• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas colaborative learning berbantuan media - Unissula

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas colaborative learning berbantuan media - Unissula"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran Kolaboratif Berbantuan Media Kartu Pendek berbasis IT lebih baik dibandingkan dengan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan pembelajaran konvensional? Apakah kemampuan matematika siswa dengan pembelajaran Kolaboratif Berbantuan Media Kartu Pendek berbasis IT lebih baik dibandingkan dengan kemampuan matematika siswa dengan pembelajaran konvensional?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN TEORI

Collaborative Learning

Guru yang mengajar di kelas kolaboratif dapat melihat dengan jelas dan terarah kemajuan siswa yang lemah. Dalam lingkungan lain, seorang guru juga dapat mengikutsertakan siswa dengan siswa lain (peer group), siswa dengan guru lain (guru BK, guru ekstrakurikuler, dan guru mata pelajaran) dan forum orang tua (POM) serta ahli dalam bidang tertentu.

Tabel 2.1 Perbedaan Kooperatif dan Kolaboratif
Tabel 2.1 Perbedaan Kooperatif dan Kolaboratif

Media Pembelajaran Short Card

Guru juga dapat melihat lebih banyak acara sosial untuk memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antar siswa di kelas. Ada beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa untuk mencapai hasil belajar siswa yang maksimal, gambar harus berkaitan erat dengan subjek dan ukurannya cukup besar sehingga detail unsurnya mudah diamati, sederhana, tergambar dengan baik. , lebih realistis dan menyatu dengan teks. Terdapat bukti bahwa gambar berwarna menarik perhatian siswa lebih dari sekedar gambar hitam putih.

16. m) Dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar n) Mudah dicerna dan tahan lama menyerap pesan o) Dapat menghadapi berbagai nilai dan pengalaman. Kelebihan dan kekurangan media Kartu Pendek didasarkan pada kelebihan dan kekurangan media secara umum. a.. a) Model pembelajaran ini paling sederhana dibandingkan pembelajaran lainnya b) Dapat meningkatkan daya ingat siswa. ciri khas dari media permainan kartu..adalah dengan menyajikan kalimat pada setiap kartu yang disajikan. Sedangkan ciri-ciri anak usia sekolah dasar adalah: (1) senang bermain; (2) senang bergerak; (3) senang bekerja dalam kelompok; dan (4) senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

Biasanya anak-anak sekolah dasar, terutama yang duduk di bangku kelas bawah, masih suka bermain. Selain mengasah kemampuan kognitif, keterampilan (fisik) 17 b. Kekurangan media kartu pendek a) Membutuhkan waktu yang lama.

Media Pembelajaran berbasis ICT

Hal ini menimbulkan kontroversi antara mereka yang enggan menggunakan teknologi dan mereka yang melihat pentingnya pemberdayaan teknologi dalam pembelajaran matematika. Komputer berpotensi mengubah paradigma kegiatan pembelajaran dari fokus pada keterampilan manipulatif menjadi pengembangan konsep, hubungan, dan keterampilan pemecahan masalah. Menurut penelitian Hembree dan Dessart dalam Suherman (2003) menyimpulkan bahwa komputer sangat berguna dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah terutama bagi siswa yang mempunyai kemampuan rendah dan tinggi serta penggunaan komputer dapat membuat siswa menikmati pembelajaran matematika.

Oleh karena itu, jika pemanfaatan teknologi dapat dimanfaatkan dengan baik dan efektif, diharapkan siswa dapat menjadi pemecah masalah yang handal, dapat meningkatkan pemahaman, dan dapat memiliki kemampuan berpikir matematis yang kuat. Jelas bahwa TIK merupakan suatu teknologi yang diperlukan untuk mengolah informasi, khususnya penggunaan komputer elektronik dan perangkat lunak komputer, yang bertujuan untuk mengolah, menyimpan, melindungi, mengirimkan dan mencari informasi dari mana saja dan kapan saja.

Kemampuan Pemahaman Konsep

Sebagai indikator siswa dapat dikatakan memahami konsep matematika, menurut Salim (Susanto, A, dari kemampuan siswa dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut. Dapat disimpulkan bahwa indikator pemahaman konsep dapat mengukur sejauh mana pemahaman siswa. konsep-konsep yang diajarkan oleh guru.Dari indikator para ahli di atas, peneliti memilih indikator menurut Salim yang cocok untuk bahan penelitian sejauh mana siswa memahami konsep namun perlu ditambahkan indikator dari M. Afrilianto poin pertama secara khusus: mengingat kembali konsep-konsep yang dipelajari secara verbal juga bertujuan untuk mengungkapkan pemahaman siswa.

Dengan mengolah indikator-indikator yang akan penulis teliti dan terapkan dalam penelitian adalah: a) Pengembalian konsep yang dipelajari secara verbal, b) Pendefinisian konsep secara lisan dan tertulis, c) Pembuatan counterexample dan non-example, d) Penyajian. suatu konsep dengan model, diagram dan simbol, e) Mengubah suatu bentuk penyajian ke bentuk yang lain, f) Mengetahui perbedaan makna penafsiran konsep tersebut, g). Mengidentifikasi ciri-ciri suatu konsep dan mengenali kondisi-kondisi yang menentukan suatu konsep, h) Membandingkan dan mengkontraskan konsep-konsep.

Kemampuan Literasi Matematika

Soal PISA yang termasuk dalam kelompok reproduksi, meminta siswa untuk menunjukkan bahwa mereka mengetahui fakta, benda dan sifat-sifatnya, kesetaraan, menggunakan prosedur rutin, algoritma standar dan menggunakan keterampilan teknis. Soal-soal PISA yang merupakan bagian dari kelompok koneksi, meminta siswa untuk menunjukkan bahwa mereka dapat membuat hubungan antara beberapa ide dalam matematika dan beberapa informasi terpadu untuk menyelesaikan suatu masalah. Soal-soal dalam PISA yang termasuk dalam kelompok refleksi ini menyajikan situasi tidak terstruktur dan meminta siswa untuk mengenali dan menemukan ide matematika di balik soal tersebut.

Pada level 1, siswa dapat menjawab pertanyaan dalam konteks yang familier dan familier dan semua informasi relevan tersedia dengan pertanyaan yang jelas. Pada level 2, siswa dapat menafsirkan dan mengenali situasi dalam konteks yang memerlukan inferensi langsung. Siswa pada tingkat ini dapat mengerjakan algoritma dasar, menggunakan rumus, melakukan prosedur atau konvensi sederhana.

Dan pada level 3, siswa dapat melakukan prosedur dengan baik, termasuk yang memerlukan keputusan berturut-turut. Siswa pada tingkat ini dapat menafsirkan dan menggunakan representasi berdasarkan sumber informasi yang berbeda dan menjelaskan alasannya.

Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika, guru harus mampu menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa secara aktif membentuk, menemukan dan mengembangkan pengetahuannya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Jean Piaget, bahwa “pengetahuan atau pemahaman siswa ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa itu sendiri” (Susanto, A. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh pembelajaran bermakna yang sewaktu-waktu dapat diolah dan dikembangkan lebih lanjut.

Menurut BSNP, mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Kelompok ini akan mendapat perlakuan dalam hal ini model Collaborative Learning berbantuan media flashcard berbasis ICT. Kelompok ini tidak diberikan perlakuan atau treatment, dalam hal ini pembelajaran menggunakan model yang biasa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran konvensional untuk siswa kelas VIIID.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini soal tes berbentuk uraian untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika dan kemampuan literasi matematika siswa. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data kemampuan guru dalam mengelola media pembelajaran kolaboratif berbasis flashcard. Angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh siswa yang menjadi sasaran angket.

Jadi angket merupakan sejumlah lembar kerja yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab secara jujur ​​dan sesuai dengan fakta atau kenyataan yang ada. Angket dirancang untuk mengukur respon siswa terhadap pembelajaran kolaboratif yang didukung media kartu pendek berbasis IT. Kuesioner ini berupa serangkaian pertanyaan yang ditanyakan kepada responden untuk mendapatkan jawabannya. Bentuk soalnya tertulis dan harus dijawab juga secara tertulis.

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi sebagai bahan kajian pendahuluan guna menemukan permasalahan yang akan diteliti dan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan diri siswa sebelum melakukan penelitian. Dokumentasi ini diperoleh dari pihak sekolah untuk memperoleh informasi mengenai lingkungan dan prasarana sekolah, kondisi siswa dan guru, serta permasalahan terkait administrasi sekolah, foto-foto wawancara.

Teknik Analisis Data

Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika dengan pembelajaran kolaboratif berbantuan media flashcard berbasis IT  rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika pada pembelajaran konvensional. H0 ∶ μ1 ≤ μ2 (rata-rata kemampuan literasi matematika dengan pembelajaran kooperatif berbantuan media flashcard pendek berbasis IT  rata-rata kemampuan literasi matematika pada pembelajaran konvensional). Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan literasi matematika dengan pembelajaran kolaboratif berbantuan media flashcard pendek berbasis IT  rata-rata kemampuan literasi matematika pada pembelajaran konvensional.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika dengan pembelajaran kolaboratif berbantuan media flashcard berbasis IT  rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika pada pembelajaran konvensional. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan literasi matematika dengan pembelajaran kolaboratif berbantuan media flashcard pendek berbasis IT  rata-rata kemampuan literasi matematika pada pembelajaran konvensional. Pembelajaran kooperatif berbantuan media flashcard berbasis IT dapat membentuk suasana belajar yang interaktif.

Hal inilah yang menjadikan literasi matematika dengan Pembelajaran Kolaboratif berbantuan Media Kartu Pendek berbasis IT lebih baik dibandingkan dengan literasi matematika pada pembelajaran konvensional. Literasi matematika pada Pembelajaran Kolaboratif Berbantuan Kartu Pendek berbasis IT lebih baik dibandingkan dengan literasi matematika pada pembelajaran konvensional.

Tabel 4.1 Hasil Ujicoba Instrumen  No  Butir
Tabel 4.1 Hasil Ujicoba Instrumen No Butir

HASIL PENELITIAN

Pembahasan

Pembelajaran kolaboratif terapan ini disertai dengan media menarik yang dapat menjadikan pendidikan matematika lebih konkrit yaitu media kartu pendek. Sedangkan media kartu pendek dibuat berbasis IT agar siswa lebih tertarik belajar mengingat perkembangan IT saat ini yang sangat berkembang. Dengan adanya fitur pembelajaran kolaboratif yang didukung kartu pendek berbasis IT akan efektif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan literasi matematika pada kelas IV SDN Karangroto 01.

Dengan demikian, pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SDN Karangroto 01 pada pembelajaran kooperatif berbantuan flashcard berbasis IT lebih baik dibandingkan pemahaman konsep matematika pada pembelajaran konvensional. Media flashcard berbasis IT yang digunakan dapat menarik minat dan motivasi belajar dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan gambar di atas terlihat jelas bahwa perbedaan kemampuan literasi matematika pada kelas dengan Pembelajaran Kolaboratif berbantuan Flashcard berbasis IT lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Pembelajaran kooperatif flashcard berbasis teknologi informasi merupakan pembelajaran yang menggunakan unsur pembelajaran kolaboratif yang mempunyai tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Penggunaan media Kartu Pendek berbasis teknologi informasi dalam pembelajaran kooperatif dapat menunjang pembelajaran dengan membuat siswa lebih menarik dan mendukung interaksi siswa dalam pembelajaran. Kemampuan pemahaman konsep pada pembelajaran kolaboratif flashcard berbasis teknologi informasi lebih baik dibandingkan pemahaman konsep pada pembelajaran konvensional.

Pembelajaran Kolaboratif Berbantuan Kartu Pendek berbasis IT dapat dijadikan sebagai pembelajaran inovatif bagi guru pendidikan dasar untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Gambar 4.1. Grafik pemahaman konsep
Gambar 4.1. Grafik pemahaman konsep

SIMPULAN DAN SARAN

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Kooperatif dan Kolaboratif
Gambar 3.1 Intact-Group Comparison Desaign
Tabel 4.1 Hasil Ujicoba Instrumen  No  Butir
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Akhir
+5

Referensi

Dokumen terkait

This research explains about the addiction that a student gets, Eskasasnanda uses a kind of video game where the results of the study explain that students can have addictions to video