• Tidak ada hasil yang ditemukan

documennttttt

N/A
N/A
Yudha Satria Palma

Academic year: 2024

Membagikan "documennttttt"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Pada awalnya Unifikasi Yaman diharapkan membawa stabilitas dan kemajuan bagi negara tersebut.

Namun, Unifikasi Yaman yang terjadi pada tahun 1990 tidak membawa perubahan yang signifikan bagi negara ini baik dari segi Politik, Ekonomi, dan Sosial. Ketidakstabilan politik dan ketidakpuasan berbagai kelompok yang ada di Yaman menjadi masalah yang sangat kompleks. Kedua hal tersebut menjadi pemicu berbagai pemberontakan yang terjadi di Yaman

Pada tahun 2004 Yaman kembali mengalami gejolak politik dalam negeri. Perang saudara terjadi di Yaman antara Pemerintah Yaman dan kelompok pemberontak Houthi yang dipimpin oleh ketua kelompok Syi’ah Zaidiyyah yaitu Hussein Badreddin al-Houthi. Perang saudara ini diawali dengan adanya serangan militer pemerintah Yaman pada tahun 2003 kepada kelompok Houthi yang dituduh berupaya melakukan kudeta dan ingin menerapkan undang-undang dengan dasar Syiah. Penyebab meletusnya perang saudara ini karena ketimpangan ekonomi maupun sosial antara wilayah Yaman Utara dan Selatan (Wilson Center, 2022). Selain itu, kelompok Houthi menuduh presiden Ali Abdullah Saleh melakukan korupsi dan menentang dukungan Arab Saudi dan Amerika kepada pemerintah Yaman (Riedel & Byman, 2022). Serangan ini mengakibatkan kematian pemimpin mereka Hussein Badreddin Al-Houthi pada tahun 2004. Hingga Saat ini, Perang antara kelompok Houthi dan pemerintah Yaman masih berlangsung.

Kelompok Houthi merupakan salah satu suku minoritas dan kelompok Islam beraliran Syiah Zaydiah di Yaman Utara yang menjadi oposisi dari Pemerintah Yaman. Secara umum tujuan gerakan politik dan militer kelompok Houthi adalah menuntut Transparansi Pemerintah, Pemberantasan Korupsi, Harga bahan bakar yang adil, Kesempatan kerja bagi warga sipil Yaman, dan Berakhirnya pengaruh Barat di Yaman (Newsweek, 2016). Gerakan ini sejatinya telah dimulai sejak tahun 1990-an pada saat Unifikasi Yaman dan disepakatinya sistem multi partai di negara itu. Sistem multi partai yang diterapkan di Yaman membuka peluang bagi para penganut Syiah Zaydiah membentuk partai politik untuk mewadahi aspirasi kelompok mereka. Partai Kebenaran (Hizbul Haqq) dan Al- Syabab Al- Mukmin terbentuk sebagai sebuah partai yang mewakili kelompok Syiah Zaidiyah di Yaman. Husein Badruddin Al Houthi dan Abdullah Ar-Razami menjadi salah satu pemimpin yang menonjol dari kedua partai ini, dan berhasil menjadi anggota parlemen Majlis Perwakilan pada tahun 1993 dan 1997 (Sirjani, 2014). Perkembangan ajaran Syiah Zaydiah menyebabkan terjadinya perselisihan diantara Badruddin al-Houthi dengan ulama-ulama Zaidiyah lainnya dikarenakan perbedaan pemahaman mengenai ajaran Syiah (Hidayat & Mokodenseho, 2022). Hal ini menyebabkan Badruddin beralih aliran menjadi Imamiah dan harus pergi dari Yaman menuju Iran pada tahun 1997 untuk mendalami aliran tersebut (Saeri & Charin, 2016). Namun, pengaruh dari Badruddin tetap eksis di Yaman dikarenakan dia adalah tokoh yang mendirikan pusat studi Zaidiyah dengan tujuan mengembangkan madzhab tersebut di Yaman dan memiliki kesan yang mendalam bagi pengikutnya di sana. Anak dari Badruddin yaitu Husein pada saat yang bersamaan juga mengundurkan diri dari partai Hizbul Haqq. Lalu ia membentuk sebuah kelompok baru yaitu Kelompok Syiah Houthi.

Selama berperang melawan pemerintah Yaman, kelompok Houthi ini terus mendapatkan dukungan dari negara Iran. Iran mendukung kelompok ini dikarenakan mempunyai kesamaan Aliran yaitu sama - sama menganut Islam Syiah. Iran aktif memberikan dukungan militer kepada kelompok Houthi yang pada saat itu sedang memberontak terhadap pemerintah Yaman. Dukungan Iran terhadap kelompok ini dimulai pada tahun 2009. Hal ini diperkuat dengan laporan Dewan Keamanan PBB bulan April 2015 bahwa Iran pada tahun 2009 mulai mengirimkan bantuan persenjataan kepada kelompok Houthi dengan jumlah yang kecil. Iran mulai mengirimkan bantuan alutsista militer berupa ratusan roket anti-tank dan anti helikopter kepada kelompok Houthi. Terdapat Laporan para ahli yang menjadi bukti bahwa Iran menjadi aktor yang mendukung Houthi dimana terdapat 5 kapal yang membawa logistik persenjataan menuju Yaman, kemudian logistik persenjataan tersebut

(2)

ditempatkan di sebuah peternakan di Provinsi Sa’ada (Landry, 2015). Pada bulan Februari 2011 Iran kembali memberikan dukungan kepada Houthi. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya kapal penangkap ikan Iran diduga membawa 900 roket anti-tank dan antihelikopter buatan Iran dan ditangkap oleh otoritas keamanan Yaman (Farras, 2020).

Pada tahun 2011 bantuan Iran kepada Houthi mengalami peningkatan yang signifikan. Bantuan tersebut berupa peluncur otomatis dan peluncur granat dengan jumlah yang tidak besar. Iran juga mengekspor bahan pembuat bom dan memberikan bantuan keuangan beberapa juta dollar tunai (Fahruddin & Nurhakim, 2022). Bantuan yang dikirimkan Iran memang tidak besar dan signifikan, namun bantuan tersebut cukup berdampak besar. Dukungan - dukungan tersebut membuat serangan - serangan kelompok Houthi semakin masif. Dampak dari bantuan Iran dapat terlihat ketika kelompok Houthi berhasil merebut ibu kota Sana’a pada tahun 2014 dan Presiden Mansur Hadi melarikan diri ke Arab Saudi.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi di Yaman antara Pemerintah Yaman dengan kelompok Houthi sangat kompleks. Sejak masih menjadi 2 negara yang berbeda, wilayah Yaman tidak pernah lepas dari konflik. Terdapat berbagai faktor yang menjadi akar konflik ini. Faktor -faktor seperti permasalahan ekonomi, korupsi, perbedaan sosial budaya, dan intervensi kekuatan asing menjadi alasan mengapa konflik ini sangat kompleks. Pasca Revolusi, Iran memiliki ketertarikan terhadap Yaman yang diwujudkan dengan memberikan bantuan pendidikan. Unifikasi Yaman pada tahun 1990 memberikan Iran peluang untuk meningkatkan hubungannya dengan Yaman dan menyebarkan pengaruhnya di wilayah tersebut. Konflik internal di Yaman, khususnya perang saudara dengan kelompok Houthi, melibatkan dukungan aktif dari Iran terhadap kelompok tersebut.

Dukungan ini mencakup bantuan militer dan finansial, menciptakan ketegangan di kawasan Timur Tengah dan memperburuk situasi kemanusiaan di Yaman.

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian bukankah pengalaman dari negara seperti India, Iran, dan Pakistan dalam proses kemandirian industri pertahanan mereka dimulai dengan proses kerjasama militer berupa

Dengan letak geografis yang strategis,sumber daya minyak yang melimpah,dukungan dari rakyat iran kepada pemerintah yang ditunjang oleh Teknologi tinggi,sumberdaya,kekuatan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui APBD Tahun 2016 memberikan dukungan kepada Kecamatan dalam bentuk bantuan keuangan melalui Pemerintah Kabupaten untuk

keberlangsungan kesenian Wayang Sukuraga, tentunya pemerintah Kota Sukabumi. diharapkan lebih aktif dalam memberikan bantuan, baik itu berupa dukungan

Dalam menjalankan perannya, ICRC berperan aktif dalam memberikan bantuan pertolongan kepada masyarakat Yaman dengan memberikan perlindungan dan bantuan kemanusiaan

Sejak tahun 1995 dengan diawali terbentuknya Yayasan Spiritia sebagai Kelompok Dukungan Sebaya yang pertama di Indonesia, sistem dukungan sebaya telah terbentuk dan terlibat aktif

Dengan demikian, Arab Saudi kembali melakukan intervensi militer terhadap kelompok bersenjata Syi’ah al-Houthi di Republik Yaman pada tahun 2015 karena

Dalam menjalankan perannya, ICRC berperan aktif dalam memberikan bantuan pertolongan kepada masyarakat Yaman dengan memberikan perlindungan dan bantuan kemanusiaan kepada korban sipil