DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
Pengertian :
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien.(NANDA).
Tujuan Diagnosa Keperawatan
Tujuan diagnosa keperawatan untuk mengidentifikasi :
1. Masalah (respon klien thd status kesehatan atau penyakit)
2. Faktor-faktor penunjang atau penyebab suatu masalah
3. Kemampuan klien untuk mencegah atau mengatasi masalah
Perbedaan Diagnosa Keperawatan dan Diagnosa Medis
Diagnosa Medis Diagnosa Keperawatan 1. Fokus
Faktor-faktor pengobatan penyakit
1. Fokus
Reaksi atau respon klien yg memerlukan tindakan
keperawatan 2. Orientasi
Keadaan patologis 2. Orientasi
Kebutuhan dasar individu 3. Keberadaan
Cenderung tetap, mulai sakit - sembuh
3. Keberadaan
Berubah sesuai perubahan respon klien
4. Arah
Mengarah pd tindakan medis yg sebagian dilimpahkan kpd perawat
4. Arah
Mengarah pd fungsi mandiri perawat dlm
melaksanakan tindakan dan evaluasi
5. Diagnosa medis melengkapi
dx kep 5. Diagnosa medis melengkapi
dx kep
Langkah-Langkah Menentukan Diagnosa Keperawatan
Klasifikasi dan analisa data
Interpretasi
Validasi data
Perumusan diagnosa keperawatan
1. Klasifikasi dan Analisa Data
Data diperoleh dari keadaan klien yg tdk sesuai dgn standar kriteria yg sudah ada (Perawat hrs
memahami standar kesehatan sbg perbandingan)
Data dikelompokkan berdasarkan kriteria permasalahannya
(Pengelompokan data dapat
disusun berdasarkan “ Pola Respon Manusia (Taksonomi NANDA)” atau
“ Pola Fungsi Kesehatan (Pola
Gordon)”
Pola Respon Manusia
(Taksonomi NANDA) / 9 Pola
1. Pertukaran
2. Komunikasi
3. Berhubungan
4. Nilai-nilai
5. Pilihan
6. Bergerak
7. Penafsiran
8. Pengetahuan
9. Perasaan
Pola Fungsi Kesehatan (Pola Gordon ) / 11 Pola
1. Persepsi kesehatan : Pola penatalaksanaan kesehatan
2. Nutrisi : Pola metabolisma
3. Pola eliminasi
4. Aktivitas : Pola latihan
5. Tidur : Pola istirahat
6. Kognitif : Pola perseptual
7. Persepsi diri : Pola konsep diri
8. Peran : Pola berhubungan
9. Seksualitas : Pola reproduktif
10. Koping : Pola toleransi stres
11. Nilai : Pola keyakinan
2. Interpretasi Data
Menentukan kelebihan klien
Jika klien memenuhi standar kriteria
kesehatan, perawat kmd menyimpulkan bhw klien memiliki kelebihan dlm hal ttt.
Kelebihan tersebut dpt digunakan utk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien sendiri.
Menentukan masalah klien
Jika klien tdk memenuhi kriteria standar maka klien mengalami keterbatasan dlm aspek kesehatannya dan perlu pertolongan.
Menentukan masalah klien yg mungkin akan dialami
Penentuan keputusan
Lanjut...
Keputusan yg mungkin terjadi adalah ;
1. Tidak ada masalah tetapi perlu peningkatan status dan fungsi (kesejahteraan)
2. Masalah yg kemungkinan akan terjadi
3. Masalah aktual atau risiko (sindrom)
4. Masalah kolaboratif
masalah kolaboratif adl komplikasi
fisiologi yg diakibatkan dari patofisiologi berhubungan dgn pengobatan dan situasi yg lain.
3. Validasi data
Pada tahap ini perawat memvalidasi data yg ada secara akurat bersama klien dan keluarga atau masyarakat.
Dilakukan dgn mengajukan pertanyaan reflektif ttg kejelasan interpretasi data
Hal yg perlu menjadi indikasi pertanyaan ttg respon klien utk menentukan dx kep
1. Apakah data dasar mencukupi, akurat dan berasal dari beberapa konsep keperawatan?
2. Apakah data yg signifikan menunjukkan gangg. Pola?
3. Apakah ada data-data subjektif dan objektif yg mendukung terjadinya gg. Pola?
4. Apakah dx. Kep yg ada berdasarkan pemahaman ilmu kep dan keahlian klinik?
5. Apakah dx kep. Yg ada dpt dicegah, dikurangi dan diatasi dg tindakan kep. Independen?
4. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Setelah mengelompokkan,
megidentifikasi dan memvalidasi data-data secara signifikan maka selanjutnya tugas perawat
merumuskan suatu diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan dapat
bersifat aktual, risiko, sindrom,
kemungkinan dan welness.
KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1.Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan.
Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya tidak terjadi.
Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah disepakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon, dll), supaya :
a. Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum
b. Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan
c. Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan masalah medis
d. Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
2. Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang memberikan arah
terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi : perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.
Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi :
a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat menyebabkan / mendukung
masalah.
b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial, dll)
c. Medikasi (berhubungan dengan program
pengobatan/perawatan) : keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.
d. Maturasional :
Adolesent : ketergantungan dalam kelompok
Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua
Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas.
3. Sign & symptom (S/tanda & gejala), adalah ciri, tanda atau gejala, yang
merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis
keperawatan.
Jadi rumus diagnosis
keperawatan adalah PES
Diagnosa Aktual
Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dgn data klinik yg ditemukan.
Syarat harus ada unsur PES
Symptom (S) hrs memenuhi kriteria mayor (80-100 %) dan sebagian kriteria minor dari pedoman dx NANDA
ex. Data : muntah, diare, dan turgor jelek selama 3 hari
Dx. Kekurangan volume cairan tubuh b/d kehilangan cairan secara
abnormal.
Diagnosa Risiko
Menjelaskan masalah kesehatan yg nyata akan terjadi jika tdk dilakukan intervensi
Syarat ada unsur PE. Penggunaan istilah risiko dan risiko tinggi tergantung dari
tingkat keparahan atau kerentanan thd masalah.
ex. Risiko gangguan integritas kulit
berhubungan dengan diare yang terus menerus
Diagnosis kemungkinan
Menjelaskan perlunya data tambahan
untuk memastikan masalah keperawatan.
Pada keadaan ini masalah dan faktor
pendukung blm ada tapi sdh ada faktor yg dpt menimbulkan masalah .
Syarat menegakkan dx keperawatan
adanya unsur problem (P) dan faktor yg mungkin dpt menimbulkan masalah tetapi belum ada masalah.
ex. Kemungkinan terjadinya gangguan konsep diri : rendah diri / terisolasi b/d diare
Diagnosa Wellness
Diagnosa wellness (sejahtera) adl
keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga, dan atau masyarakat dlm transisi dari tingkat sejahtera tertentu ke tingkat
sejahtera yg lebih tinggi.
Dalam penulisan menggunakan istilah
...potensial untuk peningkatan..., tdk perlu menggunakan faktor berhubungan
ex. Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga
Diagnosa Syndrome
Adalah dx. Yg terdiri dari kelompok dx aktual dan risiko tinggi yg diperkirakan akam muncul atau timbul karena suatu kejadian / situasi ttt.
Manfaat dx syndrome adl agar perawat selalu waspada
Menurut NANDA ada 2 dx kep. Sindrom
`1. Syndrom trauma perkosaan (rape trauma syndrome)
Lebih menunjukkan adanya kelompok tanda dan gejala, meliputi ; cemas,
takut, sedih, gangg. Istirahat dan tidur, dan risiko tinggi nyeri sewaktu melakukan
hubungan seksual
2. Risiko sindrom penyalahgunaan (risk for disuse syndrome)
PERSYARATAN PENYUSUNAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perumusan harus jelas dan singkat dari
respon klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi
2. Spesifik dan akurat (pasti)
3. Dapat merupakan pernyataan dari penyebab
4. Memberikan arahan pada asuhan keperawatan
5. Dapat dilaksanakan oleh perawat
6. Mencerminan keadaan kesehatan klien.
Lanjut...
Contoh dx risiko sindrom penyalahgunaan Risiko konstipasi
risiko perubahan fungsi pernapasan risiko infeksi
risiko trombosis Risiko perlukaan
Risiko gangguan aktivitas Risiko ketidakberdayaan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENENTUKAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Berorientasi kepada klien, keluarga dan masyarakat
2. Bersifat aktual atau potensial
3. Dapat diatasi dengan intervensi keperawatan
4. Menyatakan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat, serta faktor-
faktor penyebab timbulnya masalah tersebut.
ALASAN PENULISAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif
2. Memberikan kesatuan bahasa dalam profesi keperawatan
3. Meningkatkan komunikasi antar sejawat dan profesi kesehatan lainnya
4. Membantu merumuskan hasil yang diharapkan / tujuan yang tepat dalam menjamin mutu asuhan
keperawatan, sehingga pemilihan intervensi lebih akurat dan menjadi pedoman dalam melakukan evaluasi
5. Menciptakan standar praktik keperawatan
6. Memberikan dasar peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
MENCEGAH KESALAHAN DALAM MEMBUAT DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Tidak menggunakan istilah medis. Jika harus, hanya sebatas memperjelas, dengan diberi pernyataan
`sekunder terhadap.Ex : mastektomi b.d kanker
2. Tidak merumuskan diagnosis keperawatan sebagai suatu diagnosa medis. Ex : Resiko pneumonia
3. Jangan merumuskan diagnosis keperawatan sebagai suatu intervensi keperawatan. Ex : Menggunakan pispot sesering mungkin b.d dorongan ingin berkemih
4. Jangan menggunakan istilah yang tidak jelas. Gunakan istilah / pernyataan yang lebih spesifik.Ex : Tidak
efektifnya bersihan jalan nafas b.d kesulitan bernafas
5. Jangan menulis diagnosis keperawatan yang
mengulangi instruksi dokter. Ex : Instruksi untuk puasa
6. Jangan merumuskan dua masalah pada saat yang sama Ex : Nyeri dan takut b.d prosedur operasi
7. Jangan menghubungkan masalah dengan situasi yang tidak dapat diubah
Ex : Resiko cedera b.d kebutaan
8. Jangan menuliskan etiologi atau tanda/gejala untuk masalah
Ex : Kongesti paru b.d tirah baring lama 9. Jangan membuat asumsi
Ex : Resiko perubahan peran b.d tidak berpengalaman menjadi ibu baru.
10. Jangan menulis pernyataan yang tidak bijaksana secara hukum
Ex : Kerusakan integritas kulit b.d posisi klien tidak diubah setiap 2 jam.