• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen Tentang Load Balancing

N/A
N/A
Wenti Utari

Academic year: 2024

Membagikan "Dokumen Tentang Load Balancing "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

RANGKUMAN

1. Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua jalur koneksi atau lebih secara seimbang agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu respons, dan mengindari overload pada salah satu jalur koneksi.

2. Fungsi load balancer antara lain sebagai berikut.

a. Menginterupsi trafik jaringan (web traffic, dan lain-lain) yang diarahkan ke sebuah situs.

b. Membagi trafik jaringan menjadi individual request dan menentukan server yang akan menerimanya.

c. Memonitor server yang ada serta memastikan mereka merespons trafik. Jika terjadi kegagalan pada sebuah server maka server yang gagal tidak akan digunakan (menggunakan server yang masih bekerja).

d. Menyediakan redundancy dengan menggunakan lebih dari satu unit failover skenario.

e. Menawarkan distribusi content-aware seperti melakukan pembacaan URLs, intercepting cookies, dan XML parsing.

3. Algoritma load balancing antara lain sebagai berikut:

a. Round Robin; Algoritma round robin merupakan algoritma paling sederhana dan banyak digunakan oleh perangkat load balancing. Algoritma ini membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server lain sehingga membentuk putaran.

b. Ratio; Ratio (rasio) sebenarnya merupakan parameter untuk masing-masing server yang akan dimasukkan ke dalam sistem load balancing. Dari parameter Ratio, kita akan melakukan pembagian beban terhadap server-server yang diberi rasio. Server dengan rasio terbesar diberi beban besar, begitu juga dengan server dengan rasio kecil akan lebih sedikit mendapatkan beban.

c. Fastest; Algoritma yang satu ini melakukan pembagian beban dengan mengutamakan server-server yang memiliki respons paling cepat. Server di dalam jaringan dengan respons paling cepat merupakan server yang akan mengambil beban pada saat permintaan masuk.

d. Least Connection; Algoritma least connection akan melakukan pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server

(2)

dengan pelayanan koneksi paling sedikit akan diberikan beban yang berikutnya akan masuk.

4. Beberapa fitur yang ada baik pada perangkat keras maupun perangkat lunak load balancer antara lain sebagai berikut:

a. Asymmetric load; Rasio dapat dibuat dengan menentukan koneksi yang menjadi primary, backbone-nya dianggap paling baik, dan terbaik dalam path routing-nya.

Jadi, kita dapat membuat mesin untuk mencari best path determination dan routing yang terpendek dan terbaik untuk sampai ke tujuan.

b. Aktivitas berdasarkan prioritas; Disaat load jaringan sedang tinggi, server dapat membagi aktivitas berdasarkan prioritas dan ke link cadangan.

c. Proteksi dari serangan DdoS; Karena kita dapat membuat fitur seperti SYN Cookies dan delayed-binding pada saat terjadi serangan SYN Flood.

d. Kompresi HTTP; Sehingga data bisa mentransfer objek HTTP karena penggunaan utilisasi kompresi gzip yang berada di semua web browser modem.

e. TCP Buffering; Dapat membuat respons buffer dari server dan memungkinkan akses task yang lebih cepat.

f. HTTP Caching; Dapat menyimpan konten yang statik, sehingga request dapat ditangani tanpa harus melakukan kontak ke web server di luar jaringan yang berakibat akses terasa semakin cepat.

g. Content Filtering; Beberapa load balancing dapat melakukan perubahan trafik pada saat dijalankan.

h. HTTP Security; Beberapa sistem load balancing dapat menyembunyikan HTTP error pages, menghapus identifikasi header server dari respons HTTP, dan melakukan enkripsi cookies agar pengguna tidak dapat memanipulasinya.

i. Priority Queuing; Berguna untuk memberikan perbedaan prioritas trafik paket.

j. Spam Filtering; Spam atau junk mail merupakan penyalahgunaan dalam pengiriman berita elektronik untuk menampilkan berita iklan dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ketidaknyamanan bagi para pengguna web.

5. Dari tipenya, load balancing dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

a. Load balancing perangkat lunak. Pada tipe ini, load balancing berjalan di sebuah PC/Server. Kemudian, aplikasi load balancing diinstal dan perlu dikonfigurasi

(3)

sebelum dapat berfungsi. Keuntungannya adalah jika ada penambahan fitur atau fasilitas, kita tidak perlu mengganti keseluruhan perangkat load balancing.

b. Load balancing perangkat keras. Di sini load balancing berjalan di sebuah device/alat yang sudah disiapkan dari pabrik dan siap digunakan. Tipe load balancing perangkat keras banyak digunakan karena kemudahannya. Beberapa load balancing perangkat keras diantaranya: Cisco System Catalyst, Coyote Point, F5 Network BIG-IP, dan Baraccuda Load Balancer.

6. HAProxy merupakan singkatan dari High Availability Proxy, adalah perangkat lunak open source yang berguna untuk TCP load balancer. Karena TCP, HAProxy dapat dipergunakan tidak hanya untuk HTTP, tetapi juga protokol lainnya. Selain untuk load balancer, HAProxy juga bermanfaat sebagai proxy.

Referensi

Dokumen terkait