• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH FARMASETIKA DAN DASAR Autosaved

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH FARMASETIKA DAN DASAR Autosaved"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FARMASETIKA DASAR

SEDIAAN KAPSUL

NAMA : Delfi Fionita (174840104)

: Novia Andini (174840117)

: Retno Ayu Ningsih (174840119)

JURUSAN FARMASI

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan makalah Farmasetika Dasar dapat terselesaikan dengan baik.

Penyusunan makalah ini sebagai salah satu bentuk latihan untuk menghadapi pembuatan karya tulis yang akan mendatang dan juga supaya melatih tingkat pengembangan pendapat dan penggunaan bahasa indonesia yang lebih baik lagi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Atas perhatian dan kerjasamanya penulis ucapkan terima kasih.

Pangkalpinang, 17 September 2017 Penyusun,

PENULIS

(3)

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 4

1.2. Tujuan dan Manfaat ... 5

1.2.1. Tujuan sediaan kapsul ... 5

1.2.2. Tujuan Pembuatan makalah ... 5

1.2.3. Manfaat sediaan kapsul ... 5

1.2.4. Manfaat pembuatan makalah ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Sediaan Kapsul ... 6

2.2. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Kapsul ... 6

2.3. Macam-macam Bentuk Sediaan Kapsul ...7

2.4. Macam-macam Jenis Ukuran Sediaan Kapsul ... 8

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan ...10

3.2. Saran ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(4)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. (ilmu meracik obat untuk apoteker: hal 14)

Obat dalam penggunaannya ada yang digunakan secara oral atau diluar badan. Penggunaan obat pemakaian dalam pemberian obatnya dilengkapi dengan etiket putih Sedangkan penggunaan obat luar dilengkapi dengan etiket berwarna biru. Contoh obat pemakaian luar seperti salep, sedangkan pemakaian dalam seperti kapsul. (Ilmu meracik obat untuk apoteker: hal 16)

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. (Ilmu resep vol.2; hal:135) kapsul banayak digunakan dalam pemakaian obat dalam karena kapsul dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak pada saat diminum.

Sediaan dalam bentuk kapsul sangat menguntungkan selain karena rasa dan bau yang tidak mengenakkan, dapat tertutupi sehingga semakin mudah untuk ditelan atau dikonsumsi. Selain itu juga, lebih cepat mengerjakannya dibanding sediaan lain berupa tablet dan pil yang memerlukan zat tambahan. Disamping bentuknya yang menarik dan praktis, keuntungan lainnya dari sediaan kapsul yaitu, dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda sesuai kebutuhan pasien.

Pada umumnya kapsul terbuat dari gelatin yang mudah larut dalam lambung, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. Gelatin terbuat dari tulang sapi, kulit sapi, kulit babi dan kulit ikan. Pada pembuatan, kapsul berasal dari gelatin dari tulang sapi dan kulit sapi sedikit digunakan karena mahal, sulit didapat, dan membutuhkan waktu yang lama untuk pengerjaaannya. Sehingga gelatin yang banyak digunakan dalam pembuatan kapsul adalah dari kulit babi. Karena murah, mudah didapat, dan membutuhkan waktu cepat dalam pengerjaannya. Sedangkan gelatin yang terbuat dari kulit ikan masih dalam pengembangan dan penelitian.

Peracikan sediaan obat berupa kapsul yang memenuhi persyaratan farmasetika penting diketahui untuk dapat diterapkan pada pelayanan kefarmasian.

(5)

1.2.1. Tujuan sediaan kapsul

1. Dapat mengetahui pengertian tentang sediaan kapsul. 2. Dapat mengetahui keuntungan dan kerugian kapsul.

3. Agar dapat mengetahui macam – macam bentuk sediaan kapsul. 4. Agar dapat mengetahui macam-macam ukuran sediaan kapsul.

1.2.2. Tujuan pembuatan makalah

1. Sebagai tugas kuliah yang berhubungan dengan sediaan kapsul.

2. Sebagai salah satu bentuk latihan dalam menghadapi pembuatan laporan di akhir semester.

3. Mendorong siswa agar mampu mengembangkan atau mengemukakan pikiran dan pendapat serta mampu menuangkan dalam bentuk tulisan yang sistematis, logis dan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

1.2.3. Manfaat sediaan kapsul

1. Mengetahui tentang keuntungan dan kerugian dari sediaan kapsul. 2. Membuka wawasan dan mengetahui jenis-jenis ukuran sediaan kapsul. 3. Mengetahui macam-macam bentuk sediaan kapsul.

1.2.4. Manfaat pembuatan makalah

1. Mengetahui tentang tata cara pembuatan makalah dengan baik dan benar. 2. Dapat mengembangkan pendapat yang lebih logis atau masuk akal.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Sediaan Kapsul

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Cangkang pada umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai. (Ilmu resep vol.2; hal:135)

2.2. Keuntungan dan kerugian Sediaan Kapsul (Ilmu resep vol.2; hal: 138) 1. Keuntungan bentuk sediaan kapsul

a Bentuk menarik dan praktis

b Tidak berasa sehingga dapat menutupi rasa dan bau dari obat yang kurang enak. c Mudah ditelan dan cepat hancur/larut di dalam perut sehingga bahan cepat

segera diabsorbsi.

d Dokter dapat memberikan resep kombinasi dan bermacam-macam bahan obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang pasien.

e Kapsul dapat diisi dengan cepat tanpa mememrlukan bahan penolong seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi absorbsi bahan obatnya.

2. Kerugian bentuk sediaan kapsul

a Tidak dapat digunakan untuk zat-zat mudah menguap karena pori-pori cangkang tidak dapat menahan penguapan.

b Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis.

c Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul. d Tidak dapat digunakan untuk balita.

(7)

2.3. Macam-macam Bentuk Sediaan Kapsul (Ilmu resep vol.2; hal: 136) 1. Berdasarkan bentuknya

Kapsul dalam sediaan farmasi dibedakan menjadi dua, yaitu kapsul keras (capsul durae, hard capsul) dan kapsul lunak (capsulae molles, soft capsul).

Kapsul keras Kapsul lunak

Terdiri dari bagian tubuh dan tutup Sudah menjadi satu kesatuan Tersedia dalam bentuk kosong Selalu sudah terisi

Isi biasanya padat, dapat juga cair Isi biasanya cair, dapat juga padat Cara pakai per oral Bisa oral, vaginal, rektal, topikal Bentuk hanya satu macam Bentuknya bermacam-macam

Bentuk kapsul pada umumnya bulat panjang dengan pangkal dan ujungnya tumpul tetapi beberapa pabrik membuat kapsul dengan bentuk khusus, misalnya, ujungnya lebih runcing atau rata. Kapsul cangkang keras yang diisi pabrik sering mempunyai warna dan bentuk berbeda atau diberi tanda sebagai identitas pabrik.

Kapsul juga dapat mengandung zat warna yang diizinkan atau zat warna dan berbagai oksidasi besi dan bahan opak, seperti titanium dioksida, bahan pendispersi, bahan pengeras seperti sukrosa, dan pengawet. Biasanya biasanya bahan ini mengandung air antara 10-15%. Kapsul cangkang lunak yang dibuat dari gelatin ( kadang-kadang disebut gel lunak) memiliki dinding sedikit lebih tebal dibandingkan dengan kapsul cangkang keras dan dapat diplastisasi dengan penambahan senyawa poliol, seperti sorbitol atau gliserin. Kapsul lunak dapat mengandung pigmen atau pewarna, bahan opak sseperti titanium dioksida, pengawet, pengharum, dan pemanis/sukrosa 5% cangkang gelatin lunak umunya mengandung air sebesar 6-13%, berbentuk bulat atau silindris atau bulat telur (disebut pearles atau globula).

Kapsul dengan cangkang lunak tidak digunkan untuk keperluan peracikan resep di apotek tetapi diproduksi secara besar-besaran di dalam pabrik dan biasanya diisi dengan cairan.

Kapsul yang bekerjanya long-acting umunya berisi granula disebut spansule.

(8)

Ukuran kapsul menunjukkan ukuran volume dari kapsul dan dikenal 8 macam ukuran yang dinyatakan dalam nomor kode. 000 ialah ukuran terbesar dan 5 merupakan ukuran terkecil.

Ukuran kapsul : 000 00 0 1 2 3 4 5

Ukuran hewan : 10 11 12

Umumya nomor 00 adalah ukuran terbesar yang dapat diberikan kepada pasien. Ada juga kapsul gelatin keras ukuran 0 dengan bentuk memanjang ( dikenal sebagai ukuran OE) yang memberikan kapasitas isi lebih besar tanpa peningkatan diameter. Penting bagi kita untuk mampu memilih ukuran kapsul yang tepat atau memilih ukuran kapsul yang terkecil yang masih dapat menampung bahan obat yang dimasukkan ketika menyiapkan resep dokter di apotek.

Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman. Biasanya dikerjakan secara eksperimen sacara eksperimental dan sebagai gambaran hubungan jumlah obat dengan ukuran kapsul dapat dilihat dalam tabel berikut.

Ukuran kapsul dan daya tampungannya

(9)

Ukuran dan volume kapsul

Dalam menyiapkan resep untuk meracik obat dalam bentuk sediaan kapsul, ukuran kapsul hendaknya dicatat guna memudahkan jika diperlukan pembuatan ulang. Selain itu, perlu diperhatikan pula warna kapsulnya. Sebaiknya, racikan obat untuk penyakit berbeda dimasukkan dalam kapsul dengan warna atau bentuk yang berbeda. Hal ini berfungsi untuk menghindari terjadinya kesalahan meminum obat tersebut.

No. Ukuran Volume (ml)

000 1,7

00 1,2

0 0,85

1 0,62

2 0,52

3 0,36

4 0,27

5 0,19

Untuk Hewan Untuk hewan

10 30

11 15

(10)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. Kapsul memiliki beberapa keuntungan dan kerugian seperti mempunyai keuntungan memiliki yang bentuk menarik, dapat menutupi rasa dan bau dari obat yang kurang enak dan lebih mudah diabsorbsi di dalam tubuh dibandingkan bentuk padatan seperti tablet. Sedangkan kerugian bentuk sediaan kapsul seperti tidak dapat digunakan untuk zat-zat mudah menguap karena pori-pori cangkang tidak dapat menahan penguapan, tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis, tidak dapat dibagi (misalnya ½ kapsul).

Bentuk dari kapsul sendiri dibedakan menjadi dua yaitu kapsul keras dan kapsul lunak. Kapsul lunak mempunyai ciri-ciri bagian tubuh dan tutup, bentuk kosong, digunakan secara oral, bentuk hanya satu macam. Sedangkan kapsul lunak memiliki ciri-cirisudah menjadi satu kesatuan, selau sudah terisi, memiliki bentuk yang beragam, dan bisa digunakan secara oral, vaginal, dan topikal.

Ukuran kapsul ada dua yaitu ukuran kapsul dan ukuran hewan. Ukuran kapsul memiliki ukuran 000 00 0 1 2 3 4 5, sedangkan ukuran hewan 10 11 12. Semakin besar nomor ukuran kapsul semakin kecil ukuran dari kapsul itu sendiri. Ukuran kapsul memiliki daya tampung kapsul dan volume kapsul sehingga mempermudahkan dalam pemilihan ukuran kapsul sesuai dengan berat sediaan serbuk yang dibuatkan.

3.2. Saran

1. Agar diharapkan mengembangkan lebih lanjut makalah sediaan kapsul yang lebih sempurna dari sebelumnya.

(11)

3. Kritikan dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah dikemudian hari.

4. Pembaca dapat memanfaatkan semaksimal mungkin materi ini sehingga dapat mengerti dan memahami tentang sediaan kapsul dengan jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Saptaning, Agustina. 2014. Ilmu resep vol.2. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

ekstrinsik merupakan semikonduktor yang ditambahkan atom tertentu agar dapat bersifat.

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM SISWA KELAS X DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) WLINGI BLITAR..

Universitas Negeri

Universitas Negeri

Jika Anda meninggalkan headphone dalam keadaan menyala tetapi di luar jangkauan ponsel yang dipasangkan selama 120 menit, headset akan menghemat daya baterai dengan beralih ke

(1) Apabila Wajib Retribusi tidak membayar atau kurang membayar retribusi yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2), Bupati atau Pejabat

Cakupan Kunjungan bayi berdasarkan data profil puskesmas tahun 2011 diketahui bahwa cakupan terbesar berada di wilayah Puskesmas Kolofbrasa, Bayun, Agats, Tomor

Akibat kondisi demikian maka banyak kebijakan koperasi terhadap anggotanya merupakan hasil imbas dari kondisi ekonomi kapitalis yang menggambarkan ketidak berdayaan koperasi