• Tidak ada hasil yang ditemukan

DONI UMARSONO NPM. 1063245

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DONI UMARSONO NPM. 1063245 "

Copied!
186
0
0

Teks penuh

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan model kooperatif tipe Example non Example dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Sumberrejo Batanghari Lampung Timur tahun pelajaran 2016/2017. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS dengan menggunakan model kooperatif Example Non Example pada siswa kelas V SDN 1 Sumberrejo Batanghari Lampung Timur tahun pelajaran 2016/2017.

Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran IPS yang berlangsung di SDN 1 Sumberrejo memiliki beberapa kendala sehingga proses pembelajaran belum mencapai kualitas yang diharapkan. Dalam proses belajar mengajar banyak siswa yang mengobrol selama proses pembelajaran, siswa kurang berani tampil untuk mengemukakan pendapat dan kurang aktif dalam bertanya tentang materi yang diajarkan, seperti siswa merasa malu dan kurang percaya diri untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. guru, siswa malas mencatat pelajaran, siswa kurang perhatian saat guru menjelaskan materi, dan siswa kurang memahami materi.

Identifikasi Masalah

Dengan menggunakan model kooperatif, pembelajaran siswa dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman, baik secara individu maupun kelompok.8. Dengan menggunakan model kooperatif contoh bukan contoh diharapkan siswa lebih kreatif, mandiri dan dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat penelitian

Penelitian Yang Relevan

Pembelajaran Kooperatif

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa model pembelajaran Contoh Bukan Contoh adalah model pembelajaran yang menggunakan contoh melalui kasus atau gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran Example Not Example (ENE) menurut Agus Suprijono.

Tabel II  STANDAR
Tabel II STANDAR

Hipotesis Tindakan

Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan dan dilaksanakan di kelas V SDN 1 Sumberrejo Batanghari Lampung Timur T.P tahun ajaran 2016/2017.

Objek Penelitian

  • Definisi Operasional Variabel
  • Prosedur Tindakan
  • Tahap-Tahap Penelitian
  • Setting Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia 1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia
  • Metode Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Dalam pelaksanaannya, model pembelajaran Example without Example dikonseptualisasikan dengan materi yang akan diajarkan yaitu keragaman fenomena alam dan suku bangsa yang ada di Indonesia. Mengenal dan menghargai keragaman suku bangsa di Indonesia dan menyebutkan berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia.

Deskripsi Lokasi Penelitian

Sejarah Berdirinya SDN 1 Sumberrejo

Data siswa di SDN 1 Sumberrejo Kabupaten Lampung Timur tahun ajaran 2016/2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Struktur Organisasi SDN 1 Sumberrejo Gambar 2 Gambar 2

Deskripsi Hasil Penelitian

Pelaksanaan Siklus I

Jumlah soal dalam siklus ini adalah 5 soal, yang akan diujikan pada awal pertemuan (Pretest) dan akhir siklus (Posttest) atau pada pertemuan ketiga. Materi pertemuan ini adalah keragaman suku dan budaya di Indonesia, dengan indikator mengidentifikasi peta sebaran asal-usul etnis di Indonesia dan mengembangkan sikap menghargai keragaman etnis dan budaya di Indonesia. Pada pertemuan pertama ini masih banyak siswa yang belum memahami alur model pembelajaran Example-non-examples.

Materi pertemuan kedua adalah keragaman suku dan budaya di Indonesia, dengan indikator mengidentifikasi dan menghargai keragaman suku bangsa di Indonesia dan menyebutkan suku bangsa yang berbeda di Indonesia. Materi pertemuan ini adalah keragaman suku dan budaya di Indonesia dengan indikator untuk mengidentifikasi dan menghargai keragaman budaya di Indonesia dan menyebutkan perbedaan budaya di Indonesia. Dari tabel di atas terlihat bahwa aktivitas belajar pada siklus I mengalami peningkatan, namun pada pertemuan ke-4 interaksi atau ketepatan siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok mengalami rata-rata paling rendah.

Dari kegiatan pertama, siswa antusias mengikuti model pembelajaran kooperatif Example without Example (ENE) pada sesi pertama yaitu 69,23%, pada sesi kedua 76,92% dan pada sesi ketiga 76,92%, dengan skor rata-rata 74,36%. . Kemudian pada kegiatan 2 yaitu partisipasi dalam proses pembelajaran saya mendapatkan 69,23% pada pertemuan 2, dan 73,08% pada pertemuan 2, dan saya mengalami pertemuan 3 lagi.

Pelaksanaan Siklus II

Setelah kelompok siswa yang terbagi telah berdiskusi dan berdasarkan hasil diskusi, analisis gambar dicatat pada kertas, guru memandu jalannya diskusi, kemudian setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusi, guru memberikan umpan balik dengan meminta pendapat dari kelompok lain. Di akhir diskusi, guru memberikan penjelasan tentang hasil diskusi pada masing-masing kelompok dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Sebelum pembelajaran berakhir, siswa dan guru menyelesaikan materi yang telah dibahas, setelah itu guru memberikan evaluasi kepada siswa.

Setelah kelompok siswa yang terbagi berdiskusi dan dari hasil diskusi analisis gambar dicatat pada kertas, guru memandu jalannya diskusi, kemudian masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusi, guru memberikan umpan balik dengan cara meminta pendapat kelompok lain. Di akhir diskusi, guru memberikan penjelasan tentang hasil diskusi pada masing-masing kelompok dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pada kegiatan ini, siswa bersama guru menyelesaikan materi yang dibahas sebelum pembelajaran berakhir, kemudian guru menilai siswa.

Setelah kelompok siswa yang terbagi telah berdiskusi dan berdasarkan hasil diskusi, analisis gambar dicatat pada kertas, guru memandu jalannya diskusi, kemudian setiap kelompok diberi kesempatan untuk membacakan hasil diskusi, guru memberikan umpan balik dengan meminta pendapat dari kelompok lain. Sebelum pembelajaran berakhir, siswa dan guru menyelesaikan materi yang telah dibahas, setelah itu guru memberikan tes berupa soal post test untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative tipe ini. Memberi contoh bukan contoh, dan diakhiri dengan salam.

Pembahasan

Aktivitas Belajar Siswa

Dari hasil analisis data yang diperoleh dari lembar observasi, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada pembelajaran melalui Cooperative Learning Model Example Non-Examples (ENO) meningkat pada setiap siklusnya. Data rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II Tidak ada aktivitas yang teramati siklus I siklus II Rata-rata peningkatan. Untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model Cooperative Learning Contoh Non Contoh (ENE) kelas V SDN 1 Sumberrejo dapat dilihat pada gambar berikut.

Pada siklus I dan II indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran meningkat sebesar 8,34%, hasil yang diperoleh pada siklus I masing-masing 78,33% dan pada siklus II masing-masing 86,67%. Jadi, untuk indikator partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sudah tercapai hasil yang diinginkan yaitu rata-rata aktivitas siswa mengalami peningkatan. Hal ini juga ditunjukkan pada siklus I dan II untuk indikator interaksi dalam kelompok saat pembelajaran mengalami peningkatan.

Jadi, untuk indikator interaksi dalam kelompok ketika tujuan pembelajaran yang diinginkan telah tercapai yaitu rata-rata aktivitas siswa meningkat pada siklus I sampai II, hal ini terjadi karena guru selalu lebih banyak memberikan instruksi kepada siswa yang memiliki motivasi rendah dalam kegiatan tersebut, hanya saja guru memberikan petunjuk betapa besar manfaat brainstorming dalam menganalisis bahwa berpikir sendiri tidak lebih baik daripada berpikir bersama. Selama pemaparan hasil kerja kelompok, siswa mencatat peningkatan sebesar 16,62% pada siklus I, masing-masing 73,07% dan 89,69% pada siklus II.

Hasil Belajar Siswa

Dengan menggunakan model Cooperative Example Not Example ini akan sangat membuat semua siswa siap untuk maju karena guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya bersama kelompoknya. Peningkatan tersebut disebabkan karena proses pembelajaran pada siklus II diupayakan untuk meningkatkan pencapaian tujuan indikator kegiatan dan hasil belajar yang belum tercapai pada siklus I. Hal ini tentunya tidak terlepas dari model pembelajaran. Contoh Tidak ada contoh yang digunakan selama pelajaran.

Karena dengan model ini siswa yang tidak berani bertanya kepada guru diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan kelompoknya, sehingga siswa yang bertanya kepada temannya tentu akan berbeda jika bertanya langsung kepada guru. Selain itu, seluruh siswa dalam kelompok akan siap mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya jika suatu saat guru memanggil setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusinya. Dengan demikian telah terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Example not Example (ENE) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada topik menghargai keragaman suku dan budaya di Indonesia dan mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi. di Indonesia. Indonesia untuk siswa kelas V SDN 1 Sumberrejo Kabupaten Lampung Timur. Tahun pelajaran 2016/2017.

Identifikasi Analisis peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-examples (ENE).

Analisis Identifikasi Peningkatan Hasil Belajar Dengan Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe Examples Non Examples (ENE)

Model pembelajaran kooperatif tipe non-contoh (ENE) dapat mengatasi masalah rendahnya daya serap siswa terhadap keragaman suku dan budaya Indonesia serta jenis kegiatan usaha dan ekonomi di Indonesia. Karena pembelajaran oleh teman sebaya dianggap lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Dan pengajaran yang dilakukan antar teman sebaya merupakan hubungan saling ketergantungan yang positif untuk meningkatkan kemampuan setiap siswa dalam menguasai materi.

Hal ini didorong oleh langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Example Not Example (ENE) itu sendiri yang menempatkan siswa dalam suasana belajar yang membutuhkan interaksi antar siswa. Dalam pembelajaran non-example (ENE), setiap siswa dalam satu kelompok melakukan brainstorming untuk mencari solusi dari permasalahan yang ditunjukkan pada gambar. Model pembelajaran kooperatif Example-Non-Example (ENE) menempatkan guru semata-mata sebagai fasilitator yang tugasnya memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa.

Dalam model Example Not Example (ENE), siswa tidak ditempatkan sebagai objek, melainkan siswa ditempatkan sebagai pelaku (subjek) sehingga dapat mengoptimalkan analisis kritisnya terhadap materi pelajaran. Dengan mempelajari dan merasakan materi tentang keragaman suku dan budaya di Indonesia serta jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia, mereka akan lebih mudah memahami dan mengingat lebih lama materi yang telah mereka pelajari.

Simpulan

Saran

Sikap apa yang harus Anda kembangkan jika Anda tinggal bersama teman dari daerah yang berbeda suku dan budaya? Penyebab keragaman suku bangsa di Indonesia antara lain: perbedaan ras asal, perbedaan lingkungan geografis, latar belakang sejarah, perkembangan daerah, dan perbedaan agama dan kepercayaan. Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu produksi, distribusi dan konsumsi.

Menghargai keragaman warisan bangsa dan tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman fenomena alam dan etnik serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

Kompetensi Dasar

Materi Ajar

Metode Pembelajaran

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Penutup

Alat dan Sumber Belajar

Evaluasi

Kepelbagaian etnik ialah kumpulan pelbagai jenis kumpulan etnik yang mendiami sesebuah negara yang berkongsi ciri asas tertentu yang berkaitan dengan kedua-dua asal usul dan budaya.

Tujuan Pembelajaran

Langkah-langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan

Penyebab terjadinya keragaman suku bangsa di Indonesia antara lain: perbedaan asal ras, perbedaan lingkungan geografis, latar belakang sejarah.

Penilaian

Dengan mempelajari unsur-unsur budaya daerah menambah pemahaman tentang nusantara dan mencerminkan rasa cinta terhadap budaya daerah sendiri serta dapat bersikap positif terhadap semua budaya yang ada. Contoh bahasa daerah yang termasuk dalam bahasa indonesia antara lain agung, nafas dari bahasa jawa, gusur, tumlek, masih banyak lagi dari bahasa lainnya.

Indikator Pencapaian

Berpartisipasi dalam promosi barang buatan Indonesia melalui pameran, di dalam dan luar negeri. Berpartisipasi dalam promosi barang buatan Indonesia melalui pameran, di dalam dan luar negeri.

TABEL KERJA SIKLUS I
TABEL KERJA SIKLUS I

LEMBAR KERJA KELOMPOK

Indikator: - Mengidentifikasi dan menghargai keanekaragaman suku bangsa di Indonesia dan menyebutkan suku bangsa yang berbeda di Indonesia. Indikator: - Mengidentifikasi dan menghargai keragaman budaya di Indonesia dan menyebutkan berbagai budaya di Indonesia.

Foto Kegiatan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Cooperative  Learning tipe Examples Non Examples (ENE)
Foto Kegiatan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Cooperative Learning tipe Examples Non Examples (ENE)

Gambar

Tabel II  STANDAR
TABEL KERJA SIKLUS I
TABEL KERJA SIKLUS II
Foto Bersama kepala sekolah dan dewan guru SDN 1 Sumberrejo  Kabupaten Lampung Timur
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis penelitian Berdasarkan kajian yang telah diungkakan, maka hipotesis tindakan penelitia ini adalah: Pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran role playing dapat