EFEKTIFITAS MODELING VIDEO ANIMASI CUCI TANGAN TERHADAP PRAKTEK CUCI TANGAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI TK TARBIYATUL ATHFAL 01 BOJA
Devia Rismawanti *), Dera Alfiyanti **), Ulfa Nurullita ***)
*) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**) Dosen Jurusan Keperawatan Universitas Muhamadiyah Semarang
***) Dosen Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Semarang
ABSTRAK
Upaya pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun.
Kedua tangan kita merupakan jalur utama masuknya kuman penyakit ke tubuh dikarenakan tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan hidung dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan modeling media video animasi cuci tangan pakai sabun terhadap perubahan praktek cuci tangan pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja. Desain penelitian ini adalah
quasi eksperimentmenggunakan rancangan penelitian
one group pretest-postest design. Berdasarkan observasi sebelum pemberian modeling video animasi terdapat 23 anak (49,9%) berskor kurang, sedangkan setelah diberikan modeling video animasi sebanyak 3 kali tidak ada responden berskor kurang.Dari hasil analisis menggunakan Wilcoxon diperoleh hasil p value= 0,000, Ho ditolak sehingga dapat disimpulakan bahwa ada perubahan praktek cuci tangan pada anak usia prasekolah sesudah diberikan modeling video animasi cuci tangan, sehingga modeling video efektif untuk meningkatkan kemampuan praktek cuci tangan anak usia prasekolah. Hasil penelitian ini bisa dijadikan pedoman agar pendidikan TK menerapkan pembelajaran yang menstimulasi perkembangan kemampuan kognitif, psikomotr, dan afektif dengan memberikan modeling video animasi.
.Kata Kunci :
Modeling video, video animasi, praktek cuci tangan anak usia prasekolah
ABSTRACTDiseases prevention can be done by washing hands using soap. Hands are the main entry of germ into the body since they are part of the body directly contacted with the nose and mouth. This study aims to determine the effectiveness of washing hands animated video modeling towards the washing hands practice in preschool children at Tarbiyatul Athfal 01 Boja. This study uses quasi experiment using one group pretest-posttest research design. The sampling uses 46 children gained from Slovin formula. The result of the study shows that 4 years-old respondents are 8 children (17,4%), while 5 years-old respondents are 38 children (82,6%). The respondents characteristics by sex of 46 respondents are 14 boys (30,4%) and 32 girls (69,6%). Based on the result of the video modeling observation, it is concluded that the descriptive activity of washing hands animated video modeling watching conducted by all preschool children at TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja shows that of 46 respondents; 42 children (91,3%) are watching the video and 4 children (8,7%) are not watching the washing hands animated video modeling. The analysis result using Wilcoxon is p value=0,000, Ho is rejected so that it can be concluded that there is a difference in the practice of washing hands in preschool children after applying
Efektifitas Modeling Video Animasi Cuci Tangan Terhadap… ([email protected]) 1
the washing hands animated video modeling. Therefore, video modeling is effective to improve the ability of washing hands practice of preschool children. The result of this study can become a guide so that the kindergarten education applies lessons that stimulate cognitive, psychomotor, and affective ability by giving animated video modeling.
Key words : video modeling, animated video, preschool children’s washing hands’ practice Bibliography : 27 (2004-2016)
PENDAHULUAN
Upaya pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan menggunakan sabun. Kedua tangan kita merupakan jalur utama masuknya kuman penyakit ke tubuh dikarenakan tangan adalah anggota tubuh yang paling sering berhubungan langsung dengan hidung dan mulut. Penyakit-penyakit umumnya timbul karena tangan yang berkuman, sehingga perlu melakukan cuci tangan Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih dapat berfungsi untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang menempel di tangan. Tangan yang dicuci tanpa menggunakan sabun akan tetap meninggalkan kuman dan mikroorganisme (Hidayat, 2006, hlm.35).
Mencuci tangan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan. Cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan cara mudah dan tidak perlu biaya mahal sebab CTPS sama dengan mengajarkan anak-anak dan seluruh keluarga hidup sehat sejak dini. Dengan demikian pola hidup bersih dan sehat (PHBS) tertanam kuat pada diri pribadi anak-anak dan anggota keluarga lainnya (Proverawati, 2012, hlm.72).
Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga tidak dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. Anak masih tergantung pada orang tua dan lingkungan untuk memberikan fasilitas dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dan untuk belajar mandiri
(Supartini, 2004, hlm.5). Anak usia prasekolah merupakan anak yang berada dalam rentang usia 3 sampai 6 tahun. Tumbuh kembang anak usia prasekolah terjadi ketika bermain dengan teman sebayanya. Namun anak usia prasekolah masih rentan terhadap penyakit sehingga saat pencapaian tumbuh kembang anak tidak selamanya sehat (Wong, 2008, hlm.116).
Selain di rumah, anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah sebagai proses pencapaian tumbuh kembang. Perlu adanya perawat sekolah untuk bisa memberikan perawatan serta bimbingan maupun penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan pada seluruh warga di lingkungan institusi pendidikan seperti, siswa, guru, serta karyawan baik di Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun perguruan tinggi tentang kesehatan, mempertahankan kesehatan, dan memberikan pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan (Efendi, 2009, hlm.7)
Promosi kesehatan dapat dilakukan di sekolah dengan menggunakan berbagai media. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu dari media cetak, media elektronika (televisi (TV), radio, komputer dan lain sebagainya) dan media luar ruang, agar sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharap dapat berubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2007, hlm.290).
Pemilihan media video berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Laila (2010) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Pekunden Kecamatan Sukorejo kota Blitar, hasil yang dicapai adalah
2 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. …
No. …
media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dengan p value=0,001. Penelitian Rahayu (2013) menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan kognitif anak dari sebelum dan sesudah diberikan tindakan atau intervensi melalui penggunaan video, dengan p value= 0,001. Pada jurnal penelitian Iskandar (2014) mengatakan bahwa ada pengaruh modeling media video cuci tangan terhadap kemampuan mencuci tangan pada siswa kelas 4 di SD Wonosari 02 Semarang, dengan p value=0,0001.
Video efektif digunakan sebagai mendia pembelajaran dikarenakan video lebih menarik untuk anak-anak. Video juga mengajarkan pada anak melalui media visual dan audio sehingga dapat menstimulasi anak untuk dapat fokus dan meningkatkan kemapuan kognitif, psikomotor, dan afektif pada anak ( Sujiono, 2009 ).
Berdasarkan hasil wawancara yang peniliti lakukan dengan kepala sekolah TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja Kendal, TK tersebut telah memiliki beberapa kran cuci tangan, namun kesadaran murid untuk mencuci tangan sebelum dan setelah makan sangat kurang. Lebih dari 10 murid tidak menggunakan sabun ketika cuci tangan dan tidak menerapkan 7 langkah cuci tangan pakai sabun. Disekolah guru tidak mengajarkan teknik 7 langkah cuci tagan pakai sabun serta tidak ada media untuk mengajarkan cuci tangan pakai sabun di area tempat cuci tangan.
Video kartun lebih banyak menarik perhatian anak usia prasekolah, sehingga anak akan lebih fokus dalam memahami apa yang disampaikan dalam video tersebut. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Efektifitas Penggunaan Modeling Media Video Animasi Cuci Tangan Terhadap Pengingkatan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Usia Prasekolah Di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja Kendal”.
Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan modeling media video animasi cuci tangan pakai sabun terhadap perubahan praktek cuci tangan pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi praktik cuci tangan anak usia prasekolah sebelum diajarkan langkah cuci tangan pakai sabun menggunakan modeling video animasi.
b. Mengidentifikasi praktik cuci tangan anak usia prasekolah sesudah diajarkan langkah cuci tangan pakai sabun menggunakan modeling video animasi.
c. Menganalisis efektifitas modeling media video animasi cuci tangan terhadap kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada anak usia prasekolah
METODE PENELITIAN
Desain penelitian adalah rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2007, hlm.25). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen, khususnya eksperimen semu, dengan pendekatan one group pre and post test.
Rancangan ini tidak menggunakan kelompok pembanding, tetapi sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen atau perlakuan (Notoatmodjo, 2005, hlm.164).
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007, hlm.68). Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Efektifitas Modeling Video Animasi Cuci Tangan Terhadap… ([email protected]) 3
(Notoatmodjo, 2010, hlm.130). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berjumlah 46 siswa TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja Kendal.
Jumlah Sampel ditentukan dengan rumus Slovin.
Menurut Setiawan (2011, hlm.178), analisa bivariat merupakan tabulasi silang antara variabel dependen dan variabel independen.
Analisa pengolahan data univariat tersebut di atas hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat. Karena sampel yang diambil kurang dari 50 maka menggunakan uji Shapiro- wilk. Dari hasil uji Shapiro-wilk diperoleh data berdistribusi tidak normal (nilai probabilitas ≤ α), maka menggunakan uji statistik Wilcoxon.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil pembahasan berisi tentang hasil analisis data tentang pengaruh modeling media video animasi cuci tangan terhadap praktek mencuci tangan pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja yang meliputi karakteristik responden serta tempat penelitian.
Tabel 1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja bulan
April 2016 (n=46)
Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa usia responden sebagian besar 4 tahun sebanyak 8 responden (17,4%), sedangkan yang berusia 5 tahun sebanyak 38 responden (82,6%).
Tabel 2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja
bulan April 2016 (n=46)
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa dari 46 responden, sebanyak 14 (30,4%) responden berjenis kelamin laki-laki dan 32 (69,6%) responden berjenis kelamin perempuan.
Table 3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan hasil obsrvasi skor kemampuan cuci tangan sebelum dilakukan modeling media video di
TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja bulan April 2016
(n=46)
Tabel 3 diperoleh gambaran skor kemampuan cuci tangan dari hasil observasi pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja.
Pada tabel menunjukan jumlah responden sebagian besar kemampuan cuci tangan sebelum perlakuan dengan skor kurang yaitu sebanyak 23 responden (49,9%), sebanyak 22 responden (47,9%) berskor cukup, dan 1 responden (2,2%) berskor baik
Berdasarkan hasil peneitian sebagian besar responden tidak melakukan cuci tangan pada langkah menggunakan sabun, menggosok kedua telapak tangan, menggosok kedua punggung tangan secara bergantian, menggosok sela-sela jari, menggosok jari-jari dengan
Usia Frekuensi
(f)
Persentase (%) 4 tahun
5 tahun
8 38
17,4%
82,6%
Jumlah 46 100,0%
Jenis Kelamin Frekuensi (f)
Persentase (%)
Laki-laki 14 30,4%
Perempuan 32 69,6&
Jumlah 46 100,0%
Kemampuan cuci tangan sebelum
Frekuensi (f)
Persentase (%) Kurang
Cukup Baik
23 22 1
49,9%
47,9%
2,2%
Jumlah 46 100,0%
4 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. …
No. …
mengunci, menggosok ibu jari, dan menggosok ujung-ujung kuku. Anak usia prasekolah sebagai responden hanya mencuci tangan dengan air mengalir kemudian mengeringkannya tanpa melakukan 7 langkah cuci tangan. Anak usia prasekolah belum memahami pentingnya langkah-langkah cuci tangan yang benar.
Perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah faktor dalam atau internal yaitu genetik, perbedaan ras, pola asuh keluarga, usia, jenis kelamin, kelainan kromosom, minat, bimbingan, motivasi dan kesempatan praktek sedangkan untuk faktor lingkungan atau eksternal yaitu faktor selama kehamilan, kelahiran, dan pascanatal (Andriana, 2011, hlm. 9). Menurut Vashdev (2009, hlm.5) anak yang kurang mendapatkan stimulasi akan mengalami keterlambatan untuk tumbuh dan kembangnya, sehingga dapat mengalami kesulitan dalam proses belajar sehari–hari.
Tabel 4
Distribusi frekuensi responden berdasarkan hasil observasi skor kemampuan cuci tangan sesudah dilakukan pemberian modeling video
animasi cuci tangan di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja bulan April 2016
(n=46)
Tabel 4 diperoleh gambaran skor kemampuan cuci tangan sesudah dilakukan modeling video animasi cuci tangan dari observasi pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja. Pada table menunjukan jumlah resonden sebagian besar berskor baik yaitu 42 responden (91,3%), sedangkan berskor cukup 4 responden (8,7%) dan tidak ada responden berskor kurang.
Setelah diberikan modeling video animasi cuci tangan sebanyak 3 kali dalam seminggu, hasil observasi peneliti yaitu responden sebagian besar mendapat nilai baik. Anak usia prasekolah mampu melakukan 7 langkah cuci tangan dengan mengingat video animasi yang diberikan. Sebagian besar anak dapat melakukan dengan sempurna setiap langkah dari 7 langkah cuci tangan.
Dari hasil observasi peneliti, anak sangat tertarik dengan video animasi yang diberikan sehingga anak dapat fokus dengan video dan memahami setiap isi dari video tersebut. Hal tersebut sesuai dengan Hidayat (2009, hlm.50) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah kecerdasan, latihan, motivasi, keadaan keluarga, guru dan metode mengaja, media pembelajaran, lingkungan dan kesempatan
Tabel 5
Analisis kemampuan cuci tangan responden sebelum dan setelah diberikan modeling video
animasi cuci tangan di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja (n=46)
Berdasarkan tabel 5 Hasil observasi peneliti sebelum diberikan modeling video animasi didapat gambaran skor kemampuan cuci tangan dari hasil observasi pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja menunjukan jumlah responden sebagian besar kemampuan cuci tangan sebelum perlakuan dengan skor kurang yaitu sebanyak 23 responden (49,9%), sebanyak 22 responden (47,9%) berskor cukup, dan 1 responden (2,2%) berskor baik. Setelah diberikan modeling video animasi cuci tangan diperoleh gambaran skor kemampuan cuci tangan menunjukan jumlah resonden sebagian besar berskor baik yaitu 42 responden (91,3%), sedangkan berskor cukup 4 responden (8,7%) dan tidak ada responden berskor kurang. Hal ini Kemampuan cuci
tangan setelah
Frekuensi (f)
Persentase (%) Kurang
Cukup Baik
0 4 42
0%
8,7%
91,3%
Jumlah 46 100,0%
Uji Olahan Hasil
Z -5.918
Asymp.Sig 0,000
Efektifitas Modeling Video Animasi Cuci Tangan Terhadap… ([email protected]) 5
menunjukan pemberian modeling video animasi cuci tangan efektif untuk meningkatkan kemampuan praktek cuci tangan pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja.
Hasil uji Wilcoxon pada positive ranks, sebanyak 46 responden yang mengalami peningkatan praktek cuci tangan. Artinya ada pengaruh praktek cuci tangan pada anak usia prasekolah sebelum dan sesudah diberikan modeling video animasi cuci tangan. Dari hasil observasi, anak menjadi fokus terhadap video dan menstimulasi anak berdiskusi tentang materi yang diberikan melalui video tersebut.
Hal ini sesuai dengan Sujiono (2009) yang menyatakan bahwa video mengajarkan anak melalui media visual dan audio sehingga dapat menstimulasi anak untuk dapat fokus dan meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotor, dan afektif pada anak. Dari hasil penelitian Laila (2010), media video dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan menurut penelitian Rahayu (2013) didapatkan hasil adanya perbedaan yang signifikan pada kemampuan kognitif anak dari sebelum dan sesudah diberikan intervensi melalui penggunaan video. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil observasi peneliti terhadap pemberian modeling video animasi cuci tangan pada anak usia prasekolah.
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa modeling video animasi cuci tangan efektif untuk meningkatkan kemampuan praktek cuci tangan pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja. Selain itu, modeling video animasi dapat menstimulasi anak untuk dapat fokus dan memahami isi dari video tersebut. Video juga mingkatkan kemampuan kognitif, psikomotor, dna afektif anak sehingga dapat meningkatkan kemampuan praktek cuci tangan pada anak.
SIMPULAN
1. Hasil yang diperoleh dari gambar skor kemampuan cuci tangan dari hasil observasi pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja, pada tabel menunjukan jumlah responden sebagian besar
kemampuan cuci tangan sebelum perlakuan dengan skor kurang sebanyak 23 anak, sedangkan skor baik 1, dan skor cukup 22 anak.
2. Gambaran skor kemampuan cuci tangan sesudah dilakukan pemberian modeling video animasi cuci tangan dari observasi pada anak usia prasekolah di TK Tarbiyatul Athfal 01 Boja, pada tabel menunjukan jumlah reponden sebagian besar kemampuan cuci tangan sesudah perlakuan dengan skor cukup 4 anak, sedangakn skor baik 42, dan tidak ada skor kurang.
3. Berdasarkan hasil uji yang digunakan karena sampel yang diambil < 50 maka menggunakan uji Shapiro Wilk dan didapatkan nilai probabilitas <0,05 maka berdistribusi tidak normal sehingga uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon.
Hasil analisis diperoleh hasil p value = 0,000 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak, maka ada pengaruh modeling video animasi cuci tangan terhadap praktek cuci tangan pada anak usia pra sekolah di TK Tarbiyatul athfal 01 Boja.
SARAN
Hasil penelitian ini disarankan bagi perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan kepada anak-anak usia prasekolah sebagai upaya untuk mencegah penyakit yang ditimbulkan dari tangan, sehingga anak usia prasekolah dapat dilakukan tindakan preventif dan promotif bagi kesehatan.Selain itu peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Taman Kanak- kanak
Hasil penelitian ini bisa dijadikan pedoman agar pendidikan TK menerapkan pembelajaran yang menstimulasi perkembangan kemampuan kognitif, psikomotr, dan afektif dengan memberikan modeling video animasi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai acuan dan pengembangan bahan pembelajaran dalam penggunaan modeling video sebagai media promosi kesehatan pada anak usia prasekolah.
6 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. …
No. …
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya menggunakan media yang lebih menarik untuk anak usia prasekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Andriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang &
Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Binanto, Iwan. (2010). Dasar Teori dan Pengembangannya. Jakarta: Andi.
Efendi, Ferry. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Faoziah, Riezka A. (2013). Video Sebagai
Media Pembelajaran.
tmp.ittelkom.ac.id/page2/ diperoleh tanggal 9 Desember 2015.
Hermawanto, Hery. (2010). Biostatistika Dasar, Dasar-dasar Statistik Dalam Kesehatan. Jakarta: Trans Info Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan.
Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode penelitian kebidanan teknik analisis data. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat , D.R. (2009). Ilmu Perilaku Manusia.
Jakarta: Trans Info Media.
Hockenberry, M.J. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 7.
Jakarta: EGC
Machfoedz, Irham. (2006). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan,
Keprawatan dan Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya
Madcoms. (2009). Membangun Sistem Jaringan Komputer. Yogyakarta:
Andi.
Masitoh. Et al. (2004). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam, S. (20011). Konsep penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Proverawati, Atik. (2012). Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Yogyakarta:
Mutia Medika.
Sandra, M. (2010). Anak Cacat Bukan Kiamat;
Metode Pembelajaran dan Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus.
Yogyakarta: Katahati.
Sastroasmoro, Sudigdo. (2008). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Sagung Seto.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setiawan, Supriadi. (2011). Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
Efektifitas Modeling Video Animasi Cuci Tangan Terhadap… ([email protected]) 7
Solehuddin. (2008). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Macanan Jaya Cemerlang.
Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.
Suparmi, Yulia. (2008). Panduan Praktik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Citra Aji Parama
Wong, Donna L. (2008). Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta:
EGC.
8 Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. …
No. …