TUGAS PEMBUKUAN
1. Laporan Cash Flow PT. Jaya Maju, bulan Pebruari, Maret dan April 2013 : Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu.
Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu : a. Cash inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas).
b. Cash out flow
Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas.
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.
Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraea.
Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.
Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.
Cash Flow PT. Jaya Maju, Pebruari 2013 Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Penjualan 162.000.000
HPP (102.000.000)
Biaya Operasional (38.500.000)
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi 21.500.000 Arus kas bersih untuk aktivitas investasi
Perolehan aktiva tetap (10.050.000)
Pinjaman pada perusahaan lain (30.000.000)
Hasil dari penjualan aktiva 5.200.000
Jumlah arus kas bersih untuk aktivitas investasi (34.850.000) Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
Setoran modal 14.500.000
Pinjaman 25.300.000
Hutang dagang (11.728.000)
Piutang dagang (15.370.000)
Pendapatan dari pengeluaran hutang 6.520.240
Persediaan 1.200.000
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 20.422.240
Penambahan kas bersih 7.072.240
Kas dan setara kas awal 13.272.240
Kas dan setara kas akhir 20.344.480
Pada bulan Pebruari terjadi penambahan arus kas sebesar Rp.7.072.240,00 dari kas setara kas awal Rp.13.272.240,00 pada bulan Januari sehingga pada bulan Pebruari jumlah kas adalah Rp.20.344.480,00.
Cash Flow PT. Jaya Maju, Maret 2013 Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Penjualan 62.000.000
HPP (38.000.000)
Biaya Operasional (21.000.000)
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi 3.000.000 Arus kas bersih untuk aktivitas investasi
Perolehan aktiva tetap (8.000.000)
Pinjaman pada perusahaan lain (10.000.000)
Hasil dari penjualan aktiva 5.200.000
Jumlah arus kas bersih untuk aktivitas investasi (12.800.000) Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
Setoran modal 10.400.000
Pinjaman 14.000.000
Hutang dagang (10.197.600)
Piutang dagang (8.180.520)
Pendapatan dari pengeluaran hutang 5.750.360
Persediaan 1.000.000
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 12.772.240
Penambahan kas bersih 2.972.240
Kas dan setara kas awal 20.344.480
Kas dan setara kas akhir 23.316.720
Pada bulan Maret terjadi penambahan arus kas sebesar Rp.2.972.240,00 dari kas setara kas awal Rp.20.344.480,00 pada bulan Pebruari sehingga pada bulan Maret jumlah kas adalah Rp.23.316.720,00.
Cash Flow PT. Jaya Maju, April 2013 Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Penjualan 55.000.000
HPP (30.000.000)
Biaya Operasional (22.500.000)
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi 2.500.000 Arus kas bersih untuk aktivitas investasi
Perolehan aktiva tetap (14.350.000)
Pinjaman pada perusahaan lain (8.600.000)
Hasil dari penjualan aktiva 4.150.000
Jumlah arus kas bersih untuk aktivitas investasi (18.800.000) Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
Setoran modal 8.750.000
Pinjaman 11.675.000
Hutang dagang (12.885.400)
Piutang dagang (7.734.500)
Pendapatan dari pengeluaran hutang 3.269.700
Persediaan 1.252.000
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 4.326.800
Penurunan kas bersih (11.973.200)
Kas dan setara kas awal 23.316.720
Kas dan setara kas akhir 11.343.520
Pada bulan April terjadi penurunan arus kas sebesar Rp.11.973.200,00 dari kas setara kas awal Rp.23.316.720,00 pada bulan Maret sehingga pada bulan April jumlah kas adalah Rp.11.343.520,00.
2. Rasio Keuangan PT. Jaya Maju bulan pada bulan Januari, Pebruari, Maret dan April 2013 dan penjelasannya :
a. Rasio Likuiditas
Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian finansial jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek (short time debt).
1) Current Ratio (CR) Rumus :
Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100%
Hutang Lancar Perhitungan :
24.272.240
CR Januari = x 100%
3.500.000
= 693,49%
28.844.480
CR Pebruari = x 100%
3.450.000
= 836,07%
32.816.720
CR Maret = x 100%
3.250.000
= 1.009,75%
24.344.520
CR April = x 100%
4.000.000
= 608,61%
Hasil perhitungan diperoleh Current Ratio bulan Januari = 693,49%, Pebruari = 836,07%, Maret = 1.009,75% dan April = 608,61%, berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk Januari adalah setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh Rp.693,49 aktiva lancar, untuk Pebruari adalah setiap hutang lancar Rp.1 dijamin oleh Rp.836,07 aktiva lancar, untuk Maret adalah setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh Rp.1.009,75 aktiva lancar, untuk April adalah setiap hutang lancar Rp.1 dijamin oleh Rp.608,61 aktiva lancar.
2) Quick Ratio (QR) Rumus :
Aktiva Lancar – Persediaan
Quick Ratio = x 100%
Hutang Lancar Perhitungan :
24.272.240 – 6.500.000
QR Januari = x 100%
3.500.000 17.772.240
= x 100%
3.500.000
= 507,78%
28.844.480 – 5.500.000
QR Pebruari = x 100%
3.450.000 23.344.480
= x 100%
3.450.000
= 676,65%
32.816.720 – 6.000.000
QR Maret = x 100%
3.250.000 26.816.720
= x 100%
3.250.000
= 825,13%
24.344.520 – 7.500.000
QR April = x 100%
4.000.000 16.844.520
= x 100%
4.000.000
= 421,11%
Hasil perhitungan diperoleh Quick Ratio bulan Januari = 507,78%, Pebruari = 676,65%, Maret = 825,13% dan April = 421,11%, berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva yang lebih liquid (aktiva lancar – persediaan), untuk Januari adalah setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh Rp.507,78 aktiva yang lebih liquid, untuk Pebruari adalah setiap hutang lancar Rp.1 dijamin oleh Rp.676,65 aktiva yang lebih liquid, untuk Maret adalah setiap Rp.1 hutang lancar dijamin oleh
Rp.825,13 aktiva yang lebih liquid, untuk April adalah setiap hutang lancar Rp.1 dijamin oleh Rp.421,11 aktiva yang lebih liquid.
b. Rasio Solvabilitas
Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian finansial baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.
1) Rasio Modal dengan Total Aktiva (Rasio MTA) Rumus :
Modal
Rasio MTA = x 100%
Total Aktiva Perhitungan :
123.000.000
Rasio MTA Januari = x 100%
146.050.040
= 84,22%
125.000.000
Rasio MTA Pebruari = x 100%
149.400.080
= 83,67%
125.000.000
Rasio MTA Maret = x 100%
150.150.120
= 83,25%
128.000.000
Rasio MTA April = x 100%
153.455.720
= 83,41%
Hasil perhitungan diperoleh rasio modal dengan total aktiva bulan Januari = 84,22%, Pebruari = 83,67%, Maret = 83,25% dan April = 83,41%, berarti bahwa aktiva tetap mampu mengantisipasi setiap Rp.100,- modal pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang pada bulan Januari adalah sebesar Rp.84,22, bulan Pebruari adalah sebesar Rp.83,67, bulan Maret adalah sebesar Rp.83,25 dan bulan April adalah sebesar Rp.83,41.
2) Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Rasio THTA) Rumus :
Total Hutang
Rasio THTA = x 100%
Total Aktiva Perhitungan :
5.000.000
Rasio THTA Januari = x 100%
146.050.040
= 3,42%
4.950.000
Rasio THTA Pebruari = x 100%
149.400.080
= 3,31%
4.750.000
Rasio THTA Maret = x 100%
150.150.120
= 3,16%
6.000.000
Rasio THTA April = x 100%
153.455.720
= 3,91%
Hasil perhitungan diperoleh rasio total hutang dengan total aktiva bulan Januari = 3,42%, Pebruari = 3,31%, Maret = 3,16% dan April
= 3,91%, berarti bahwa aktiva tetap mampu mengantisipasi setiap Rp.100,- hutang pada bulan Januari adalah sebesar Rp.3,42, bulan Pebruari adalah sebesar Rp.3,31, bulan Maret adalah sebesar Rp.3,16 dan bulan April adalah sebesar Rp.3,91.
c. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya.
1) Return on Investment (ROI) Rumus :
Laba Bersih Setelah Pajak
ROI = x 100%
Total Aktiva Perhitungan :
18.050.040
ROI Januari = x 100%
146.050.040
= 12,36%
19.450.080
ROI Pebruari = x 100%
149.400.080
= 13,02%
20.400.120
ROI Maret = x 100%
150.150.120
= 13,59%
19.455.720
ROI April = x 100%
153.455.720
= 12,68%
Hasil perhitungan diperoleh Return on Investment (ROI) bulan Januari = 12,36%, Pebruari = 13,02%, Maret = 13,59% dan April = 12,68%, berarti bahwa setiap Rp.100,- total aktiva menghasilkan laba bersih pada bulan Januari sebesar Rp.12,36, bulan Pebruari sebesar Rp.13,02, bulan Maret adalah sebesar Rp.13,59 dan bulan April adalah sebesar Rp.12,69.
2) Return on Equity (ROE) Rumus :
Laba Bersih Setelah Pajak
ROE = x 100%
Modal Sendiri Perhitungan :
18.050.040
ROE Januari = x 100%
123.000.000
= 14,67%
19.450.080
ROE Pebruari = x 100%
125.000.000
= 15,56%
20.400.120
ROE Maret = x 100%
125.000.000
= 16,32%
19.455.720
ROE April = x 100%
128.000.000
= 15,20%
Hasil perhitungan diperoleh Return on Equity (ROE) bulan Januari = 14,67%, Pebruari = 15,56%, Maret = 16,32% dan April = 15,20%, berarti bahwa setiap Rp.100,- modal yang diinvestasikan pada perusahaan menghasilkan laba bersih pada bulan Januari sebesar Rp.14,67, bulan Pebruari sebesar Rp.15,56, bulan Maret adalah sebesar Rp.16,32 dan bulan April adalah sebesar Rp.15,20.
2) Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva (Rasio THTA) Rumus :
Total Hutang
Rasio THTA = x 100%
Total Aktiva Perhitungan :
5.000.000
Rasio THTA Januari = x 100%
146.050.040
= 3,42%
4.950.000
Rasio THTA Pebruari = x 100%
149.400.080
= 3,31%
4.750.000
Rasio THTA Maret = x 100%
150.150.120
= 3,16%
6.000.000
Rasio THTA April = x 100%
153.455.720
= 3,91%
Hasil perhitungan diperoleh rasio total hutang dengan total aktiva bulan Januari = 3,42%, Pebruari = 3,31%, Maret = 3,16% dan April
= 3,91%, berarti bahwa aktiva tetap mampu mengantisipasi setiap Rp.100,- hutang pada bulan Januari adalah sebesar Rp.3,42, bulan Pebruari adalah sebesar Rp.3,31, bulan Maret adalah sebesar Rp.3,16 dan bulan April adalah sebesar Rp.3,91.
3. Laporan keuangan (financial statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi 4 macam, yaitu laporan neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas.
Dari keempat macam laporan tersebut dapat diringkas lagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu laporan neraca dan laporan laba-rugi saja. Hal ini karena laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada akhirnya akan diikhtisarkan dalam laporan neraca dan atau laporan laba-rugi.
a. Laporan laba rugi mencatat aliran pendapatan dan biaya-biaya yang berkaitan dalam suatu periode tertentu, dalam hal ini adalah satu bulan.
Laporan laba rugi mempunyai dua unsur, yaitu penghasilan dan beban.
Dari laporan laba rugi diketahui dari bulan Januari-Maret terjadi peningkatan jumlah aktiva dan passiva, sedangkan pada bulan April terjadi penurunan jumlah aktiva dan passiva.
b. Laporan neraca
Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat teretntu. Neraca dalam hal ini disusun pada akhir bulan.
Dari laporan laba rugi diketahui dari bulan Januari-Maret terjadi peningkatan jumlah laba bersih setelah pajak, sedangkan pada bulan April terjadi penurunan jumlah laba bersih setelah pajak.
Nama : I Made Darsana
0361421153
081999437771 TU GANDI
081353093151
081339744000 TU GANDI
= 240,91%
Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
75,36 + 157,76 + 240,91
=
3
= 158,01
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(75,36 – 158,01)2 + (157,76 – 158,01)2 + (240,91 – 158,01) 2
=
3 – 1
6.831,02 + 0,06 + 6.872,41
=
2
13.703,49
=
2
= 6.851,75
= 82,78
X – Sd = 158,01 – 82,78 = 75,23 X + Sd = 158,01 + 82,78 = 240,79
Sesuai hasil perhitungan maka rasio leverage ditinjau dari Total Debt to Equity Ratio dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.16 berikut.
Tabel 5.16
Rasio Leverage Ditinjau dari Total Debt to Equity Ratio dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Total Debt to
Equity Ratio (%)
Rata-rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan 2008 75,36 158,01 75,23-240,79 Cukup baik 2009 157,76 158,01 75,23-240,79 Cukup baik
2010 240,91 158,01 75,23-240,79 Baik Sumber : Hasil perhitungan.
b. Perhitungan Total Debt to Total Capital Assets 1) Tahun 2008
Hutang Lancar +
Total Debt Hutang Jangka Panjang
to Total = x 100%
Capital Assets Jumlah Modal/Aktiva 1.273.956.923,00 + 120.453.071,00
= x 100%
3.244.619.890,75 1.394.409.994,00
= x 100%
3.244.619.890,75
= 42,98%
2) Tahun 2009
Hutang Lancar +
Total Debt Hutang Jangka Panjang
to Total = x 100%
Capital Assets Jumlah Modal/Aktiva 1.824.109.132,00 + 1.626.770.711,93
= x 100%
5.638.316.417,90 3.450.879.843,93
= x 100%
5.638.316.417,90
= 61,20%
3) Tahun 2010
Hutang Lancar +
Total Debt Hutang Jangka Panjang
to Total = x 100%
Capital Assets Jumlah Modal/Aktiva
2.433.293.775,00 + 3.738.051.569,00
= x 100%
8.733.009.951,80 6.171.345.344,00
= x 100%
8.733.009.951,80
= 70,67%
Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
42,98 + 61,20 + 70,67
=
3
= 58,28
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(42,98 – 58,28)2 + (61,20 – 58,28)2 + (70,67 – 58,28) 2
=
3 – 1
234,09 + 8,53 + 153,51
=
2
396,13
=
2
= 198,07
= 14,07
X – Sd = 58,28 – 14,07 = 44,21 X + Sd = 58,28 + 14,07 = 72,35
Sesuai hasil perhitungan maka rasio leverage ditinjau dari Total Debt to Total Capital Assets dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.17 berikut.
Tabel 5.17
Rasio Leverage Ditinjau dari Total Debt to Total Capital Assets dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Total Debt to Total Capital Assets
(%)
Rata- rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan
2008 42,98 58,28 44,21-72,35 Kurang baik 2009 61,20 58,28 44,21-72,35 Cukup baik 2010 70,67 58,28 44,21-72,35 Cukup baik Sumber : Hasil perhitungan.
c. Perhitungan Capital Adequacy Ratio 1) Tahun 2008
Capital Jumlah Modal Sendiri
Adequacy Ratio = x 100%
Aktiva Tertimbang
Menurut Resiko 1.850.209.896,75
= x 100%
2.919.218.639,91
= 63,38%
2) Tahun 2009
Capital Jumlah Modal Sendiri
Adequacy Ratio = x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko 2.187.436.573,97
= x 100%
5.268.004.642,20
= 41,52%
3) Tahun 2010
Capital Jumlah Modal Sendiri
Adequacy Ratio = x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko 2.561.664.607,80
= x 100%
7.615.094.737,46
= 33,64%
Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
63,38 + 41,52 + 33,64
=
3
= 46,18
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(63,38 – 46,18)2 + (41,52 – 46,18)2 + (33,64 – 46,18) 2
=
3 – 1
295,84 + 21,72 + 157,25
=
2
474,81
=
2
= 237,41
= 15,41
X – Sd = 46,18 – 15,41 = 30,77 X + Sd = 46,18 + 15,41 = 61,59
Sesuai hasil perhitungan maka rasio leverage ditinjau dari Capital Adequacy Ratio dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan
Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.18 berikut.
Tabel 5.18
Rasio Leverage Ditinjau dari Capital Adequacy Ratio dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Capital Adequacy
Ratio (%)
Rata- rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan
2008 63,38 46,18 30,77-61,59 Baik
2009 41,52 46,18 30,77-61,59 Cukup baik 2010 33,64 46,18 30,77-61,59 Cukup baik Sumber : Hasil perhitungan.
3. Analisis Ratio Aktivitas
Ratio aktvitas menunjukkan sejauh mana efisiensi dan efektif Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan.
Berdasarkan Tabel 5.8 dan 5.9, adapun perhitungan rasio aktivitas dilihat dari segi inventory turnover, total assets turnover, receivable turnover dan working capital turnover pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan Inventory Turnover 1) Tahun 2008
Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover =
Rata-rata Persediaan 296.249.850
=
67.240.332
= 4,41 kali 2) Tahun 2009
Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover =
Rata-rata Persediaan 316.220.512
=
81.791.499
= 3,87 kali 3) Tahun 2010
Harga Pokok Penjualan Inventory Turnover =
Rata-rata Persediaan 606.725.458
=
146.600.227
= 4,14 kali Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
4,41 + 3,87 + 4,14
=
3
= 4,14
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(4,41 – 4,14)2 + (3,87 – 4,14)2 + (4,14 – 4,14) 2
=
3 – 1
0,07 + 0,07 + 0
=
2
0,14
=
2
= 0,07
= 0,26
X – Sd = 4,14 – 0,26 = 3,88 X + Sd = 4,14 + 0,26 = 4,40
Sesuai hasil perhitungan maka rasio aktivitas ditinjau dari Inventory Turnover dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.19 berikut.
Tabel 5.19
Rasio Aktivitas Ditinjau dari Inventory Turnover dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Inventory Turnover
(%)
Rata-rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan
2008 4,41 4,14 3,88-4,40 Baik
2009 3,87 4,14 3,88-4,40 Kurang baik
2010 4,14 4,14 3,88-4,40 Cukup baik
Sumber : Hasil perhitungan.
b. Perhitungan Total Assets Turnover 1) Tahun 2008
Penjualan Neto Total Assets Turnover =
Jumlah Aktiva 583.884.894
=
3.244.619.890,75
= 0,18 kali 2) Tahun 2009
Penjualan Neto Total Assets Turnover =
Jumlah Aktiva 618.894.767
=
5.638.316.417,90
= 0,11 kali 3) Tahun 2010
Penjualan Neto Total Assets Turnover =
Jumlah Aktiva
1.045.250.640
=
8.733.009.951,80
= 0,12 kali Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
0,18 + 0,11 + 0,12
=
3
= 0,14
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(0,18 – 0,14)2 + (0,11 – 0,14)2 + (0,12 – 0,14) 2
=
3 – 1
0,0016 + 0,0009 + 0,0004
=
2
0,0029
=
2
= 0,00145
= 0,04
X – Sd = 0,14 – 0,04 = 0,10
X + Sd = 0,14 + 0,04 = 0,18
Sesuai hasil perhitungan maka rasio aktivitas ditinjau dari Total Assets Turnover dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.20 berikut.
Tabel 5.20
Rasio Aktivitas Ditinjau dari Total Assets Turnover dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Total Assets Turnover
(%)
Rata-rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan
2008 0,18 0,14 0,10-0,18 Cukup baik
2009 0,11 0,14 0,10-0,18 Cukup baik
2010 0,12 0,14 0,10-0,18 Cukup baik
Sumber : Hasil perhitungan.
c. Perhitungan Receivable Turnover 1) Tahun 2008
Penjualan Kredit Receivable Turnover =
Piutang Rata-rata 347.600.734
=
2.032.722.891,50
= 0,17 kali 2) Tahun 2009
Penjualan Kredit Receivable Turnover =
Piutang Rata-rata
378.031.082
=
3.203.173.282,50
= 0,12 kali 3) Tahun 2010
Penjualan Kredit Receivable Turnover =
Piutang Rata-rata 682.564.902
=
5.028.961.169,50
= 0,14 kali Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
0,17 + 0,12 + 0,14
=
3
= 0,14
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(0,17 – 0,14)2 + (0,12 – 0,14)2 + (0,14 – 0,14) 2
=
3 – 1
0,0009 + 0,0004 + 0
=
2
0,0007
=
2
= 0,00035
= 0,02
X – Sd = 0,14 – 0,02 = 0,12 X + Sd = 0,14 + 0,02 = 0,16
Sesuai hasil perhitungan maka rasio aktivitas ditinjau dari Receivable Turnover dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.21 berikut.
Tabel 5.21
Rasio Aktivitas Ditinjau dari Receivable Turnover dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Receivable Turnover
(%)
Rata-rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan
2008 0,17 0,14 0,12-0,16 Baik
2009 0,12 0,14 0,12-0,16 Cukup baik
2010 0,14 0,14 0,12-0,16 Cukup baik
Sumber : Hasil perhitungan.
d. Perhitungan Working Capital Turnover 1) Tahun 2008
Working Capital Penjualan Neto
Turnover =
Aktiva Lancar – Hutang Lancar 583.884.894
=
2.731.537.231,30 – 1.273.956.923
583.884.894
=
1.457.580.308,30
= 0,40 kali 2) Tahun 2009
Working Capital Penjualan Neto
Turnover =
Aktiva Lancar – Hutang Lancar 618.894.767
=
4.763.700.163,87 – 1.824.109.132
618.894.767
=
2.939.591.031,87
= 0,21 kali 3) Tahun 2010
Working Capital Penjualan Neto
Turnover =
Aktiva Lancar – Hutang Lancar 1.045.250.640
=
7.545.627.301,17 – 2.433.293.775
1.045.250.640
=
5.112.333.526,17
= 0,20 kali Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
0,40 + 0,21 + 0,20
=
3
= 0,27
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(0,40 – 0,27)2 + (0,21 – 0,27)2 + (0,20 – 0,27) 2
=
3 – 1
0,0169 + 0,0036 + 0,0049
=
2
0,0254
=
2
= 0,0127
= 0,11
X – Sd = 0,27 – 0,11 = 0,16 X + Sd = 0,27 + 0,11 = 0,38
Sesuai hasil perhitungan maka rasio aktivitas ditinjau dari Working Capital Turnover dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.22 berikut.
Tabel 5.22
Rasio Aktivitas Ditinjau dari Working Capital Turnover dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Working Capital Turnover
(%)
Rata-rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan
2008 0,40 0,27 0,16-0,38 Baik
2009 0,21 0,27 0,16-0,38 Cukup baik
2010 0,20 0,27 0,16-0,38 Cukup baik
Sumber : Hasil perhitungan.
4. Analisis Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dalam memenuhi semua kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan data pada Tabel 5.10 maka perhitungan
rasio solvabilitas dilihat dari segi total assets to debt ratio dan net worth to debt ratio pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan Total Assets to Debt Ratio 1) Tahun 2008
Total Assets to Total aktiva
Debt Ratio = x 100%
Total hutang 3.244.619.890,75
= x 100%
1.394.409.994
= 232,69%
2) Tahun 2009
Total Assets to Total aktiva
Debt Ratio = x 100%
Total hutang 5.638.316.417,90
= x 100%
3.450.879.843,93
= 163,39%
3) Tahun 2010
Total Assets to Total aktiva
Debt Ratio = x 100%
Total hutang 8.733.009.951,80
= x 100%
6.171.345.344,00
= 141,51%
Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
232,69 + 163,39 + 141,51
=
3
= 179,20
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(232,69 – 179,20)2 + (163,39 – 179,20)2 + (141,51 – 179,20) 2
=
3 – 1
2.861,18 + 249,96 + 1.420,54
=
2
4.531,68
=
2
= 2.265,84
= 47,60
X – Sd = 179,20 – 47,60 = 131,60 X + Sd = 179,20 + 47,60 = 226,80
Sesuai hasil perhitungan maka rasio solvabilitas ditinjau dari Total Assets to Debt Ratio dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.23 berikut.
Tabel 5.23
Rasio Solvabilitas Ditinjau dari Total Assets to Debt Ratio dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Total Assets to Debt Ratio
(%)
Rata-rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan 2008 232,69 179,20 131,60-226,80 Baik 2009 163,39 179,20 131,60-226,80 Cukup baik 2010 141,51 179,20 131,60-226,80 Cukup baik Sumber : Hasil perhitungan.
b. Perhitungan Net Worth to Debt Ratio 1) Tahun 2008
Net Worth to Modal Sendiri
Debt Ratio = x 100%
Total Hutang 1.850.209.896,75
= x 100%
1.394.409.994
= 132,69%
2) Tahun 2009
Net Worth to Modal Sendiri
Debt Ratio = x 100%
Total Hutang 2.187.436.573,97
= x 100%
3.450.879.843,93
= 63,39%
3) Tahun 2010
Net Worth to Modal Sendiri
Debt Ratio = x 100%
Total Hutang 2.561.664.607,80
= x 100%
6.171.345.344,00
= 41,51%
Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
132,69 + 63,39 + 41,51
=
3
= 79,20
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(132,69 – 79,20)2 + (63,39 – 79,20)2 + (41,51 – 79,20) 2
=
3 – 1
2.861,18 + 249,96 + 1.420,54
=
2
4.531,68
=
2
= 2.265,84
= 47,60
X – Sd = 79,20 – 47,60 = 31,60 X + Sd = 79,20 + 47,60 = 126,80
Sesuai hasil perhitungan maka rasio solvabilitas ditinjau dari Net Worth to Debt Ratio dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.24 berikut.
Tabel 5.24
Rasio Solvabilitas Ditinjau dari Net Worth to Debt Ratio dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Net Worth to Debt Ratio
(%)
Rata-rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan
2008 132,69 79,20 31,60-126,80 Baik
2009 63,39 79,20 31,60-126,80 Cukup baik 2010 41,51 79,20 31,60-126,80 Cukup baik Sumber : Hasil perhitungan.
5. Analisis Rasio Rentabilitas
Rasio ini menunjukkan kemampuan Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dalam mengelola dana untuk
mendapatkan keuntungan Pengukuran rentabilitas ini digunakan alat ukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan data pada Tabel 5.11 maka perhitungan rasio rentabilitas dilihat dari segi rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan Rentabilitas Ekonomis 1) Tahun 2008
Rentabilitas Laba Usaha
Ekonomis = x 100%
Modal Usaha 536.558.330,38
= x 100%
3.244.619.890,75
= 16,54%
2) Tahun 2009
Rentabilitas Laba Usaha
Ekonomis = x 100%
Modal Usaha 573.141.055,12
= x 100%
5.638.316.417,90
= 10,17%
5) Tahun 2010
Rentabilitas Laba Usaha
Ekonomis = x 100%
Modal Usaha 797.911.956,66
= x 100%
8.733.009.951,80
= 9,14%
Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
16,54 + 10,17 + 9,14
=
3
= 11,95
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(16,54 – 11,95)2 + (10,17 – 11,95)2 + (9,14 – 11,95) 2
=
3 – 1
21,07 + 3,17 + 7,90
=
2
32,14
=
2
= 16,07
= 4,01
X – Sd = 11,95 – 4,01 = 7,94 X + Sd = 11,95 + 4,01 = 15,96
Sesuai hasil perhitungan maka rasio rentabilitas ditinjau dari rentabilitas ekonomis dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.25 berikut.
Tabel 5.25
Rasio Rentabilitas Ditinjau dari Rentabilitas Ekonomis dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Rentabilitas Ekonomis
(%)
Rata-rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan
2008 16,54 11,95 7,94-15,96 Baik
2009 10,17 11,95 7,94-15,96 Cukup baik
2010 9,14 11,95 7,94-15,96 Cukup baik
Sumber : Hasil perhitungan.
b. Perhitungan Rentabilitas Modal Sendiri 1) Tahun 2008
Rentabilitas Laba setelah pajak
Modal Sendiri = x 100%
Modal sendiri 407.565.768,52
= x 100%
1.850.209.896,75
= 22,03%
2) Tahun 2009
Rentabilitas Laba setelah pajak
Modal Sendiri = x 100%
Modal sendiri 440.644.491,53
= x 100%
2.187.436.573,97
= 20,14%
3) Tahun 2010
Rentabilitas Laba setelah pajak
Modal Sendiri = x 100%
Modal sendiri 643.258.850,17
= x 100%
2.561.664.607,80
= 25,11%
Perhitungan standar rasio historis :
Xi X =
n
22,03 + 20,14 + 25,11
=
3
= 22,43
( Xi – X )2 Sd =
n – 1
(22,03 – 22,43)2 + (20,14 – 22,43)2 + (25,11 – 22,43) 2
=
3 – 1
0,16 + 5,24 + 7,18
=
2
12,58
=
2
= 6,29
= 2,51
X – Sd = 22,43 – 2,51 = 19,92 X + Sd = 22,43 + 2,51 = 24,94
Sesuai hasil perhitungan maka rasio rentabilitas ditinjau dari rentabilitas modal sendiri dan kinerja keuangan berdasarkan standar rasio historis pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.26 berikut.
Tabel 5.26
Rasio Rentabilitas Ditinjau dari Rentabilitas Modal Sendiri dan Kinerja Keuangan Berdasarkan Standar Rasio Historis
pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Tahun
Rentabilitas Modal Sendiri
(%)
Rata-rata Rasio
(%)
Standar Rasio Historis
(%)
Kinerja Keuangan 2008 22,03 22,43 19,92-24,94 Cukup baik 2009 20,14 22,43 19,92-24,94 Cukup baik
2010 25,11 22,43 19,92-24,94 Baik
Sumber : Hasil perhitungan.
5.2.3 Pembahasan
Pada pembahasan, selanjutnya dicari makna yang lebih luas dan implikasi dari hasil analisis data.
1. Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Likuiditas
Adapun kinerja keuangan ditinjau dari segi likuiditas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah seperti pada Tabel 5.27 berikut.
Tabel 5.27
Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Likuiditas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I
di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Rasio Likuiditas Tahun Rata-rata
2008 2009 2010
1. Current Ratio (%) 214,41 261,15 310,10 261,89
Perubahan (%) - 21,80 18,74 20,27
Standar rasio historis 214,04-309,74 214,04-309,74 214,04-309,74 214,04-309,74
Kinerja Keuangan Cukup baik Cukup baik Baik Cukup baik
2. Quick Ratio (%) 208,29 256,46 301,57 255,44
Perubahan (%) - 23,13 17,59 20,36
Standar rasio historis 208,79-302,09 208,79-302,09 208,79-302,09 208,79-302,09 Kinerja Keuangan Kurang baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik
3. Cash Ratio (%) 31,27 24,31 54,09 36,56
Perubahan (%) - (22,26) 122,50 50,12
Standar rasio historis 20,98-52,14 20,98-52,14 20,98-52,14 20,98-52,14
Kinerja Keuangan Cukup baik Cukup baik Baik Cukup baik
4. Turn Over Receivable
(%) 17,10 11,80 13,57 14,16
Perubahan (%) - (30,99) 15,00 (8,00)
Standar rasio historis 11,46-16,86 11,46-16,86 11,46-16,86 11,46-16,86
Kinerja Keuangan Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik
Sumber : Tabel 5.12-5.15.
Berdasarkan Tabel 5.27 maka dapat dijelaskan kinerja keuangan ditinjau dari segi likuiditas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah sebagai berikut :
a. Current Ratio
Current Ratio tahun 2008 adalah 214,41%, tahun 2009 adalah 261,15% dan tahun 2010 adalah 310,10% menjelaskan bahwa setiap Rp.100,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar setiap tahun masing-masing tahun 2008 sebesar Rp.214,41, tahun 2009 sebesar Rp.261,15 dan tahun 2010 sebesar Rp.310,10.
Berdasarkan standar rasio historis (214,04%-309,74%) maka rata-rata Current Ratio adalah 261,89% termasuk kategori cukup baik (cukup likuid) berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik (cukup likuid) dalam mengantisipasi hutang lancar yang akan jatuh tempo. Current Ratio selalu meningkat setiap tahun rata-rata sebesar 20,27%, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 21,80%
dan peningkatan terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 18,74%.
b. Quick Ratio
Quick Ratio tahun 2008 adalah 208,29%, tahun 2009 adalah 256,46% dan tahun 2010 adalah 301,57% menjelaskan bahwa setiap Rp.100,- hutang lancar dijamin oleh aktiva lancar setiap tahun masing-masing tahun 2008 sebesar Rp.208,29, tahun 2009 sebesar Rp.256,46 dan tahun 2010 sebesar Rp.301,57 tanpa memasukkan faktor persediaan ke dalam pelunasan hutang lancar.
Berdasarkan standar rasio historis (208,79-302,09) maka rata- rata Quick Ratio yaitu 255,44% termasuk kategori cukup baik (cukup likuid) berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik (cukup likuid) dalam mengantisipasi hutang lancar yang akan jatuh tempo. Quick Ratio selalu meningkat setiap tahun rata-rata sebesar 20,36%, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 23,13% dan peningkatan terendah terjadi pada tahun 2010 sebesar 17,59%.
c. Cash Ratio
Cash Ratio tahun 2008 adalah 31,27%, tahun 2009 adalah 24,31% dan tahun 2010 adalah 54,09% menjelaskan bahwa setiap Rp.100,- hutang lancar dijamin oleh kas dan bank setiap tahun masing-masing tahun 2008 sebesar Rp.31,27, tahun 2009 sebesar Rp.24,31 dan tahun 2010 sebesar Rp.54,09.
Berdasarkan standar rasio historis (20,98%-52,14%) maka rata-rata Cash Ratio yaitu 36,56% termasuk kategori cukup baik (cukup likuid) berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik (cukup likuid) dalam mempertahankan kas dalam operasi perusahaan. Cash Ratio berfluktuasi setiap tahun, peningkatan terjadi pada tahun 2010 sebesar 122,50%
dan penurunan terjadi pada tahun 2009 sebesar 22,26%. Cash Ratio rata-rata mengalami peningkatan setiap tahun sebesar 50,12%.
d. Turn Over Receivable
Turn Over Receivable tahun 2008 adalah 17,10%, tahun 2009 adalah 11,80% dan tahun 2010 adalah 13,57% menjelaskan bahwa setiap Rp.100,- rata-rata piutang dijamin oleh hasil penjualan kredit setiap tahun masing-masing tahun 2008 sebesar Rp.17,10, tahun 2009 sebesar Rp.11,80 dan tahun 2010 sebesar Rp.13,57.
Berdasarkan standar rasio historis (11,46%-16,86%) maka rata-rata Turn Over Receivable yaitu 14,16% termasuk kategori cukup baik (cukup likuid) berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik (cukup likuid) dalam mempertahankan kas dalam operasi perusahaan. Turn Over Receivable berfluktuasi setiap tahun, peningkatan terjadi pada tahun 2010 sebesar 15% dan penurunan terjadi pada tahun
2009 sebesar 30,99%. Turn Over Receivable rata-rata mengalami penurunan setiap tahun sebesar 8%.
2. Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Leverage
Adapun kinerja keuangan ditinjau dari segi leverage pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah seperti pada Tabel 5.28 berikut.
Tabel 5.28
Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Leverage pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I
di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Rasio Leverage Tahun Rata-rata
2008 2009 2010
1. Total Debt to Equity Ratio (%)
75,36 157,76 240,91 158,01
Perubahan (%) - 109,34 52,71 81,02
Standar rasio historis 75,23-240,79 75,23-240,79 75,23-240,79 75,23-240,79
Kinerja Keuangan Cukup baik Cukup baik Baik Cukup baik
2. Total Debt to Total Capital Assets (%)
42,98 61,20 70,67 58,28
Perubahan (%) - 42,39 15,47 28,93
Standar rasio historis 44,21-72,35 44,21-72,35 44,21-72,35 44,21-72,35 Kinerja Keuangan Kurang baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik
3. Capital Adequacy
Ratio (%) 63,38 41,52 33,64 46,18
Perubahan (%) - (34,49) (18,98) (26,73)
Standar rasio historis 30,77-61,59 30,77-61,59 30,77-61,59 30,77-61,59
Kinerja Keuangan Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik
Sumber : Tabel 5.16-5.18.
Berdasarkan Tabel 5.28 maka dapat dijelaskan kinerja keuangan ditinjau dari segi leverage pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah sebagai berikut :
a. Total Debt to Equity Ratio
Total Debt to Equity Ratio tahun 2008 adalah 75,36%, tahun 2009 adalah 157,76% dan tahun 2010 adalah 240,91%
menjelaskan bahwa setiap Rp.100,- hutang lancar dan hutang jangka panjang dijamin oleh modal sendiri setiap tahun masing-masing tahun 2008 sebesar Rp.75,36, tahun 2009 sebesar Rp.157,76 dan tahun 2010 sebesar Rp.240,91.
Berdasarkan standar rasio historis (75,23%-240,79%) maka rata-rata Total Debt to Equity Ratio adalah 158,01% termasuk kategori cukup baik berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik dalam kapasitasnya menggunakan modal sendiri untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Total Debt to Equity Ratio selalu meningkat setiap tahun rata-rata sebesar 81,02%, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 109,34%, sedangkan tahun 2010 meningkat sebesar 52,71%.
b. Total Debt to Total Capital Assets
Total Debt to Total Capital Assets tahun 2008 adalah 42,98%, tahun 2009 adalah 61,20% dan tahun 2010 adalah 70,67% menjelaskan bahwa setiap Rp.100,- hutang lancar dan hutang jangka panjang dijamin oleh modal/aktiva setiap tahun masing-masing tahun 2008 sebesar Rp.42,98, tahun 2009 sebesar Rp.61,20 dan tahun 2010 sebesar Rp.70,67.
Berdasarkan standar rasio historis (44,21%-72,35%) maka rata-rata Total Debt to Total Capital Assets adalah 58,28%
termasuk kategori cukup baik berarti berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik dalam kapasitasnya menggunakan assets untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Total Debt to Total Capital Assets selalu meningkat setiap tahun rata-rata sebesar 28,93%, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 42,39%, sedangkan tahun 2010 meningkat sebesar 15,47%.
c. Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio tahun 2008 adalah 63,38%, tahun 2009 adalah 41,52% dan tahun 2010 adalah 33,64%
menjelaskan bahwa setiap Rp.100,- modal sendiri dijamin oleh aktiva tertimbang menurut resiko setiap tahun masing-
masing tahun 2008 sebesar Rp.63,38, tahun 2009 sebesar Rp.41,52 dan tahun 2010 sebesar Rp.33,64.
Berdasarkan standar rasio historis (30,77%-61,59%) maka rata-rata Capital Adequacy Ratio adalah 46,18% termasuk kategori cukup baik berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik dalam kapasitasnya menggunakan modal sendiri untuk mengantisipasi aktiva tertimbang menurut risiko. Capital Adequacy Ratio selalu menurun setiap tahun rata-rata sebesar 26,73%, penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 34,49%, sedangkan tahun 2010 menurun sebesar 18,98%.
3. Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Aktivitas
Kinerja keuangan ditinjau dari segi aktivitas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah seperti pada Tabel 5.29 berikut.
Tabel 5.29
Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Aktivitas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I
di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Rasio Aktivitas Tahun Rata-rata
2008 2009 2010
1. Inventory Turnover (Kali)
4,41 3,87 4,14 4,14
Perubahan (%) - (12,24) 6,98 (2,63)
Standar rasio historis 3,88-4,40 3,88-4,40 3,88-4,40 3,88-4,40 Kinerja Keuangan Baik Kurang baik Cukup baik Cukup baik 2. Total Assets
Turnover (Kali)
0,18 0,11 0,12 0,14
Perubahan (%) - (38,89) 9,09 (14,90)
Standar rasio historis 0,10-0,18 0,10-0,18 0,10-0,18 0,10-0,18 Kinerja Keuangan Cukup baik Kurang baik Cukup baik Cukup baik
3. Receivable Turnover
(Kali) 0,17 0,12 0,14 0,14
Perubahan (%) - (29,41) 16,67 (6,37)
Standar rasio historis 0,12-0,16 0,12-0,16 0,12-0,16 0,12-0,16 Kinerja Keuangan Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik 4. Working Capital
Turnover (Kali) 0,40 0,21 0,20 0,27
Perubahan (%) - (47,50) (4,76) (26,13)
Standar rasio historis 0,16-0,38 0,16-0,38 0,16-0,38 0,16-0,38 Kinerja Keuangan Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik
Sumber : Tabel 5.19-5.22.
Berdasarkan Tabel 5.29 maka dapat dijelaskan kinerja keuangan ditinjau dari segi aktivitas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah sebagai berikut :
a. Inventory Turnover
Inventory Turnover tahun 2008 adalah 4,41 kali, tahun 2009 adalah 3,87 kali dan tahun 2010 4,14 kali menjelaskan masing-masing dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu tahun rata-rata pada tahun 2008 sebanyak 4,41 kali, tahun 2009 sebanyak 3,87 kali dan tahun 2010 sebanyak 4,14 kali.
Berdasarkan standar rasio historis (3,88 kali-4,40 kali) maka rata-rata Inventory Turnover adalah 4,14 kali termasuk kategori cukup baik berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik jika dilihat dari efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Inventory Turnover berfluktuasi setiap tahun, peningkatan terjadi pada tahun 2010 sebesar 6,98% dan
penurunan terjadi pada tahun 2009 sebesar 12,24%.
Inventory Turnover rata-rata mengalami penurunan setiap tahun sebesar 2,63%.
b. Total Assets Turnover
Total Assets Turnover tahun 2008 0,18 kali, tahun 2009 adalah 0,11 kali dan tahun 2010 adalah 0,12 kali menjelaskan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam setiap tahun masing-masing tahun 2008 berputar 0,18 kali, tahun 2009 berputar 0,11 kali dan tahun 2010 berputar 0,12 kali.
Berdasarkan standar rasio historis (0,10 kali-0,18 kali) maka rata-rata Total Assets Turnover adalah 0,14 kali termasuk kategori cukup baik berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik jika dilihat dari efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Total Assets Turnover mengalami fluktuasi setiap tahun dimana peningkatan terjadi pada tahun 2010 sebesar 9,09% dan penurunan terjadi pada tahun 2009 sebesar 38,89%. Total Assets Turnover rata-rata mengalami penurunan setiap tahun sebesar 14,90%.
c. Receivable Turnover
Receivable Turnover tahun 2008 adalah 0,17 kali, tahun 2009 adalah 0,12 kali dan tahun 2010 adalah 0,14 kali menjelaskan
dalam satu tahun rata-rata dana yang tertanam dalam piutang setiap tahun masing-masing tahun 2008 berputar 0,17 kali, tahun 2009 berputar 0,12 kali dan tahun 2010 berputar 0,14 kali.
Berdasarkan standar rasio historis (0,12 kali-0,16 kali) maka rata-rata Receivable Turnover adalah 0,14 kali termasuk kategori cukup baik berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik jika dilihat dari efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Receivable Turnover berfluktuasi setiap tahun, peningkatan terjadi pada tahun 2010 sebesar 16,67% dan penurunan terjadi pada tahun 2009 sebesar 29,41%.
Receivable turnover rata-rata mengalami penurunan setiap tahun sebesar 6,37%.
d. Working Capital Turnover
Working Capital Turnover tahun 2008 adalah 0,40 kali, tahun 2009 adalah 0,21 kali dan tahun 2010 adalah 0,20 kali menjelaskan dana yang tertanam dalam modal kerja setiap tahun masing-masing berputar pada tahun 2008 rata-rata 0,40 kali, tahun 2009 rata-rata 0,21 kali dan tahun 2010 rata-rata 0,20 kali.
Berdasarkan standar rasio historis (0,16 kali-0,38 kali) maka rata-rata Working Capital Turnover adalah 0,27 kali termasuk
kategori cukup baik berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik jika dilihat dari efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam menggunakan assets untuk memperoleh penjualan. Working Capital Turnover selalu menurun setiap tahun rata-rata sebesar 26,13%, penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 47,50% dan tahun 2010 menurun sebesar 4,76%.
4. Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Solvabilitas
Adapun kinerja keuangan ditinjau dari segi solvabilitas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah seperti pada Tabel 5.30 berikut.
Tabel 5.30
Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Solvabilitas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I
di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Rasio Solvabilitas 2008 Tahun2009 2010 Rata-rata
1. Total Assets to Debt Ratio (%)
232,69 163,39 141,51 179,20
Perubahan (%) - (29,78) (13,39) (21,59)
Standar rasio historis 131,60-226,80 131,60-226,80 131,60-226,80 131,60-226,80
Kinerja Keuangan Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik
2. Net Worth to Debt Ratio (%)
132,69 63,39 41,51 79,20
Perubahan (%) - (52,23) (34,52) (43,37)
Standar rasio historis 31,60-126,80 31,60-126,80 31,60-126,80 31,60-126,80
Kinerja Keuangan Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik
Sumber : Tabel 5.23-5.24.
Berdasarkan Tabel 5.30 maka dapat dijelaskan kinerja keuangan ditinjau dari segi solvabilitas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah sebagai berikut :
a. Total Assets to Debt Ratio
Total Assets to Debt Ratio tahun 2008 adalah 232,69%, tahun 2009 adalah 163,39% dan tahun 2010 adalah 141,51%
menjelaskan bahwa aktiva mampu mengantisipasi setiap Rp.100,- hutang setiap tahun masing-masing tahun 2008 sebesar Rp.232,69, tahun 2009 sebesar Rp.163,39 dan tahun 2010 sebesar Rp.141,51.
Berdasarkan standar rasio historis (131,60%-226,80%) maka rata-rata Total Assets to Debt Ratio yaitu 179,20% termasuk kategori cukup baik (cukup solvabel) berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik (cukup solvabel) dalam mengantisipasi seluruh hutangnya. Total Assets to Debt Ratio selalu menurun setiap tahun rata-rata sebesar 21,59%, penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 29,78%, sedangkan tahun 2010 menurun sebesar 13,39%.
b. Net Worth to Debt Ratio
Net Worth to Debt Ratio tahun 2008 adalah 132,69%, tahun 2009 adalah 63,39% dan tahun 2010 adalah 41,51%
menjelaskan bahwa modal sendiri mampu mengantisipasi setiap Rp.100,- hutang setiap tahun masing-masing tahun 2008 sebesar Rp.132,69, tahun 2009 sebesar Rp.63,39 dan tahun 2010 sebesar Rp.41,51%.
Berdasarkan standar rasio historis (31,60%-126,80%) maka rata-rata Net Worth to Debt Ratio yaitu 79,20% termasuk kategori cukup baik (cukup solvabel) berarti kinerja keuangan perusahaan adalah cukup baik (cukup solvabel) dalam mengantisipasi seluruh hutangnya. Net Worth to Debt Ratio selalu menurun setiap tahun rata-rata sebesar 43,37%, penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 52,23%
sedangkan tahun 2010 menurun sebesar 34,52%.
5. Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Rentabilitas
Adapun kinerja keuangan ditinjau dari segi rentabilitas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah seperti pada Tabel 5.31 berikut.
Tabel 5.31
Kinerja Keuangan Ditinjau dari Segi Rentabilitas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I
di Tuban, Badung Tahun 2008-2010
Rasio Rentabilitas 2008 Tahun2009 2010 Rata-rata 1. Rentabilitas
Ekonomis (%)
16,54 10,17 9,14 11,95
Perubahan (%) - (38,51) (10,13) (24,32)
Standar rasio historis 7,94-15,96 7,94-15,96 7,94-15,96 7,94-15,96
Kinerja Keuangan Baik Cukup baik Cukup baik Cukup baik
2. Rentabilitas Modal Sendiri (%)
22,03 20,14 25,11 22,43
Perubahan (%) - (8,58) 24,68 8,05
Standar rasio historis 19,92-24,94 19,92-24,94 19,92-24,94 19,92-24,94
Kinerja Keuangan Cukup baik Cukup baik Baik Cukup baik
Sumber : Tabel 5.25-5.26.
Berdasarkan Tabel 5.31 maka dapat dijelaskan kinerja keuangan ditinjau dari segi rentabilitas pada Koperasi Karyawan Angkasa Pura I di Tuban, Badung dari tahun 2008 sampai tahun 2010, adalah sebagai berikut :
a. Rentabilitas Ekonomis
Rentabilitas ekonomis tahun 2008 adalah 16,54%, tahun 2009 adalah 10,17% dan tahun 2010 adalah 9,14% menjelaskan bahwa setiap Rp.100,- modal usaha menghasilkan sisa hasil usaha operasi setiap tahun masing-masing tahun 2008 sebesar Rp.16,54, tahun 2009 sebesar Rp.10,17 dan tahun 2010 sebesar Rp.9,14.
Berdasarkan standar rasio historis (7,94%-15,96%) maka rata-rata rentabilitas ekonomis yaitu 11,95% termasuk