Kelompok sistem Ekskresi
SISTEM EKSKRESI
Sistem ekskresi pada manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengolah dan membuang zat sisa metabolisme dan racun dari dalam tubuh.
Sistem ekskresi pada manusia terdiri atas sejumlah organ, yaitu paru- paru, kulit, hati, dan ginjal.
A. PARU-PARU
Paru-paru adalah salah satu organ vital dalam tubuh manusia. Tepatnya merupakan organ respirasi (pernapasan) yang berhubungan dengan sistem pernapasan dan sirkulasi (peredaran darah).
Paru-paru merupakan organ yang jumlahnya sepasang, kanan dan kiri.
Namun, masing-masing punya ciri yang berbeda, salah satunya adalah soal bobot atau berat.
Anatomi Paru-Paru dan Fungsinya :
1. Paru- paru kanan Paru-paru di sisi kanan terbagi menjadi tiga lobus, yaitu superior, tengah, dan inferior.Ukurannya lebih pendek dari yang kiri, tapi juga lebih besar dari kiri. Keduanya tertutup dengan lapisan pelindung yang bernama jaringan pleura.
2. Paru-paru kiri
Paru-paru kiri memiliki dua lobus, yaitu superior dan interior.
Ukuran yang kiri lebih kecil daripada yang kanan, karena jantung berada di tempat lobus tengah paru-paru kiri berada.Selain itu, paru- paru kiri memiliki dua bagian yang tidak paru-paru kanan miliki, yaitu takik jantung (tempat jantung berada) dan lingula, perpanjangan dari lobus superior.
Secara anatomi, paru-paru terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Pleura
Pleura merupakan membran atau selaput tipis berlapis ganda yang melapisi paru-paru. Lapisan pada sistem pernapasan ini mengeluarkan cairan (pleural fluid) yang kemudian para ahli sebut sebagai disebut cairan serous. Fungsi pleura yaitu sebagai pelumas bagian dalam rongga paru agar tidak mengiritasi paru saat mengembang dan berkontraksi saat bernapas.
2. Bronkus
Bronkus adalah cabang batang tenggorokan yang terletak setelah tenggorokan (trakea) dan sebelum paru-paru.Sebagai saluran udara, bronkus memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus.
Bagian sistem pernapasan ini berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri penyebab penyakit.
3. Bronkiolus
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus yang berfungsi sebagai penyalur udara dari bronkus ke alveoli. Fungsi lain dari bagian ini adalah mengontrol jumlah udara yang masuk dan keluar ketika proses bernapas berlangsung.
4. Alveoli
Alveoli adalah rongga cekung yang dikelilingi oleh kapiler kecil.
Bagian ini memiliki peran sebagai tempat oksigen dan karbon dioksida saling bertukar. Setelah oksigen diserap, darah akan mengalirkan karbon dioksida menuju alveoli untuk diembuskan keluar. Pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida tersebut terjadi pada dinding alveoli dan kapiler yang sangat tipis.
Penyakit yang terjadi pada Paru-paru
• Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Pneumonia dapat menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di alveoli, sehingga mengganggu proses pertukaran gas.
• Tuberkulosis adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang permanen.
• Emfisema adalah kondisi di mana alveoli paru-paru rusak dan kehilangan elastisitasnya. Emfisema dapat disebabkan oleh paparan asap rokok dalam jangka panjang.
B. KULIT Anatomi Kulit:
Kulit adalah organ terbesar di tubuh manusia dan memiliki struktur yang kompleks. Berikut adalah komponen utama dari kulit:
1. Epidermis
Ini adalah lapisan paling luar kulit dan berfungsi sebagai penghalang pelindung terhadap bakteri, virus, dan zat berbahaya lainnya. Lapisan ini juga menghasilkan melanin, yang memberikan warna pada kulit dan melindungi dari radiasi UV.
2. Dermis
Lapisan di bawah epidermis ini mengandung pembuluh darah, saraf, folikel rambut, kelenjar minyak (sebaceous), dan kelenjar keringat (sweat). Dermis memberikan struktur dan kekuatan
pada kulit, serta berperan dalam mengatur suhu tubuh dan menyediakan nutrisi pada epidermis.
3. Hipodermis (Subkutan)
Ini adalah lapisan paling dalam kulit yang mengandung jaringan lemak. Hipodermis berfungsi sebagai isolator termal, menyimpan energi, dan memberikan bantalan pada tubuh.
Fungsi Kulit dalam Sistem Ekskresi:
Meskipun kulit tidak secara eksklusif berperan dalam ekskresi (pengeluaran zat-zat sisa dari tubuh), beberapa fungsi kulit terkait dengan proses ekskresi meliputi:
1. Pengeluaran Keringat
Kulit mengandung kelenjar keringat yang membantu mengeluarkan zat-zat sisa seperti air, garam, amonia, dan urea.
Proses ini membantu menjaga suhu tubuh dan menghilangkan produk- produk limbah.
2. Ekskresi Melalui Minyak
Kelenjar minyak (sebaceous) di kulit menghasilkan sebum, yang membantu menjaga kelembaban kulit dan melumasi rambut.
Sebum juga mengeluarkan beberapa produk limbah dan zat-zat berbahaya dari dalam kelenjar.
3. Pengeluaran Melalui Kulit yang Mati
Sel-sel kulit mati secara teratur mengelupas dari lapisan epidermis, dan ini termasuk dalam proses ekskresi. Sel-sel kulit mati inimengandung protein, air, dan zat-zat lain yang telah dieliminasi oleh tubuh.
4. Pelindung Terhadap Penetrasi Zat Berbahaya
Salah satu fungsi penting kulit adalah melindungi tubuh dari masuknya zat berbahaya dan mikroorganisme yang dapat menghasilkan produk limbah beracun.
beberapa enzim kecil yang dapat ditemukan di kulit manusia meliputi:
1. Lipase
Enzim ini dapat ditemukan di kelenjar minyak (sebaceous glands) di kulit. Lipase membantu dalam pemecahan lemak menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Ini memainkan peran dalam pengaturan tingkat kelembaban kulit.
2. Triptofanase
Enzim ini ditemukan dalam beberapa jenis bakteri yang hidup di permukaan kulit. Triptofanase dapat memecah triptofan, salah satu asam amino, menjadi zat yang memiliki berbagai efek dalam mikroekosistem kulit.
3. Protease
Kulit mengandung beberapa jenis protease, meskipun dalam jumlah kecil. Protease adalah enzim yang berperan dalam pemecahan protein. Mereka dapat membantu dalam proses perbaikan jaringan kulit dan penyembuhan luka.
Kulit lebih banyak berperan sebagai penghalang pelindung tubuh dan terlibat dalam regulasi suhu dan perlindungan dari lingkungan eksternal.
Penyakit yang terjadi pada kulit :
• Eksim adalah peradangan kulit yang menyebabkan kulit menjadi merah, gatal, dan kering. Eksim dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti alergi, iritasi, atau infeksi.
• Jerawat adalah kondisi kulit yang menyebabkan munculnya bintik-bintik merah atau hitam di wajah dan tubuh. Jerawat dapat disebabkan oleh produksi minyak berlebih, bakteri, atau sel kulit mati.
• Psoriasis adalah kondisi kulit yang menyebabkan munculnya ruam bersisik berwarna merah. Psoriasis dapat disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif.
C. Hati/Hepar
Hati adalah organ vital yang berperan penting dalam sistem pencernaan dan metabolisme, penyimpanan nutrisi tubuh, maupun kekebalan tubuh. Serta merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, letaknya berada dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
A. Struktur Organ Hati
• Lobus kanan dan kiri
Kedua lobus hati dipisahkan oleh fissura sagitalis dextra dan fissura sagitalis sinistra. Lobus kanan lebih besar daripada lobus kiri dan memiliki bentuk segitiga. Lobus kiri lebih kecil dan memiliki bentuk yang lebih runcing.
• Ligamen Falciform
Merupakan lipatan peritoneum yang membagi lobus kanan dan lobus kiri hati. Ligamen falciform ini melekat pada diafragma di bagian atas dan dinding perut anterior di bagian bawah. Ligamen falciform juga mengandung ligamen teres hepatis, yang merupakan sisa-sisa vena umbilikalis.
• Vena Hepatika
Vena hepatika adalah pembuluh darah terbesar yang membawa darah ke hati. Vena hepatika terbentuk dari pertemuan vena mesenterika superior dan vena mesenterika inferior.Vena mesenterika superior membawa darah dari usus kecil dan pankreas, sedangkan vena mesenterika inferior membawa darah dari usus besar, rektum, dan limpa.
Arteri hepatik adalah pembuluh darah yang membawa darah beroksigen dari jantung ke hati.
• Saluran Empedu
Saluran empedu merupakan saluran penghubung hati dan kantong empedu, yaitu tempat penyimpanan empedu.
Empedu adalah zat yang diproduksi tubuh untuk membantu mencerna lemak dan akan disimpan di dalam kantong
empedu. Selanjutnya, saluran empedu bertemu dengan saluran hepatik kiri dan kanan yang lebih besar. Kedua saluran ini berfungsi membawa empedu dari lobus hati bagian kiri dan kanan.
Kemudian, kedua saluran hepatik akan bergabung sehingga membentuk satu saluran untuk mengalirkan semua empedu dari hati. Sebagian besar empedu yang dihasilkan dari hati dialirkan ke kantong empedu, untuk kemudian digunakan dalam proses pencernaan dengan dialirkan menuju usus.
A. Fungsi Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang fungsinya : 1. Memproduksi cairan empedu
Cairan empedu adalah cairan berwarna hijau tua.Fungsinya adalah mengikat dan mengemulsi lemak di usus halus dalam proses pencernaan.
2. Mengeluarkan racun Semua aliran darah akan melewati organ Semua aliran darah akan melewati organ hati. Pada saat inilah, hati akan menyaring toksin dan zat-zat berbahaya bagi tubuh. Zat tersebut kemudian akan dikeluarkan oleh empedu dan dibuang melalui urin dan feses.
3. Mengolah sel darah merah yang telah mati
Sel darah merah yang telah mati dalam beberapa bulan saja. Sel darah merah yang telah mati akan dipecah oleh hati menjadi zat- zat yang bisa digunakan kembali oleh tubuh. Sel darah merah akan dipecah menjadi globin, zat besi, dan senyawa hemin.
Globin akan digunakan untuk membentuk sel darah baru. Zat besi akan disimpan di dalam hati. Sedangkan senyawa hemin akan digunakan oleh empedu untuk memproduksi bilirubin.
4. Mengurai gas ammonia
Proses metabolisme protein akan menghasilkan amonia sebagai produk sisa. Amonia adalah zat yang berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, amonia ini akan disaring oleh hati dan diubah ke dalam bentuk urea. Urea ini adalah bentuk yang tidak lagi berbahaya bagi manusia. Kemudian, urea akan dibuang melalui urine.
5. Mencegah infeksi
Hati akan menyaring bakteri yang berada di dalam aliran darah untuk mencegah infeksi.
B. Perombakan Eritrosit Tua
Proses perombakan eritrosit tua di hati yang menghasilkan zat sisa metabolisme adalah sebagai berikut:
D. Perombakan Asam Amino Berlebih
Apabila pada sel tubuh terdapat kelebihan asam amino, maka asam amino tersebut akan mengalami deaminasi. Deaminasi mengakibatkan terkumpulnya amonia yang bersifat racun
Amonia akan memasuki ornithin untuk di rombak menjadi urea.
Hati dengan bantuan enzim arginase akan mengubah arginin menjadi ornitin dan urea.
Proses di atas dapat dilihat pada skema berikut ini.
Urea akan dibuang melalui ginjal, sedangkan ornitin akan mengikat amonia yang bersifat racun dan akan dikeluarkan ke dalam empedu dan urine.
- Penyakit yang terjadi pada hati
• Penyakit Kuning
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan zat bilirubin di dalam darah
• Kolestasis
Kolestasis terjadi ketika aliran cairan empedu dari hati berkurang atau tersumbat. Aliran empedu yang terhambat ini dapat menyebabkan penumpukan bilirubin dan memicu penyakit kuning.
• Sirosis
Sirosis merupakan kondisi terbentuknya luka atau jaringan parut di hati yang bersifat kronis
• Hepatitis
Diakibatkan oleh virus hepatitis A dan hepatitis B
D.Ginjal
Ginjal adalah organ berbentuk kacang yang terletak di bagian belakang perut, sebelah kanan dan kiri tulang belakang bagian bawah. Setiap orang memiliki dua ginjal, dan mereka memiliki struktur yang kompleks
bagian utama dari ginjal:
1. Kapsula Ginjal (Renal Capsule)
Ini adalah lapisan tipis yang melindungi ginjal dari kerusakan fisik.
2. Medula dan Korteks Renal
Ginjal terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu korteks renal (bagian luar) dan medula renal (bagian dalam). Di korteks, terdapat glomerulus, yang merupakan serangkaian pembuluh darah kecil.
3. Pelvis Renalis
Ini adalah bagian dalam ginjal yang mengumpulkan urine yang diproduksi oleh ginjal.
4. Ureter
Saluran ureter menghubungkan pelvis renalis ke kandung kemih, mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih.
Fungsi Ginjal:
Ginjal memiliki peran penting dalam sistem ekskresi, yang melibatkan pembuangan zat-zat sisa dari tubuh. Berikut adalah fungsi utama ginjal:
1. Filtrasi Darah
Ginjal memfilter darah untuk menghilangkan produk-produk sisa metabolisme, seperti urea, asam urat, dan kreatinin.
2. Pembentukan Urine
Ginjal membentuk urine dari zat-zat yang difiltrasi dari darah. Ini melibatkan proses penyaringan, reabsorpsi, dan sekresi zat-zat tertentu di tubulus ginjal.
3. Pengaturan Keseimbangan Air dan Elektrolit
Ginjal mengatur jumlah air dan elektrolit dalam tubuh dengan mengontrol berapa banyak air yang disaring dan berapa banyak yang diserap kembali ke dalam darah.
4. Pengaturan Tekanan Darah
Ginjal juga berperan dalam mengatur tekanan darah dengan mengontrol volume darah dan mekanisme pelepasan hormon seperti renin.
5. Pengaturan pH Darah
Ginjal dapat mengatur tingkat keasaman atau kebasaan darah dengan mengeluarkan ion hidrogen atau bikarbonat sesuai kebutuhan.
Pembentukan Urine terdiri dari tiga tahap, yaitu :
• Filtrasi
1. Filtrasi terjadi di glomerulus, Filtrasi adalah proses penyaringan darah berupa keluarnya sebagian zat-zat berukuran kecil dari glomerulus, sedangkan zat berukuran besar (seperti protein) tetap tertahan di dalam glomerulus. Hasil filtrasi ini disebut urine primer.
2. Urine primer berisi urea, air, vitamin, mineral, asam amino, glukosa, dan kreatinin.
3. Urine primer hasil filtrasi akan ditampung oleh kapsula Bowman dan disalurkan ke tubulus kontortus proksimal.
• Reabsorbsi
1. Reabsorpsi berlangsung di tubulus kontortus proksimal.
2. Reabsorpsi adalah penyerapan kembali zat-zat yang diperlukan oleh tubuh seperti glukosa, asam amino, vitamin, sebagian mineral, dan sebagian besar air.
3. Hasil dari peristiwa reabsorpsi disebut filtrat tubulus (urine sekunder) yang mengandung air, urea, kreatinin, mineral, dan vitamin.
• Augmentasi
1. Augmentasi berlangsung di tubulus kontortus distal.
2. Augmentasi merupakan peristiwa penambahan mineral ke urine sekunder, sehingga urine selain banyak mengandung urea dan kreatinin juga kaya akan mineral yang berlebih dalam tubuh manusia.
3. Hasil augmentasi akan mengalami proses pemekatan (penyerapan air) sepanjang tubulus kolektivus. Proses
penyerapan yang berlangsung di tubulus kolektivus dirangsang oleh Hormon Anti Diuretika (ADH).
Saluran pengeluaran urine:
• Ginjal, yaitu tempat penyaringan darah
• Ureter, yaitu saluran yang menghubungkan ginjal dan kantung kemih,
• Kantung kemih, yaitu tempat penampungan urine sementara,
• Uretra, yaitu saluran pengeluaran urine keluar dari tubuh.
Faktor yang memengaruhi produksi urine :
1. Hormon anti-diuretik (ADH) ADH dihasilkan kelenjar hipofisis yang mengatur jumlah cairan dan volume urin akhir pada tk distal don t kolektivus dengan mengatur reabsorpsi dan permeabilitas tubulus.
2. Zat diuretik Konsumsi zat diuretik (misalnya teh)~
menghambat reabsorpsi air dan menyebabkan volume urin bertambah.
3. Suhu Ketika suhu panas, respirasi sel meningkat dan cairan tubuh keluar melalui keringat (dehidrasi), sehingga volume urin berkurang. Ketika suhu lingkungan dingin, respirasi sel menurun dan cairan tetap disimpan dalam tubuh (kelebihan air), sehingga volume urin bertambah.
4. Jumlah air atau cairan tubuh Warna urin disebabkan oleh adanya urobilin, namun kepekatannya diatur volume urin.
Berikut beberapa enzim yang terlibat dalam fungsi ginjal:
1. Renin
Renin adalah enzim yang diproduksi oleh sel-sel juxtaglomerular di ginjal. Fungsi utama renin adalah mengatur tekanan darah dengan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang kemudian mengaktifkan angiotensin II. Angiotensin II menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
2. Eritropoietin (EPO)
Meskipun bukan enzim, EPO adalah hormon yang dihasilkan oleh sel interstitial ginjal. Ini memainkan peran kunci dalam merangsang produksi sel darah merah dalam sumsum tulang ketika kadar oksigen dalam darah rendah.
3. Diaminooksidase (DAO)
Enzim ini terlibat dalam metabolisme histamin, yang berperan dalam pengaturan tekanan darah, sistem kekebalan, dan reaksi alergi.
Ginjal memiliki peran dalam mengatur kadar histamin dalam tubuh.
4. Renalase
Ini adalah enzim yang terkait dengan pemecahan senyawa adrenalin dan noradrenalin. Enzim ini berpotensi berperan dalam pengaturan tekanan darah.
Selain enzim-enzim ini, ginjal juga mengandung banyak enzim lain yang terlibat dalam berbagai proses biokimia yang penting untuk fungsi ginjal yang sehat. Ginjal adalah organ multifungsi yang memiliki peran penting dalam homeostasis tubuh dan metabolisme secara keseluruhan
Penyakit yang terjadi pada Ginjal
• Batu Ginjal
Batu ginjal merupakan salah satu macam penyakit ginjal yang sering terjadi. Kondisi ini terjadi ketika zat tertentu di dalam ginjal menumpuk, mengendap, dan membentuk gumpalan keras menyerupai batu.
• Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun secara bertahap atau tiba-tiba tidak berfungsi sama sekali.
• Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah peradangan pada glomerulus (bagian kecil pembuluh darah di dalam ginjal) yang menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.
• Nefritis interstitial
Nefritis interstitial adalah peradangan pada jaringan interstitial (jaringan penghubung) di dalam ginjal.
https://youtu.be/kfFZCNFrN-U?si=qr1o0-YjsVDb6tRI