• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download (1MB) - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Download (1MB) - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Fokus Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Penaanaman Nilai-nilai

Kepemimpinan Islam

Berikut ini adalah beberapa ciri kepemimpinan yang dijelaskan menurut Said Agil Husin Al-Munawwar dalam Al-Qur'an. 16 Said Agil Husin Al-Munawar, Al-Qur'an Membangun Tradisi Esensi Ketakwaan (Jakarta: Ciputat Press.

Faktor yang mempengaruhi Internalisasi nilai-nilai Kepemimpinan

Teori ini menyatakan bahwa seseorang hanya bisa menjadi pemimpin yang baik pada saat lahir. Teori ini menggabungkan aspek positif dari kedua teori genetik dan teori sosial dan dapat dianggap sebagai teori teori kepemimpinan yang baik. Sedangkan Islam memiliki arti sebagai agama yang ajarannya diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul melalui Malaikat Jibril.

Justeru, sejarah kebudayaan Islam ialah peristiwa atau peristiwa yang berlaku pada masa lampau dalam bentuk karya umat Islam berdasarkan sumber nilai-nilai Islam. Dalam lampiran PMA No 65 Tahun 2014, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan perkembangan kehidupan manusia umat Islam dari semasa ke semasa dalam ibadah, muamalah dan budi pekerti, serta dalam membangunkan kehidupan. sistem atau menyebarkan ajaran Islam berdasarkan akidah. Selain itu, teori ini juga merupakan pendekatan dan analisis dalam hasil kajian agar kesimpulan yang dihasilkan bukan sahaja hasil kajian tetapi juga hasil kajian dengan melihat kepada teori yang digunakan.

Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Sebagai mata pelajaran yang diajarkan di madrasah, sejarah kebudayaan Islam memiliki fungsi yang sangat penting bagi pendidikan anak. Berikut ini diuraikan fungsi sejarah kebudayaan Islam yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat dalam bukunya Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, yaitu: 33.

Siswa

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Tahun 2020.40 Pada penelitian yang dilakukan oleh kelompok dilakukan penanaman karakter kepemimpinan di Gontor Putri Mantingan Ngawi. Penelitian Fathony Nur Islami, Endah Dwi Utari, Alya Dinia Asyfiqi Masykur, Miftahul Hida Arrohim memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Sedangkan perbedaan penelitian ini adalah lokasi penelitian, fokus penelitian, penanaman karakter kepemimpinan pada rumah tinggal perempuan, sedangkan penelitian ini menanamkan nilai-nilai kepemimpinan Islami dengan mempelajari sejarah budaya Islam pada Khulafaur Rasyidin. materi untuk siswa kelas VII MTs Mamba'ul Huda Sendang.

Skripsi berjudul “Internalisasi nilai karakter jujur ​​siswa melalui kantin sekolah di SDN 1 Nologaten Ponorogo” oleh Mustikawati tahun 2018.41 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mustikawati di SDN 1 Nologaten Ponorogo pelatihan atau perilaku jujur ​​dengan mendirikan kantin kejujuran dimana kantin kejujuran dapat pokoknya biasakan jujur ​​baik. Perbandingan dalam penelitian ini adalah pertama metode penelitian kualitatif yang digunakan dan penanaman nilai sementara. Skripsi berjudul “Internalisasi Santri Islam sebagai Pembinaan Karakter Berbasis Spiritual Quotient” (Studi Kasus di Pesantren Mambaul Hikmah Pasar Pon Kauman Kota Lama Ponorogo) oleh Azizah Nurmayanti Tahun 2019.42 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Azizah Nurmayanti yaitu pembentukan karakter santri dengan hasil bagi.

Persamaan penelitian ini adalah metode pertama yang digunakan dalam penelitian kualitatif yang menanamkan nilai-nilai, sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian, fokus penelitian dan pembentukan karakter berbasis spiritual, sedangkan penelitian ini menanamkan nilai-nilai. nilai-nilai kepemimpinan Islami dengan pembelajaran budaya Islam materi Sejarah Khulafaur Rasyidin pada siswa kelas VII. 4 Azizah Nurmayanti, 2019, “Internalisasi Sesanti Santri Sebagai Pembentukan Karakter Berbasis Spiritual Quotient (Studi Kasus di Pondok Pesantren Mambaul Hikmah Pasar Pon Kauman Kota Lama Ponorogo) IAIN Ponorogo.

Tabel 2.1  Persaamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Persaamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

METODE PENELITIAN

Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif harus menyadari sepenuhnya bahwa mereka adalah perencana, melakukan pengumpulan data, penganalisis data dan sekaligus melaporkan hasil. Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada pengamatan peneliti, sehingga manusia sebagai instrumen penelitian menjadi haus 5 Bahkan dalam penelitian kualitatif, posisi peneliti menjadi instrumen kunci (The Key Instrument) 6 Untuk itu validitas dan reliabilitas kualitatif data banyak tergantung pada keterampilan metodologis, kepekaan dan integritas peneliti itu sendiri.7. Dalam hal ini peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisa, penafsir data dan yang melaporkan hasil penelitian.

Lokasi Penelitian

Data dan Sumber Data

  • Data
  • Sumber Data

Sedangkan data sekunder diperoleh dari kajian pustaka dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh, yang dapat berupa bahan pustaka atau orang (informan atau responden) 9 Sumber data dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu orang (sumber data berupa orang), tempat (sumber data berupa tempat ) dan kertas (sumber data berupa simbol).10 Sumber data berupa orang atau narasumber disini meliputi kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa MTs Mamba'ul Huda Sendang . Sumber data adalah lokasi, yaitu sumber data yang menyajikan pandangan berupa keadaan diam dan bergerak.

Dalam penelitian ini madrasah meliputi ruang kelas, interaksi dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam dan lingkungan MTs Mamba'ul Huda Sendang. Sedangkan sumber data kertas (berupa simbol) antara lain buku LKS SKI Kelas VII, jurnal penelitian, dan internet yang terkait dengan penelitian ini.

Prosedur Pengumpulan Data

  • Wawancara
  • Observasi
  • Dokumentasi

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam terkait dengan fokus masalah, sehingga data yang dapat dikumpulkan secara maksimal dengan wawancara mendalam tersebut. Peneliti menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan data tentang kepemimpinan atau keadaan keberanian siswa MTs Mamba'ul Huda. Wawancara ini akan dikirimkan kepada kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa MTs Mamba'ul Huda Sendang Jambon Ponorogo.

Hasil observasi dalam penelitian ini telah dicatat dalam catatan lapangan, karena catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Ketika dia di lapangan, dia membuat "catatan", setelah kembali ke rumah atau di mana dia tinggal, dia menulis "catatan lapangan"12. Dalam penelitian ini menggunakan pengamatan atau pengamatan langsung, peneliti menggunakannya untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi terkait dengan kondisi sekolah, penerapan yang digunakan guru dalam mengajar untuk membentuk jiwa kepemimpinan pada siswa MTs Mamba'ul Huda Observasi dilakukan sampai peneliti melengkapi data tentang yang diperoleh di atas. . Dalam penelitian ini digunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh data lapangan tentang pendirian MTs Mamba'ul Huda Sendang Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo, visi, misi, kurikulum, struktur organisasi sekolah, data guru, data siswa dan data lain yang diperlukan oleh peneliti. . .

Teknik Analisis Data

Pengumpulan Data / Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi atau gabungan dari ketiganya (triangulasi). Pada tahap awal peneliti melakukan penilaian umum terhadap situasi sosial/subjek yang diteliti, segala sesuatu yang dilihat dan didengar dicatat. Reduksi data Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, sehingga perlu dilakukan pencatatan secara cermat dan rinci.

Data yang telah direduksi dengan demikian akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Penyajian Data (Data Presentation) Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat berlangsung dalam bentuk deskripsi singkat, diagram, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Data Langkah keempat dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara dan akan berubah jika ditemukan bukti yang kuat untuk mendukung tahap pengumpulan data selanjutnya. Namun, jika kesimpulan yang dikemukakan sejak awal dibuktikan dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel.

Gambar 1.1  Bagan Teknik Analisis Data
Gambar 1.1 Bagan Teknik Analisis Data

Pengecekan Keabsahan Data

Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Materi Khulafaur Rasyidin Kelas VII MTs Mamba'ul Huda Sendang. Dalam Khulafaur, materi Rasyidin dapat digunakan oleh siswa kelas VII MT Mamba'ul Huda Sendang. Penghayatan Nilai-Nilai Kepemimpinan Islami Melalui Pembelajaran Materi Sejarah Kebudayaan Islam Khulafaur Rasyidin pada Siswa Kelas VII MTs Mamba'ul Huda Sendang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai kepemimpinan melalui pembelajaran materi Sejarah Kebudayaan Islam Khulafaur Rasyidin pada siswa kelas VII MTs Mamba'ul Huda Sendang. Penanaman nilai-nilai kepemimpinan Islami dengan mengajarkan materi Sejarah Kebudayaan Islam Khulafaur Rasyidin pada siswa kelas VII MTs Mamba'ul Huda Sendang. Hal ini terbukti pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VII MTs Mamba'ul Huda Sendang.

Oleh karena itu dilakukan proses internalisasi nilai-nilai Kepemimpinan Islam dengan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada materi Khulafaur Rasyidin untuk siswa kelas VII MTs Mamba'ul Huda Sendang. Faktor-faktor yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai kepemimpinan dengan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada materi Khulafaur Rasyidin pada siswa kelas VII MTs Mamba'ul Huda Sendang. Dalam membangun nilai-nilai kepemimpinan yang ada di MTs Mamba'ul Huda Sendang tentunya banyak hal yang melibatkannya.

Seperti halnya dalam mendidik untuk dapat menerapkan nilai-nilai manajemen Islami, sedangkan Mamba'ul Huda Sendang di MTs terletak pada proses yang dilaksanakan di kelas maupun di luar sekolah.

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekolah MTs Mambaul Huda Sendang
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekolah MTs Mambaul Huda Sendang

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sejarah Singkat berdirinya MTs Mamba’ul Huda Ssendang

Letak Geografis MTs Mamba’ul Huda Sendang

MTs Mamba'ul Huda terletak ± 15 KM sebelah barat pusat kota Ponorogo yang letaknya strategis karena mudah dijangkau tepat di Jl. Ahmad Hasyim RT/RW 002/001 Dukuh Janti Desa Sendang Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo 7 km dari pusat kecamatan. Sisi Timur: Lahan Pertanian Sisi Selatan: Rumah Sisi Barat: Rumah Sisi Utara: Lahan Pertanian.2.

Visi dan Misi MTs Mamba’ul Huda Sendang

Dalam proses pembentukan karakter kepemimpinan Islami peserta didik perlu dilakukan pengenalan nilai-nilai kepemimpinan Islami. Pemberian contoh pengenalan nilai kepemimpinan Islam pada materi yang diajarkan di kelas VII pada pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ini terdapat beberapa tahapan yaitu : Sesuai dengan hasil observasi yang peneliti lakukan dalam pengenalan nilai-nilai kepemimpinan Islam. Kepemimpinan islami, proses tersebut dilakukan di dalam kelas pada saat proses pengajaran yang dilakukan oleh Bapak. Imam Rohmad sebagai guru Sejarah.

Budaya islami dalam membentuk karakter nilai kepemimpinan islami dengan membuat kelompok disini sebagai tugas selama proses pembelajaran yang dilaksanakan di MTs Mamba'ul Huda selama perkuliahan. Dalam pelaksanaan pemerolehan nilai-nilai kepemimpinan Islam melalui pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam pengenalan nilai-nilai kepemimpinan Islam dalam proses pencapaian tujuan. Memang yang paling berpengaruh dalam menanamkan nilai-nilai kepemimpinan islami selama berada di rumah memang benar berdasarkan pengamatan salah satu santri yang anaknya masuk.

Bentuk implementasi dalam menanamkan nilai-nilai kepemimpinan Islami dalam proses pembelajaran pada materi kepemimpinan Khulafaur Rasyidin. Keberhasilan dan kegagalan penanaman nilai-nilai kepemimpinan Islam melalui pembelajaran sejarah kebudayaan Islam terletak pada faktor genetik, sosial dan situasional. Banyak hal yang menjadikan proses internalisasi nilai-nilai kepemimpinan Islam menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi internalisasi nilai-nilai kepemimpinan Islami dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam pada materi Khulafaur Rasyidin di MTs Mamba’ul Huda Sendang, yaitu faktor genetik, faktor sosial dan faktor situasional.

Gambar

Tabel 2.1  Persaamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
Gambar 1.1  Bagan Teknik Analisis Data
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Sekolah MTs Mambaul Huda Sendang

Referensi

Dokumen terkait

Some organisations cautioned that although they allocate resources to deal with the stressors, they also run out money: Table 1: Summary of awareness, assessment and allocation