UTS
NAMA : Yurio Sanja Samalukang NIM : 203020401046
PRODI : AGROTEKNOLOGI KELAS : A
ANGKATAN : 2020
JAWABAN
1. - SISTEM JURING GANDA
Prinsip dasar dari system juring ganda pada tanaman tebu sama dengan system tanam jajar legowo pada tanaman padi, dimana dititik beratkan pada jarak tanam yang diatur sedemikan rupa sehingga populasi tanaman meningkat, dan memberikan tata ruang dan lingkungan tumbuh yang memungkinkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Dengan meningkatnya populasi tanaman dan lingkungan tumbuh yang lebih baik diharapkan dapat meningkatnya produktivitas tebu yang lebih tinggi.Hasil penelitian di Kebun Percobaan Muktiharjo Pati, Jawa Tengah membuktikan, sistem juring ganda mampu meningkatkan produktivitas tebu antara 30-60 persen.Jika produktivitas tebu sebelumnya hanya mampu menghasilkan 70-90 ton/ha, kini setelah menerapkan teknologi juring ganda produksinya bisa mencapai 135-150 ton/ha. Dengan sistem juring ganda, sirkulasi udara cukup baik akan membantu dalam penyediaan oksigen yang dibutuhkan oleh tanaman maupun mikrobia tanah. Ruang yang cukup terbuka menyebabkan sinar matahari yang masuk dalam area pertanaman cukup banyak demikian pula sirkulasi udara yang cukup baik menyebabkan kelembaban terjaga pada kondisi ideal bagi tanaman, serta dapat menekan atau mengurangi insiden serangan penyakit yang disebabkan oleh fungi atau jamur. Sistem juring ganda memposisikan semua tanaman menjadi tanaman pinggir, sehingga peluang mendapat asupan hara cukup merata.Selain itu dalam pemeliharaan tanaman lebih mudah, penyulaman jauh lebih sedikit karena dalam sistem juring ganda ini bibit ditanam dengan sistem over lap (50%) atau untuk lawang. Penyiangan dan pengendalian gulma lebih mudah dilakukan, selain itu jika ada hama penyakit dapat dengan mudah ditanggulangi.
2. Untuk bibit bagal penyulaman dilakukan 2 minggu dan 4 minggu setelah tanam.
Penyulaman dilaksanakan pada baris bagal 2-3 mata sebanyak dua potong dan diletakkan pada baris tanaman yang telah dilubangi sebelumnya. Apabila penyulaman tersebut gagal, penyulaman ulang harus segera dilaksanakan. Bibit yang biasanya diambil dari bagian bawah pohon tebu yang baru saja ditebang. Bagian bawah pohon masih terpendam di dalam tanah.
Bibit bonggol biasanya sudah memiliki dua atau tiga mata. Bibit bonggol yang digunakan akan ditanam dengan posisi agak miring. Penanaman bibit bonggol sebaiknya dilakukan pada Mei, Juni, dan Juli. Hal ini dikarenakan agar waktu masak pohon tebu dengan rendemen tinggi terjadi pada saat masa giling pabrik gula sehingga hasil panen dapat langsung diolah agar kualitas tebu tidak menurun.
3.
Pembuatan Sulur. Siapkan bambu sebagai sulur (media rambat) bagi tanaman lada.
Penyiangan. Bersihkan tanaman dari tanaman gulma seperti rumput yang biasanya mulai muncul pada 2 minggu setelah awal penanaman.
Pemupukan. Lakukan pemupukan untuk menambah nutrisi tanaman yang dibutuhkan untuk berfotosintesis. Terlebih, jika sudah mulai berbuah, maka kebutuhan akan unsur hara semakin meningkat.
4. Lada hitam dibuat dengan memetik buah lada yang masih setengah matang. Buah itu kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari. Proses pengeringan inilah yang membuat warna kulit lada menjadi kehitaman. Lada yang dibiarkan mengering bakal kisut dan menggelap. Maka, jadilah lada hitam. Sementara, lada putih dipetik saat buah sudah matang.
Lantaran matang pohon, warna kulitnya pun masih segar. Kemudian, untuk mengolah lada putih, buah direndam dalam air garam selama beberapa hari untuk menghilangkan kulit terluar. Biji dari buah lada itulah yang menjadi lada putih.
Umumnya, lada putih beraroma lebih halus dibanding lada hitam. Namun, lada putih memiliki rasa yang lebih pedas. Sementara, lada hitam yang nggak begitu pedas justru memiliki aroma yang lebih kuat.
Untuk membuat lada hitam, buah yang masih hijau direbus dalam air panas agar bersih, sekaligus sebagai persiapan proses browning. Setelah proses perubahan warna selesaii, Biji lada dikeringkan selama satu hari di bawah terik sinar matahari atau bisa dengan mesin pengering. Selanjutnya, buah menjadi lebih gelap dan menyusut, maka jadilah lada hitam.
Cara berbeda digunakan untuk menghasilkan lada putih. Lada matang yang telah berwarna merah dipilih, lalu lada mengalami retting atau perendaman dalam air selama beberapa hari.
Namun, ada pula yang menggunakan proses kimiawi untuk menghilangkan kulit buah lada.
Biji putih yang sudah bersih kemudian dikeringkan, jadilah lada putih.
5. Bisa, karena syarat tumbuh tanaman kakao adalah curah hujan yaitu 1.100 – 3.000 mm per tahun. Temperaturnya yaitu 30 0C ‐ 32 0C (maksimum) dan 18 0C ‐ 21 0C (minimum). Kakao tumbuh baik pada tanah dengan pH 6 – 7,5.
Sedangkan lingkungan hidup tanaman kakao yakni hutan tropis yang pada pertumbuhannya memerlukan naungan untuk menghindari pencahayaan penuh.
Budidaya Tanaman Kakao : 1). Persiapan Lahan
Persiapan lahan yaitu membersihkan lahan dan menggunakan tanaman penutup tanah seperti tanaman jenis polong-polongan, serta menggunakan tanaman pelindung seperti Lamtoro, Albazia, dan Gleresidae, yang mana tanaman
ini ditanam setahun sebelum dilakukan penanaman kakao. Selanjutnya juga dilakukan pengolahan tanah biasanya dilakukan dengan cara mekanis.
2). Pembibitan
Biji kakao yang digunakan untuk benih adalah buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang sudah cukup umur, kemudian dibersihkan daging buahnya menggunakan abu dan segera dikecambahkan.
Selain menggunakanbenih biji, cara terbaik dalam budidaya kakao adalah menggunakan Bibit Sambung pucuk, karena lebih cepat dalam masa berbuah.
3). Penanaman
pada penanaman kakao terlebih dahulu dibuat ajir yaitu bisa dari bambu dengan tinggi tinggi 80 – 100 cm. Penanaman tanaman kakao dilakukan dengan jarak tanam 3 x 3 m, 4 x 2 m, dan 3,5 x 2,5 m dengan ukuran lubang 60 x 60 x 60 cm. Jarak tanam yang digunakan berdasarkan pada bahan tanam dan besar pohonnya. Sedangkan jarak tanam pohon pelindungnya adalah 1,5 x 1,5 m tergantung areal yang digunakan. Dalam penanaman tanaman kakao ada empat pola tanam yang biasa digunakan yaitu (1) Pola tanam kakao segi empat, dan pohon pelindung segi empat (2) pola tanam kakao segi empat dan pohon pelindung segi tiga (3) pola tanam kakao berpagar ganda dan pohon pelindung segitiga (3) pola tanam kakao berpagar ganda dan pohon pelindung segi empat.
4). Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman kakao yang dilakukan adalah dengan melakukan pemangkasan, penyiangan, penyiraman, pemupukan, serta pengendalian dari hama dan penyakit.
Pemangkasan dilakukan pada tanaman pelindung dan pada tanaman kakao.
Pemangkasan pohon pelindung dilakukan supaya bisa berfungsi dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan Pemangkasan pada tanaman kakao merupakan usaha meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan melakukan pemangkasan, akan mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk pohon, memelihara tanaman, dan memacu produksi.
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan dan membuang gulma yang mengganggu tanaman kakao. Sedangkan penyiraman dilakukan untuk membantu pertumbuhan kakao dan menjaga kelembapan tanah kakao.
Pemupukan dilakukan dengan cara ditugal. Pemupukan yaitu dengan pemupukan menggunakan pupuk Urea, TSP, KCl, dan Kieserite (MgSO4), dosis pupuk berdasarkan umur tanaman kakao.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kakao dilakukan dengan sanitasi lahan, tanaman yang terserang dipangkas dan di bakar dan juga menggunakan pestisida.
Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kakao adalah ulat kilan (Hyposidea infixaria), ulat jaran atau kuda (Dasychira inclusa), parasa lepida dan ploneta diducta(Ulat Srengenge), kutu – kutuan (Pseudococcus lilacinus), Helopeltis antonii, Cacao Mot ( Ngengat Buah), Acrocercops cranerella, penyakit busuk buah (Phytopthora palmivora), Jamur Upas (Upasia salmonicolor).
5). Panen dan Pasca panen
Panen dilakukan dengan cara memetik buah yang masak dengan memotong tangkai buahnya dan menyisakan sepertiga bagian tangkai buah. Buah kakao yang dipetik berumur 5,5 – 6 bulan sejak berbunga, dan berwarna kuning atau merah. Buah kakao yang dipetik kemudian dimasukkan ke dalam karung kemudian dilakukan pemecahan buah untuk mengumpulkan bijinya. Dan hasilnya bisa diolah dengan melakukan fermentasi, pengeringan, dan sortasi.