EKSTERNALITAS
• Secara umum dapat dikatakan bahwa eksternalitas adalah suatu efek samping dari suatu tindakan pihak tertentu terhadap pihak lain, baik dampak yang
menguntungkan maupun yang merugikan.
• Dalam literatur asing, efek samping mempunyai istilah seperti : external effects, externalities,
neighboorhood effects, side effects, spillover effects
(Mishan, 1990). Efek samping dari suatu kegiatan
atau transaksi ekonomi bisa positif (positive external
effects, external economic) maupun negatif (negative
external effects, external diseconomic).
CONTOH:
• Dampak yang menguntungkan misalnya seseorang yang membangun sesuatu pemandangan yang indah dan
bagus pada lokasi tertentu mempunyai dampak positif bagi orang sekitar yang melewati lokasi tersebut.
Sedangkan dampak negatif misalnya polusi udara, air dan suara. Ada juga ekternalitas yang dikenal sebagai eksternalitas yang berkaitan dengan uang (pecuniary externalities) yang muncul ketika dampak eksternalitas itu disebabkan oleh meningkatnya harga. Misalnya, suatu perusahaan didirikan pada lokasi tertentu atau
kompleks perumahan baru dibangun, maka harga tanah tersebut akan melonjak tinggi. Meningkatnya harga
tanah tersebut menimbulkan dampak external yang
negatif terhadap konsumen lain yang ingin membeli
tanah disekitar daerah tersebut.
JENIS EKSTERNALITAS
Eksternalitas itu dapat terjadi dari empat interaksi ekonomi berikut ini :
1. Efek atau dampak satu produsen terhadap produsen lain (effects of producers on other producers).
2. Efek atau dampak samping kegiatan produsen terhadap konsumen (effects of producers on consumers)
3. Efek atau dampak dari suatu konsumen terhadap konsumen lain (effects of consumers on consumers) 4. Efek akan dampak dari suatu konsumen terhadap
produsen (effects of consumers on producers)
effects of producers on other producers
• Suatu kegiatan produksi dikatakan mempunyai dampak eksternal terhadap produsen lain jika kegiatannya itu mengakibatkan
terjadinya perubahan atau penggeseran fungsi produksi dari produsen lain.
• Dampak atau efek yang termasuk dalam kategori ini meliputi biaya pemurnian atau pembersihan air yang dipakai (eater intake clen-up cost) oleh produsen hilir (downstream producers) yang menghadapi pencemaran air (water polution) yang diakibatkan oleh produsen hulu (upstream producers).
• Hal ini terjadi ketika produsen hilir membutuhkan air bersih untuk proses produksinya. Dampak kategori ini bisa dipahami lebih jauh dengan contoh lain berikut ini. Suatu proses produksi (misalnya perusahaan pulp) menghasilkan limbah residu produk sisa yang beracun dan masuk ke aliran sungai, danau atau semacamnya, sehingga produksi ikan terganggu dan akhirnya merugikan
produsen lain yakni para penangkap ikan (nelayan )
effects of producers on consumers
• Suatu produsen dikatakan mempunyai eksternal efek terhadap
konsumen, jika aktivitasnya merubah atau menggeser fungsi utilitas rumah tangga (konsumen).
• Dampak atau efek samping yang sangat populer dari kategori kedua yang populer adalah pencemaran atau polusi. Kategori ini meliputi polusi suara (noise), berkurangnya fasilitas daya tarik alam (amenity) karena pertambangan, bahaya radiasi dari stasiun
pembangkit (polusi udara) serta polusi air, yang semuanya mempengaruhi kenyaman konsumen atau masyarakat luas.
• Dalam hal ini, suatu agen ekonomi (perusahaan/produsen) yang menghasilkan limbah (waste products) ke udara atau ke aliran sungai mempengaruhi pihak dan agen lain yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut dalam berbagai bentuk. Sebagai
contoh, kepuasan konsumen terhadap pemanfaatan daerah-daerah rekreasi akan berkurang dengan adanya polusi udara.
effects of consumers on consumers
• Dampak konsumen terhadap konsumen yang lain terjadi jika aktivitas seseorang atau kelompok tertentu
mempengaruhi atau mengganggu fungsi utilitas konsumen yang lain.
• Konsumen seorang individu bisa dipengaruhi tidak hanya oleh efek samping dari kegiatan produksi tetapi juga oleh konsumsi oleh individu yang lain.
• Dampak atau efek dari kegiatan suatu seorang
konsumen yang lain dapat terjadi dalam berbagai bentuk.
Misalnya, bisingnya suara alat pemotong rumput
tetangga, kebisingan bunyi radio atau musik dari
tetangga, asap rokok seseorang terhadap orang
sekitarnya dan sebagainya.
effects of consumers on producers
Dampak konsumen terhadap produsen terjadi jika aktivitas konsumen
mengganggu fungsi produksi suatu produsen atau kelompok produsen
tertentu. Dampak jenis ini misalnya terjadi ketika limbah rumahtangga terbuang ke
aliran sungai dan mencemarinya sehingga mengganggu perusahaan tertentu yang
memanfaatkan air
Eksternalitas menurut Baumol dan Oates (1975)
• Eksternalitas yang bisa habis (a deplatable externality) yaitu suatu dampak eksternal yang mempunyai ciri
barang individu (private good or bad) yang mana jika barang itu dikonsumsi oleh seseorang individu, barang itu tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain.
• Eksternalitas yang tidak habis (an undeplate externality) adalah suatu efek eksternal yang
mempunyai ciri barang publik (public goods) yang mana barang tersebut bisa dikonsumsi oleh
seseorang, dan juga bagi orang lain. Dengan kata lain, besarnya konsumsi seseorang akan barang
tersebut tidak akan mengurangi konsumsi bagi yang
lainnya.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB EKSTERNALITAS
1. Keberadaan Barang Publik 2. Sumberdaya Daya Bersama.
3. Ketidaksempurnaan Pasar
4. Kegagalan Pemerintah
SOLUSI PEMERINTAH DAN SWASTA TERHADAP EKSTERNALITAS
1. REGULASI
Pemerintah dapat mengatasi suatu eksternalitas
dengan melarang atau mewajibkan perilaku tertentu dari pihak-pihak tertentu. Sebagai contoh, untuk
mengatasi kebiasaan membuang limbah beracun ke sungai, yang biaya sosialnya jauh lebih besar dari
pada keuntungan pihak-pihak yang melakukannya, pemerintah dapat menyatakannya sebagai tindakan
kriminal dan akan mengadili serta menghukum
pelakunya. Dalam kasus ini pemerintah menggunakan
regulasi atau pendekatan komando dan kontrol untuk
melenyapkan eksternalitas tadi.
Contoh:
• Di Amerika Serikat, Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (EPA/Environmental Protection Agency) adalah lembaga yang diserahi wewenang dan tugas untuk
merumuskan, melaksanakan, dan mengawasi berbagai regulasi yang dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup.
• Bentuk regulasi dibidang lingkungan hidup itu sendiri bisa bermacam-macam. Adakalanya EPA langsung
menetapakan batasan polusi yang diperbolehkan untuk suatu perusahaan. Terkadang EPA mewajibkan
pemakaian teknologi atau peralalatan tertentu untuk
mengurangi polusi di pabrik-pabrik.
2. Pajak Pigovian
• Selain menerapkan regulasi, untuk mengatasi eksternalitas, pemerintah juga dapat menerapkan kebijakan-kebijakan yang didasarkan pada pendekatan pasar, yang dapat memadukan insentif pribadi/swasta dengan efisiensi sosial.
• Sebagai contoh, seperti telah disinggung di atas pemerintah dapat menginternalisasikan eksternalitas dengan menggunakan pajak terhadap kegiatan-kegiatan yang menimbulkan eksternalitas negatif, dan sebaliknya memberi subsidi untuk kegiatan-kegiatan yang memunculkan eksternalitas positif. Pajak yang khusus
diterapkan untuk mengoreksi dampak dan suatu ekstemalitas negatif lazim disebut sebagai Pajak Pigovian (Pigowan tax), mengambil nama ekonom pertama yang merumuskan dan menganjurkannya, yakni Arthur Pigou (1877-1959).
Regulasi vs Pigovian
• Regulasi : EPA mewajibkan semua pabrik untuk mengurangi limbahnya hingga 300 ton per tahun.
• Pajak Pigovian : EPA mengenakan
pajak sebesar Rp.5.000.000 untuk setiap ton limbah yang dibuang oleh setiap
pabrik.
3. IZIN POLUSI YANG DAPAT DIPERJUAL BELIKAN
• Sekarang, mari kita andaikan EPA (Enviromental Protection Agency)
mengesampingkan saran para ekonom, dan menerapkan pendekatan formal. EPA
mengeluarkan peraturan yang mengharu skan setiap pabrik, untuk menurunkan limbahnya
hingga 300 ton per tahun. Namun, hanya sehari setelah peraturan itu diumumkan, pimpinan dua perusahaan, yang satu dari pabrik baja dan yang lain dari pabrik kertas, datang ke kantor
EPA untuk mengajukan suatu usulan.
Contoh:
• Pabrik baja perlu menaikkan ambang polusinya, misalnya satu ton per tahun. Agar polusi total
tidak bertambah, pengelola pabrik kertas
bersedia menurunkan polusinya sebanyak itu, asalkan si pemilik pabrik baja memberikan
kompensasi Rp. 5.000.000.- dan permintaan ini sudah disanggupi oleh pemilik pabrik baja.
Haruskan EPA mengizinkan kedua pabrik itu
melakukan jual-beli hak berpolusi sendiri ?
Kurva penawaran hak polusi
• Pajak pigovian • Izin Polusi
Pajak pigovian Harga produksi
P
0 Q Kuantitas polusi Kuantitas polusi
P
Q 0
Harga produksi
JENIS-JENIS SOLUSI SWASTA
• Inefisiensi pasar akibat eksternalitas tidak perlu selalu harus atau bisa di atasi dengan penegakan atau peningkatan standar moral atau
ancaman penerapan sanksi sosial
• Pasar swasta terkadang juga mampu mengatasi masalah
eksternalitas, dengan membiarkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengatasinya. Motif utama mereka memang untuk memenuhi kepentingannya sendiri, namun dalam melakukan suatu tindakan, mereka juga sekaligus mengatasi eksternalitas. Sebagai contoh, kita lihat saja apa yang akan dilakukan oleh seorang petani apel dan
seorang peternak lebah yang hidup berdekatan
• Cara lain di pasar swasta dalam mengatasi eksternalitas adalah penyusunan kontrak atau perjanjian di antara pihak-pihak yang menaruh kepentingan. Dalam contoh di atas, si petani apel dan
sipeternak lebah dapat membuat perjanjian kerja sama, agar masing- masing dapat memberikan eksternalitas positif yang optimal,
sekaligus menghilangkan eksternalitas negatifnya (jumlah pohon atau jumlah lebah yang terlalu sedikit)
TEORAMA COASE
• Sejauh mana solusi swata tersebut mampu mengatasi masalah eksternalitas ? Ada sebuah pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase therem) mengambil nama perumusnya yakni
ekonom Ronald Coase yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa sangat efektif seandainya memenuhi satu syarat.
• Syarat itu adalah pihak-pihak yang berkepentingan dapat melakukan negosiasi atau merundingkan langkah-langkah
penanggulangan masalah ekternalitas yang ada diantara mereka, tanpa menimbulkan biaya khusus yang memberatkan alokasi
sumber daya yang sudah ada. Menurut teorema Coase, hanya jika syarat itu terpenuhi, maka pihak swasta itu akan mampu mengatasi masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya
Contoh:
• Di sebuah kota tinggal seseorang bernama Dick, ditemani anjingnya yang bernama Spot. Spot ini terus-terusan menggonggong sehingga sangat mengganggu Jane, tetangga Dick. Dick memetik manfaat dengan memelihara Spot, berupa rasa aman dan nyaman. Namun pemeliharaannya atas Spot itu menimbulkan eksternalitas negatif terhadap Jane. Haruskah Dick dipaksa mengirim anjing ke lokasi khusus penitipan hewan, ataukah Jane yang harus dipaksa rela begadang sepanjang malam, karena tidak bisa tidur akibat
gonggongan Spot ?
• Menurut teorema Coase, pasar swasta dapat menciptakan sendiri
pemecahan yang efisien. Bagaimana caranya ? Sebagai satu contoh, Jane dapat menawarkan sejumlah uang kepada Dick agar
menyingkirkan anjingnya. Dick akan terima tawaran itu, jika uang yang ditawarkan melebihi nilai keuntungannya dalam memelihara Spot. Melalui tawar menawar, Dick dan Jane akhirnya akan dapat menyepakati jumlah imbalan yang dapat diterima kedua belah pihak, dan seandainya kesepakatan tersebut benar-benar dapat dicapai, maka itu berarti mereka dapat menciptakan sendiri pemecahan atas masalah eksternalits yang mereka hadapi.