• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji efektivitas antifungi ekstrak metanol batang pisang Mauli (Musa sp) terhadap Candida albicans

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Uji efektivitas antifungi ekstrak metanol batang pisang Mauli (Musa sp) terhadap Candida albicans"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

7

Uji efektivitas antifungi ekstrak metanol batang pisang Mauli (Musa sp) terhadap Candida albicans

(Antifungal effectivity test of Mauli banana (Musa sp) stems methanol extract towards Candida albicans)

M.Herry Septianoor, Amy Nindia Carabelly dan Maharani Laillyza Apriasari

Program Studi Kedokteran Gigi

Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin-Indonesia

Korespondensi (correspondence): M.Herry Septianoor, Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

Jalan Veteran Banjarmasin 128 B, Kalimantan Selatan, Indonesia. E-mail: drg_mhs@yahoo.com

ABSTRACT

Background: Oral candidiasis is a fungal infection that commonly affects the oral mucosa. The treatment of oral candidiasis usimg chemical drugs as azol and clorhexidine gluconate is known to create many side effects, We need an alternative medicine with lower side effects. One of natural ingredients that can be used is Mauli banana stem (Musa sp.) that always be used by Hulu Sungai Utara people to cure their wound. Purpose: The aim of this study to examine the the effectiveness of antifungal methanol extract of Mauli banana stem againts Candida albicans at consentratration of 6.25%, 12.5% and 25%. Method: The method that used is dilusion. This research is experimental with 6 repetitions consisting of 4 treatment groups : Extract (I), (II), (III) and (IV) control (-). The extraction was conducted using methanol maceration method. Viscous extracts was diluted using 10% dimethyl sulfoxide and filtered with Whatman paper filter. Treatment I, II, III were added with Muller Hinton media to reach concetration of (I)6.25%, (II) 12,5% and (III)25%.The numbers of Candida albicans were counted with colony counter and statiscally analysed using One Way Anova and post hoc LSD. Result: The results showed that in any concentration, the methanol extract of banana Mauli have antiifungial affects. Coclusion: Methanol extract of banana stem Mauli has the best antifungial activity againts Candida albicans causes oral candidiasis in vitro at a concentration of 25%.

Kata kunci: mauli banan stem, methanol extract, Candida albicans, oral candidiasis Vol. 62, No. 1, Januari-April l 2013, Hal. 7-10 |ISSN 0024-9548

PENDAHULUAN

Candida albicans adalah salah satu komponen normal microflora rongga mulut. Spesies ini terdapat pada rongga mulut yang normal (30-50%) dan ditemukan lebih banyak pada pengguna gigi tiruan (60-100%), apabila jumlah Candida albicans berlebihan (penggunaan antibiotik spektrum luas, kortikosteroid, gigi palsu) dan daya tahan manusia menurun akibat penyakit sistemik seperti: HIV/

AIDS, diabetes melitus, dan malnutrisi akan menyebabkan Candida albicans menjadi patogen.1-3

Pengobatan untuk infeksi oleh Candida albicans ini bisa dilakukan dengan pemberian obat antijamur

dari golongan azol, namun seiring dengan meluasnya penggunaan azol sudah mulai terjadi resistensi. Obat antijamur lain yang dapat digunakan yaitu chlorhexidine gluconate. Penggunaan chlorhexidine gluconate memiliki efek samping yaitu menimbulkan perubahan warna gigi, dan menyebabkan hilangnya rasa pada indera pengecapan.4-6

Dilihat dari efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat-obatan kimia tadi, sehingga saat ini banyak tanaman berkhasiat obat yang dipelajari secara ilmiah sebagai pengganti obat kimia.

Salah satu tanaman berkhasiat obat adalah pisang.

Pada penelitian sebelumnya oleh Hastari diketahui 7

(2)

8

ekstrak batang pisang Ambon konsentrasi 6,25%;

12,5%, dan 25% memiliki aktivitas antibakteri. Hal itu dapat terjadi karena ekstrak getah batang pisang diketahui mengandung beberapa jenis fitokimia yaitu saponin, flavonoid, dan tanin yang berfungsi sebagai antibiotik, mempercepat pertumbuhan sel- sel baru, merangsang pembentukan fibroblas, menghambat pertumbuhan bakteri, dan juga bersifat antifungi.7-10

Pada penelitian digunakan varietas pisang yang berbeda dari penelitian sebelumnya, pisang yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis pisang khas Kalimantan Selatan yaitu pisang Mauli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak metanol batang pisang Mauli terhadap Candida albicans pada konsentrasi 6,25%; 12,5, dan 25%. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penelitian pendahuluan terhadap batang pisang Mauli sehingga di kemudian hari dapat sebagai digunakan obat alternatif terhadap kandidiasis oral.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat. Jenis penelitiannya merupakan eksperimental murni dengan rancangan post test-only with control design dan menggunakan 4 kelompok perlakuan. Jumlah minimal pengulangan untuk setiap kelompok perlakuan adalah 6 kali dengan menggunakan rumus Federer.

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang pisang Mauli, methanol 70%, aquadest, ekstrak batang pisang Mauli, suspensi Candida albicans sesuai standart Mc Farland 0,5; media Muller Hinton cair; media Sabouraud Dextrose Agar;

Dimethyl Sulfoxide (DMSO) 10%; dan NaCl. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah vaccum rotary evaporator; tabung Erlenmeyer; pengaduk; timbangan;

pisau; autoclave; tabung reaksi steril; pipet ukur; mikro pipet; spuit; kertas saring Whatman 0,2; cawan petri;

ose; incubator; colony counter; waterbath dan lampu Bunsen.

Prosedur penelitian diawali dengan pengambilan batang pisang berumur 12 bulan pada pagi hari.

Batang pisang yang telah diambil lalu dicuci dengan menggunakan air mengalir serta dipotong kecil-kecil, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari dibawah jam 10.00 wita dengan dilapisi kain hitam.

Setelah kering, dilanjutkan dengan proses ekstraksi.

Septianoor dkk. : Uji efektivitas antifungi ekstrak metanol batang pisang Mauli (Musa sp) terhadap Candida albicans Jurnal PDGI 62 (1) Hal. 7-10 © 2013

Metode ekstraksi yang dipakai adalah metode maserasi yaitu merendam batang pisang yang sudah dikeringkan dengan metanol 70% hingga 1 cm diatas permukaan sampel. Perendaman dilakukan selama 3 x 24 jam sambil sesekali diaduk setiap hari, dilakukan penyaringan dan hasilnya diuapkan dengan vaccum rotary evaporator dengan suhu pemanasan 40-500 C sampai diperoleh ekstrak yang kental kemudian diuapkan lagi dengan menggunakan waterbath sehingga didapatkan bobot tetap.

Pengenceran ekstrak dilakukan dengan melarutkan ekstrak kental dengan larutan DMSO 10% hingga konsentrasi ekstrak menjadi 80%, kemudian disterilkan dengan metode filtrasi menggunakan kertas saring Whatman 0,2.

Pembuatan suspensi ekstrak yang diujikan dilakukan dengan cara ekstrak batang pisang Mauli dengan konsentrasi 80% diambil sejumlah 0,39 ml;

0,78 ml dan 1,56 ml, kemudian masing-masing tabung ditambahkan media Muller Hinton hingga volume masing-masing tabung menjadi 5 ml sehingga dari campuran ekstrak dan media Muller Hinton didapatkan konsentrasi (I) 6,25%; (II) 12,5%

dan (III) 25%. Siapkan 1 tabung lagi tanpa diberikan ekstrak sebagai perlakuan (IV) kontrol (-).

Ditambahkan suspensi Candida albicans sebanyak 100 µL pada setiap tabung, kemudian dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali pada setiap perlakuan.

Setelah pembuatan suspensi ekstrak selesai, dilakukan inkubasi selama 24 jam dengan suhu 37° C, kemudian dilakukan pengenceran menggunakan larutan NaCl dengan perbandingan 1 : 9 (1 bagian ekstrak dan media Muller Hinton : 9 NaCl) hingga konsentrasinya menjadi 1/103 pada masing-masing konsentrasi dan kontrol tanpa perlakuan untuk mempermudah perhitungan koloni. Sampel diambil dengan menggunakan mikropipet dengan volume 100 µL, diletakan pada media Sabouraud Dextrose Agar yang telah disiapkan, dan diratakan dengan menggunakan ose. Diinkubasi lagi selama 24 jam dengan suhu 37° C, kemudian jumlah koloni jamur pada setiap ekstrak batang pisang Mauli dan pada kontrol tanpa perlakuan dihitung dengan menggunakan colony counter.

HASIL

Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak metanol batang pisang Mauli 6,25%; 12,5%, dan 25% memiliki aktivitas antifungi terhadap pertumbuhan Candida albicans. Aktivitas penghambatan ini ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah koloni

(3)

Septianoor dkk. : Uji efektivitas antifungi ekstrak metanol batang pisang Mauli (Musa sp) terhadap Candida albicans 9

Jurnal PDGI 62 (1) Hal. 7-10 © 2013

yang tumbuh pada pemberian ekstrak dibandingkan dengan kontrol negatif. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan rata-rata jumlah koloni antar perlakuan (Gambar 1).

Gambar 1. Diagram rata-rata perhitungan jumlah koloni pada berbagai perlakuan konsentrasi ekstrak metanol batang pisang Mauli terhadap Candida albicans.

Keterangan: EBPM: Ekstrak batang pisang Mauli

Tabel 1. Hasil uji one way Anova mengenai perbedaan antar tiap perlakuan

Between Groups 578,107 3 192,702 98,701 ,000

Within Groups 46,857 24 1,952

Total 624,964 27

Sum of Sum ofSum of Sum ofSum of Squares SquaresSquares

SquaresSquares dfdfdfdfdf MeanMeanMeanMeanMean Sig.Sig.Sig.Sig.Sig.

Square SquareSquare Square Square FFFFF

Pada Tabel 1 terlihat terdapat perbedaan hasil yang bermakna secara statistik pada tiap-tiap perlakuan (p<0,05).

Tabel 2 Hasil uji Post Hoc LSD mengenai perbedaan antar perlakuan

(I) (I) (I) (I) (I) per perper

perperlakuanlakuanlakuanlakuanlakuan (J)(J)(J)(J)(J) Std. errorStd. errorStd. errorStd. errorStd. error per

per per per perlakuanlakuanlakuanlakuanlakuan

Mean diff Mean diff Mean diff Mean diff Mean differenceerenceerenceerenceerence

(I-J) (I-J) (I-J) (I-J)

(I-J) SigSigSigSigSig 95% Conf95% Conf95% Conf95% Conf95% Confidence interidence interidence interidence interidence intervvvvvalalalalal Lo

LoLo

LoLowwwwwer bounder bounder bounder bounder bound Upper boundUpper boundUpper boundUpper boundUpper bound

6,25% 3,143* ,747 ,000 1,60 4,68

12,5% 7,143* ,747 ,000 5,60 8,68

25% 12,143* ,747 ,000 10,60 13,68

kontrol(-) -3,143* ,747 ,000 -4,68 -1,60

12,5% 4,000* ,747 ,000 2,46 5,54

25% 9,000* ,747 ,000 7,46 10,54

kontrol(-) -7,143* ,747 ,000 -8,68 -5,60

6,25% -4,000* ,747 ,000 -5,54 -2,46

25% 5,000* ,747 ,000 3,46 6,54

kontrol(-) -12,143* ,747 ,000 -13,68 -10,60

6,25% -9,000* ,747 ,000 -10,54 -7,46

12,5% -5,000* ,747 ,000 -6,54 -3,46

kontrol(-) 6,25%

12,5%

25%

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

PEMBAHASAN

Penelitian sebelumnya oleh Hastari8 menyatakan bahwa ekstrak batang pisang Ambon memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi 25%; 12,5% dan 6,25%. Diduga kandungan pada pisang juga selain memiliki efek antibakteri juga memiliki efek antifungi, sehingga pada penilitian ini dilakukan penelitian untuk menguji efek antifungi pada ekstrak batang pisang.

Pada penelitian uji efektivitas antifungi ekstrak metanol batang pisang Mauli tehadap Candida albicans ini dilakukan dengan metode dilusi dengan perhitungan koloni. Hasil pemberian konsentrasi ekstrak metanol batang pisang Mauli 6,25%; 12,5%, dan 25% menunjukkan makin terjadi penurunan jumlah koloni Candida albicans yang tumbuh dibandingkan kontrol (-). Pada konsentrasi ekstrak metanol batang pisang Mauli 25% didapatkan pertumbuhan koloni Candida albicans yang terendah, hasil penelitian ini sama dengan penelitian Hastari.

Penelitian uji antibakteri dengan metode dilusi yang menggunakan ekstrak batang pisang Ambon dengan konsentrasi 6,25%; 12,5%, dan 25%, dimana makin besar konsentrasi maka makin menurun jumlah koloni bakterinya. Hal ini disebabkan adanya kemiripan kandungan dari batang pisang Ambon dan pisang Mauli yaitu saponin, tanin, dan flavanoid.

Perbedaan keduanya hanya berdasarkan jumlah besarnya konsentrasi saja, dimana pada batang pisang Ambon memiliki kandungan terbesar saponin dan batang pisang Mauli memiliki kandungan terbesar tanin.8,11

(4)

10

Berkurangnya pertumbuhan koloni pada Candida albicans tersebut karena terdapatnya tiga kandungan pada ekstrak batang pisang Mauli yang diketahui memiliki efek antifungi, kandungan tersebut yakni saponin, flavonoid, dan tannin yang memiliki cara kerja masing-masing dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans.8,9

Saponin yang merupakan senyawa glikosida kompleks yang mengandung gugus gula, senyawa ini memiliki gugus polar dan nonpolar yang bersifat aktif permukaan sehingga dapat membentuk misel yang tampak seperti busa. Saponin berkontribusi sebagai antijamur dengan mekanisme menurunkan tegangan permukaan membran sterol dari dinding sel Candida albicans, sehingga permeabilitasnya meningkat.

Permeabilitas yang meningkat mengakibatkan cairan intraseluler yang lebih pekat tertarik keluar sel sehingga Candida albicans mengalami kematian.12-14

Flavonoid merupakan golongan terbesar senyawa fenol alam dan merupakan senyawa polar karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil, sehingga akan larut dalam pelarut polar seperti etanol dan metanol.

Flavonoid merupakan senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai antioksidan, antibakteri, antiinflamasi dan antijamur.15,16

Kandungan lainnya adalah tannin, tanin merupakan kandungan terbesar batang pisang mauli.

Senyawa ini merupakan senyawa kompleks berupa polifenol alami yang terdapat pada tumbuhan. Tanin dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin terhidrolisis (ellagitannins and gallotannins) dan tanin terkondensasi (proanthocyanidins).11,17

Pada flavonoid dan tanin yang sama-sama merupakan senyawa golongan fenol sehingga senyawa- senyawa itu mampu bereaksi dengan dinding sel.

Selanjutnya masuk ke dalam inti sel, dan membuat seluruh protein pada jamur mengalami denaturasi sehingga sel jamur menjadi rusak dan mati.18

Berdasarkan kandungan yang mempunyai sifat antifungi dan hasil penelitian yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode dilusi dengan dilakukan perhitungan koloni, ekstrak batang pisang Mauli efektif untuk menghambat pertumbuhan Candida albicans dengan efek antifungi paling baik pada konsentrasi 25%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rao PK. Oral Candidiasis – a review. Sch J Medicine 2012; 2(2): 26-30.

2. Bokor MB. Oral candidiasis-adhesion of non-albicans Candida Species. Proc. National Science (PNAS) 2008;

114: 69-78.

3. Loster BW, Loster J, Wieczorek A, Ryniewicz W.

Mycological analysis of the oral cavity of patients using acrylic removable dentures. Gast Res and Pract 2012; 1-9.

4. Mulu A, Kassu A, Anagaw B, Moges B, Gelaw A, Alemayehu M, Belyhun Y, Biadglegne F, Hurissa Z, Moges F, Isogai E. Frequent detection of ‘azole’

resistant Candida species among late presenting AIDS patients in northwest Ethiopia. BMC Infect Dis 2013;

13: 82.

5. Machado FC, et al. Antifungal activity of chlorhexidine on Candida spp. biofilm. Rev Odontol UNESP 2010;

39(5): 271-5.

6. Felton A, Chapman A, Felton S. Basic guide to oral health education and promotion. West Sussex:

Blackwell. 2009. p. 172.

7. Muhlisa F. Tanaman obat keluarga. Depok: Penebar Swadaya; 2007. h. 6-8.

8. Hastari R. Uji Aktivitas antibakteri ekstrak pelepah dan batang tanaman Pisang Ambon. Jurnal medika muda. Semarang: Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro; 2012. h. 29.

9. Maulana R. Efektivitas ekstrak metanol getah batang pisang (Musa paradisiaca) terhadap lama penyembuhan luka pada mukosa mulut mencit (Mus musculus) secara in vivo. Skripsi. Banjarmasin: Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat; 2012. h. 36-7.

10. Karadi RV, Shah A, Parekh P, Azmi P. Antimicrobial activities of musa Paradisiaca and Coco nucifera. Int J Res Pharm and Biomed Sci 2011; 2(1): 264-7.

11. Apriasari ML. Uji efektivitas antifungi ekstrak metanol dan etanol batang pisang mauli (Musa sp) 100%

terhadap Candida albicans. Seminar Nasional IPAMAGI, Hotel Bumi, Surabaya, 25 April 2014.

12. Suparjo. Saponin: peran dan pengaruhnya bagi ternak dan manusia. laboratorium makanan ternak fakultas peternakan. Jambi: Universitas Jambi; 2008.

13. Sangi M, Runtuwene MRJ, Simbala HEI, Makang VMA.

Analisis fitokimia tumbuhan obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chemistry Program 2008; 1(1): 47-53.

14. Septiadi T, Pringgenies D, Radjasa OK. Uji fitokimia dan aktivitas antijamur ekstrak teripang keling (Holoturia atra) dari pantai bandengan jepara terhadap jamur Candida albicans. J Marine Research 2013; 2(2): 76-84.

15. Bentley V. Siasat jitu awet muda. Jakarta: Esensi; 2006.

h. 102.

16. Arum YP, Supartono, Sudarmin. Isolasi dan uji daya antimikroba ekstrak daun kresen. Jurnal MIPA Universitas Negeri Semarang 2012; 35(2): 165-74.

17. Dahham SS, Ali MN, Tabassum H, Khan M. Studies on antibacterial and antifungal activity of pomegranate (Punica granatum L.). Am Eur J Agric & Environ Sci 2010; 9(3): 273-81.

18. Mauseth JD. Botany: An introduction to plant biology.

5th ed. Burlington: Jones and Bartlett Learning; 2013.

p. 578.

Septianoor dkk. : Uji efektivitas antifungi ekstrak metanol batang pisang Mauli (Musa sp) terhadap Candida albicans Jurnal PDGI 62 (1) Hal. 7-10 © 2013

Referensi

Dokumen terkait

Sel-sel makula densa dan sel-sel endotel tubulus bertindak sebagai sensor yang mengamati perubahan konsentrasi ion Na dan tekanan darah, kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke