai kegiatan yang produktif contohnya bantuan dana yang digunakan untuk modal usaha mikro, dan pemberian bantuan ternak bergilir. Menurut UU No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pasal 27 dijelaskan bahwa zakat dapat digunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat. Adanya pengalokasian penggunaan ZIS yang digunakan untuk seluruh aktivitas usaha akan memberi dampak pada segi keuntungan usaha. Dalam hasil peneliltian sebelumnya yang dilakukan oleh Analisa, (2015) menyatakan bahwa penggunaan alokasi zakat berpengaruh positif terhadap pendapatan mustahiq, karena pada dasarnya tujuan dari alokasi ini untuk keberlangsungan para mustahiq.
Pengelolaan ZIS yang produktif ini dilakukan agar para mustahiq ke depannya diharapkan dapat berubah dari posisi mustahiq ke posisi muzakki. Karena zakat tidak semata-mata hanya digunakan sebagai konsumsi saja melainkan dapat dilakukan dengan cara yang lebih kreatif dan bisa digunakan sebagai bekal di masa depan untuk jangka yang panjang seperti pelaksanaan program zakat produktif ini. Dengan adanya program pendayagunaan dana ZIS oleh BAZNAS Gresik diharapkan dapat memaksimalkan potensi zakat, infaq, dan sedekah dalam upaya meningkatkan pendapatan para mustahiq di daerah Gresik, serta pengelolaannya tidak hanya dengan konsumtif tetapi juga diberdayakan dengan cara produktif, yang mana hal ini akan berdampak positif bagi sisi perekonomian.
B. TINJAUAN PUSTAKA Teori pendapatan
Menurut Sukirno, (2000) Pendapatan atau penghasilan secara umum dapat diartikan sebagai penerimaan atau jumlah yang didapat dari hasil utama. Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah usaha perdagangan karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut.
Menurut Boediono, (2002) pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan atau pemberian.
2. Hasil kegiatan oleh anggota keluarga sebagai pekerjaan sampingan.
3. Harga per unit dari masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan dipasar faktor produksi.
Keuntungan atau Laba
Salah satu tujuan dari usaha ialah untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Laba menurut Case(2007) merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya total. Ada beberapa keputusan yang biasa dilakukan dalam usaha guna memaksimalkan keuntungannya, meliputi:
1. Berapa banyak output yang akan ditawarkan.
2. Bagaimana memproduksi output tersebut.
3. Berapa banyak tiap input yang diminta.
Jadi ketiga cara tersebut saling berkaitan, antara pilhan satu dan pilihan tiga dihubungkan oleh pilihan kedua. Dalam menentukan keuntungan atau laba ada beberapa cara pendekatan (Suhardi, 2016) :
1. Pendekatan Total
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengurangi Total Revenue dengan Total Cost.
= −
2. Pendekatan Rata- Rata
Dalam pendekatan ini perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P), sehingga laba totalnya diperoleh dari laba per unit dikalikan dengan output yang terjual.
= ( − ) x Q 3. Pendekatan Marginal
Dalam pendekatan marginal perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR).
MR = MC
MR adalah sama dengan derivasi pertama dari fungsi TR, sedangkan MC adalah adalah derivasi pertama fungsi TC (Khusaini, 2013).
π = TR –TC dπ= d TR
− = 0 MR - MC = 0
Dengan demikian MR = MC menunjukkan laba maksimum atau kerugian minimum yang akan diperoleh.
Usaha Mikro
Di Indonesia, Undang-Undang yang mengatur tentang Usaha Mikro,Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Dalam undang-undang tersebut UMKM dijelaskan sebagai kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.
Usaha mikro dimaknai oleh Bank Indonesia sebagai usaha yang dijalankan oleh rakyat yang kurang mampu, dimiliki keluarga, sumber daya lokal dan teknologi sederhana, serta lapangan usaha mudah untuk exit dan entry (Wulansari 2013). Kriteria usaha mikro berdasarkan aset dan omset maksimal sebesar Rp. 50 juta dan untuk omsetnya maksimal Rp. 300 juta, sedangkan usaha mikro juga memiliki beberapa karakteristik diantaranya, jenis barang dan tempat usaha tidak selalu tetap sewaktu-waktu bisa berganti, belum melakukan administrasi keuangan, tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha, umumnya belum memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP (LPPI 2015).
Konsep dan Pengertian Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS)
Sedangkan secara istilah zakat mempunyai makna mengeluarkan sebagian harta dengan persyaratan tertentu untuk diberikan kepada kelompok tertentu (mustahiq) dengan persyaratan tertentu pula (Hafidhuddin, 2009).
Pemerataan kesejahteraan masyarakat dengan mekanisme zakat untuk menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan akan semakin terwujud karena pertimbangan sebagai berikut (Sahri, 2008) :
1. Zakat adalah salah satu bentuk hak masyarakat miskin yang melekat atau di lekatkan pada harta orang yang mampu dalam jumlah tertentu.
2. Dengan mekanisme zakat hak fakir dan miskin tersebut secara jelas dan terarah dapat dinikmati oleh masyarakat yang kurang mampu.
3. Adanya kapital “financial” yang melekat hak fakir miskin pada setiap kekayaan kita adalah sesuatu petunjuk yang secara luas dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Dasar hukum zakat terdapat dalam nash Al- Qur’an: “Dan dirikanlah sholat, tunaikan zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ ”(QS.Al-Baqarah:43).
Selain zakat masih ada infaq dan sedekah yang pada hakikatnya adalah penyerahan harta untuk kebajikan. Sedekah adalah sesuatu yang diberikan dengan tujuan mendekatkan diri pada Allah.
Dengan demikian zakat ialah sedekah wajib bagi orang muslim yang mempunyai harta satu nishab. Sedekah atau infaq disunahkan bagi siapa saja yang mempunyai harta sekalipun tidak sampai satu nishab, dan sedekah yang dikeluarkan sesuai dengan kemampuan.
Dasar hukum Infaq dan Sedekah sesuai dalam firman Allah SWT: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya” (Q.S Al-Baqarah:215).
Dilihat dari pernyataan diatas bahwa aturan bagi kelompok infaq dan sedekah lebih longgar daripada penerima. Artinya distribusi infaq dan sedekah dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Zakat Produktif
Zakat produktif adalah pemberian zakat yang dapat membuat para penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus menerus dengan harta zakat yang telah diterimanya, dimana harta atau dana zakat yang diberikan kepada para mustahiq tidak dihabiskan, akan tetapi dikembangkan serta digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus menerus (Asnainu, 2008).
Pendayagunaan ZIS
Pendayagunaan ZIS adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha pemerintah dalam memanfaatkan hasil pengumpulan ZIS untuk di distribusikan kepada mustahiq (sasaran penerima zakat) dengan berpedoman syariah, tepat guna, serta pemanfaatan yang efektif melalui pola pendistribusian yang bersifat produktif dan memiliki manfaat sesuai dengan tujuan ekonomis dari zakat (Permono, 1992).
Kemudian menurut Ali, (1988) yang dikutip dalam Saptia, (2016), penggunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan menjadi:
1. Konsumtif tradisional, yaitu dana zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup.
2. Konsumtif kreatif, yaitu dana zakat diwujudkan ke bentuk lain, misalnya beasiswa.
3. Produktif tradisional, yaitu dana zakat didistribusikan dalam bentuk barang-barang produksi, seperti sapi, dan mesin jahit.
4. Produktif kreatif, yaitu dana zakat didayagunakan dalam bentuk modal, baik untuk membiayai suatu proyek sosial, maupun untuk modal usaha.
C. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif yang memiliki makna yaitu sebuah penelitian yang menekankan pada pengujian teori–teori melalui pengukuran variabel–
variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Lalu
dilengkapi dengan penjelasan secara deskriptif mengenai fenomena yang terjadi di lapang serta mengungkapkan penemuan–penemuan di lapang (Sugiyono, 2009). Pendekatan ini dipilih sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh pendayagunaan dana Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) terhadap keuntungan usaha mikro mustahiq (studi kasus di Baznas Gresik).
Jenis Sumber Data
Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber dan bersifat mentah atau belum diolah. Data inidiperoleh dengan cara langsung ke objek penelitian, wawancara, kuisioner, atau data langsung dari lapangan. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan bersifat siap pakai, data ini peneliti pakai hanya sebagai pelengkap atau penunjang penelitian.
Subyek penelitian dan Kriteria Responden, Populasi, Sampel
Subyek dalam penelitian ini bertempat di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Gresik yang beralamat di Jl. Wahidin S.H No 245 kota Gresik. Untuk kriteria responden dalam penelitian ini adalah semua mustahiq dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Gresik yang mendapatkan dana ZIS produktif, dan memiliki suatu usaha mikro.
Dalam penelitian ini memiliki jumlah populasi 40 orang yang mendapat dana ZIS produktif, akan tetapi dari keseluruhan populasi tersebut terdapat dua orang yang saat ini sudah tidak mengikuti program ini sehingga populasi menjadi 38 orang mustahiq. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan 38 orang mustahiq yang mendapat ZIS produktif karena jumlah dari sampel kurang dari 100 yaitu sebesar 38 mustahiq yang mendapat dana ZIS produktif, sehingga peneliti mengambil semua sampelnya.
Tabel 2: Definisi Operasional Variabel dan Indikatornya
No Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel SkalaUkur Variabel 1. Keuntungan
usaha mikro (Y)
keuntungan merupakan hasil penerimaan yang di dapatkan dari usaha mikro yang dijalani oleh mustahiq dengan bantuan dana zakat produktif.
Besaran nominal yang didapat per bulan dikurangi dengan biaya- biaya
produknya.
Rasio
2. Jumlah dana ZIS (X1)
Jumlah dana ZIS ialah sejumlah dana yang diberikan, untuk pemanfaatan modal dalam usaha produktif mustahiq.
Jumlah dana ZIS yang di peroleh mustahiq.
Rasio
3. Lama menerima ZIS (X2)
Lama menerima ZIS ialah kisaran waktu seseorang menjadi mustahiq serta
mendapatkan dana zakat produktif.
Lama menerima ZIS. Rasio
4. Alokasi Penggunaan ZIS
(D1)
Merupakan dana ZIS yang di gunakan untuk seluruh aktivitas usaha mustahiq bukan untuk keperluan pribadi, guna memperoleh dampak pada segi pendapatan.
Indikator variabel dummy dinilai dari:
D=1 jika dana ZIS digunakan untuk keperluan usaha D=0 jika dana ZIS digunakan tidak untuk keperluan usaha
Variabel Dummy
5. Pembinaan (X4)
Merupakan proses untuk mengubah perilaku kerja seorang atau kelompok
Indikator variabel dilihat dari:
Ordinal, pengukuran Likert
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2019 Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini pengukuran variabel menggunakan skala likert dengan metode menyebarkan kuisioner dan wawancara. Kuisioner penelitian ini dengan memberikan pilihan jawaban untuk tiap-tiap pertanyaan dengan skala skala1-4. Dimana skor 1 Sangat Tidak Setuju (STS), skor 2 Tidak Setuju (TS), skor 3 Setuju (S), skor 4 Sangat Setuju (SS).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data akan diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS 24. Maka analisis yang akan dilakukan sebagai berikut:
Lanjutan Tabel 2
No Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel Skala Ukur Variabel dalam usaha
meningkatkan kinerja organisasi. Adanya pembinaan yang dilakukan oleh Baznas Gresik guna membantu agar usaha yang dijalankan mustahiq terus konsisten, dan lebih berkembang.
1. Baznas Gresik sering memberikan pembinaan intensif.
2. Tingkat kehadiran dan sering mengikuti pembinaan yang diselenggarakan Baznas.
3. Materi yang diberikan saat pembinaan dapat meningkatkan kualitas usaha.
4. Antusiasme dalam pembinaan,dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha.
5. Penerapan materi pembinaan yang diberikan Baznas.
6. Baznas juga memberikan nasehat,bimbingan, dan solusi bila terjadi kendala dalm usaha.
7. Pembinaan dapat memberikan wawasan mengenai pengelolaan keuangan.
8. Pembinaan dapat menjadikan lebih konsisten dalam menjalankan usaha.
9. Pembinaan dapat menjadikan usaha lebih maju dan berkembang.
1. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas uji ini dilakukan guna agar data yang diperoleh valid dan reliabel sehingga hasil penelitian akan lebih akurat.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi dipilih karena tujuannya untuk mengidentifikasi pengaruh antara variabel-variabel. Berikut model persamaannya:
Y= α + β1 X1 + β2 X2 + β3 D1 + β4 X4 + e Dimana :
Y = Keuntungan Usaha Mikro α = Konstanta
β1, β2 , β3 = Koefisien Berganda X1 = Jumlah Dana ZIS X2 = Lama Menerima ZIS D1 = Alokasi Penggunaan ZIS X4 = Pembinaan
E = error 3. Uji Asumsi Klasik
Pada uji asumsi klasik dilakukan supaya mengetahui apakah model tersebut bersifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE), dengan melakukan beberapa pengujian seperti uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
4. Uji Statistik
Merupakan suatu uji hipotesis untuk mengetahui apakah terjadi korelasi atau tidak antara variabel dependen dan variabel independen. Oleh karena itu guna mengetahuinya dilakukan uji Koefien Determinasi, uji F, dan uji t.
D.HASILDANPEMBAHASAN Hasil Analisis Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
Tabel 3: Hasil Uji Validitas
Variabel Indikator R hitung R tabel Keterangan
Pembinaan (X4)
X4.1 0,776 0,320 VALID
X4.2 0,722 0,320 VALID
X4.3 0,695 0,320 VALID
X4.4 0,725 0,320 VALID
X4.5 0,578 0,320 VALID
X4.6 0,797 0,320 VALID
X4.7 0,732 0,320 VALID
X4.8 0,532 0,320 VALID
X4.9 0,725 0,320 VALID
Sumber: Data Primer Diolah,2020
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,320.
Maka dapat disimpulkan bahwa indikator X4 adalah valid, dan dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
2.Uji Reliabilitas
Reliabilitas dilakukan guna menunjukkan suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif sama jika dilakukan pengukuran ulang terhadap subyek yang sama. Suatu penelitian dapat dikatakan reliabel jika menggunakan atau metode Cronboach Alpha(a) >0,6.
Tabel 4: Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach Keterangan
Pembinaan 0,865 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Dapat dilihat dari tabel 4 bahwa nilai Alpha Croncbach variabel X4 menunjukkan lebih dari 0,6. Maka hal tersebut menunjukkan variabel yang digunakan dalam penelitian sudah reliabel.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda berfungsi guna menganalisis hubungan dan pengaruh antara dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah dana ZIS (X1), lama menerima ZIS (X2), Alokasi penggunaan ZIS (D1), dan pembinaan (X4). Sedangkan variabel terikatnya adalah keuntungan usaha mikro (Y).
Tabel 5: Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.276 1.673 3.750 .001
Jumlah Dana ZIS (X1) .293 .125 .169 2.335 .026
Lama Menerima ZIS
(X2) .129 .011 .617 11.932 .000
Alokasi Penggunaan
ZIS (D1) .253 .109 .145 2.323 .026
Pembinaan (X4) .493 .200 .143 2.459 .019
a. Dependent Variable: Keuntungan Usaha Mikro (Y) Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Berdasarkan hasil regresi SPSS pada tabel 5 tersebut, maka regresi pengaruh jumlah dana ZIS, lama menerima ZIS, alokasi penggunaan ZIS, dan pembinaan terhadap keuntungan usaha mikro mustahiq sebagai berikut:
Ln Y = 6.276 + 0.293 Ln X1 + 0.129 X2 + 0.253 D1 + 0.493 Ln X4 Persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 6.276 mengidentifikasi bahwa untuk mustahiq yang belum menerima dan ZIS (jumlah dana ZIS yang diterima, lama menerima dana ZIS 0, belum pernah ikut pembinaan), rata-rata keuntungan usahanya sebesar 531,657 yaitu dari nilai anti ln 6,276.
2. Setiap penambahan jumlah dana ZIS (X1) sebesar 1% maka akan meningkatkan rata-rata keuntungan usaha mikro mustahiq sebesar 0.293% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan (tidak berubah).
3. Jika lama menerima ZIS meningkat 1 tahun, maka rata-rata keuntungan usaha mikro mustahiq akan naik 0,129% dengan asumsi variabel yang lain tetap.
4. Untuk variabel X Dummy Alokasi Penggunaan ZIS artinya, keuntungan usaha mustahiq yang menggunakan dana ZIS nya untuk keperluan usaha lebih tinggi 0,253 dibandingkan dengan mustahiq yang menggunakan dana ZIS nya bukan untuk keperluan usaha.
5. Setiap penambahan pembinaan (X4) sebesar 1% maka akan meningkatkan rata-rata keuntungan usaha mikro mustahiq sebesar 0,493% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan (tidak berubah).
Berdasarkan interpretasi diatas, dapat diketahui bahwa jumlah dana ZIS, lama menerima ZIS, alokasi penggunaan ZIS, dan pembinaan positif terhadap keuntungan usaha mikro. Dengan kata lain apabila jumlah dana ZIS, lama menerima ZIS, alokasi penggunaan ZIS, dan pembinaan meningkat maka akan diikuti peningkatan keuntungan usaha miko.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah parameter yang dihasilkan oleh model bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) relevan atau tidak. Maka pengujian akan disajikan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, residual memiliki distribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian adalah uji
Scatterplot.
Gambar2: Hasil Uji Normalitas dengan Schatterplott Test
Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Dari hasil uji normalitas pada gambar 2 dapat diambil kesimpulan bahwa residual dalam model pendayagunaan dana ZIS terhadap keuntungan usaha mikro mustahiq terdistibusi secara normal. Model regresi dikatakan berdistribusi normal jika data plotting (titik-titik) yang menggambarkan data sesungguhnya mengikuti garis diagonal. Hal tersebut dibuktikan dari gambar diatas bahwa data plotting (titik-titik) mengikuti garis diagonalnya.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen.
Tabel 6: Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardi zed Coefficie
nts
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 6.276 1.673 3.750 .001
Jumlah Dana ZIS
(X1) .293 .125 .169 2.335 .026 .170 5.867
Lama Menerima
ZIS (X2) .129 .011 .617 11.932 .000 .333 3.001
Alokasi
Penggunaan ZIS (D1)
.253 .109 .145 2.323 .026 .229 4.366 Pembinaan (X4) .493 .200 .143 2.459 .019 .263 3.805 a. Dependent Variable: Keuntungan Usaha Mikro (Y)
Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Pada tabel 6 menunjukkan nilai VIF dari keempat variabel yaitu X1= 5,867, X2= 3,001, D1= 4,366, X4= 3,805. Karena tidak terdapat variabel bebas yang mempunyai VIF 10 atau lebih, dengan demikian variabel bebas dalam model regresi pada penelitian ini dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini berarti asumsi multikolinieritas dinyatakan terpenuhi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Tabel 7: Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser Test Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.628 1.059 -.593 .557
Jumlah Dana ZIS (X1) .037 .079 .188 .472 .640
Lama Menerima ZIS
(X2) -.002 .007 -.087 -.306 .762
Alokasi Penggunaan
ZIS (D1) -.124 .069 -.618 -1.802 .081
Pembinaan (X4) .209 .127 .527 1.647 .109
a. Dependent Variable: ABRESIDUAL Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat nilai Sig variabel Jumlah Dana ZIS (X1)= 0,640, Lama Menerima ZIS (X2)= 0,762, Alokasi Penggunaan ZIS (D1)= 0,81, dan Pembinaan (X4)=
0,109. Menunjukkan masing-masing variabel independen lebih besar dari level of significant α=5% (0,05) . Maka hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa variabel tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji Statistik
1. Koefisien Determinasi
Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen atau terikat.
Tabel 8: Hasil Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .985a .971 .967 .13665
Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R square 0.967. Hal ini berarti kemampuan dari variabel jumlah dana ZIS (X1), lama menerima ZIS (X2), alokasi penggunaan ZIS (D1), dan pembinaan (X4) dalam menjelaskan variabel keuntungan a. Predictors: (Constant), Pembinaan (X4), Lama Menerima ZIS (X2), Alokasi Penggunaan ZIS (D1), Jumlah Dana ZIS (X1)
b. Dependent Variable: Keuntungan Usaha Mikro (Y)
usaha mikro (Y) sebesar 96.7%, sedangkan sisanya sebesar 3.3% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
2. Uji Simultan (F)
Digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel terikat.
Tabel 9: Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 20.359 4 5.090 272.568 .000b
Residual .616 33 .019
Total 20.975 37
a. Dependent Variable: Keuntungan Usaha Mikro (Y)
b. Predictors: (Constant), Pembinaan (X4), Lama Menerima ZIS (X2), Alokasi Penggunaan ZIS (D1), Jumlah Dana ZIS (X1)
Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai Sig. F sebesar 0,000 < α= 5% atau 0,05 artinya bahwa secara simultan variabel jumlah dana ZIS, lama menerima ZIS, alokasi penggunaan ZIS, dan pembinaan berpengaruh signifikan terhadap keuntungan usaha mikro mustahiq.
3. Uji Parsial (t)
Dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen.
Tabel 10: Hasil Uji t
Model
Unstandardized Coefficients
Standardiz ed Coefficient
s
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.276 1.673 3.750 .001
Jumlah Dana ZIS
(X1) .293 .125 .169 2.335 .026
Lama Menerima
ZIS (X2) .129 .011 .617 11.932 .000
Alokasi
Penggunaan ZIS (D1)
.253 .109 .145 2.323 .026
Pembinaan (X4) .493 .200 .143 2.459 .019
a. Dependent Variable: Keuntungan Usaha Mikro (Y) Sumber: Data Primer Diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui Sig. t dan pada signifikansi α= 5% atau 0,05 variabel bebas jumlah dana ZIS (X1), lama menerima ZIS (X2), alokasi penggunaan ZIS (D1), pembinaan (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keuntungan usaha mikro, karena masing-masing nilai Sig.t variabel lebih kecil dari signifikansi α= 5% atau 0,05.
E.PENUTUP Kesimpulan
1. Dari empat variabel independen di dalam penelitian ini, melalui hasil uji F dapat disimpulkan bahwa jumlah dana ZIS yang diterima, lama menerima ZIS, alokasi penggunaan ZIS, dan pembinaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keuntungan usaha mikro mustahiq.
2. Keempat variabel independen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keuntungan usaha mikro. Empat variabel tersebut adalah jumlah dana ZIS mencakup besaran nilai dana bantuan yang diterima oleh mustahiq, lama menerima ZIS mencakup lamanya menjadi mustahiq dan memperoleh bantuan dana ZIS dari Baznas Gresik, alokasi penggunaan ZIS mencakup penggunaan dana ZIS yang diberikan pada mustahiq untuk keperluan usahanya bukan untuk keperluan pribadi, dan pembinaan mencakup pelatihan yang didapat mustahiq, pengevaluasian usaha, dan sarana bertukar pikiran mengenai usahanya, dan lain sebagainya.
3. Kemampuan variabel jumlah dana ZIS, lama menerima ZIS, alokasi penggunaan ZIS, dan pembinaan berperan besar dalam peningkatan keuntungan usaha mikro mustahiq.
Saran
1. Ditinjau dari lama menerima ZIS, hal ini memang memiliki pengaruh yang positif pada keuntungan usaha mikro mustahiq akan tetapi juga dapat menimbulkan ketergantungan dari mustahiq pada Baznas. Sehingga dengan demikian diperlukan kebijakan agar dana ZIS tersebut tidak hanya disalurkan pada orang yang sama dengan tingkat yang terlalu sering.
2. Ditnjau dari alokasi penggunaan ZIS, penggunaan dana bantuan ZIS untuk keperluan usaha produktif memang memiliki potensi guna meningkatkan keuntungan pendapatan usaha. Karena guna menghindari mustahiq yang menggunakan dana tersebut untuk keperluan pribadi seperti untuk keperluan sehari-hari, biaya sekolah anak, dll, Baznas Gresik setidaknya menyiapkan dana tersebut juga dalam bentuk peralatan dan sejenisnya.
3. Ditinjau dari pembinaan, adanya pembinaan yang diberikan memiliki potensi dalam hal pengembangan usaha serta peningkatan keuntungan pendapatan usaha, sebab mustahiq akan memiliki wawasan dan pengetahuan baru dalam hal pengolahan usaha yang benar.
Oleh karena itu sebagai upaya konsistensi dalam pembinaan maka perlu dilakukan pembinaan yang lebih intens dengan mengemas materi menjadi menarik sehingga mustahiq akan bertambah mengikuti kegiatan tersebut.
4. Analisa yang dilakukan dalam penelitian ini masih terbatas pada beberapa variabel saja.
Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan pengembangan model variabel-variabel lain diluar variabel yang sudah ada dalam penelitian ini.
DAFTARPUSTAKA
Al- Qur’an dan Hadits.
Ali,M.D. 1988. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Cetakan Pertama. Jakarta: UI Press.
Analisa,N. 2015. Pengaruh Pendayagunaan Zakat Terhadap Pendapatan Mustahiq (Studi Kasus LAZ PKPU Surabaya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB UB. Vol,3. No 2.
Asnainu. 2008. Zakat Produktif dalam Persfektif Hukum Islam. Cet pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azis.A, A. Herani Rusland. 2009. Peranan Bank Indonesia di Dalam Mendukung Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI.
Badan Pusat Statistik. 2011. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari- hari,Penduduk Indonesia (Hasil Sensus Penduduk 2010). Jakarta-Indonesia:BPS.
https://www.bps.go.id/publication/. (Diakses 3 Desember 2019).
Badan Pusat Statistik. 2019. Persentase Pendududuk Miskin di Indonesia. Jakarta-Indonesia:BPS.
https://www.bps.go.id (Diakses 3 Desember 2019).
Boediono. 2002. Ekonomi Makro: Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi. Yogyakarta: BPEE.
Case, Fair. 2007. Prinsip – Prinsip Ekonomi. Jilid satu, edisi delapan. Jakarta: Erlangga.
Hafidhuddin. 2007. Agar Harta Berkah Dan Bertambah Gerakan Membudayakan ZIS dan Waqaf.
Jakarta: Gema Insani Press.
Khusaini, Mohammad. 2013. Ekonomi Mikro Dasar – Dasar Teori. Cet.pertama. Malang : Universitas Brawijaya Press (UB Press).
Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI). 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Jakarta: Bank Indonesia.
Mannan,M. 1995. Teori dan Praktik Ekonomi Islam. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Waqaf.
Miranda,Gessy E. 2018. Analisis Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Perkembangan Usah Mikro Mustahiq. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Permono, Sjechu Hadi. 1992. Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan Nasional.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
Qomariah,Hana N. 2019. Pengaruh Pendayagunaan Dana Zakat Produktif Terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Mikro (Studi Pada Mustahiq Di LAZ El-Zawa UIN Maliki Malang).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB UB. Vol, 7. No,2.
Sahri,Muhammad. 2006. Mekanisme zakat dan pemodalan masyarakat miskin. Malang: Ahtera Press.
Saptia, Yeni. 2013. Entrepreneurship Through Utilization Of Productive Zakah. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Vol,21. No 2. 191-203. https://jurnalekonomi.lipi.go.id/. (Dikases 7 Januari 2020).
Sartika,Mila. 2008. Pengaruh Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahiq Pada LAZ Yayasan Solo Peduli Surakarta. Jurnal Ekonomi Islam: Vol.II. No 1.
Statistik Zakat Nasional. 2017. Jakarta: Badan Amil Zakat Nasioanal. https://pid.baznas.go.id/.
(Diakses 3 Desember 2019).
Sugiyono. 2009. Metode Penellitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D.
Bandung:Alfabeta.
Suhardi. 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Gaya Media.
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Undang – Undang Republik Indonesia
Yahya et.al. 2010. Masalah Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan di Indonesia. Yogyakarta:
Program Magister Ekonomika Pembangunan Universitas Gadjah Mada.
Wulansari,S,D. 2013. Analisis Peranan Dana Zakat Produktif Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Mustahiq Rumah Zakat Semarang. Semarang: Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas Diponegoro.