• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektifitas penggunaan media sate buah - Final Year Project

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "efektifitas penggunaan media sate buah - Final Year Project"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA SATE BUAH TERHADAP PENGENALAN BENTUK GEOMETRI

PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK SAVE THE KIDS BANDA ACEHTAHUN

AJARAN 2018/2019

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Ulva Chairuna 1511070085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

2019

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... I ABSTRAK ...

DAFTAR ISI ... II DAFTAR TABEL ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 9

1.3Tujuan Penelitian ... 10

1.4Manfaat Penelitian ... 10

1.5Hipotesis ... 11

1.6Definisi Operasional ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 12

2.1Hakikat anak usia dini ... 12

2.1.1 Pengertian anak usia dini ... 12

2.1.2 Prinsip-prinsip perkembangan anak usia dini ... 13

2.1.3 Karakteristik anak usia dini ... 14

2.1.4 Pola perkembangan anak usia dini ... 15

2.2Perkembangan kognitif anak ... 21

2.2.1 Pengertian Perkembangan kognitif ... 21

2.2.2 Tahap-tahap perkembangan kognitif ... 23

2.2.3 Tahapan perkembangan kognitif anak kelompok b ( 5-6 tahun ... 24

2.3Konsep bentuk geometri ... 37

2.3.1 konsep mengenal bentuk geometri ... 2.3.2 pengenalan geometri ... 2.3.3 faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengenal bentuk geometri... 2.3.4 tahap-tahap belajar geometri ... 2.4pengenalan konsep geometri pada anak usia 5-6 tahun ... 39

2.5 pengertian sate buah ... 46 2.6 media sate buah ...

2.6.1 pengertian media sate buah ...

2.6.2 tujuan media sate buah ...

(4)

2.7 keterkaitan penggunaan media sate buah untuk pengenakan bentuk geometri ...

2.8 kerangka berfikir ...

BAB III METODE PENELITIAN ... 49

3.1Jenis Penelitian ... 49

3.1.1 penelitian eksperimen ... 3.1.2 desain penelitian ... 3.2Lokasi Penelitian ... 50

3.3Populasi dan sampel ... 50

3.4Teknik pengumpulan data ... 50

3.5Desain pembelajaran... 5

3.6Prosedur penelitian ... 52

3.7Teknik Analisis Data ... 53

3.7.1 uji normalitas ... 3.7.2 uji hipotesis penelitian ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1Gambaran Umum TK Save The Kids Banda Aceh ... 4.1.1 Keadaan Fisik, Kondisi, Dan Fasilitas Sekolah ... 4.1.2 Keadaan Guru Dan Anak ... 4.2Pesiapan Dan Pelaksanaan Penelitian ... 4.3Hasil Penelitian ... 4.3.1 Uji normalitas data pre-test anak ... 4.3.2 Uji normalitas data post-test anak ... 4.3.3 Statistik untuk menguji hipotesis adalaj uji-t ... 4.4Pembahasan ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 5.1 Kesimpulan ... 5.2 Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... 54

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) atau usia prasekolah adalah masa di mana anak belum memasuki pendidikan formal. Rentang usia dini merupakan saat yang tepat dalam mengembangkan potensi dan kecerdasan anak. Pengembangan potensi anak secara terarah pada rentang usia tersebut akan berdampak pada kehidupan masa depannya, begitu pula sebaliknya jika pengembangan potensi anak asal-asalan akan berdampak pada potensi yang jauh dari harapan.

Menurut Harun Rasyid (2009:64) anak usia dini merupakan usia emas atau the golden age yang sangat potensial untuk melatih dan mengembangkanberbagai

potensi multi kecerdasan yang dimiliki anak. Multi kecerdasan tersebutdapat dikembangkan dengan adanya pendidikan anak usia dini.

Paud berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal, sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan pendidiakn nasional. Salah satu jalur terselenggaranya PAUD adalah jalur pendidikan non-formal. PAUD jalur pendidikan non-formal adalah pendidikan yang melaksanakan program pembelajaran secara fleksibel sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak sejak 0-6 tahun yang di laksanakan melalui Taman Penitipan Anak, Kelompok Bermain, dan bentuk lain yang sederajat.

(6)

Sebagaimana yang di sebutkan dalam pasal 1 butir 14 UU No. 20 Tahun 2003, PAUD itu sendiri merupakan suatu upaya pembinaan yang di tunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Agung Triharso (2013: 46), menyatakan bahwa kemampuan dalam mengenal bentuk geometri pada anak selalu berkaitan dengan pembelajaran matematika. Matematika di PAUD adalah kegiatan belajar tentang konsep matematika melalui aktivitas bermain dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat ilmiah. Bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain mempunyai kesamaan dan perbedaan. Keduanya sama-sama melakukan kegiatan bermain dan belajar, hanya penekanannya yang berbeda. Jika belajar sambil bermain lebih menekankan pada pelajarannya, maka bermain sambil belajar lebih menekankan pada aktivitas bermain dan jenis permainannya.

Pendidikan anak usia dini didalam proses pembelajarannya terdapat program yang telah disesuaikan dengan usia anak. Program tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak seperti aspek nilai agama dan moral, aspekkogitif, aspek bahasa, aspek sosial emosional, dan aspek fisik motorik. Perkembangan kognitif pada anak merupakan salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan guru dalam melaksanakan program pembelajaran memiliki peranan penting untuk mencapai dan mewujudkan perkembangan anak secara optimal.

(7)

Susanto, (2011:47) Kognitif adalah suatu proses berpikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar.

Dalam kurikulum TK (2010) dijelaskan bahwa perkembangan kognitif terbagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) pengetahuan umum dan sains, (2) konsep bentuk, warna, ukuran, dan pola, (3) konsep bilangan, lambang bilangan, dan huruf. Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai dalam bidang pengembangan kognitif yaitu anak mampu mengenal bentuk sederhana dalam kehidupan sehari-hari yang salah satunya adalah anak mampu mengenal konsep bentuk.

Salah satu pembelajaran yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan aspek kognitif adalah pengenalan bentuk geometri. Membangun konsep geometri pada anak-anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk dan menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa seperti segiempat, lingkaran dan segitiga (Wasik, 2008: 398). Lestari, K.W. (2011: 4), menjelaskan bahwa mengenalkan bentuk geometri pada anak usia dini adalah kemampuan anak mengenal, menunjuk,menyebutkan serta mengumpulkan benda- benda di sekitar berdasarkan bentukgeometri. Mengenalkan bentuk-bentuk geometri pada anak usia dini dimulai darimembangun konsep geometri yaitu dengan mengidentifikasi ciri-ciri bentukgeometri. Sebelum mengidentifikasi bentuk-bentuk geometri, dalamperkembangan kognitif anak menurut teori Bloom

(8)

ada enam jenjang proses dalamberpikir, di antaranya adalah mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,mengevaluasi, dan berkreasi.

Belajar mengenal bentuk-bentuk geometri membantu anak untuk memahami, menggambarkan, dan mendeskripsikan benda-benda yang ada di sekitarnya. Dalam mengenal bentuk geometri, secara tidak langsung anak dapat mengenal dan berpikir matematis logis. Di lingkungan sekolah tidak hanya guru saja yang berperan penuh dalam proses pengembangan kemampuan kognitif anak, tetapi media yang diberikan juga harus menyenangkan dan sesuai dengan tingkat usia anak, yaitu media yang menarik sehingga membuat anak menjadi senang dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Banyak sekali benda-benda di lingkungan sekitar yang tanpa disadari dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang menarik untuk anak, namun hal itu jarang sekali digunakan di TK. Untuk menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan salah satunya adalah dengan menggunakan media yang menarik dan nyata. Media yang menarik tidak harus didapatkan di toko dengan harga yang mahal atau membuat sendiri dengan bahan-bahan yang sulit ditemukan.

Berdasarkan pendapat dari Susilana dan Cepi (2008: 9), yang mengatakan bahwa penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif. Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa, media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi

(9)

saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

Menurut Gagne (dalam Ramayulis, 2014:33) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendorong anak untuk belajar.

Sedangkan Briggs (dalam Ramayulis, 2014:33) berpendapat bahwa media adalah sebagai alat fisik yang dapat menjayikan pesan yang dapat mendorong anak untuk belajar, namun bagi seorang guru media adalah sebagai saluran dalam berkomunikasi.

Dalam sebuah proses pembelajaran media sangat berperan agar peserta didik semangat dalam proses pembelajran, karena dengan media yang menarik akan membuat peserta didik memiliki sara ingin tahu yang besar. Dalam hal ini, pembelajaran yang sering digunakan di TK Save The Kids adalah media balok geometri jika selalu media itu yang digunakan maka anak akan mudah bosan dan proses pembelajaran pun kurang efektif.

Hasil pengamatan di lapangan pada kelompok B usia 5-6 tahun di TK Save The Kids Banda Aceh terdapat sekitar 13 orang anak yang belum mampu mengenal bentuk geometri. hal itu ditunjukkan ketika guru melakukan tanya jawab tentang geometri, bukan hanya itu pada saat guru melakukan tes tulis geometri mereka hanya sekedar menyamakan bentuk saja tapi mereka tidak tahu nama dari bentuk tersebut. Dari hasil pengamatan saya di kelompok B1 TK Save The Kids terdapat 12 orang anak dari 25 oarang anak yang sudah mampu mengenal bentuk geometri dari penggunaan media balok geometri.

(10)

Melihat dari fenomena yang terjadi di lapangan khususnya kelompok B di TK Save The Kids Banda Aceh peneliti menemukan, bahwa terdapat 13 orang anak yang belum mampu mengenal betuk-bentuk geometri secara visual di karenakan media yang digunakan tidak menarik bagi anak sehingga anak-anak mudah bosan.Media merupakan sarana fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi/materi pendidikan, media yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan media sate buah untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal konsep geometri. Dengan menggunakan media sate buah dalam penelitian ini yaitu anak secara langsung terlibat aktif dalam mengenal bentuk geometri yang terdapat dalam buah dan menusuknya sesuai dengan bentuk geometri yang disebutkan oleh guru. Selain itu dengan adanya kegiatan ini, anak akan tertarik dan bersemangat dalam belajar mengenal geometri.

Kelebihan dari penggunaan media sate buah dalam pengenalan bentuk- bentuk geometri dapat membuat anak lebih mudah memahami dari potongan- potongan buah yang berbentuk segitiga, persegi panjang, lingkaran, persegi.

Selain dari bentuk potongan buah, media sate buah juga mudah di dapatkan di kehidupan sehari-hari. Tidak hanya untuk di konsumsi buah juga dapat mengembangkan kecerdasan kogitif yang terdapat dari potongan-potongan buah yang berbentuk geometri. Kekurangan dari penggunaan media sate buah antara lain anak-anak sulit memahami bentuk geometri karena guru harus mempunyai pembahasan yang luas, agar anak dapat memahami dengan jelas.

Berdasarkan dengan masalah yang ada di atas peneliti ingin mengajukan sebuah judul “Efektifitas Penggunaan Media Sate Buah Terhadap Pengenalan

(11)

Bentuk Geometri Pada Anak Kelompok B Usia 5-6 Tahun Di TK Save The Kids Banda Aceh”.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penyusunan proposal ini masalah yang dikaji akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

Apakah penggunaan media sate buah efektif untuk meningkatkan kemampuan anak mengenal bentuk-bentuk geometri di kelompok B di Tk Save The Kids Banda Aceh ?

1.3 tujuan penelitian

Adapun tujuan penulisan propsal ini adalah :

Untuk mengetahui efektifitas penggunaan media sate buah untuk meningkatkan kemampuan pengenalan bentuk geometri pada anak kelompok B di Tk Save The Kids Banda Aceh

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini dapat menambahkan wawasan bagi peneliti khususnya dalam meningkatkan pengenalan bentuk geometri dengan menggunakan media sate buah

2. Manfaat bagi guru

Sebagai seorang pendidik guru harus tepat dalam memilih media yang menarik dan menyenangkan sesuai dengan tumbuh kembang anak. Jadi,

(12)

ini dapat menambah wawasan guru mengenai penggunaan media sate buah dalam meningkatkan kemampuan pengenalan bentuk-bentuk geometri.

3. Manfaat bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan kemampuan pengenalan bentuk geometri dan meningkatkan kualitas pendidikan dalam proses belajar mengajar.

1.5 Hipotesis

Hipotesis nol dan hipotesis alternatif akan dirumuskan di bawah ini sebagai jawaban sementara dari peneliti mengenai Efektifitas Penggunaan Media Sate Buah Terhadap Pengenalan Bentuk Geometri Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di TK Save The Kids Banda Aceh

1. Ho : media sate buah tidak efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak usia 5-6 tahun di TK Save The Kids

2. Ha : media sate buah efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak usia 5-6 tahun di TK Save The Kids

1.6 Definisi Operasional

Dalam membangun konsep geometri pada anak dimulai dengan pengenalan sederhana seperti yang sering mereka lihat sehari-hari. Dengan begitu ketika proses pembelajarannya anak lebih cepat merespon apa yang telah di

(13)

berikan kepada gurunya, dalam hal ini agar proses pembelajaran berkembang dengan baik maka perlu adanya aktifitas bersama yang bermakna.

Melalui media sate buah anak dapat lebih mudah memahami bentuk geometri, karena buah tersebut di potong sesuai dengan bentuk geometri. Dalam mengenal bentuk geometri, secara tidak langsung anak dapat mengenal dan berpikir matematis logis. Di lingkungan sekolah tidak hanya guru saja yang berperan penuh dalam proses pengembangan kemampuan kognitif anak, tetapi media yang diberikan juga harus menyenangkan dan sesuai dengan tingkat usia anak, yaitu media yang menarik sehingga membuat anak menjadi senang dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

PEMANFAATAN FENOMENA PERUBAHAN RUANG SIMPANG AMD BATOH DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH :Kasus Penggunaan Metode Insiden dan

Setelah dilakukannya penelitian yang berjudul penggunaan media sate buah terhadap kemampuan kognitif dalam mengenal konsep warna anak di TK Pamiwahan Putra II

VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL EKSPONEN DAN LOGARITMA DALAM BUKU SISWA MATEMATIKA PEMINATAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 2 BANDA ACEH Skripsi Diajukan