Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan keterampilan motorik halus melalui kegiatan seni batik jumputan di RA Nurul Iman Rejo Agung Pesawaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan seni batik jumputan di RA Nurul Iman Rejo Agung Pesawaran. Dan selain melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, Intan menjadi pendidik di RA Nurul Iman Rejo Agung Kab.
Kepala sekolah sekaligus guru RA Nurul Iman Rejo Agung Pesawaran yang selama ini membantu kegiatan penelitian di sekolah tersebut. Lampiran 3 : Data anak di RA Nurul Iman Rejo Agung Lampiran 4 : Kisi-kisi motorik halus Lampiran 5 : Panduan observasi guru.
Penegasan Judul
Setiap anak di sekolah dapat mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal, asalkan mendapat rangsangan yang tepat dari guru dan lingkungan sekolah. Batik jumputan merupakan batik yang proses produksinya berbeda dengan batik tulis atau batik cap, yaitu dengan cara mengikat beberapa bagian kain yang ingin diberi pola. Membuat batik jumputan dapat merangsang perkembangan motorik halus anak, karena membuat jumputan merupakan kegiatan yang menarik karena anak dapat belajar seni membatik, bermain warna, dan anak dapat mengkoordinasikan gerakan mata dan jari dengan cara mengikat kain seperti ini.
3 Sohibah Darojatur Rofiah dan Hilman Mangkuwibawa, “Upaya Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Batik Jumputan,” (JAPRA) Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA.
Latar Belakang Masalah
- Aliya BSH BSH BSH BSH BSH 3. Alfi BSH BSH BSH BSH BSH
- Ayudia
- Faizul BSH BSH BSH BSH BSH 11. Fathan BSH BSH BSH BSH BSH
- Nayla
- Widya
14 Meriyati Meriyati dkk., „Kegiatan merajut dengan bahan alami untuk mengembangkan motorik halus anak‟, Jurnal Obsesi: Jurnal. Setiawati dan Ningsih memberikan pembelajaran aksi melalui membatik dengan teknik jumputan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak usia dini. Hasil observasi perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun di RA Nurul Iman Rejo Agung.
Sehingga kemampuan motorik halus anak di RA Nurul Iman Rejoagung Pesawaran ada sebagian anak yang belum mencapai perkembangan motorik halus secara maksimal. Peneliti ingin melihat proses kegiatan seni batik jumputan untuk mengembangkan motorik halus anak di RA Nurul Iman Rejoagung Pesawaran.
Fokus dan Subfokus Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Harapannya anak-anak merasa senang ketika membuat batik jumputan, anak dapat belajar tentang warna, dan anak dapat belajar budaya Indonesia sejak dini. Dapat menambah pengetahuan dan menyumbangkan pemikiran tentang perkembangan motorik halus anak, tidak hanya pada aktivitas membungkuk, mewarnai dan kolase.
Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Ada kegiatan baru yang bisa dilakukan guru. dengan kegiatan membatik untuk mengembangkan motorik halus anak. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa seni membatik dapat dijadikan salah satu alternatif pengembangan motorik halus anak dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran membatik sebagai berikut: a) persiapan, b) pelaksanaan, disini guru terlebih dahulu menjelaskan dan memberikan contoh teknik membatik yang akan dilakukan. Penelitian lanjutan dilakukan pada tahun 2020 oleh Yuni Ingkir dengan judul Kegiatan Membatik dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik Halus Anak pada kelompok B PAUD Aisyiyah III Bengkulu yang bertujuan untuk menilai keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan membatik.
Akibat dari kegiatan membatik ini adalah terikatnya bagian-bagian yang tidak diinginkan untuk diwarnai. Penelitian selanjutnya oleh Muassis Tullut Fiyah pada tahun 2018 berjudul Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Membatik Kunyit. Dengan hipotesis tindakan yang dibaca melalui kegiatan membatik kunyit dapat mengembangkan keterampilan motorik halus anak di PAUD Kober PKK Pranggang Kediri.
Metode Penelitian Kualitatif
Sistematika Penulisan
- Fungsi Perkembangan Motorik Halus
- Tahap Pencapaian Perkembangan Motorik Halus Anak
- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus Halus
Setiap anak di sekolah dapat mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asalkan mendapat rangsangan yang tepat dari guru dan lingkungan sekolah. Selain itu, Suryana memaparkan perkembangan motorik anak khususnya motorik halus pada usia 4-5 tahun, sebagai berikut: 1) Menggambar sesuatu yang bermakna bagi anak; Artinya perkembangan motorik halus atau biasa disebut dengan motorik halus merupakan bagian dari perkembangan motorik yang diartikan sebagai keterbatasan gerak pada anak usia dini.
37 Octavian Dwi Tanto dan Aulia Humaimah Sufyana, 'Stimulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Dalam Seni Tradisional Nyanyi Tatah', Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 40 Puri Aquarisnawati, Dewi Mustami'ah, dan Windah Riskasari, 'Keterampilan motorik halus anak prasekolah dilihat dari Bender Gestalt', \Insan Media Journal. Hal tersebut menjadi pintu masuk bagi anak untuk mahir dalam mengoptimalkan kemampuan motorik halus pada anak.
Berikut tahapan perkembangan motorik halus anak usia dini yang ingin dicapai dalam pembelajaran anak usia dini yaitu: Menurut Desni, tahapan perkembangan motorik halus berdasarkan usia antara lain: 46 Desni, Upaya meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting dan menempel. , E-Journal Unesa (Jurnal Mahasiswa Teknologi, Tahun 2013), hal. Motorik halus pada anak usia prasekolah harus dirangsang melalui suatu kursus pelatihan yang berkesinambungan dan tepat sasaran.
Dapat dibuktikan bahwa perkembangan motorik halus anak tidak sama antara satu anak dengan anak lainnya. Mengembangkan motorik halus anak dengan cara menyobek kertas bermotif pada anak usia 3-4 tahun” di PAUD Aisyiyah II Ngadiluwih kabupaten Kediri tahun pelajaran. 50 Erni Yuniati, “Permainan pasir mempengaruhi perkembangan motorik halus anak prasekolah”, Jurnal Praktik Keperawatan Indonesia.
Membatik Jumputan
Pengertian Membatik Jumputan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, batik adalah kain lukis yang dibuat secara khusus dengan cara menuliskan atau mengoleskan lilin pada kain tersebut, kemudian diolah dengan cara tertentu. Menurut Yudoseputro, batik berarti gambar yang ditulis pada kain dengan menggunakan media malam atau lilin, serta penutup kain batik54. Sedangkan batik pesisiran merupakan batik yang berasal dari daerah Gresik, Madura, dan Tuban dengan ciri khas penggunaan warna cerah dan motif kekayaan bahari.
Menurut Yamin, batik tulis adalah teknik yang dibuat dengan cara mengoleskan lilin pada motif yang digambar pada kain dengan cara dimiringkan. Anak akan belajar memegang kuas dengan benar sehingga dapat meningkatkan kelenturan jari-jari anak.56 Sedangkan menurut Rahayu, membatik untuk anak usia dini berarti menyuruh anak memberi pembatas pada kain sebelum mewarnainya. Batik yang dihasilkan melalui teknik tie-dying merupakan salah satu jenis batik yaitu batik Jumputan.
Cara membatiknya dilakukan dengan cara mengikat kain dengan tali lalu mencelupkannya ke dalam pewarna. Membatik sendiri, yaitu membatik dengan cara mengikat bagian-bagian kain yang berbeda lalu mencelupkannya ke dalam cat. Menurut Murtono, “Batik jumputan adalah batik yang cara pembuatannya berbeda dengan batik tulis atau batik cap, yaitu dengan cara mengikat bagian-bagian kain yang berbeda yang ingin diberi motif”.
Menurut Herni, “Batik jumputan pada dasarnya adalah proses pewarnaan, dimana sebagian kain diikat erat menurut pola tertentu sebelum diwarnai dengan pewarna.” Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membatik adalah suatu kegiatan membuat pola, menulis, menggambar pada kain dengan cara mengoleskan lilin pada kain tersebut. Dalam penelitian ini batik yang dikenalkan pada anak usia dini merupakan kegiatan membatik sederhana yaitu membatik dengan teknik jumputan yang tidak dilakukan seperti yang dilakukan oleh orang dewasa.
Teknik Membatik Jumputan Untuk Anak Usia Dini Menurut Murtono kegiatan membatik jumputan
Teknik pembuatan batik jumputan ada dua, pertama teknik busur dan kedua teknik jahit. Sedangkan teknik menjahitnya adalah dengan terlebih dahulu membuat pola pada kain kemudian menjahit benang secara menerus pada garis warna, kemudian benang ditarik kencang sehingga kain berkerut sekencang mungkin. Menurut Herni, batik jumputan pada dasarnya adalah proses membuat simpul, mewarnai, mewarnai dengan kuas dan melonggarkan simpul yang diikat.
61 Saat mewarnai, benang yang rapat akan mencegah pewarna masuk ke dalam kain.Benang yang digunakan harus tebal dan kuat, seperti benang plastik/sintetis, benang denim atau benang sepatu. Model-model tersebut dibuat dan digambar dengan tangan serta dibuat dengan tangan sehingga memiliki ciri khas tersendiri. Batik jumputan merupakan kerajinan yang dibuat dengan tangan asli dan tidak dapat tergantikan oleh mesin modern.
Rahayu mengatakan, kegiatan membatik anak usia dini tidak dilakukan dengan pembatas dan lilin panas pada kain sebelum diwarnai. 62 Alfiyatur Rochmah dan Rachma Hasibuan, “Pengaruh Kegiatan Membatik Jumputan Terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak Kelompok A TK Labschool Unesa”, Jurnal Anak Usia Dini Teratai. Proses kegiatan membatik untuk anak usia dini sangat aman, karena bahan yang digunakan tidak sama dengan pembuatan batik untuk orang dewasa, disini hanya menggunakan bahan-bahan yang tidak berbahaya yaitu menggunakan tisu, pewarna makanan dan catenbat.
Keterkaitan Membatik Deangan Anak 1. Membatik Bagi Anak Usia 5-6 Tahun
Handayani, Sri, Sumarno dan Yusak Suharno, 'Pengaruh Kegiatan Kolase Terhadap Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Pada Wali TK Kabupaten Rembang', Jurnal Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Pendidikan. Meriyati, Meriyati, Cahniyo Wijaya Kuswanto, Dona Dinda Pratiwi dan Ela Apriyanti, “Kegiatan menenun dengan bahan alami untuk mengembangkan motorik halus anak”, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Ni'mah, Firkatun, dan eka mahah Maulidiyah, 'Pengembangan Buku Ajar Batik untuk Kemampuan Fisik Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun', JP2KG AUD (Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Perawatan, Kesehatan dan Gizi.
R. dan Rachma Hasibuan, “Pengaruh Kegiatan Batik Jumputan Terhadap Keterampilan Motorik Halus Anak Kelompok A TK Labschool Unesa”, Majalah Teratai PAUD, Rofiah, Sohibah Darojatur dan Hilman Mangkuwibawa, “Upaya Peningkatan Keterampilan Motorik Halus anak-anak melalui aksi remaja.', (JAPRA) Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA.
Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Membatik Jumputan Pada Anak Kelompok B TK Asy-Syafa'ah Jember Tahun Pelajaran. Sita Dewi, Ni Luh Diah Ayu dan Anik Yulaika, 'Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus Pada Anak Prasekolah Di TK Desa Ra Diponegoro Ngajum Kabupaten Malang', Jurnal Kesehatan. Tanto, Octavian Dwi dan Aulia Humaimah Sufyana, ‘Stimulasi perkembangan motorik halus anak usia dini dalam bidang seni.
Wandi, Zherly Nadia dan Farida Mayar, 'Analisis Keterampilan Motorik Halus dan Kreativitas Anak Usia Dini melalui Kegiatan Kolase', Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Yuniati, Erni, 'Permainan Pasir Berpengaruh Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Prasekolah', Jurnal Praktik Keperawatan Indonesia. Observasi perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun pada indikator Perkembangan RA Nurul Iman Rejo Agung Pesawaran No Nama.
Apakah guru memberikan instruksi kepada anak yang memegang kuas untuk mewarnai kain yang tidak dicat? Hasil wawancara guru dalam pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan Batik Jumputan di RA Nurul Iman Rejo Agung.