• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download (44kB)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Download (44kB)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1. Pengertian Kemampuan Motorik Halus

Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan menggunakan jari-jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Pedapat ini dikemukakan oleh Bambang Sujiono (2002:14).

Walaupun gerakan yang membutuhkan kekuatan besar namun gerakan motorik halus membutuhkan ketelitian yang cermat sehingga konsentrasi dan koordinasi yang dilakukan mata dan tangan yang harus dilatih pada motorik halus.

Sumantri (2005:143), motorik halus adalah “pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan mata dan tangan, keterampilan mencakup pemanfaatan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit, dll”.

Sedangkan menurut Yuliani (2004:16) “bahwa aspek yang penting dalam perkembangan motorik halus anak adalah kematangan syaraf atau otot-otot jari tangan dan koordinasi mata dan tangan”.

Perkembangan motorik halus merupakan kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi mata yang

8

(2)

cermat seperti mengamati sesuatu dengan menjepit dan menulis.

Perkembangan gerak ini motorik halus adalah meningkatkan pengkoordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebih kecil atau detail, kelompok otot dan syaraf inilah yang nantinya mampu mengembangkan gerak motorik halus seperti meremas kertas, menyobek, menggambar, menempel, dan sebagainya (Hurlock, 1996)

Berdasarkan beberapa pendapat para pakar diatas maka dapat disimpulkan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, menempel, serta menganyam. Namun tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama.

2. Fungsi Kemampuan Motorik Halus

Fungsi dan tujuan kemampuan motorik halus merupakan penguasaan keterampilan yang tergambar dalam kemampuan menyelesaikan tugas motorik tertentu. Kualitas motorik halus terlihat dari seberapa jauh dengan tingkat keberhasilan tertentu, jika tingkat keberhasilan motorik yang dilakukan seefisien mungkin. Perkembangan

(3)

motorik jalus perlu dilakukan sejak anak usia dini, karena pada masa ini merupakan masa palinh ideal dalam mempelajari motorik halus anak.

Adapun fungsi motorik halus menurut Masitoh (2004: 36) yaitu:

a)Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang, b) Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi helppennes (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya, c) Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuikan dirinya dengan lingkungan sekolah.

Fungsi pengembangan motorik halus adalah mendukung aspek pengembangan lainnya seperti kognitif, bahasa serta sosial karena pada hakekatnya setiap pengembangan tidak dapat terpisah satu sama lain.

3. Tujuan Kemampuan Motorik Halus Anak

Adapun tujuan pembelajaran motorik halus anak yang akan dikembangkan oleh guru atau pendidik di sekolah yaitu:

Sumantri (2005:146) tujuan pengembangan kemampuan motorik halus anak di usia 4-6 tahun adalah anak mampu mengembangkan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari seperti kesiapan menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda, mampu mengkoordinasikan indera dan tangan, mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus.

Jadi dari penjelasan yang dikatakan sebelumnya pengembangan motorik halus anak usia TK (4-6 tahun) adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk pengenalan menulis.

(4)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus Menurut Suyanto (2005: 76) faktor-faktor yang membantu motorik halus anak yang dapat dilakukan oleh guru:

1)Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya, 2) Setiap anak memiliki jangka waktu sendiri daam menguasai suatu keterampilan, 3) Aktivitas fisik anak bervariasi yaitu, aktivitas fisik untuk bermain dan bergembira mencapai kemampuannya diharapkan sesuai dengan perkembangannya.

Faktor-faktor yang membantu guru dalam meningkatkan motorik halus anak dari pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa hal yang diperhatikan yaitu menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya, memberi aktivitas fisik yang bervariasi kepada anak agar anak tidak mudah bosan sehingga anak dapat mencapai kemampuan yang diharapkan sesuai dengan perkembangannya.

B. Teknik Kolase

1. Pengertian Kolase

Kolase berasal dari bahasa perancis (Collage) yang artinya merekatkan. Kolase adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis, merekatkan bagian-bagian bahan tertentu. Bahan yang digunakan untuk berkreatif tidak hanya terbatas seperti halnya bahan yang digunakan bermacam jenis bahan alam dan bahan buatan secara bebas baik dilihat dari bentuk, ukuran maupun jenisnya. Dalam pembuatan kolase memungkinkan adanya

(5)

kreasi secara bebas, misalnya kolase rangkaian bentuk bunga atau pohon untuk hiasan dinding, pemandangan alam komposisi abstrak dan sebagainya.

Dalam bidang seni barang bekas seperti koran, majalah, sisa pakaian, kardus, kaleng, plastik kemasan dan daun-daun kering dapat digunakan untuk menghasilkan bermacam kreasi yang unik salah satunya melalui kolase. Menurut Muharram E. (1992: 84), menyatakan bahwa kolase adalah teknik melukis dan menggunakan warna-warna kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu dan lain- lain yang ditempelkan. Kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar.

Menurut Budiono (2005: 15), mengartikan “kolase sebagai komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar”. Keterampilan kolase merupakan aktivitas yang penting dan kompleks. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu tekhnik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kaca, kain, logam, kulit telur dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat atau teknik lainnya.

Bahan yang digunakan untuk berkreasi kolase tidak hanya terbatas seperti halnya bahan pembuatan mozaik dan montase namun bisa menggunakan aneka jenis bahan alam dan bahan buatan

(6)

secara bebas baik dari bentuk, ukuran maupun jenisnya. Bahan kolase bisa berupa bahan alam, bahan buatan, bahan setengah jadi, berwarna, kain perca, tisu makan, benang, kapas, plastik, sendok ice cream, serutan kayu, serutan pensil, kulit batang pisang kering, kulit kayu, elemen elektronik, sedoan minuman, tutup botol dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian kolase menurut beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kolase merupakan bentuk gambar yang diwujudkan dengan menyusun kepingan berwarna yang diolesi lem kemudian ditempelkan pada bidang gambar dengan menggunakan berbagai bahan yaitu bahan alam, bahan buatan secara bebas baik dari bentuk, ukuran maupun jenisnya.

2. Bahan dan Peralatan Membuat Kolase

Untuk anak usia Taman Kanak-Kanak diberikan latihan membuat kolase dengan menggunakan bahan sobekan atau potongan kertas koran, potongan tisu makan, kertas majalah, kalender, kertas lipat, kertas berwarna dan bahan-bahan alam yang tersedia dilingkungan sekitar.

Karakteristik kolase bagi anak Taman Kanak-Kanak adalah kemampuan berolah seni rupa yang diwujudkan dengan keterampilan menyusun dan merekatkan bagian, bagian bahan alam, bahan buatan, bahan bekas pada kertas gambar/bidang dasaran yang

(7)

digunakan, sampai dihasilkan tatanan yang unik dan menarik (Hajar Pamadi, 2008).

Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan dipersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan kolase dengan memilih daun dan ranting kering yang baik sebagai bahan utama. Daun kering sebagai bahan utama tidak dibatasi jenisnya, pemilihan jenis secara bebas namun daun kering yang digunakan disesuaikan ukurannya begitu pula dengan kulit kayu atau ranting dapat disesuikan. Kemudian lem yang digunakan untuk merekatkan menggunakan lem fox putih agar lebih kuat, jenis lem ini bila kering nampak bening, selanjutnya kertas yang digunakan untuk alas sebagai bidang dasar merekatkan bahan tidak tipis, kertas yang digunakan sebagai alas bidang dasar menggunakan kertas jilid yang banyak pilihan warnanya, maka pilihan warna dapat digunakan sebagai lembaran kerja setiap individu atau sesuai pilihan warna yang diinginkan anak, bahan bantu lainnya yang digunakan seperti lidi digunakan sebagai bantuan mengoleskan lem pada bahan untuk direkatkan diatas kertas yang ada pola gambar yang sudah disediakan agar pemakaian lem tidak belepotan ditangan anak atau terhambur dalam pengerjaannya yang dapat mengganggu aktivitas anak dalam melakukan proses kegiatan.

(8)

3. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Kolase

Kegiatan bermain sangat digemari oleh anak-anak karena bermain bagi anak usia dini merupakan kegiatan yang paling menyenangkan, menggairahkan dan mengasyikkan. Adapun kelebihan bermain membuat kolase bahan alam adalah sebagaimana yang tercantum dalam Garis-Garis Besar Program Belajar Taman Kanak-Kanak 1994 disebutkan bahwa pengembangan daya cipta adalah kegiatan yang bertujuan untuk membuat anak kreatif, yaitu lancar, fleksibel, dan orisinil dalam bertutur kata, berpikir, serta berolah tangan dan berolah tubuh sebagai latihan motorik halus dan motorik kasar. Oleh karena itu, daya cipta harus ada dalam pengembangan bahasa, daya pikir, keterampilan dan jasmani. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Rachmawati (2010:38) yang mengungkapkan bahwa “sifat natural anak yang mendasar sangat menunjang tumbuhnya kreativitas, sebagai: 1) pesona dan rasa takjub, 2) mengembangkan imajinasi, 3) rasa ingin tahu, 4) banyak bertanya”.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan bermain kolase dari bahan alam yang dapat meningkatkan motorik halus anak adalah anak belajar ingin tahu segala sesuatu dari apa yang ada dilingkungannya, melatih sosial dan emosionalnya, membangun komunikasi dan kerjasama antar anak, membangun

(9)

fantasi dan imajinasi, santai rileks dan puas, dan melatih kreativitas berpikir dan berbuat serta melatih konsentrasi anak.

Disamping beberapa kelebihan dalam bermain membuat kolase bahan alam anak usia dini khususnya usia taman kanak-kank terdapat pula kelemahan yaitu kegiatan bermain membuat kolase dari bahan alam ini membutuhkan waktu yang banyak dan untuk mendapatkan hasil yang baik memerlukan latihan atau kegiatan secara berulang-ulang dan berkesinambungan.

4. Langkah-Langkah Kerja Pembuatan Kolase

Moeslichatoen (2004: 100) menyatakan bahwa langkah- langkah pelaksanaan kegiatan kolase terdiri dari “rancangan persiapan guru, pelaksanaan dan penutup ”. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut :

a. Langkah persiapan terdiri dari menentukan tujuan dan tema kegiatan, menetapkan kegiatan kolase menggnakan bahan alam yang tentu saja disesuaikan dengan tujuan dan tema.

b. Langkah pelaksanaan yang terdiri dari kegiatan pra pengembangan dan kegiatan pengembangan. Kegiatan pra pengembangan yang meliputi persiapan guru sebelum melaksanakan kegiatan kolase misalnya dengan menetapkan aturan kegiatan serta mempersiapkan anak sebelum proses membuat kolase bahan alam dilaksanakan serta pengkomunikasian tujuan dan tema ataupun cara bekerja..

(10)

Adapun untuk kegiatan pengembangan guru memberikan motivasi kepada anak untuk aktif dalam belajar serta mengarahkan anak dalam kegiatan kolase mematuhi aturan, kemandirian atau tidak tergantung, bekerja sama, dan bertanggung jawab dan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan kolase secara kreatif dimana guru memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat mengaktualisasikan dirinya sehingga potensi kreatif dalam hal ini kemampuan motorik halus anak dapat berkembang secara optimal.

c. Langkah penutup yang meliputi rancangan penilaian bagi anak dalam pelaksanaan kegiatan kolase.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka dapat diuraikan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam hal kegiatan membuat kolase dari bahan alam adalah:

1. Kegiatan Pembukaan

a) Guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam membuat kolase bahan alam

b) Guru mengatur tempat duduk anak didik

c) Guru memberikan motivasi kepada anak didik agar memperhatikan dan melakukan apa yang disampaikan oleh guru

(11)

2. Kegiatan Inti

a) Guru memperlihatkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam membuat kolase bahan alam kepada anak didik b) Anak didik memperhatikan alat yang diperlihatkan guru c) Guru memberi contoh cara membuat kolase bahan alam d) Anak didik mengamati contoh yang diberikan guru

e) Guru mengajak anak didik untuk menceritakan hal-hal yang dilakukan dalam membuat kolase bahan alam

f) Guru memberikan pujian pada anak yang mampu untuk membuat karya sendiri dan menyelesaikan kegiatan dengan baik.

3. Kegiatan Penutup

a) Guru memberikan motivasi terhadap peningkatan kemampuan motorik halus anak didik setelah kegiatan membuat kolase bahan alam.

b) Guru memberikan arahan kesimpulan tentang hasil kegiatan anak didik yang telah dilakukan.

C. Indikator Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini

Indikator yang di angkat dalam pembelajaran yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan motorik halus anak, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (Kementerian Pendidikan dan

(12)

Kebudayaan, 2014) adalah melakukan koordinasi motorik halus secara terampil (menempel gambar dengan tepat). Berdasarkan kompetensi dasar dari capaian perkembangan anak usia 5-6 tahun dalam aspek pengembangan motorik halus dalam hal ini kegiatan kolase adalah melenturkan otot-otot jari dan tangan, otot-otot pergelangan tangan dan koordinasikan mata dan tangan untuk menghasilkan suatu karya.

D. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan pada latar belakang dan tinjauan pustaka bahwa pengembangan kemampuan motorik halus anak yang bertujuan untuk melatih otot-otot jari tangan dan kkordinasi mata dan jari-jari tangan. Keterampilan motorik halus pada anak tidak akan berkembang melalui kematangan begitu saja melainkan juga keterampilan itu harus dipelajari. Sesuai dengan indikator yang dilakukan sebelum otot-otot jari, otot-otot pergelangan tangan dapat dilihat saat anak mengerjakan dan keterampilan serta kemampuan anak mengkoordinasikan mata dan tangan.

Keefektifan pengembangan kemampuan motorik halus anak melalui kolase bahan alam, sangat penting diterapkan di Taman Kanak-Kanak dengan tujuan untuk membantu anak dalam mengembangkan koordinasi otot motorik halus agar anak mampu melenturkan otot-otot jari dan tangan, anak mampu melenturkan otot-

(13)

otot pergelangan tangan serta nak mampu mengkoordinasikan mata dan tangan untuk menghasilkan suatu karya.

Secara lebih jelas kerangka pikir dari penelitian ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir Kemampuan Motorik Halus Anak Rendah - Anak belum mampu melenturkan otot-otot jari dan tangan, - Anak belum mampu melenturkan otot-otor pergelangan tangan, - Anak belum mampu mengkoordinasikan mata dan tangan untuk menghasilkan suatu karya.

Kolase Bahan Alam

(Kolase gambar binatang dan tanaman menggunakan bahan alam : ranting, daun, kapuk)

Langkah-Langkah Membuat Kolase dari bahan alam - Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam

membuat kolase bahan alam (ranting dan daun kering, kapuk)

- Mengatur tempat duduk anak didik

- Memperlihatkan alat dan bahan yang dipergunakan - Memberi contoh cara membuat kolase bahan alam - Mengajak anak didik untuk menceritakan hal-hal yang

dilakukan dalam membuat kolase bahan alam

- Memberikan pujian pada anak yang mampu untuk membuat karya sendiri

- Memberikan motivasi terhadap peningkatan kemampuan motorik halus anak didik

- Memberikan arahan kesimpulan tentang hasil kegiatan anak didik yang telah dilakukan.

Kemampuan Motorik Halus Anak Meningkat - Anak mampu melenturkan otot-otot jari dan tangan - Anak mampu melenturkan otot-otor pergelangan tangan - Anak mampu mengkoordinasikan mata dan tangan untuk menghasilkan suatu karya.

Referensi

Dokumen terkait

Siti membuat pigora dari kulit telur dengan tekhnik kolase.. Bahan yang

4.2 People outside of the target policy According to data obtained from BPMPK about achieving PBL policy is more emphasis on infrastructure development of the environment and the