Berdasarkan latar belakang di atas, penulis terdorong untuk mengkaji lebih dalam tentang “ETIKA MAHASISWA BAGI GURU” (analisis kitab Ta'lim Muta'allim karya Syaikh Az-Zarnuji). Bagaimana etika santri terhadap guru dalam kajian kitab Ta'lim Muta'allim karangan Syekh Az-Zarnuji.
Obyek Etika
Pandangan Islam terhadap Obyek Etika
Murid
Guru
Secara garis besar, guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang juga bertanggung jawab membantu anak mencapai kedewasaannya masing-masing. Penjelasan lebih lanjut bahwa kata Al Muallim berarti orang yang mengetahui dan banyak ulama yang ahli dalam pendidikan merujuk pada hati guru.
Kitab Ta’lim Muta’allim
Namun istilah guru untuk masa kini dalam masyarakat telah memperoleh arti yang lebih luas dalam pengertian di atas, yaitu semua orang yang telah memberikan ilmu atau pendidikan tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang yang disebut guru, misalnya guru mengetik, jahit. guru. Dalam pengertian terakhir, guru bukan sekedar orang yang berdiri di depan kelas dan memberikan materi pengetahuan tertentu, tetapi merupakan anggota masyarakat yang harus aktif, berjiwa bebas dan kreatif dalam membimbing perkembangan anak didiknya menjadi anggota masyarakat. masyarakat. sebagai orang dewasa.
Etika Murid Terhadap Guru
Murid harus membersihkan hati dan kotorannya sebelum mencari ilmu, karena belajar adalah bentuk ibadah dan ibadah hanya sah dengan hati yang murni. Murid juga harus meminta persetujuan gurunya, harus menjauhi hal-hal yang membuatnya marah, menuruti perintahnya selama tidak bertentangan dengan agama.
Analisis Kitab Ta’lim Muta’alim
Setelah melakukan banyak penelitian dan pemikiran, Az Zarnuji menemukan jawabannya seperti yang tertulis dalam kitab Ta'lim Muta'allim. Sebuah analisis dalam kitab Ta'lim Muta'allim karya Syaikh Az Zarnuji menjelaskan tentang etika santri terhadap guru dalam meraih kemaslahatan ilmu.
Relevansi Kitab Ta’lim Muta’allim tentang Etika Murid terhadap Guru dalam Konteks Kekinian
Dari pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: Dalam kitab Ta'lim Muta'allim, etika santri terhadap guru dalam proses belajar mengajar sangatlah penting. Selain itu, seorang murid harus ta'dzim (memuliakan) dan wira'i (menjaga diri), seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa kedua sikap ini membuat ilmu menjadi lebih bermanfaat, dengan tujuan mendapatkan ridha Allah SWT dan kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Paradigma
Untuk menghindari kata-kata yang kabur dan tidak nyambung serta untuk mencegah terjadinya salah tafsir atau salah tafsir, serta untuk memperluas pemahaman dalam penafsiran isi dan isi karya ilmiah (penelitian). Oleh karena itu, dalam judul perlu ditekankan istilah-istilah yang menjelaskan arti dari setiap kata yang mendukung judul penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
Pendidikan
Partisipatif
Humanis
Islam
Maka dalam penelitian ini dicari konsep pendidikan humanistik partisipatif dalam surat Al-Shaffât ayat 101-112 dari berbagai kitab tafsir yang merupakan tafsir para mufasir dalam memahami maksud, isi dan isi yang terkandung dalam surat Al-Shaffât ayat 101 -112 sehingga dapat memfasilitasi penelitian ini. Selanjutnya untuk memberikan penjelasan atau penafsiran terhadap ayat tersebut, melalui metode penelitian kepustakaan (library research), dilakukan langkah-langkah membaca, memahami dan mempelajari kitab-kitab, baik berupa tafsir maupun sumber-sumber lain yang berkaitan dengan masalah tersebut. , lalu dianalisis.
Pendidikan Partisipatif Humanis
Pendidikan partisipatif merupakan proses pendidikan yang mencakup seluruh komponen pendidikan, khususnya peserta didik (Muis Sad Iman, 2004: 4). Idealnya, hubungan antara guru dan murid adalah perantara dan murid, sehingga terjadi keharmonisan.
Nilai-nilai Pendidikan Partisipatif Humanis Dalam Surat Al- Shaffaat Ayat 101-112
Artinya untuk mencapai pendidikan yang setinggi-tingginya diperlukan usaha yang maksimal disertai dengan keikutsertaan semua komponen yang terkait dengannya dan hal ini berlangsung terus menerus sampai kiamat tiba. Kami simpan untuk Ibrahim itu (pujian yang bagus) dari mereka yang datang kemudian.” (S. Shaffat [37]: 108).
Bentukan Pendidikan Partisipatif Humanis Dalam Surat Al- Shaffât Ayat 101-112
Nilai-nilai pendidikan akidah dari keimanan nabi Ibrahim hingga nabi Ismail dan Siti Hajar kepada Tuhan dapat menjadi contoh betapa mahalnya harga iman. Itulah konsep pendidikan yang tersirat dalam kisah nabi Ibrahim dan Ismail yang bertujuan memanusiakan manusia melalui proses pendidikan.
Implementasi Pendidikan Partispasipatif Humanis dalam Surat Al- Shaffât Ayat 101-112 Terhadap Pendidikan Global
Pendidik dapat mengukur kemampuan peserta didik sehingga menemukan kesamaan pemahaman terhadap visi dan misi pendidikan yang dilaksanakan. Perlunya bimbingan dan pelatihan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa agar anak memiliki minat belajar yang tinggi.
Mustholiq Alwi Instansi
Sayang sekali ketika kita tidak mendasarkan segala sesuatu yang kita lakukan pada kesabaran, karena Allah hanya akan bersama orang-orang yang mendasarkan perilakunya pada kesabaran. Dan pasti Anda akan mendengar banyak hal yang sangat berbahaya dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum Anda dan dari musyrik. Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu satu derajat, dan Allah maha penuh dengan apa yang kamu kerjakan.”
Maksudnya, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang diberi pahala tanpa batas." (az-Zumar: 10).
Pengertian Sabar
Maksudnya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang diberi pahala tanpa batas." (K.S al-Zumer: . 10). Contoh kesabaran yang terbaik terdapat pada orang yang menghadapi pelbagai kesulitan dalam hidup, sambil tetap bersabar dan beriman kepada Allah. Sabar bermaksud menahan diri dari segala perkara yang disukai dan tidak disukai dengan niat mengharapkan keredhaan Allah SWT.
Sabar juga bisa berarti menahan sesuatu yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT.
Macam-Macam Sabar Dalam Al-Qur’an
Sedangkan bagi orang yang tidak sabar, ia akan mengalami sebaliknya, kerana bagi orang yang tidak sabar di dalam hatinya, apabila ditimpa penyakit, mereka hanya akan merengek dan mengeluh tentang apa yang dirasainya. Mereka itulah yang mendapat ampunan dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. Artinya: “Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, isteri Fir’aun, ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu di dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim”. .
Di balik itu, internet juga merupakan alat yang memberikan kontribusi besar bagi maraknya kejahatan, karena banyak orang yang tidak memilikinya.
Pendidikan kesabaran
Akhlak yang tergesa-gesa adalah perwujudan orang yang tidak mempunyai kesabaran di dalam hati mereka kecuali sangat sedikit. Pertolongan Allah akan datang kepada orang-orang yang sabar dan bertaqwa, dan kesabaran itulah yang menjadikan manusia lebih tahan dan tidak tergesa-gesa. Kesabaran untuk ketenangan hidup manusia adalah asas apabila seseorang yang mempunyai kesabaran yang baik akan dapat memutuskan apa yang ingin dilakukan dan dia mempunyai spekulasi yang sangat kuat dalam dirinya.
Berapa banyak kelompok kecil yang mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Hikmah Menjalankan Sabar Dalam Kehidupan Sehari-Hari Kesabaran yang disebutkan dalam ayat-ayat yeng telah
Konsep pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk dan memperbaiki karakter peserta didik yang menurun. Penggagas pendidikan karakter yang sudah ada sejak zaman dulu adalah Nabi Muhammad SAW yang menjadi panutan umat manusia. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) telah merumuskan 18 (delapan belas) nilai pendidikan karakter yang akan ditanamkan kepada peserta didik sebagai upaya membangun karakter bangsa.
Ketertarikan peneliti untuk mendalami dan memahami ajaran Islam menginspirasi peneliti untuk mengungkapkan gagasan dan mengkaji pendidikan karakter dari perspektif pendidikan Islam.
Pendidikan Karakter
Pendidikan Islam
Pendidikan karakter dalam penelitian ini adalah penanaman nilai-nilai karakter yang dapat membentuk individu yang memiliki karakter yang baik, bagi diri sendiri, keluarga, teman dan bangsa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan di perpustakaan dimana objek penelitian dicari melalui berbagai informasi perpustakaan (buku, jurnal ilmiah, surat kabar, majalah, dokumen), dll.
Kejujuran, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan keterkaitan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan yang benar dan melakukan yang benar) untuk menjadikan orang tersebut sebagai orang yang dapat dipercaya. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain saat menyelesaikan berbagai tugas dan masalah. Cinta damai, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, tenteram, dan nyaman dalam keberadaannya dalam suatu komunitas atau masyarakat tertentu.
Peduli sosial yaitu sikap dan tindakan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Konsep Pendidikan Karakter dalam Perspektif Pendidikan Islam 1. Ruang lingkup
Metode pendidikan Islam didasarkan pada Al-Quran dan Al-Hadits, metode ini telah digunakan oleh Nabi Muhammad untuk mendidik para sahabatnya. Metode pendidikan karakter sama dengan metode pendidikan Islam, yaitu: metode percakapan, metode cerita, metode perumpamaan, metode keteladanan, metode pembiasaan, metode penyuluhan, dan metode janji dan ancaman. Hal penting yang tidak bisa dikesampingkan menurut Achmadi adalah muatan pendidikan Islam, untuk mencapai tujuan pendidikan Islam seperti yang telah dibahas sebelumnya, perlu adanya muatan atau materi ajaran Islam berupa ilmu dan nilai-nilai. yang ditanamkan dan diinternalisasikan kepada siswa melalui interaksi pedagogis. .
Peserta didik akan dengan mudah menerima materi pendidikan Islam jika sesuai dengan fitrahnya, maka upaya pendidikan ibarat sabun untuk kehidupan tersayang karena pendidikan hanya memberikan sesuatu yang benar-benar diperlukan.
Implikasi Konsep Pendidikan karakter terhadap proses Pendidikan Islam
Family leadership in Islam
Family management is based on the assumption that all family members are of equal value and that family dynamics change as children move from one age and stage to another (Murray, 2011). Furthermore, as the hadith states that the father is the leader in the family, every decision in the family must first be thought through through him. This principle must be implemented as it is because if one part of the family is not functioning properly, other parts of the family will be affected (Claire Hughes in Cambridge Socio-Legal Group, 2003).
Unfortunately, the actual practices in the family show that cases of child abuse occur on a much wider scale and the perpetrators are tragically the parents themselves, especially fathers (Rosenberg, 2006) who make their lives destructive.
Social misbehavior development
Dalam Islam, orang yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik adalah orang tua, yaitu ayah dan ibu, sebagaimana tertuang dalam surat al-Tahrim: 8 di bawah ini. Menurut Ahmad Tafsir, setidaknya ada dua hal yang mendasari kedudukan orang tua sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap anaknya. Sangat sulit bagi orang tua untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat sebagai bekal pendidikan anaknya.
Menurut Islam, orang tua memiliki kewajiban untuk memelihara dan menyediakan kebutuhan jasmani yang dibutuhkan oleh anak. Ilmu pengetahuan berkembang begitu cepat dan cepat, memaksa semua orang tua menyerahkan pendidikan anaknya ke lembaga pendidikan. Sehingga guru pada akhirnya adalah orang yang bertanggung jawab menggantikan peran orang tua dalam pendidikan anak-anaknya.