• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dr. Heni Ani Nuraeni, MA - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Dr. Heni Ani Nuraeni, MA - SIMAKIP"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Kondisi demikian menyebabkan pentingnya manajemen mutu diterapkan dalam majlis ta'lim - majlis ta'lim. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui manajemen mutu dan pola implementasinya di Majelis Nurul Hidayah Ciracas di Ta'lim, Jakarta Timur. Pola ini berhasil memperbaiki tata kelola majelis ta'lim sesuai dengan visi dan misi majelis ta'lim.

Hal ini terlihat dari hasil penelitian Rosehan Anwar pada pertemuan Ahlu As Sunah Waljamaah Ta'lim di Palembang. Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa permasalahan pertemuan ta'lim terletak pada manajemen mutu. Dengan demikian, Majelis Ta’lim sebagai lembaga pendidikan nonformal harus memiliki manajemen mutu agar mutu tetap terjaga dan terus ditingkatkan.

Berdasarkan latar belakang di atas, model manajemen mutu majelis taklim telah diteliti untuk meningkatkan mutu pendidikan nonformal. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengonstruksi pengelolaan ta'lim untuk meningkatkan kualitas pendidikan nonformal. Peneliti dan pengelola pendidikan bersama-sama merencanakan dan mengembangkan standar pengelolaan kelompok pengajian Islam untuk meningkatkan kualitas pendidikan nonformal.

Oleh karena itu, diperlukan penelitian mendalam untuk membuat model manajemen mutu pertemuan ta'lim.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Urgensi Penelitian

Bagi Kementerian Agama khususnya ibu kota Jakarta, penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur dalam penerapan model manajemen mutu ta'lim jamaah. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam mengembangkan model manajemen mutu komposisi ta'lim.

KERANGKA TEORETIS

  • Raodmap
  • Pengertian Manajemen
  • Konsep Manajemen
  • Model- Model Manajemen Kualitas
  • Manajemen Proses Pembelajaran
  • Konsep Majelis Ta’lim
  • Perkembangan Majelis Ta’lim
  • Karakteristik Majelis Ta’lim

Masih menurut Yusrie Abady, keragaman wawasan keagamaan bagi peserta majelis ta'lim berbeda-beda tergantung dari substansi atau materi yang diberikan oleh ustadz atau ustadzah yang menentukan corak dan ragam jamaah. Majelis Taklim belum memiliki standar kurikulum yang mengatur materi kajian, standar rekruitmen da'i atau guru, standar sarana prasarana dan metode pengajaran. Menurut Ahmad Saepudin, pasal ini menambah kerancuan perencanaan kurikulum terpadu, padahal jika kurikulum dikelola dengan baik, majelis ta'lim akan lebih berkualitas.

Dalam bidang politik, Majelis Ta'lim berperan penting dalam keutuhan NKRI, dari ancaman disintegrasi bangsa, setidaknya dari lingkup terkecil yaitu keluarga dan masyarakat sekitar. Dalam bidang ekonomi, majelis ta'lim dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan roda perekonomian, misalnya dengan membentuk arisan, koperasi dan lain-lain. Dalam bidang sosial, majelis ta’lim mampu menumbuhkan rasa solidaritas (ukhkuwah) antar individu dalam masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang rentan terhadap munculnya konflik sosial.

Mereka datang dari berbagai daerah dan menjadi utusan majelis ta'lim di daerahnya masing-masing. Dalam Ensiklopedia Islam, majelis ta'lim adalah lembaga pendidikan Islam informal yang menyelenggarakan kajian keislaman. Penamaan majelis taklim lebih umum di Jakarta, khususnya di kalangan masyarakat Betawi, sedangkan daerah lain dikenal dengan sebutan “Islamic Studies”.

Majelis taklim pada umumnya merupakan lembaga swadaya masyarakat murni, lahir, dikelola, dipelihara dan dikembangkan oleh para anggotanya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosehan, majelis ta'lim tumbuh dan berkembang di Indonesia, khususnya pada masa Orde Baru. Lahirnya majelis ta'lim diprakarsai oleh tokoh agama, lembaga keagamaan dan tokoh berpengaruh di masyarakat.

Kegiatan majelis taklim tidak hanya menambah pengetahuan masyarakat tentang Islam, tetapi juga berperan dalam menambah wawasan. Majelis pengajaran yang dibuka, diarahkan dan mendapat tempat khusus dilakukan oleh pengurus atau guru. Seperti majelis ta'lim As Syafiiyah yang dipimpin oleh Tutty Alawiyah, majelis ta'lim darut tauhid yang dipimpin oleh Abdullah Gymnastiar dan masih banyak lagi.

Jika dikaitkan dengan majelis ta'lim, maka ciri-ciri majelis ta'lim adalah ciri-ciri yang terdapat pada majelis ta'lim. Majelis ta'lim dengan majelis ta'lim lainnya memiliki karakteristik yang berbeda, namun terdapat kesamaan dalam beberapa aspek.

METODOLOGI PENELITIAN

Narasumber

Menurut Sudiono, dalam observasi ini peneliti terlibat langsung dalam kegiatan keseharian orang yang diamati atau dijadikan sebagai sumber data penelitian. Selama melakukan observasi, peneliti ikut serta dalam apa yang dilakukan oleh sumber data, dan juga merasakan suka duka dengan observasi partisipan ini, sehingga data yang diperoleh semakin lengkap dan tajam, serta mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku. yang muncul. Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk berkomunikasi dengan pihak atau subjek terkait untuk mendapatkan penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang tidak termasuk dalam observasi dan dokumentasi.

Sehingga jawaban yang diberikan akan lebih banyak dan luas dan dalam melakukan wawancara peneliti harus mendengarkan dengan seksama dan mencatat apa yang disampaikan informan. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada. Jika peneliti mengumpulkan data melalui triangulasi, sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknis artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk memperoleh data dari sumber yang sama. Peneliti secara simultan menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama. Triangulasi sumber berarti mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan menggunakan teknik yang sama.

Teknik Analisis Data

Majelis ta'lim Nurul Hidayah berdiri pada tahun 2008 dan memiliki izin resmi dari Kementerian Agama Jakarta Timur dengan nomor KTP MT-JT/III/2008. Ta'lim Nurul Hidayah didirikan oleh orang-orang yang berminat untuk bisa membaca Al-Qur'an. Visi ta’lim ta’lim Nurul Hidayah adalah membentuk umat Islam yang mampu memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an dan As Sunnah dengan baik serta menjadi penggerak generasi muda.

Selain bergabung dengan Kementerian Agama, ia juga bergabung dengan FKMT (Forum Komunikasi Majelis Ta'lim), PERMATA (Persatuan Majelis Ta'lim). Forum-forum tersebut membuat Majelis Ta'lim Nurul Hidayah berkembang baik dalam manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, infrastruktur, sumber daya keuangan dan evaluasi. Ketua majelis taklim, Nurul Hidayah, memimpin terutama secara demokratis, sehingga selalu menerima saran dan kritik dari majelis dan jamaah.

Hal inilah yang membuat ta'lim Nurul Hidayah mengalami perkembangan dalam segala aspek, terutama dalam aspek kepemimpinan. Materi pembelajaran yang diberikan kepada jamaah didasarkan pada visi dan misi ta'lim ta'lim Nurul Hidayah dan dituangkan dalam program tahunan. Ciri khas dari majelis ta'lim Nurul Hidayah adalah lebih menitikberatkan pada pembelajaran Al-Qur'an, khususnya membaca Al-Qur'an dengan benar sesuai ilmu tajwid.

Hal ini sesuai dengan awal berdirinya majelis ta'lim ini, karena memperhatikan orang-orang yang minim dalam membaca Al-Qur'an. Kemudian ada tokoh masyarakat yang menyumbangkan tanah untuk kegiatan majelis ta'lim, sehingga dibangun masjid ta'lim. Dana yang digunakan untuk membangun majelis ta'lim berasal dari wakaf tunai, sumbangan dari donatur mandiri dan jamaah.

Indikator majelis ta'lim Nurul Hidayah cenderung menggunakan model Deming antara lain merumuskan dan mengumumkan maksud dan tujuan organisasi. Dalam pengelolaan majelis ta'lim Nurul Hidayah selalu dilakukan perbaikan terus menerus dalam berbagai aspek, antara lain desain kurikulum, peningkatan sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur, peningkatan sumber daya keuangan dan evaluasi. Dengan demikian, para pimpinan dan pengurus majelis ta'lim sangat paham bagaimana mengelola majelis ta'lim.

Dengan demikian, model manajemen majelis ta'lim Nurul Hidayah cenderung menggunakan model manajemen mutu Deming, meskipun tidak persis sama. Model manajemen mutu Deming lebih menitikberatkan pada manajemen bisnis, sedangkan bagian ta'lim menitikberatkan pada bidang sosial.

Gambar 3.3 Triangulasi Sumber
Gambar 3.3 Triangulasi Sumber

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Waktu dan Lokasi Penelitian .................................. 3 1

Manajemen Kualitas Majelis Ta’lim Nurul Hidayah 32

Kesimpulan

Gambar

Gambar 3.3 Triangulasi Sumber

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan peneliti mengenai penelitian yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Majelis Ta‟lim Terhadap Akhlak Ibu Rumah Tangga