• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download (3MB)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Download (3MB)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Dengan permainan ini anak akan meningkat kreatifitas dan ketelitiannya dalam membuat atau menyusun, sehingga motorik halus anak akan meningkat. Terhambatnya kemampuan motorik halus anak dapat disebabkan oleh kurangnya latihan koordinasi tangan-mata, maupun keterampilan internal. Dengan permainan ini anak akan meningkat kreatifitas dan ketelitiannya dalam membuat atau menyusun, sehingga motorik halus anak akan meningkat.

Oleh karena itu, peneliti meyakini dengan menggunakan metode pencetakan plastisin akan memudahkan anak dalam meningkatkan kemampuan motorik halusnya. Keterampilan motorik halus seorang anak memerlukan kemampuan mengkoordinasikan gerakan-gerakan halus untuk menyelesaikan tugas-tugas sederhana. Yuliani (2004:16) juga menyatakan bahwa “aspek penting dalam meningkatkan keterampilan motorik halus anak adalah kematangan saraf atau otot jari-jari anak dan koordinasi tangan-mata.

Dengan memberikan anak berbagai rangsangan untuk keterampilan motorik halusnya, anak dapat mengontrol otot-otot halusnya dengan lebih baik. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan indikator perkembangan motorik halus anak yang mengacu pada berbagai pendapat. Yuliani (2004:16) juga menyatakan bahwa “aspek penting dalam perkembangan motorik halus anak adalah kematangan saraf atau otot jari-jari anak dan koordinasi tangan-mata”.

Melalui kegiatan cetakan plastisin, anak dapat meningkatkan berbagai keterampilannya, termasuk motorik halus, dengan melakukan gerakan meremas-remas pada saat mencetak.

Hipotesis Tindakan

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Fokus Penelitian

Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting penelitian

Prosedur dan Desain Penelitian

SIKLUS

Observasi dilakukan secara sistematis untuk mengamati hasil atau dampak tindakan terhadap proses belajar mengajar dan refleksi yaitu menilai dan mempertimbangkan hasil atau dampak tindakan yang dilakukan.

Kegiatan I

Observasi dilakukan peneliti di dalam kelas yaitu pada saat proses pembelajaran oleh guru. Observasi dan monitoring dilakukan terhadap pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan panduan dan alat penelitian yang telah dibuat sebelumnya, sehingga diperoleh data empiris mengenai hasil penelitian keterampilan motorik halus anak.

Kegiatan II

Refleksi pada siklus I ini dilakukan dengan melakukan percakapan dengan guru lain (observer) tentang: (1) Menganalisis tindakan yang baru saja dilakukan, (2) Menilai dan menjelaskan intervensi, serta merangkum data yang diperoleh. Refleksi pada siklus I ini dilakukan dengan melakukan percakapan dengan guru lain (observer) tentang: (1) Menganalisis tindakan yang baru saja dilakukan, (2) Menilai dan menjelaskan intervensi, serta merangkum data yang diperoleh.

Kegiatan I

Berdasarkan pengamatan peneliti di dalam kelas yaitu pada saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Observasi dan monitoring secara menyeluruh terhadap pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan perilaku anak dalam mengikuti proses belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan panduan dan instrumen penelitian yang telah dikembangkan sebelumnya, sehingga diperoleh data empiris mengenai peningkatan keterampilan motorik halus anak.

Teknik Analisis Data dan Standar Pencapaian 1.Teknik Analisis Data

Analisis deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk mengelola data yang dimulai dari mengetahui kemampuan anak, kemudian mencatatnya pada lembar observasi yang disediakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang jelas sehingga memudahkan dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut dilakukan secara bersamaan agar pengumpulan dan analisis data selalu dilakukan secara online pada waktu yang bersamaan. Setiap anak mempunyai kemampuan/potensi yang berbeda-beda dan unik serta dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, namun perkembangan anak tetap mempunyai pola yang umum.

Hasil Penelitian

  • Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pertemuan I

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan terdiri dari dua pertemuan pada setiap siklusnya. Selama proses kegiatan dilakukan observasi berupa pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan pencetakan plastisin. Kegiatan observasi dilakukan tidak hanya pada anak tetapi juga pada guru untuk melihat kegiatan pembelajaran apa saja yang dilakukan oleh guru a) Perkenalkan setiap anak pada berbagai macam bentuk yang dapat dibuat dengan bahan plastisin.

Pada tahap ini guru diberikan kategori cukup karena guru hanya memperkenalkan beberapa bentuk saja kepada beberapa anak. Pada tahap ini penilaian guru berada pada kategori cukup karena guru hanya menjelaskan cara penggunaan plastisin kepada beberapa anak. Pada tahap ini saya berada pada kategori cukup karena guru hanya mengizinkan beberapa anak untuk berkreasi membentuk plastisin sesuai imajinasi anak.

Pada tahap ini guru masuk dalam kategori cukup, karena guru hanya memotivasi beberapa anak saja dalam menguleni plastisin. Hasil observasi aktivitas belajar siswa. a) Dari hasil observasi kegiatan belajar anak, guru mencatat bahwa kemauan anak untuk melakukan kegiatan pembuatan plastisin termasuk dalam kategori cukup, karena hanya sebagian anak saja yang mempunyai kemauan untuk mengikuti kegiatan tersebut. kegiatan pembentukan plastisin. Observasi: Observasi dalam penelitian masih sangat sulit dilakukan dengan baik karena baik anak maupun guru tidak dapat melakukan kegiatan dengan baik.

Pertemuan II

Observasi yang dilakukan selama proses kegiatan berupa peningkatan kemampuan motorik halus pada anak melalui kegiatan pencetakan plastisin. Pada tahap ini guru mendapat kategori baik karena guru mengenalkan kepada semua anak tentang berbagai macam bentuk yang dapat dibuat dengan bahan plastisin. Pada poin ini guru mendapat kategori baik karena guru memperkenalkan kepada semua anak cara menggunakan plastisin.

Pada tahap ini guru masuk dalam kategori baik, karena guru memberikan kesempatan kepada seluruh anak untuk menguleni plastisin. Pada tahap ini guru masuk dalam kategori cukup karena guru telah memberikan semangat atau motivasi kepada beberapa anak.

Pertemuan I

Kegiatan Guru. a) Pada awal kegiatan, seperti biasa guru mengajak siswa melakukan kegiatan berbaris sebelum memasuki ruangan. Saat guru memasuki ruang belajar, guru memulai dengan mengucapkan salam dan mengajak anak berdoa sebelum belajar. Sebagai pemanasan, guru mengajak anak melakukan kegiatan melempar bola kertas ke dalam keranjang, hal ini dilakukan untuk melatih koordinasi tangan-mata anak dalam mengatur jarak yang akan mempengaruhi kemampuan motorik halus siswa.

Kegiatan observasi dilakukan tidak hanya pada anak saja tetapi juga pada guru untuk melihat kegiatan pembelajaran apa saja yang dilakukan guru. Pada tahap ini guru mendapat kategori baik karena guru mengenalkan kepada anak berbagai macam bentuk yang dapat dibuat dengan bahan plastisin. Pada tahap ini guru diberi kategori baik karena guru berulang kali memperkenalkan cara penggunaan plastisin hingga semua anak memahami cara penggunaan plastisin.

Pada tahap ini guru mendapat nilai bagus karena guru memberikan kesempatan kepada seluruh anak untuk berkreasi membuat berbagai bentuk dari plastisin. Pada tahap ini guru mendapatkan kategori sesuai karena guru hanya memberikan kesempatan kepada beberapa anak saja. Selain itu guru juga menyiapkan bahan pembelajaran yang cukup untuk anak seperti plastisin agar anak tidak kehabisan plastisin dan tidak berebut plastisin.

Pertemuan II

Pembahasan

Kegiatan pembentukan plastisin yang diterapkan dalam pembelajaran meningkatkan keterampilan motorik halus anak pada tindakan siklus I dan siklus II terbukti dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak yaitu dimana otot jari anak yang awalnya masih kaku setelah melakukan kegiatan tersebut berulang kali adalah dengan media otot plastisin. .-Otot polos anak sudah tidak kaku lagi. Anak sudah mampu membuat bentuk dengan baik, walaupun ada juga yang masih dikategorikan cukup, namun dengan bimbingan anak sudah mampu menggunakan bentuk dengan media plastisin. Dalam membuat bentuk yang bermakna dengan tujuan untuk mengembangkan motorik halus anak, kegiatan mencetak plastisin sangat menarik perhatian siswa karena siswa dapat membuat dan membentuk plastisin sesuai imajinasinya, selain itu kegiatan ini melatih konsentrasi anak dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. .

Kemampuan peningkatan keterampilan motorik halus anak di TK Bakti Mulua Patila pada siklus I dan II menunjukkan peningkatan yang sangat baik dibandingkan pada siklus I dan tahap prapembelajaran. Pada Siklus I rata-rata aktivitas belajar guru dikategorikan cukup, sedangkan aktivitas belajar siswa dikategorikan kurang, oleh karena itu peneliti dan guru kelas menyimpulkan bahwa Pembelajaran Siklus I belum berhasil dan sebaiknya dilanjutkan dengan siklus. Pada tabel diatas dapat digambarkan bahwa keterampilan motorik halus anak terlihat dari indikator perkembangan motorik halus yang diperoleh melalui kegiatan pembentukan plastisin dimana pada siklus II keterampilan anak lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I.

Hal ini dikarenakan pada pembelajaran siklus I masih banyak kendala dan kekurangan yang menghambat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan kurang memberikan pengaruh yang optimal terhadap perkembangan siswa. Pada siklus II segala kekurangan pada siklus I dapat diminimalisir dengan baik sehingga perkembangan motorik halus anak dapat meningkat. Artinya penelitian ini berhasil untuk pembelajaran dengan membuat kegiatan pembentukan plastik yang dapat mengembangkan pergerakan otot-otot jari tangan, pergelangan tangan dan koordinasi mata tangan pada anak.

Berdasarkan penjelasan di atas, selaras dengan apa yang disampaikan oleh Ahmadi bahwa “Plastik merupakan salah satu bentuk permainan yang dapat digunakan untuk beberapa perkembangan pada anak, seperti motorik halus anak, kreativitas, aktivitas dan keterampilan seni pada anak.” Jadi jelas bahwa kegiatan plastisin anak seperti membuat berbagai bentuk dengan cara meremas dan memilih plastisin sambil bereksplorasi dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Kesimpulan

Saran

Berapakah kemampuan otot jari anak dalam meremas hingga membentuk segitiga siku-siku berbentuk rumah, buku, dan pensil? Bagaimana kemampuan anak mengkoordinasikan mata dan tangan membentuk rumah, buku dan pensil dari bahan plastisin. Kemampuan otot jari anak dalam meremas plastisin hingga membentuk segitiga dan persegi panjang berbentuk rumah.

Kemampuan otot pergelangan tangan anak dalam menggenggam plastisin dan membentuk segitiga dan persegi panjang berbentuk rumah. Koordinasi mata dan tangan anak pada saat mencetak plastisin untuk membuat segitiga dan persegi panjang menjadi bentuk rumah.

PERTEMUAN II

B = Apabila guru menerangkan kepada semua kanak-kanak cara menggunakan plastisin. C = Apabila guru menerangkan kepada beberapa orang kanak-kanak cara menggunakan plastisin. B = Apabila guru memberi peluang kepada semua kanak-kanak untuk menjadi kreatif C = Apabila guru memberi peluang kepada beberapa kanak-kanak untuk menjadi kreatif. B = Apabila guru memberi motivasi kepada semua kanak-kanak C = Apabila guru memberi motivasi kepada sesetengah kanak-kanak K = Apabila guru tidak memberi motivasi kepada kanak-kanak.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Aktivitas fisik merupakan gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya, selama beraktivias otot membutuhkan banyak energi (Febriani, 2020).

Otot ekstraokular yang berperan dalam pergerakan bola mata terdiri dari enam otot yaitu otot rektus superior, otot rektus medial, otot rektus inferior, otot rektus lateral, otot