Oleh: Agus Purnom,S.Si 0
*
JARINGAN
KOMPUTER LANJUT
Agus Purnomo,S.Si D3 TI FMIPA UNS
Oleh: Agus Purnom,S.Si 1 KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Modul Praktikum Jaringan Komputer Lanjut dapat diselesaikan dengan sebaik- baiknya.
Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktikum yang merupakan kegiatan penunjang mata kuliah Jaringan Komputer lanjut pada Jurusan D3 Teknik Informatika UNS. Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum Jaringan Komputer Lanjut ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Surakarta, September 2011
Penyusun
Oleh: Agus Purnom,S.Si 2 DAFTAR ISI
I. KONFIGURASI DASAR DAN MENGENAL PERINTAH CISCO 3
II. CONFIGURASI VLAN (virtual local area network) 17
III. STATIC ROUTE 26
IV. DYNAMIC ROUTE 35
IV.1 RIP (Routing Information Protocol) 40
IV.2 EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) 53
IV.3 OSPF(Open Shortest Path First) 65
V. PRAKTIKUM VLAN DENGAN PERANGKAT CISCO DAN
MIKROTIK
74
VI. BANDWIDTH MANAGEMENT PADA VLAN 79
VII. STATIC ROUTE MENGGUNAKAN MIKROTIK&CISCO 90
VIII. DYNAMIC ROUTE DENGAN MIKROTIK &CISCO
VII.1.DYNAMIC ROUTE DENGAN PROTOCOL RIPv2 PADA MIKROTIK
93 VII.2 DYNAMIC ROUTE DENGAN PROTOCOL OSPF PADA
MIKROTIK
102
IX. TUNNELING 119
X. LOAD BALANCING MULTI KONEKSI DENGAN MIKROTIK 134
Oleh: Agus Purnom,S.Si 3 BAB 1
KONFIGURASI DASAR DAN MENGENAL PERINTAH CISCO
A. TUJUAN
1. Mengenal perintah perintah dasar cisco 2. Mampu mengkonfigurasi dasar cisco B. ALAT DAN BAHAN
1. Personal computer dengan spek minimum P4 2. Sortware PacketTracer5.3
C. DASAR TEORI
Cisco, adalah sebuah merek perusahaan yang bergerak dibidang jaringan baik circuit switching maupun packet switching. Produk dari CISCO antara lain switch, router, dan masih banyak lagi lainnya. Seperti halnya computer, perangkat switch dan router cisco juga mempunyai komponen CPU, ROM, RAM, NVRAM, FLASH, dan interface, berikut ini penjelasannya:
1. CPU (central processing unit)
Merupakan otak dari switch, CPU bertugas melakukan pemrosesan data selama switch dan router menyala.
2. ROM (read only memory)
ROM menyimpan informasi system bootstarp dan IOS image ( internetwork operating system). Informasi pada ROM bersifat permanen, jika kita ingin mengganti data didalamnya maka kita harus mencabut chip dan menggantinya dengan chip yang lain
3. RAM (random access memory)
Memori utama yang di gunakan oleh switch atau router selama beroperasi.
RAM akan menyimpan system operasi dan running configuration selama switch atau router menyala dan hilang mana kala di reboot.
4. Flash memory
Pada flash memory terdapat file image system operasi (sisco IOS). Kita dapat meng-upgrade system operasi (pada flash memory) tanpa perlu mengganti chip. Flash memory dapat di analogikan dengan disk atau HD pada komputer 5. NVRAM ( non-volatile RAM)
Menyimpan startup configuration file. Hampir mirip dengan flash memory, data-data yang ada didalamnya tetap dipertahankan atau tidak hilang jika cisco dimatikan. NVRAM dapat dipandang sebagai secondary RAM.
6. Interface
Berbagai interface untuk komunikasi dengan dunia luar
Gambar interface pada cisco
Oleh: Agus Purnom,S.Si 4 Gambar contoh komponen-komponen internal ciaco router 2600
Gambar Cisco router dan cisco switch
Oleh: Agus Purnom,S.Si 5 Jenis-jenis koneksi router cisco
Contoh Koneksi Router antar router melalui jaringan WAN
Contoh konektor serial yang digunakan untuk terkoneksi dengan jaringan WAN
Oleh: Agus Purnom,S.Si 6 Cisco dapat dikonfigurasi melalui 3 cara :
1. Console : menggunakan cable console yang dihubungkan melalui serial port dan menggunakan hyperterminal atau minicom
Oleh: Agus Purnom,S.Si 7 Kita bisa membuat kable console dengan konfigurasi sebagai berikut:
2. Telnet : melalui Jaringan, tetapi cara ini harus terlebih dahulu mengaktifkan IP address, Telnet login di Cisco device
3. AUX : dimana CISCO dihubungkan dengan modem, kemudian di remote akses melalui jalur PSTN
Command Line Interface (CLI) pada cisco:
1. User dapat melakukan bantuan dengan mengetikkan ―?‖ (tanda tanya)
2. Mendukung pelengkapan perintah yaitu dengan menggunakan tombol ―TAB‖, sehingga user terbantu dalam mengingat macam macam perintah
3. Mendukung Penulisan tidak lengkap yaitu cukup dengan mengetikkan beberapa bagian dariperintah yang tidak ambigu
Hot keys and shortcuts yang disediakan IOS Cisco:
1. Ctrl-R - Redisplay the line
Anda dapat menggunakan Ctrl-R untuk merefresh baris dan menghindari mengetik ulang.
2. Ctrl-Z - Exit configuration mode.
3. Gunakan (Ctrl P) untuk menampilkan perintah sebelumnya.
-- Gunakan (Ctrl N) untuk scroll forward melalui history untuk menampilkan perintah yang lebih baru.
4. Ctrl-Shift-6 - Using the escape sequence.
Memungkinkan pengguna untuk interupps proses seperti ping atau traceroute 5. Ctrl-C - It interrupts the entry of a command and exits the configuration mode.
Hal ini berguna saat memasukkan perintah dan anda ingin membatalkan perintah Pada perangkat CISCO terdapat 4 mode prompt
1. Usermodeprompt : dimana ini merupakan awal login di perangkat CISCO (user biasa) 2. Privilegedmodeprompt : pada mode ini dapat mencari informasi dari perangkat
CISCO (useradmin)
Oleh: Agus Purnom,S.Si 8 3. Configuremodeprompt : pada mode ini dapat dilakukan perubahan terhadap perangkat
CISCO,tetapi tidak bisa dilakukan pengambilan informasi
4. Specific configuration modes : contohnya konfigurasi interface, routing, dll
Keterangan CLI lebih lengkap dapat dilihat pada setiap perangkat CISCO !!!
Sumber: ccna exploration 2
http://cnap.d3ti.mipa.uns.ac.id/ dengan user: student password: studentd3t1
D. PROSEDUR KERJA
Pada praktikum yang akan kita lakukan, kita belum berhadapan dengan hardware cisco sebenarnya tetapi kita akan melakukan simulasi terlebih dahulu dengan menggunakan software packet tracert 5.0 yang merupakan produk dari cisco. Yang akan kita pelajari disini adalah melalukan konfigurasi dengan console dan telnet.
1. Configurasi cisco dengan console
Jika cisco belum pernah dikonfigurasi maka menggunakan teknik console adalah langkah yang tepat. Jika menggunakan telnet kita tidak akan pernah bisa karena cisco belum memiliki alamat IP.
a. Buatlah topologi seperti dapa gambar berikut. (pastikan anda telah menjalankan aplikasi packet tracer5.3). pada cisco router, kable console masukkan pada port console sedangkan pada computer configure, kable console masukkan pada port RS-232. ( sebenarnya dalam pakettracert tidak perlu melakukan prosedur berikut dalam melakukan konfigurasi, tetapi prosedur ini tetap harus dilakukan, karena akan sangat bermanfaat saat kita nanti melakukan konfigurasi mesin cisco di pertemuan selanjutnya)
Configure terminal
exit
enable disable
Oleh: Agus Purnom,S.Si 9 b. Siapkan aplikasi hyperterminal. Jika computer sebenarnya maka masuk start -- all programs--- accessories --- communications – hyperterminals. Jika di packet tracerClick PC konfigure --- terminal ( hyperterminal) maka akan muncul jendela berikut. Dan isi parameter2nya seperti pada gambar kemudian klik OK:
c. Pilih NO. maka akan muncul tampilan sebagai berikut Router> pada router cisco
Switch> pada switch cisco
Oleh: Agus Purnom,S.Si 10 Dalam kondisi ini kita telah masuk pada user exec mode. Kita belum bisa melakukan konfigurasi. Secara garis besar susunan perintah nya adalah [parameter1] [parameter2] ……Untuk mengetahuai perintah user exec mode anda bisa memanggil perintah help (?)dengan cara
Router>? -> maka akan mucul Router>?
Exec commands:
<1-99> Session number to resume connect Open a terminal connection
disconnect Disconnect an existing network connection enable Turn on privileged commands
exit Exit from the EXEC ipv6 ipv6
logout Exit from the EXEC ping Send echo messages
resume Resume an active network connection show Show running system information ssh Open a secure shell client connection telnet Open a telnet connection
terminal Set terminal line parameters traceroute Trace route to destination Router>
Perlu di ketahui bawah perintah help (?) ini tidak hanya berlaku di user exec mode saja, tetapi di semua mode. Jika kita bingung mau mengetikkan perintah apa lagi di mode tertentu maka anda bisa mencari bantuan dengan mengetikkan perintah (?) Ada sedikit berbeda perintah dalan cisco switch dan router dan perangkat lainnya.
Karena memang fungsinya berbeda
Jika kita melakukan kesalahan atau perintah – perintah yang tidak dikenalin, akan di anggap domain name oleh router. Ketika tidak ada domain server yang di configure seperti yang kita ketik tadi, akan ada delay sebelum pemberitahuan
―request time out”. Biasanya ini akan memakan waktu beberapa menit. Untuk menghentikannya, tekan kombinasi tombol <CTRL><SHIFT>6.
Seperti ilustrasi berikut ini:
Router>enabel
Translating "enabel"...domain server (255.255.255.255) % Tahan kombinasi tombol <CTRL><SHIFT>6,
Name lookup aborted Router>
d. Memasuki privilegend exec mode
Kita bisa menggunakan perintah-perintah mode privilegend asalkan dapat pindah ke privileged exec mode. Untuk pindah ke mode ini dapat mengetikkan perintah:
Router>enable Router#
Jika tanda > sudah berganti menjadi # maka kita sudah masuk ke mode privileged.
Oleh: Agus Purnom,S.Si 11 Untuk melihat perintah yang ada maka seperti langkah sebelumnya kita bisa memanggil perintah help caranya sebagai berikut:
Router#?
Exec commands:
<1-99> Session number to resume clear Reset functions
clock Manage the system clock configure Enter configuration mode connect Open a terminal connection copy Copy from one file to another
debug Debugging functions (see also 'undebug') delete Delete a file
dir List files on a filesystem
disable Turn off privileged commands
disconnect Disconnect an existing network connection enable Turn on privileged commands
erase Erase a filesystem exit Exit from the EXEC logout Exit from the EXEC
more Display the contents of a file no Disable debugging informations ping Send echo messages
reload Halt and perform a cold restart resume Resume an active network connection setup Run the SETUP command facility --More--
e. Masuk configure mode prompt
Disini adalah area kita untuk melakukan konfigurasi. untuk masuk ke mode configure adalah:
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#
Untuk mengetahui perintah yang ada panggil dengan coment help seperti di atas.
dalam praktikum ini akan kita lakukan beberapa konfigurasi yang sering di perlukan saja.
- Membuat password mode privileged Menjalankan perintah sebagai berikut
Nama password tidak di sembunyikan
Router(config)#enable password jarkomlanjut -> jarkomlanjut= nama password Router(config)#
Password dengan mode secret
Router(config)#enable secret jarkom1234 -> jarkom1234= nama password Router(config)#
Untuk mengeceknya anda harus keluar dulu dari mode configure ke mode user caranya ketik ctrl+z atau exit kemudian lakukan perintah berikut
Oleh: Agus Purnom,S.Si 12 Router>
Router>enable Password:
Router#
- Menentukan password console
Password console perlu siberikan jika kita ingin membatasi akses via port console. Misalnya nama password yang akan kita berikan adalah
“passwordconsole”. caranya adalah:
Router(config)#line console 0 (0 adalah nomor port console) Router(config-line)#password passwordconsole
Router(config-line)#login ( ceking password ketika login) Router(config-line)#
Untuk mengeceknya disconnect coneksi dengan hyperterminal dan ulangi koneksi dengan hyperterminal.
- Menentukan password Telnet
Jika switch atau router sudah memiliki alamat IP maka kita bisa melakukan konfigurasi dengan telnet. Sehingga sangat perlu membatasi hak akses dengan telnet. Misalnya password yang akan kita berikan adalah “passwordtelnet”
maka untuk caranya adalah:
Router(config)#line vty ?
<0-15> First Line number
Router(config)#line vty 0 15 ->(vty :virtual terminal 0-15 nomor yang di berikan) Router(config-line)#password passwordtelnet
Router(config-line)#login Router(config-line)#
Untuk mencobanya kita bahas nanti saja - Menentukan password AUX
Jikas switch dan router menyertakan port AUX, maka kita sangat perlu memberikan password untuk conteksi via port AUX. misalnya nama password yang akan kita berikan adalah ―passwordaux”
Router(config)#line aux 0
Router(config-line)#password passwordaux Router(config-line)#login
Untuk mencobanya lakukan koneksi dengan port AUX. dalam praktikum ini kita tidak melalukan koneksi dengan port AUX
- Enskripsi password console,telnet,aux
Jika kita hanya melakukan konfigurasi password seperti di atas, maka password yang kita berikan akan tersimpan masih tertuliskan dalam kata aslinya. Jadi sangat berbahaya jikalau file konfigurasi kita backup dalam computer. Oleh karena itu sangat penting kita lakukan enskripsi. Caranya adalah
Router(config)#service password-encryption
Oleh: Agus Purnom,S.Si 13 maka dengan perintah tersebut semua password yang sudah kita buat akan ter enskripsi.
Jika kita menginginkan menghilangkan service tersebut maka kita cukup menggetikkan perintah berikut
Router(config)#no service password-encryption - Mengubah hostname
sejauh ini kita melihat kata router sebelum simbul prompt. Ini adalah informasi hostname. Missal kita akan mengubah namanya menjadi “routerjarkom”
Untuk mengubahnya adalah sebagai berikut.
Router(config)#hostname routerjarkom routerjarkom(config)#
- Setting Waktu dan tanggal cisco routerjarkom#show clock
*0:0:22.371 UTC Sen Mar 1 1993
routerjarkom#clock set 08:30:30 09 august 2012 routerjarkom#show clock
*8:30:33.238 UTC Kamis Agust 9 2012 - Setting barner Motd
Pesan bisa kita berikan saat memasuki jendela konfigurasi
routerjarkom(config)#banner motd # yang tidak berkepentingan di larang masuk # untuk mengetesnya keluarlah dari jendela konfigurasi dan masuk lagi maka akan muncul sebuah pesan yang anda tuliskan tadi
yang tidak berkepentingan di larang masuk routerjarkom>
- Konfigurasi interface fastethernet
Sebelum kita melakukan konfigurasi. sebaiknya kita tengok dulu nama interface dan jumlah fastethernet yang ada. Caranya
routerjarkom#show interfaces
Semua interface akan di tampilkan. Mulai interface fastethernet, serial. Dll. Pada router yang saya pake ada 2interface fashetehrnet yaitu FastEthernet 0/0, FastEthernet 0/1,untuk melihatnya gunakan perintah berikut:
routerjarkom #show ip interface brief
Interface IP-Address OK? Method StatusProtocol
FastEthernet0/0 unassigned YES unset administratively down down FastEthernet0/1 unassigned YES unset administratively down down
Vlan1 unassigned YES unset administratively down down routerjarkom #
Sekarang kita akan konfigurasi alamat ip nya
routerjarkom(config)#interface fastEthernet 0/0
routerjarkom(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
Oleh: Agus Purnom,S.Si 14 routerjarkom(config-if)#no shutdown
routerjarkom(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console routerjarkom#
routerjarkom(config)#interface fastEthernet 1/0
routerjarkom(config-if)#ip address 192.168.100.1 255.255.255.0 routerjarkom(config-if)#no shutdown
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet1/0, changed state to up routerjarkom(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console routerjarkom#
untuk mengecek hasilnya:
routerjarkom#show ip interface fastEthernet 0/0 FastEthernet0/0 is up, line protocol is down (disabled) Internet address is 10.10.10.1/24
Broadcast address is 255.255.255.255 Address determined by setup command MTU is 1500 bytes
Helper address is not set
Directed broadcast forwarding is disabled Setting Port-Speed dan Link-Mode
routerjarkom#configure terminal
routerjarkom(config)#interface nama-port (misal : interface fast ethernet 0/1) routerjarkom (config-if)#speed 100
routerjarkom (config-if)#duplex full
Setting IP Gateway routerjarkom >enable
routerjarkom #configure terminal
routerjarkom (config)#ip default-network 10.10.10.2 (missal GW nya 10.10.10.2)
- Melihat Semua Konfigurasi
routerjarkom#show running-config - Menyimpan hasil konfigurasi
Setiap konfigurasi yang talah dilakukan akan disimpan sementara di RAM.
Ketika konfigurasi yang ada di RAM tidak dicopy ke NVRAM sebelum power dimatikan. Maka konfigurasi tersebut tidak akan dapat di load untuk pemakaian berikutnya. Untuk dapat memakai konfigurasi dan me-loadnya pada kesempatan lain saat power dinyalakan. Konfigurasi harus secara manual di simpan di NVRAM. Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut:
routerjarkom#copy running-config startup-config Destination filename [startup-config]? <ENTER>
Building configuration...
[OK]
routerjarkom#reload -- untuk mereebot. Apaka config bisa di jalankan lagi
Oleh: Agus Purnom,S.Si 15 cek semua configurasi yang telah dibuat setelah cisco hidup.
Cara lain adalah dengan menyimpan running configuration ke server TFTP.
Jadi jika file yang di simpan di NVRAM hilang. Kita masih dapat mengambilnya dari server TFTP . tapi sebelumnya kita harus memiliki server TFTP perintahnya adalah
routerjarkom#copy running-config tftp:….(isikan address server TFTP nya) Jika kita ingin meng-copy file konfigurasi dari NVRAM ke RAM maka langkahnya adalah sebagai berikut
routerjarkom#copy startup-config running-config - Menghapus startup configuration
Kita dapat menghapus startup-config. Biasanya hal ini dilakukan karena adanya konfigurasi yang salah atau karena alasan lainnya. Hati-hati menjalankan perintah tersebut, sebab akan menghapus semua konfigurasi yang sudah kita kerjakan dan menyebabkan cisco kembali ke kondisi awal (default)
routerjarkom#erase startup-config
Erasing the nvram filesystem will remove all configuration files! Continue?
[confirm] [ENTER]
[OK]
Erase of nvram: complete
%SYS-7-NV_BLOCK_INIT: Initialized the geometry of nvram routerjarkom#
routerjarkom#reload reboot - File image IOS
Kita bisa melihat nama file image IOS yang di simpan di flash. Kalo dalam sitem operasi DOS file IOS ini sperti command.com dan IO.sys. untuk melihatnya dengan perintah sebagai berikut:
Router#show flash:
System flash directory:
File Length Name/status
1 5571584 pt1000-i-mz.122-28.bin
[5571584 bytes used, 58444800 available, 64016384 total]
63488K bytes of processor board System flash (Read/Write)
Router#
File image IOS nya adalah pt1000-i-mz.122-28.bin 2. Configurasi dengan telnet
Konfigurasi dengan telnet bisa dilakukan jika cisco router atu cisco switch sudah memiliki alamat IP dan sudak ditentukan password telnetnya.
Buat topologi menjadi seperti pada gambar berikut:
Oleh: Agus Purnom,S.Si 16 Hubungkan cisco router dengan pc dengan menggunakan kable cross-over.
Beri alamat ip pada PC yang satu netwok dengan alamat IP router
Lakukan ping dari pc ke cisco router
Terlihat bahwa cisco router melakukan replay. Berarti bahwa cisco dan pc telah bisa berkomunikasi
Untuk melakukan telnet. Ketikka perintah telnet ipcisco
Sampai disini kita telah masuk ke system cisco. Dan siap untuk melakukan konfigurasi.
Untuk selengkapnya tidak akan kami jelaskan di sini anda bisa baca sendiri di manual cisco.
Oleh: Agus Purnom,S.Si 17 BAB II
CONFIGURASI VLAN (virtual local area network) A. Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep VLAN 2. Mahasiswa mampu mengkonfigurasi VLAN
3. Mahasiswa mampu mendesain jaringan dengan VLAN B. Alat dan Bahan
1. Personal Computer minimal P4 2. Program packettracert 5.0 C. Dasar teori
VLAN berdasarkan definisi adalah logical independent network within a physical network, sebagai ilustrasi yang lebih mudah mungkin serupa tapi tak sama dengan pembagian partisi pada HDD.
Beberapa keuntungan VLAN, Menambah jumlah broadcast domain tapi mengurangi ukuran masing-masing, yang otomatis menurunkan traffic jaringan dan meningkatkan keamanan.
Mengurangi kebutuhan untuk membuat subnetwork.
Mengurangi kebutuhan hardware, jaringan dapat dipisahkan secara logical, tidak harus secara fisik.
Menambah kendali terhadap berbagai jenis trafiic.
Membuat beberapa logical swicth di dalam sebuah logical switch.
Dalam sebuah switch ada 2 jenis link. Yaitu access link dan trunk link.
Access link
Merupakan tipe link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua jenis switch VLAN. Access link lazimnya digunakan untuk menghubungkan computer dengan switch. Access link merupakan port switch yang sudah terkonfigurasi.
Access link mendukung teknologi Ethernet biasa (10Mbps) bingga fast ethernet( 100mbps)
Trunk link
Istilah trunk diambil dari system telepon yang dapat mengangkut beberapa percakapan sekaligus. Trunk link diginakan untuk meghubungkan switch-- switch, switch -- router, atau switch -- server. Bisa dikatakan port yang bisa di konfigurasi untuk dilalui berbagai VLAN ( tidak hanya 1 vlan). Trunk link mendukung fast (100mbps) atau gigabit (1000mbps) Ethernet. Sebab trunk link lazimnya dihubungkan dengan network backbone berkecepatan tinggi. wajar kalo kebutuhan lebih tinggi dibandingkan dengan access link
Sumber: ccna exploration 3
http://cnap.d3ti.mipa.uns.ac.id/ dengan user: student password: studentd3t1
Oleh: Agus Purnom,S.Si 18 D. Prosedur Kerja
1. Konfigurasi VLAN dasar Contoh kasus:
Kita diminta membuat sebuah jaringan di 2 gedung mipa uns. Yaitu gedung A (GA) dan gedung B (GB). Setiap gedung memiliki divisi yang sama. Dalam kasus yang akan kita kerjakan hanya untuk divisi administrasi, perpus dan mawa. Setiap divisi dalam kedua gedung tersebtut harus terkoneksi dalam satu netwok. Dan setiap netwok tidak diperbolehkan mengganggu network lain.
Maka langkah yang paling efektif adalah membuat 3 VLAN. Yaitu VLAN untuk divisi adminnistrasi, VLAN untuk perpus, VLAN mawa.
Table vlan dan alamat network
NO Nama Divisi Nama vlan VLAN ID network
1. administrasi Vlan_admin 2 10.10.10.0/28
2. perpus Vlan_perpus 3 10.10.10.18/28
3. mawa Vlan_mawa 4 10.10.10.32/28
Gambar desain topolgi jaringan GA dan GB Untuk langkah konfigurasi nya adalah sebagai berikut.
a. Lihat konfigurasi vlan yang telah ada
Sekedar informasi, saya menggunaka switch catalys 2960. Secara default switch telah menyertakan interface vlan yaitu VLAN 1. Vlan ini tidak dapat diubah dan tidak dapat di bapups. Dalam koneksi sebelum switch di konfigurasi semua port switch masuk pada VLAN 1. Untuk melihatnya.
Switch>enable Switch#sho vlan brief
VLAN Name Status Ports
---- --- --- --- 1 default active Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4 Fa0/5, Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8
Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12 Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16 Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20 Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24 Gig1/1, Gig1/2
Oleh: Agus Purnom,S.Si 19 1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active 1004 fddinet-default active 1005 trnet-default active Switch#
b. Set access trunk untuk interface fastethernet 0/1 di kedua switch
Agar vlan di set di kedua switch bisa berkomunikasi maka pada port untuk koneksi antar switch harus di set access trunk.
Sebelum konfigurasi vlan dan trunk seting interface pada kondisi auto. Hal ini dilakukan untuk menghindari kekagalan konekes karena kita salah menentukan mode dan speed. Pada contoh saya akan mengeset auto untuk fastethernet 0/2 Switch_GA(config)#interface fastEthernet 0/2
Switch_GA(config-if)#speed auto Switch_GA(config-if)#duplex auto Switch_GA(config-if)#
Di suwitch GA
Switch(config)#interface fastEthernet 0/1 Switch(config-if)#switchport mode trunk
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to up
Switch(config-if)#description koneksi dengan switch GB Switch(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console Switch#
Di switch GB
Switch(config)#interface fastEthernet 0/1 Switch(config-if)#switchport mode trunk
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1, changed state to up
Switch(config-if)#description koneksi dengan switch GA Switch(config-if)#end
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console Switch#
c. Konfigurasi VLAN di switch GA
VLAN_admin – di fastetehrnet 0/2 Saatnya membuat vlan
Switch_GA(config)#vlan 2
Switch_GA(config-vlan)#name vlan_admiadmin Switch_GA(config)#interface fastEthernet 0/2 Switch_GA(config-if)#switchport mode access Switch_GA(config-if)#switchport access vlan 2
Oleh: Agus Purnom,S.Si 20 VLAN_perpus
Switch_GA(config-vlan)#vlan 3
Switch_GA(config-vlan)#name vlan_perpus Switch_GA(config)#interface fastEthernet 0/2 Switch_GA(config-if)#switchport mode access Switch_GA(config-if)#switchport access vlan 2 VLAN_mawa
Switch_GA(config-vlan)#vlan 4
Switch_GA(config-vlan)#name vlan_mawa Switch_GA(config)#interface fastEthernet 0/4 Switch_GA(config-if)#switchport mode access Switch_GA(config-if)#switchport access vlan 4 Cek vlan yang terbentuk
Switch_GA#show vlan brief
VLAN Name Status Ports
---- --- --- --- 1 default active Fa0/5, Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8 Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12 Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16 Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20 Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24 Gig1/1, Gig1/2
2 vlan_admin active Fa0/2 3 vlan_perpus active Fa0/3 4 vlan_mawa active Fa0/4 1002 fddi-default active 1003 token-ring-default active 1004 fddinet-default active 1005 trnet-default active Switch_GA#
Menambahkan port yang masuk vlan_mawa
Kita ingin memabhakan jumlah port yang tegolong vlan_mawa. Id vlan_mawa adalah 4. Nama port yang dipake adalah fastetehrnet 0/5 Switch_GA(config)#interface fastEthernet 0/5
Switch_GA(config-if)#switchport mode access Switch_GA(config-if)#switchport access vlan 4 Simpan configurasi
Switch_GA#copy running-config startup-config d. Konfigurasi VLAN di switch GB
Konfigurasi juga untuk switch GB. Dengan langkah yang sama dengan switchGA
Oleh: Agus Purnom,S.Si 21 e. Seting ip tiap2 komputer divisi
Devisi IP-GA IP-GB netmask
administrasi 10.10.10.2 10.10.10.3 255.255.255.240
Perpus 10.10.10.20 10.10.10.21 255.255.255.240
Mawa 10.10.10.34 10.10.10.35 255.255.255.240
f. Lakukan ping dari pc perpus GA-- > pc perpus GB PC>ping 10.10.10.3
Pinging 10.10.10.3 with 32 bytes of data:
Reply from 10.10.10.3: bytes=32 time=156ms TTL=128 Reply from 10.10.10.3: bytes=32 time=94ms TTL=128 Reply from 10.10.10.3: bytes=32 time=94ms TTL=128 Reply from 10.10.10.3: bytes=32 time=94ms TTL=128 Ping statistics for 10.10.10.3:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 94ms, Maximum = 156ms, Average = 109ms
PC>
Ke-2nya telah bisa terkomunikasi. Berarti sukses.
Lakukan hal yang sama untuk computer di devisi yang lain.
Semoga tidak ada masalah ya.
g. Ubah IP computer divisi administrasi di GA. Dengan ip blok milik divisi perpus GA dan GB
Lakukan ping dari computer admin GA --- > computer Admin GB, dan ping dari computer admin GA --- computer perpus GB
Kalo tidak bisa berarti sukses..
PC>ipconfig
IP Address...: 10.10.10.25 Subnet Mask...: 255.255.255.240 Default Gateway...: 0.0.0.0
PC>ping 10.10.10.3
Pinging 10.10.10.3 with 32 bytes of data:
Request timed out.
Request timed out.
Ping statistics for 10.10.10.3:
Oleh: Agus Purnom,S.Si 22 Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),
PC>ping 10.10.10.21
Pinging 10.10.10.21 with 32 bytes of data:
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.
Ping statistics for 10.10.10.21:
Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss), PC>
2. Konfigurasi VLAN Lanjut Contoh kasus:
Anda memiliki sebuah cisco router dengan 2 buah fasteternet dan 1 buah cisco catalys 2960 denga 24 port. Padahal anda membutuhkan 5 interface Ethernet pada cisco anda . Apa yang harus anda lakukan.
Jangan kuatir. Mari kita pecahkan bersama-sama.
a. Langkah pertama buat topologi sebagai berikut:
b. Configi vlan di cisco catalys
seting trunk (port yang di set trung adalah fastethernet 0/1) Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fastEthernet 0/1 Switch(config-if)#switchport mode trunk Seting vlan 2,3,4,5
Switch(config)#vlan 2 Switch(config-vlan)#name Switch(config-vlan)#name vlan2 Switch(config-vlan)#vlan 3 Switch(config-vlan)#name vlan3 Switch(config-vlan)#vlan 4
Oleh: Agus Purnom,S.Si 23 Switch(config-vlan)#name vlan4
Switch(config-vlan)#vlan 5 Switch(config-vlan)#name vlan5 Switch(config-vlan)#exit
Seting access port switch terhadap vlan (port yang di gunakan adalab 0/2,0/3,0/4,0/5
Switch(config)#interface fastEthernet 0/2 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switchport access vlan 2 Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fastEthernet 0/3 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switchport access vlan 3 Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fastEthernet 0/4 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switchport access vlan 4 Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fastEthernet 0/5 Switch(config-if)#switchport mode access Switch(config-if)#switchport access vlan 5 Switch(config-if)#exit
Menyimpan configurasi. Jika cisco reboot configurasi yang telah di lakukan tidak hilang
Switch#copy running-config startup-config c. Configurasi cisco router
Menambah subinterface pada router. Setiap subinterface akan diberikan alamat IP. Dan setiap VLAN yang telah di seting pada catalys akan di hubungkan dengan subinterface tersebut. Jadi seakan2 akan terbentuk interface physical yang banyak. Format perintah untuk membuat interface adalah
interface nama_subinterface.id_vlan contoh: interface fastetehrnet 0/1.2
supaya sub interface berjalan maka router harus mendukung protocol VLAN trunking 802.1q. untuk melakukan enkapsulasi 802.1q gunakan format perintah berikut:
encapsulation dot1q id_vlan contoh: encapsulation dot1q 2
pada konfigurasi VLAN dasar, setiap network anatr vlan tidak bisa saling berkomunikasi. Tetapi dalam konfigurasi vlan lanjut ini, network anatr vlan dapat saling berkomunikasi.
Pertama hidupkan interface dan aktifkan dengan mode auto. Yang akan kita jadikan parent dari subinterface adalah fastethernet 0/1.
Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#interface FastEthernet0/0
Oleh: Agus Purnom,S.Si 24 Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 0/1 Router(config-if)#speed auto
Router(config-if)#duplex auto Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#exit
Membuat sub interface dan menghubungkan dengan VLAN di catalys Router(config)#interface fastEthernet 0/1.2
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/1.2, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1.2, Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 2
Router(config-subif)#description connect to vlan2
Router(config-subif)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.240 Router(config-subif)#no shutdown
Router(config-subif)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 0/1.3
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/1.3, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1.3, changed state to
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 3
Router(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.240 Router(config-subif)#description connect to vlan3
Router(config-subif)#no shutdown Router(config-subif)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 0/1.4
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/1.4, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1.4, changed state to
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 4
Router(config-subif)#ip address 172.168.1.1 255.255.255.240 Router(config-subif)#description connect to vlan4
Router(config-subif)#no shutdown Router(config-subif)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 0/1.5
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/1.5, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/1.5, changed state to
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 5 Router(config-subif)#description connect to vlan5
Router(config-subif)#ip address 197.169.100.1 255.255.255.240 Router(config-subif)#no shutdown
Router(config-subif)#exit
Menyimpan konfigurasi agar setiap cisco router reboot, konfigurasi tidak hilang
Router#copy running-config startup-config
Oleh: Agus Purnom,S.Si 25 d. Memberikan Ip computer yang telah terhubung dengan setiap subinterface.
Table IP untuk PC.
e. Test koneksi
Ping dari PC0 --- > ke gateway (ip fastethernet 0/1.2) Ping dari PC1 --- > ke gateway (ip fastethernet 0/1.3) Ping dari PC2 --- > ke gateway (ip fastethernet 0/1.4) Ping dari PC3 --- > ke gateway (ip fastethernet 0/1.5) Ping dari PC0 --- > ke PC1,PC2,PC3,
Dan sebaliknya.
Kalo bisa maka konfigurasi yang kita lakukan SUKSES…
Ganti ip pada PC0 dengan blok IP milik PC1. Dan lakukan ping ke semua gateway dan semuan PC.
Jika tidak bisa maka SUKSES.
f. Sampai disini konfigurasi kita telah selesai…
No Nama PC
IP netmask Terhubung ke
subinterface
VLAN 1. PC0 10.10.10.2 255.255.255.240 FastEtehernet 0/1.2 VLAN2 2. PC1 192.168.1.2 255.255.255.240 FastEtehernet 0/1.3 VLAN3 3. PC2 172.168.1.2 255.255.255.240 FastEtehernet 0/1.4 VLAN4 4. PC4 197.168.100.2 255.255.255.240 FastEtehernet 0/1.5 VLAN5
Oleh: Agus Purnom,S.Si 26 BAB III
STATIC ROUTE A. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami konsep routing
2. Mahasiwa mampu membuat simulasi routing static dengan packettracert B. Alat dan bahan
1. Computer minimal P4 2. Packettracert 5.3 C. Dasar teori
Routing, adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router. Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya. selain itu router juga memilih ―jalan terbaik‖ untuk mencapai tujuan.
Dalam melakukan tugasnya sepeti yang telah di uraikan router membutuhkan informasi route yang disebut routing table. Ketika router menerima paket, maka router mengkaji tujuan alamat IP yang di enskapsulasikan pada packet dan mencari yang paling cocok dengan alamat jaringan pada routing table router. Setelah ditemukan kecocokan, router mengenkapsulasi paket IP ke dalam frame data link dari interface keluar dan paket ini kemudian diteruskan ke arah tujuan
Routing Table
Supaya router bisa melayani permintaan untuk meneruskan pengiriman data, maka router harus mempunyai tabel yang dipakai sebagai patokan dalam pengiriman data ke jaringan yang di tuju. Tabel yang dipunyai oleh router disebut sebagai routing table yang berisi NETID dan Default gatewaynya.
Sumber dari Routing table bisa didapat melalui berbagai cara:
1.Directly Connected. Ketika sebuah interface router tidak di assign ip address dan status layer 1 dan layer 2 telah "up", maka secara automatic network address dari ip yang di assign akan masuk ke dalam routing table.
2.Static Route. Jenis route yang dimasukkan ke dalam routing table secara manual. Jenis route ini cocok digunakan pada network dengan skala tidak terlalu besar atau ketika diperlukan sebuah route khusus menuju satu network.
3.Dynamic Route. Route jenis ini akan diinput ke dalam routing table dengan bantuan Routing Protocol. Route jenis ini hanya tinggal dideklarasikan saja dengan bantuan command "network". Setelah itu, routing protocol akan menginput rute-rute tujuan ke dalam routing table dan mencarikan gateway bagi paket berdasarkan algoritma yang dipakai.
4.Default Route. Rute yang digunakan paling akhir saat Router tidak menemukan network tujuan yang lebih spesifik. Default route bisa dinput secara manual/statik. atau dengan Dynamic routing protocol.
Oleh: Agus Purnom,S.Si 27 Struktur Routing table pada CISCO
Keterangan:
Level 1 berisi:
1. Default: Sebuah rute default adalah rute statis dengan alamat tujuan 0.0.0.0 / 0 2. Supernet: alamat network yang besar tetapi memiliki mask bukan mask
classfulnya ex: 192.168.0.0/21 ( classful nya 192.168.0.0/24)
3. Network : sebuah rute yang memiliki subnet mask yang sama dengan classful mask
Network akan menjadi parent route jika memiliki minimal 1 child route Level 2 berisi:
Child Route : merupakan subnet dari parent route
Ex: jika parentnya 172.16.0.0/16 maka childnya bisa 172.16.2.0/24, 172.16.3.0/24 dst
Next-hop/out interface: berisi alamat ip yang bisa di tuju router atau interface keluar yang bisa di pilih si router untuk meneruskan paket.
Contoh routing table milik cisco:
Oleh: Agus Purnom,S.Si 28 Secara umum ada 2 kategori routing yaitu:
1. Static routing
Router Statis adalah Router yang me-rutekan jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute ini ditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".
Rute Statis - Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng"update" rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Mengkonfigurasi router statis adalah dengan memasukkan tabel routing secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif.
Mengkonfigurasi static routing
Membangun static routing pada router-router tidak begitu sulit. Anda tinggal masuk ke global configuration mode dan jalankan formula berikut pada masing-masing router yang akan dikonfigurasikan :
Ip route <destination><mask><next_hop_address>
Berikut ini adalah detail untuk masing-masing opsi : Ip route : perintah untuk membuat static routing itu sendiri
Destination : network tujuan yang hendak ditambahkan ke routing table Mask : subnet mask yang digunakan dalam network
Next_hop_address : address dari hop router selanjutnya, yakni yang akan menerima paket dan mem-forward-nya lagi ke network remote. Tidak lain berupa interface router dari router dari network yang terkoneksi secara langsung.
Contoh :
Router(config)#ip route 10.252.0.0 255.255.255.0 172.16.0.2 Artinya :
Ip network tujuan : 10.252.0.0 Mask : 255.255.255.0
IP Next hop : 172.16.0.2 2. Dynamic route
Akan kita bahas. Untuk pertemuan selanjutnya.
Sumber: ccna exploration 2
http://cnap.d3ti.mipa.uns.ac.id/ dengan user: student password: studentd3t1 D. Prosedur kerja
Contoh kasus:
Kita diberi jobs untuk membangut network di lingkungan fakultas mipa tercinta.
Bahwa kita ketahui di fakultas kita saat ini memiliki tiga gedung yang terpisah. Dan kita harus bisa menghubungkan setiap unit kemputer yang berada di setiap gedung dengan alamat netwok yang berbeda-beda. Karena ini jobs lumayan besar mari kita selesaikan bersama-sama.
Oleh: Agus Purnom,S.Si 29 Untuk langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut
1. Lakukan instalasi jaringan dengan topologi sebagai berikut:
Minimal kita membutuhkan
1. Router dengan 3 fastethernet 2. Cable UTP
3. Switch catalys
Untuk media transmisi antar router kita pake UTP saja. Deket kok. Kalau pake FO mahal oii.
2. Lakukan konfigurasi Ip di setiap equipment. Kecuali catalys, karena kita tidak melakukan seting VLAN
Table IP
Equipment IP Netmask Gateway interface
PC1_GB 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.1 PC2_GB 192.168.1.3 255.255.255.0 192.168.1.1 PC1_GA 172.168.100.2 255.255.255.0 172.168.100.1 PC2_GA 172.168.100.3 255.255.255.0 172.168.100.2 PC1_GC 197.169.10.2 255.255.255.0 197.169.10.1 PC2_GC 197.169.10.3 255.255.255.0 197.169.10.2
RouterGB 192.168.1.1 255.255.255.0 Fa 1/0
RouterGB 10.10.10.1 255.255.255.252 Fa 0/0 RouterGA 10.10.10.2 255.255.255.252 Fa 0/0 RouterGA 11.11.11.1 255.255.255.252 Fa 1/0 RouterGA 172.168.100.1 255.255.255.0 Fa 2/0 RouterGC 11.11.11.2 255.255.255.252 Fa 0/0
RouterGC 197.169.10.1 255.255.255.0 Fa 1/0
Oleh: Agus Purnom,S.Si 30 Untuk langkah konfigurasi ip di PC tidak saya bahas disini. Saya yakin anda sudah mahir
Untuk configurasi ip di ruter langkahnya berikut;
a. Router GB
Router(config)#interface fastEthernet 1/0 Router(config-if)#speed auto
Router(config-if)#duplex auto
Router(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0 Router(config-if)#description connect to LAN GB Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 0/0 Router(config-if)#speed auto
Router(config-if)#duplex auto
Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.252 Router(config-if)#description connect to router GA Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Selalu akhiri dengan ini (sudah di bahas di bab awal) Router#copy running-config startup-config Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router#
b. Router GA
Router(config)#interface fastEthernet 0/0 Router(config-if)#speed auto
Router(config-if)#duplex auto
Router(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.252 Router(config-if)#description connect to router GB Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 1/0 Router(config-if)#speed auto
Router(config-if)#duplex auto
Router(config-if)#ip address 11.11.11.1 255.255.255.252 Router(config-if)#description connect to router GC Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 2/0 Router(config-if)#speed auto
Router(config-if)#duplex auto
Router(config-if)#ip address 172.168.100.1 255.255.255.0 Router(config-if)#description connect to LAN GA
Router(config-if)#no shutdown Router(config-if)#exit
Oleh: Agus Purnom,S.Si 31 Router#copy running-config startup-config
Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router#
c. Router GC
Router(config)#interface fastEthernet 0/0 Router(config-if)#speed auto
Router(config-if)#duplex auto
Router(config-if)#ip address 11.11.11.2 255.255.255.252 Router(config-if)#description connect to router GA Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastEthernet 1/0 Router(config-if)#speed auto
Router(config-if)#duplex auto
Router(config-if)#ip address 197.169.10.1 255.255.255.0 Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router#copy running-config startup-config Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router#
Lakukan test koneksi, dengan cara ping dari pc tiap-tiap gedung ke gateway masing-masing.
Dan ping antar router. Pastikan semuanya berjalan dengan baik 3. Membuat table routing dan konfigurasi routing
Setelah seluruh device dikonfigurasi, perlu ditambahkan Tabel Routing di masing- masing Router. Tabel Routing ini menunjuk ke jaringan (network) yang tidak terhubung langsung dengan router tersebut.. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Tabel Routing Static dibuat oleh Administrator secara manual
Table Routing:
Network Next Hop
Router GB
172.168.100.0/24 10.10.10.2
197.169.10.0/24 11.11.11.0/30 Router GA
192.168.1.0/24 10.10.10.1
197.169.10.0/24 11.11.11.2
Router GC
192.168.1.0/24 11.11.11.1
172.168.100.0/24 10.10.10.0/30
Oleh: Agus Purnom,S.Si 32 Konfigurasi routing di setiap router
a. Router GB
Router(config)#ip route 11.11.11.0 255.255.255.252 10.10.10.2 Router(config)#ip route 172.169.100.0 255.255.255.0 10.10.10.2 Router(config)#ip route 197.168.10.0 255.255.255.0 10.10.10.2 Router(config)#exit
Melihat table routing yang telah di konfigurasikan Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected, FastEthernet0/0 11.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets
S 11.11.11.0 [1/0] via 10.10.10.2 172.168.0.0/24 is subnetted, 1 subnets S 172.168.100.0 [1/0] via 10.10.10.2
C 192.168.1.0/24 is directly connected, FastEthernet1/0 S 197.168.10.0/24 [1/0] via 10.10.10.2
Router#
Router#copy running-config startup-config Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router#
b. Router GA
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.10.1 Router(config)#ip route 197.169.10.0 255.255.255.0 11.11.11.2 Router(config)#exit
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected, FastEthernet0/0 11.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets
Oleh: Agus Purnom,S.Si 33 C 11.11.11.0 is directly connected, FastEthernet1/0
172.168.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.168.100.0 is directly connected, FastEthernet2/0 S 192.168.1.0/24 [1/0] via 10.10.10.1
S 197.169.10.0/24 [1/0] via 11.11.11.2 Router#
Router#copy running-config startup-config Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router#
c. Router GC
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 11.11.11.1 Router(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.252 11.11.11.1 Router(config)#ip route 172.168.100.0 255.255.255.0 11.11.11.1 Router(config)#exit
Router#show ip route
Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2 E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR
P - periodic downloaded static route Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets S 10.10.10.0 [1/0] via 11.11.11.1 11.0.0.0/30 is subnetted, 1 subnets
C 11.11.11.0 is directly connected, FastEthernet0/0 172.168.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
S 172.168.100.0 [1/0] via 11.11.11.1 S 192.168.1.0/24 [1/0] via 11.11.11.1
C 197.169.10.0/24 is directly connected, FastEthernet1/0 Router#
Router#copy running-config startup-config Destination filename [startup-config]?
Building configuration...
[OK]
Router#
4. Lakukan test koneksi dan test routing. Dengan cara melukan ping dari semua netwok ke semua network
Ping dari PC1_GB ke PC1_GC PC>ping 197.169.10.2
Pinging 197.169.10.2 with 32 bytes of data:
Oleh: Agus Purnom,S.Si 34 Reply from 197.169.10.2: bytes=32 time=187ms TTL=125
Reply from 197.169.10.2: bytes=32 time=174ms TTL=125 Reply from 197.169.10.2: bytes=32 time=140ms TTL=125 Reply from 197.169.10.2: bytes=32 time=172ms TTL=125
Ping statistics for 197.169.10.2:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss), Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 140ms, Maximum = 187ms, Average = 168ms PC>
Traceroute dari PC1_GB ke PC1_GC PC>tracert 197.169.10.2
Tracing route to 197.169.10.2 over a maximum of 30 hops:
1 47 ms 63 ms 63 ms 192.168.1.1 2 94 ms 94 ms 94 ms 10.10.10.2 3 110 ms 96 ms 125 ms 11.11.11.2 4 172 ms 141 ms 156 ms 197.169.10.2 Trace complete.
PC>
5. Sampai disini tugas kita selesai. Siap-siap menunggu tugas berikutnya
Oleh: Agus Purnom,S.Si 35 BAB IV
DYNAMIC ROUTE
A. Dasar teori
Dynamic Routing Protocol adalah routing protocol yang memungkinkan network admin untuk menset-up jaringan tanpa harus meng-update konten dari routing table secara manual bila terjadi perubahan. Berbeda dengan static routing yang mengharuskan admin untuk merubah route atau memasukkan command secara manual di router tiap kali terjadi perubahan jalur. Dynamic routing protocol mengkalkulasi metric yang terdapat pada satu atau lebih jalur secara automatis dengan algoritma yang dimilikinya. Begitu terjadi perubahan/topology changes, dynamic routing protocol akan segera memberikan informasi update kepada router-router lain yang menggunakan routing protocol yang sama. Namun satu hal yang perlu diperhatikan adalah best path yang dihasilkan oleh dynamic routing protocol mungkin berbeda dengan kalkulasi atau kehendak admin. Maka, dynamic routing protocol dikombinasikan dengan static routing protocol untuk menjamin availability.
Klasifikasi Dynamic Routing Protocols
Interior Gateway Protocol (IGP) vs Exterior Gateway Protocol (EGP) 1. IGP
Menggunakan intra-autonomous system routing yang dimasukkan dalam sebuah autonomouse system
Diterapkan pada jaringan yang pengelolaannya hanya 1 instansi, contoh= campus, perusahaan, bank, dll
Oleh: Agus Purnom,S.Si 36 2. EGP
Menggunakan Inter-autonomous system routing diantara autonomous system Diterapkan pada jaringan public
Autonomous System: merujuk pada scope/batasan administratif yang menunjukkan network-network dalam batasan tersebut dikelola oleh satu routing algoritma dan oleh satu entitas/perusahaan/ISP.
Contoh topologi jaringan egp vs igp
Autonomous Number intranet ( dengan protocol BGP) ditentukan oleh badan yang berwenang. Khusus di asia pacific yang menanganinya adalah APNIC.
Oleh: Agus Purnom,S.Si 37 Algoritma routing protocol:
Secara umum ada 2 jenis algoritma routing protocol.
a. Distance vector
merupakan dynamic routing protocol yang mengkalkulasikan best path berdasarkan jarak(distance) dan arah(vector). DV memanfaatkan sistem "routing by rumors" untuk mengupdate seluruh isi dari routing table kepada neighbor router yang menjalankan routing protocol yang sama secara periodik. Jadi router hanya mendasarkan info-info yang diterimanya dari tetangga untuk menentukan rute-rute yang ada. DV memiliki convergence time jauh lebih lambat dari Link State. DV menggunakan algoritma Bellman-Ford.
b. Link state
merupakan dynamic routing protocol yang memiliki converge time yang lebih cepat, punya info independen mengenai bentuk jaringan/topologi yang sesungguhnya(dalam bentuk diagram pohon), isi paket-paket update yang dikirim adalah hanya rute-rute yang berubah saja dan bukan keseluruhan isi dari routing table, dan menggunakan resource CPU router secara intensif. Link State menggunakan algoritma Djikstra
Klasifikasi lain : 1. Classful
adalah routing protocol yang tidak menyertakan info subnet mask dalam paket updatenya. Akibatnya, sebuah jaringan tidak dapat memiliki variasi subnet mask atau tidak mendukung VLSM.
2. Classless
merupakan kebalikannya. Classless routing protocol menyediakan sebuah field untuk subnet mask sehingga mendukung VLSM, CIDR, Summary route, dan tidak lagi berbasiskan kelas subnet
Protokol Routing
Pada layer TCP/IP, router dapat menggunakan protokol routing untuk membentuk routing melalui suatu algoritma yang meliputi:
1. RIP (Routing Information Protocol)
2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol) — hanya dimiliki cisco, dan sudah diganti menjadi EIGRP
3. OSPF(Open Shortest Path First)
4. EIGRP(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) — Hanya berapa pada cisco
5. IS-IS (Intermediate System To Intermediate System) 6. BGP ( Border gateway protocol)