• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: Teknik Kolase, Pengembangan Motorik Halus (2) A

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Kata Kunci: Teknik Kolase, Pengembangan Motorik Halus (2) A"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TEHNIK KOLASE MELATIH PENGEMBANGAN KEMAPUAN MOTORIK HALUS ANAK

RAHMADON

Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh, E-mail: Rahmadon@serambimekkah.ac.id

ABSTRAK

Teknik kolase dapat melatih pengembangan kemampuan motorik halus anak, karena bentuk kegiatan teknik kolase ini adalah penyusunan berbagai bahan pada sehelai kertas yang datar. Bahan yang digunakan untuk direkatkan terdiri dari berbagai bentuk kertas, kain, bahan-bahan bertekstur dan benda-benda menarik lainnya bisa dua dimensi atau tiga dimensi. Kegiatan kolase ini dapat melatih otot-otot dan ia melatih koordinasi mata dan tangan. Kolase adalah teknik menggabungkan beberapa objek menjadi satu dengan menggunakan kegiatan kolase dengan berbagai media diharapkan dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak terutama dalam hal melatih jari jemari tangan, keterampilan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri ke dalam berbagai aktivitas, serta melatih konsentrasi untuk menjadi halus. Dalam meningkatkan kemampuan motorik anak mampu dilakukan melalui media yang kreatif dan menyenangkan bagi anak.

Dengan penggunaan media yang kreatif maka anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot- otot tangan dan melatih koordinasi mata, pikiran dan tanganya. Pentingnya pengembangan motorik halus pada anak usia dini, dan setiap pengembangana anak usia dini berbeda, demikian pula dengan peranannya yang berbeda pula sesuai dengan lingkungan sosial dan mengenai kepribadian anak.

Kata Kunci: Teknik Kolase, Pengembangan Motorik Halus

(2)

A. Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diberikan sejak anak lahir hingga anak berusia delapan tahun. Pemberian pendidikan anak sejak lahir dimaksudkan untuk memberikan wadah bagi anak untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri anak.

Dan hal ini seperti yang dikemukakan oleh Yuliani : Pendidikan anak usia dini merupakan suatu wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan anak usia dini tersebut menjadi dasar untuk proses dalam pendidikan selanjutnya.1

Awal masa kanak-kanak merupakan masa yang paling baik untuk mampu mempelajari keterampilan yang tertentu, ini menyangkut keterampilan tangan dan kaki. Keterampilan pada aktivitas makan dan berpakaian sendiri biasanya dimulai pada masa bayi dan disempurnakan pada masa kanak-kanak awal. Sebagian besar anak-anak sudah pandai menangkap bola dan melempar bola, dan mereka juga dapat menggunakan gunting, menggunkan tanah liat, bermain dan membuat kue, mewarnai, menggambar dengan pensil atau krayon, dan mereka juga sudah dapat menggambar orang.

Keterampilan kaki anak belajar melompat dan ia berlari cepat, dan mereka sudah dapat memanjat. Diantara usia 3-4 tahun anak dapat mempelajari bersepeda roda tiga dan berenang, lompat tali, keseimbangan tubuh di dalam berjalan diatas dinding atau pagar, sepatu roda dan menari.

1Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 88

(3)

B. Pembahasan

1. Pengertian Motorik Halus

Motorik halus anak adalah gerakan yang melibatkan bagian- bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil (halus) serta memerlukan koordinasi yang jika sangat cermat, seperti menggunting, menulis, meremas, menggenggam, menggambar, menyusun balok, meronce, dan lain-lain. Dan hal ini dapat terjadi bila didukung oleh pengawasan yang baik dari guru dan orangtua.2

Motorik halus adalah kemampuan anak yang digunakan untuk mampu jika menggunakan otot-otot halus yang terkoordinasi antara mata dan tangan dengan baik serta kemampuan dalam gerakan jari-jemari. Motorik halus dapat digunakan untuk melakukan berbagai hal seperti menggunting, melukis, mewarnai, menjepit, menggenggam dan sebagainya.

Menurut Yamin dan Sanan motorik halus merupakan kemampuan anak dalam menggunakan jari-jarinya, khususnya ibu jari dan jari telunjuk.3 Dan oleh karena itu, kemampuan motorik halus menjadi salah satu aspek perkembangan yang penting, yang harus mendapatkan stimulus yang tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangan usianya karena sebagai bekal untuk kesiapan anak dalam memasuki jenjang selanjutnya.

Motorik halus pada anak berkaitan dengan gerak jari jemari anak, ketika motorik halus anak terstimulasi dengan baik, maka

2 Departemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak danSekolah, Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta, DDM Pers, 2007), hal.6.

3 Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD, (Jakarta:

Gaung Persada,2010), hal.134.

(4)

anak mampu menggunakan jari-jarinya dengan baik. Dengan keterampilan motorik halus yang optimal anak akan dapat dengan mudah mengikuti setiap pembelajaran yang harus dilakukan kepada pendidikan selanjutnya. Pendapat lain dikemukakan oleh Kartini Kartono, motorik halus adalah ketangkasan, keterampilan jari tangan dan juga pergelangan tangan serta penugasan terhadap kondisi otot- otot urat pada wajah.4 Definisi ini menegaskan bahwa perkembangan motorik halus mampu dilihat dari ketangkasan anak di dalam setiap gerakan anak, cara anak merespon hal yang belum diketahui sebelumnya.

Selain itu, keterampilan anak dalam menggunakan jari tangan dan posisi pergelangan tangan juga menentukan kemampuan motorik halus pada anak. Anak mampu atau tidak dalam menggerakkan tangan serta pergelangan tangan secara terkoordinasi dengan baik.

Bahkan, lebih jauh dikemukakan Arthur S. Rober, di kutip oleh Rosmala Dewi bahwa penguasaan motorik halus anak sama pentingnya dengan motorik kasar.5 Ini berkenaan dengan itu, setiap anak hendaknya mampu mendapatkan stimulasi yang tepat, sebab disetiap fase anak membutuhkan suatu rangsangan untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya. Semakin banyak stimulus/rangsangan yang diberikan, maka juga semakin banyak pula anak akan mengeksplor dalam perkembangannya. Bambang Sujiono menyatakan bahwa motorik halus adalah apabila dilakukan hanya bisa melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-

4Kartini Kartono, Psikologi Anak, (Bandung: Mandar Maju, 1995), hal.83.

5Rosmala Dewi, Berbagai Masalah Anak-Anak TK, (Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, 2005), hal.143

(5)

otot kecil, seperti mengguna kan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yangtepat.6

Elizabeth B. Hurlock, perkembangan motorik berarti perkembangan dalam pengendalian gerak jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan reflek dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir, sebelum perkembangan itu terjadi, anak tetap tidak akan berdaya.7 Dari beberapa teori para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa teori motorik halus merupakan pengorganisasian kelompok otot-otot kecil seperti jari- jemari yang mengacu pada gerakan yang memerlukan ketangkasan dan ketepatan dan hal tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada pada waktu lahir.

2. Fungsi Keterampilan Motorik Halus

Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian yang disengaja, otomatis, cepat dan akurat. Gerak- gerakan ini merupakan suatu rangkaian koordinasi dari beratus-ratus otot yang rumit. Keterampilan motorik ini dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot itu dan bagian-bagian badan yang terkait, yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor skill) keterampilan motorik halus (fine motor skill).8

Gerakan motrik halus apabila gerakan hanya melibatkan ada

6 Bambang Sujiono, Pengembangan Fisik, (Jakarta: Universitas Terbuka 2007), hal.114.

7 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2013), hal.150.

8 Departemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah, Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta,2007), h 6

(6)

bagian-bagian tertentu saja dan dapat dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan yang menggunakan jari-jemari tangan dan juga gerakan pergelangan tangan yang tepat. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan suatu dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental.9 Menurut Cronbach keterampilan motorik dapat diuraikan dengan kata kata seperti otomatik, cepat dan akurat.

Setiap pelaksanaan sesuatu yang terlatih, ini walaupun hanya menulis huruf a, merupakan serangkaian kordinasi beratus-ratus otot rumit yang melibatkan perbedaan isyarat dan koreksi kesalahan yang dapat berkesenambungan. Keterampilan yang baik akan berkembang menjadi suatu hal tentang kebiasaan.

Prinsip utama perkembangan fisiologi anak usia dini adalah kordinasi di gerakan motor, baik motorik kasar maupun juga motorik halus. Dan pada awal perkembangannya gerak anak tidak terkoordinasi dengan baik. Ini seiring dengan kematangan dan pengalaman anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak terkoordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi dengan baik.

Prinsip utama perkembangan motorik adalah kematangan, urutan, motivasi, pengalaman, dan latihan atau praktek.10

3. Kegunaan Motorik Halus

Menurut Syamsuddin ada beberapa kegunaan motorik halus yang tentunya berguna untuk anak-anak, antara lain:

a. Mengembangkan kemandirian, seperti mandiri memakai

9Bambang Sujiono dkk, Metode Pengembangan Fisik, (Banten:

Universitas Terbuka, 2012), hal.14.

10 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak... hal.102.

(7)

baju sendiri, mengacing baju, menali sepatu, dan lain-lain.

b. Sosialisasi, seperti ketika anak menggambar bersama teman- temannya.

c. Mengembangkan konsep diri, seperti anak telah mandiri dalam usaha melakukan aktivitas tertentu.

d. Berguna di dalam keterampilan aktivitas sekolah misalnya memegang pensil, penghapus, dan lain-lain.11

Sedangkan di dalam acuan Penyusunan Kurikulum PAUD yang ditetapkan oleh Departemen Nasional menyatakan bahwa adanya beberapa aspek mengenai perkembangan yang harus dicapai dalam perkembangan motorik halus,12 yaitu:

a. Anak dapat melakukan kegiatan di dalam satu tangan seperti mencoret dengan alat tulis.

b. Anak dapat membuka halam buku yang tebal satu persatu.

c. Anak dapat memakai dan melepas sepatu perekat.

d. Anak dapat melepas dan memakai koas kaki.

e. Anak dapat menggulung, menekan dan menarik adonan atau tanahliat. Terdapat beberapa karakteristik perkembangan gerak anak usia dini yaitu sebagai berikut:

1) Menempel

2) Mengerjakan puzzle (menyusun potongan-potongan gambar)

11 Departemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan

Sekolah, Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni di Taman Kanak-Kanak,…, hal.6.

12Kemendiknas, Penyusunan Kurikulum PAUD, (Jakarta: Kemendiknas, 2010), hal.82.

(8)

3) Mencoblos kertas dengan pensil atau spidol

4) Makin terampil menggunakan jari-jemari (mewarnai dengan rapih).

4. Tahap Perkembangan Motorik Halus

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan juga spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh sisi kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik- turun tangga dan sebagainya.

Sedangkan motorik halus adalah satu gerakan yang menggunakan otot-otot halus ataupun sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan satu benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangatlah penting agar anak bisa berkembang dengan optimal, dan perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak.13 keterampilan motorik sempurna, ia mampu merawat dirinya sendiri dan bergerak secara efektif dan efisien, misalnya seorang anak kecil yang belajar berjalan tegak, menaiki tangga, memegang dan mengambil benda dan sebagainya.

13 Nurul Uswatun, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Kepada Anak Melalui Kegiatan Meronce Biji-Bijian di Kelompok Bermain, (Surabaya:

Fakultas Guru Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, 2009), hal.2.

(9)

Berkembangnya kemampuan motorik tersebut didapatkan dari hasil dalam belajar dan latihan. Dengan belajar dan latihan tersebut akan membuat fungsi otot dan persendian menjadi lebih kuat, dan perkembangan motorik halus adalah suatu gerakan otot-otot halus dari koordinasi tangan dan mata yang menggerakkan jari jemari yang dapat mengepal, memijit, mengosok, memukul, meremas, membelai, menusuk, mencengkram, merasa, mengaduk, mengambar dan melukis. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar-gambar sederhana dan mewarnai menggunakan klip untuk menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil.14

Dari beberapa uraian di atas maka dapat di simpulkan, bahwasanya perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun yaitu suatu gerakan otot-otot halus dari koordinasi tangan dan mata untuk bisa menggerakkan jari-jemari untuk melakukan aktivitas seperti:

meremas, menempel, menganyam, menggunting dan lain sebagainya.

Adapun perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai berikut :15

14Bambang Sujiono dkk, Metode Pengembangan Fisik, (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2012), hal.114.

15 Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia No.137 Tahun 2014.

(10)

Tabel : Indikator Pencapaian Perkembangan Motorik Halus

Lingkup Perkembangan

Tingkat Pencapaian Perkembangan Usia

Indikator

Motorik halus

1. Menggambar, sesuai gagasannya

1. Membuat berbagai macamBentuk

2. Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan

2. Membuat mainan denganteknik kolase melipat, menggunting dan menempel

3. Menggunting sesuai dengan pola

3. Menggunting

berbagai polaGeometri 4. Menempel gambar

dengan tepat

4. Membuat gambar dengan teknikkolase menggunakan berbagai bentuk dan bahan.

Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan RI Nomor 137 Tahun 2014 Dalam meningkatkan kemampuan motorik anak mampu dilakukan melalui media yang kreatif dan menyenangkan bagi anak.

Dengan penggunaan media ini yang kreatif tersebut anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot- otot tangan dan melatih koordinasi mata, pikiran dan tanganya. Pentingnya pengembangan motorik halus pada anak usia dini, dan setiap pengembangana anak usia dini berbeda, demikian pula dengan peranannya yang berbeda pula sesuai dengan lingkungan sosial dan mengenai kepribadian anak.

5. Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia

(11)

Dini

Pada anak usia dini perkembangan motorik harus dikembangkan dengan sebaik-baiknya, terkadang perkembangan motorik halus pada anak PAUD terlihat jelas. Anak di usia ini sudah belajar dengan sendirinya tentang mengembangkan kemempuan motorik halusnya, seperti: belajar menyisir rambut, memakai sepatu saat mau berangkat sekolah, sikat gigi, keramas dan lain-lain. Maka untuk mampu mengembangkan kemampuan ini dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

a. Anak pada masa PAUD cenderung melakukan hal yang dianggapnya mampu menyenangkan dirinya saat melakukan hal tersebut.

b. Menyiapkan sarana dan prasarana dari kegiatan yang disukainya.

c. Membiarkan anak berkreasi dengan hal yang disukainya.

d. Usahakan sering mengajak si anak untuk berolahraga.

Dari sinilah kita dapat melihat anak itu berkembang, dan dari cara ini juga banyak sekali hal yang dapat kita ambil manfaatnya.

Anak saat belajar dengan hal yang dikiranya dapat menghibur dirinya akan membuat rasa senang dan tenang sehingga anak ingin terus melakukannya sampai memperoleh yang terbaik dari hal yang dilakukannya, anak dapat pula belajar dari hal belum bisa dilakukannya menjadi bisa meskipun masih sedikit, anak juga dapat belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan belajarnya, berinteraksi dengan teman-temannya, mengamati hal-hal sekitarnya.

5. Pembelajaran dengan Teknik Kolase

(12)

Tehnik Kolase merupakan suatu karya seni rupa dua dimensi dimana sisi benda direkatkan ke alas yang permukaannya rata dengan menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut mampu dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatukan menjadi karya utuh misalnya potongan kertas, biji- bijian, kapas dan mengembangkan kreativitas dan imajinasi, dan dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi pada anak. 16

kolase adalah karya seni yang dibuat dari asal bahan-bahan yang dengan cara dipotong- potong kemudian disusun dan ditempel dengan menggunakan perekat berdasarkan konsep dan kolase dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak. Kolase dapat dikatakan menjadi teknik yang memungkinkan anak untuk mampu kreatif. Teknik ini memungkinkan anak untuk dapat mengoptimalkan seluruh sisi media agar menjadi sebuah karya yang utuh, media yang dipakai dalam kreasi kolase memungkinkan anak untuk berpikir kemungkinan-kemungkinan dalam tiap penyesuaian gambarnya.

Menurut Mary Mazesky kolase merupakan satu kegiatan yang baik untuk anak-anak prasekolah dan dapat mengembangkan motorik halus/kecil, koordinasi tangan dan mata dan mempelajari tentang suatu konsep-konsep desain dari pola penempatan dan bentuk.17 Kolase adalah penyusunan berbagai bahan pada sehelai kertas yang datar. Bahan yang digunakan untuk direkatkan terdiri

16 Ni Wayan Misiyanti dkk, Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Konkret

Melalui Kegiatan Kolase Untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus, (Singaraja: PIAUD Universitas Ganesha, 2014), hal.5.

17 Mary Maysky, Aktivitas-Aktivitas Seni Kreatif dalam Menunjang Perkambangan Anak, (Jakarta Barat: Indeks, 2011), hal.2.

(13)

dari berbagai bentuk kertas, kain, bahan-bahan bertekstur dan benda- benda menarik lainnya bisa dua dimensi atau dua dimensi. Kegiatan kolase ini dapat melatih otot-otot dan ia melatih koordinasi mata dan tangan. Kolase adalah teknik menggabungkan beberapa objek menjadi satu dengan menggunakan kegiatan kolase dengan berbagai media diharapkan dapat mengembangkan kemampuan motorik halus anak terutama dalam hal melatih jari jemari tangan, keterampilan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri ke dalam berbagai aktivitas, serta melatih konsentrasi untuk menjadi halus.

6. Tujuan Teknik Kolase Dan Manfaat Teknik Kolase Tujuan kolase menggunakan bahan alam merupakan aktivitas yang dapat menciptakan karya indah yang dapat dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari anak. Dapat membantu perkembangan fisik motorik, daya pikiran, keseimbangan emosional anak, rasa cinta keindahan, kreativitas, dan ia mengembangkan ide- ide atau imajinasi anak. Menurut Yohana, adapun dua tujuan kegiatan kolase ini yaitu sebagai berikut:

a. Agar anak mampu menggerakkan fungsi motorik halus untuk mampu menyusun potongan-potongan alat (kain, kayu dan biji-bijian) dan juga merekatnya pada pola atau gambar.

b. Anak dapat mempraktikan langsung.18

terdapat banyak manfaat kolase untuk membantu perkembangan anak, diantaranya:

a. Melatih motorik halus , Menstimulasi kemampuan motorik

18 Badru Kian Zaman, Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Universitas Terbuka,2007), hal.176.

(14)

halus, jari-jemarinya akan siap bila diajak belajar menulis.

Kemampuan motorik halus yang akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas anak sehari-hari.

b. Melatih kreativitas, Pilihan kegiatan kolase juga mampu memancing kreativitas anak, salah satunya dengan menyediakan warna, tempat menempel, alat dan punya medianya. Melatih konsentrasi pada saat menempel dan melepaskan, dibutuhkan koordinasi pergerakan pada mata dan tangan.

c. Mengenal warna, Kolase terdiri atas banyak warna, anak akan mengenal warna agar kosa kata dan wawasan anak bertambah.

d. Mengenal bentuk, Selain warna, beragam bentuk ada pada kolase, misalnya segita, segi empat, lingkaran, persegi panjang, busur, dan gambar-gambar bukan geometris. Anak akan memahami lingkungannya dengan baik, setiap pemahaman ini membuat kerja otak anak tumbuh maksimal.19

7. Proses Kreasi Kolase pada Anak Usia Dini

Menurut Melly, proses kreasi atau proses kreatif merupakan suatu tahapan yang harus dilalui oleh seseroang dalam suatu karya seni yang dalam tiap hal ini adalah kolase. Mulai dari proses memperoleh, dan menemukan sumber, gagasan hingga proses mewujudkan dalam karya kolase. Dalam hal ini impresi yang dapat

19 Ni Wayan Misiyanti dkk, Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Konkret Melalui Kegiatan Kolase Untuk Meningkatkan Perkembangan..., hal.26.

(15)

dirasakan, pikirkan dan dihayati oleh diri seseorang di tuangkan sebagai ekspresi yang personal dalam wujud karya kolase, mozaik, dan montase.

Kreasi dalam pembuatan tersebut melalui tahapan-tahapan berikut: tahap rasa, tahap karsa, tahap cipta dan tahap karya.

Tahapan dari yang bersifat rasa dan karsa sampai ke bentuk yang bersifat fisikal.

1. Tahap Rasa, Merupakan proses psikologis yang terjadi dalam diri seseorang pada sisi stimulus ditangkap oleh seseorang melalui indarwi. Hal ini melalui proses pengamatan, pemusatan perhatian, dan kesadaran estetika terhadap objek yang kemudian diapresiasi sehingga memperoleh rangsangan yang bersifat internal yang berasal dari luar dirinya.

Stimulus yang berupa rangsangan ini menimbulkan semacam getaran atau dalam istilahnya Cicelia.

2. Tahap Krasa, Merupakan proses psikologis yang terjadi pada diri seseorang yang ada memiliki kaitan dengan rangkaian proses merenungkan, proses dalam hal menanggapi, proses menikmati kesan pada saat akan menuangkan gagasan dalam berkarya. Rasa dan karsa merupakan rangkaian proses yang saling berhubungan dan merupakan tahapan yang sangat penting, karena proses ini sebagai muncul gagasan atau inspirasi yang kemudian diekspresikan.

3. Tahap Cipta-Mencipta, Merupakan proses memanifestasikan atau menghadirkan sesuatu gagasan atau imajinasi seni menjadi bentuk karya fisik berupa karya dua dimensial.

Gagasan atau imajinasi yang berupa rancangan pikiran fisik

(16)

yang bersifat indrawi. Kesan yang dirasakan dan dipersepsikan oleh seseorang pada saat penikmatan seni kemudain diolah dalam proses fisik menjadi bentuk fisik.

4. Tahap Karya, Karya merupakan proses dari gagasan atau ide dan berkembang menjadi fisik yang pada akhirnya terbentuk karya seni. Seperti kolase, mozaik, dan montase. Hasil karya pengaplikasiannya mengikuti kaidah-kaidah estetika namun fisiknya tergantung dari suatu tehnik (imitasi dan modifikasi) yang digunakan.20

C. Penutup

Teknik kolase ini sangat besar manfaatnya dalam pengembangan kemampuan motorik halus pada anak usia dini, Dapat membantu perkembangan fisik motorik, daya pikiran, keseimbangan emosional anak, rasa cinta keindahan, kreativitas, dan ia mengembangkan ide-ide atau imajinasi anak . Menstimulasi kemampuan motorik halus, jari-jemarinya akan siap bila diajak belajar menulis. Kemampuan motorik halus yang akan sangat berpengaruh terhadap aktivitas anak sehari-hari. Pilihan kegiatan kolase juga mampu memancing kreativitas anak, salah satunya dengan menyediakan warna, tempat menempel, alat dan punya medianya.

Melatih konsentrasi pada saat menempel dan melepaskan, dibutuhkan koordinasi pergerakan pada mata dan tangan. Kolase terdiri atas banyak warna, anak akan mengenal warna agar kosa kata dan wawasan anak bertambah.

20 Hardi Kusuma, Pendidikan Anak dengan Menggunakan Seni Keterampilan, (Jakarta: DIVA Press, 2010), hal.265.

(17)

Daftar Pustaka

Badru Kian Zaman, Sumber Belajar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Universitas Terbuka,2007)

Bambang Sujiono dkk, Metode Pengembangan Fisik, (Banten:

Universitas Terbuka,2012)

Bambang Sujiono, Pengembangan Fisik, (Jakarta: Universitas Terbuka 2007)

Departemen Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak danSekolah, Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta, DDM Pers, 2007)

Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2013)

Hardi Kusuma, Pendidikan Anak dengan Menggunakan Seni Keterampilan, (Jakarta: DIVA Press, 2010)

Kartini Kartono, Psikologi Anak, (Bandung: Mandar Maju, 1995) Kemendiknas, Penyusunan Kurikulum PAUD, (Jakarta:

Kemendiknas, 2010)

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009)

Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD, (Jakarta: Gaung Persada,2010)

Mary Maysky, Aktivitas-Aktivitas Seni Kreatif dalam Menunjang Perkambangan Anak, (Jakarta Barat: Indeks, 2011)

Ni Wayan Misiyanti dkk, Penerapan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Konkret Melalui Kegiatan Kolase Untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus, (Singaraja: PIAUD Universitas Ganesha, 2014)

Nurul Uswatun, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Kepada Anak Melalui Kegiatan Meronce Biji-Bijian di Kelompok Bermain, (Surabaya: Fakultas Guru Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, 2009)

Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan Republik Indonesia No.137 Tahun 2014.

Rosmala Dewi, Berbagai Masalah Anak-Anak TK, (Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional, 2005)

Sri Purnami, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana, 2010)

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan kertas origami efektif untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak karena kegiatan dengan media kertas origami ini mengharuskan anak mampu

“Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Kegiatan Kolase Berbasis Limbah Sampah Organik di RA Raudhoh” hal ini karena peneliti ingin