• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Teknik Analisis Data

1. Analisis uji coba instrumen

Sebelum instrumen tes digunakan untuk penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen tes. Analisis uji coba instrument terdiri dari uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

2. Analisis data awal

Sebelum peneliti melakukan penelitian, perlu adanya persyaratan sampel yang harus dianalisis, yaitu dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas sampel. Data nilai yang digunakan dalam tahap ini adalah Data awal berupa nilai harian yang sudah diperoleh.

a. Uji Normalitas

Data yang digunakan untuk uji normalitas pada tahap analisis data berasal dari nilai tes investigasi awal dari kelas penelitian. Dengan bantuan SPSS versi 16, langkah-langkah menganalisis normalitas sebagai berikut.

1) Buatlah lembar kerja baru.

2) Pilih Analyze, Discriptive Statistics, Explore...

3) Masukkan variabel yang akan di uji normalitasnya ke kotak dependent list, kemudian pilih plots.

4) Tandai kotak Normality plots with test, pilih Continue.

5) Klik Ok.

b. Uji Homogenitas

Data yang digunakan untuk uji homogenitas pada tahap analisis data akhir berasal dari nilai tes investigasi awal dari kedua kelas penelitian.

Langkah-langkah uji homogenitas dua varians adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.

Ho : (v1 = v2 ) kedua varians homogen Ha : (v1 ≠ v2 ) kedua varians tidak homogen

2) Langkah-langkah menganalisis normalitas dengan bantuan SPSS versi 16, sebagai berikut.

a) Buatlah lembar kerja baru.

32

a) Letakkan dalam satu kolom data urutan kelas pertama dan data urutan kelas kedua, kemudian pada “1” untuk kelas pertama dan “2” untuk kelas kedua. Berikan nama variabel pada variabel view.

b) Kemudian pada kolom value pada VAR000002 klik none. Isi kolom value dengan “1”, label dengan “kelas pertama (A)” kemudian klik lanjut isi kolom value dengan “2”, label dengan “kelas kedua (B)”

kemudian klik Ok.

b) Pilih Analyze, Compare Means, One Way Anova c) Pilih data sebagai dependent list dan sebagai factor list.

d) Pilih Option > Homogenitas of Variance Tent.

e) Klik Continue, lalu klik OK.

3) Kriteria uji: jika sign. < 0,05 maka Ho diterima (varians homogen), dan jika Sign.> 0,05 maka Ho ditolak (varians tidak homogen).

c. Uji kesamaan dua rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata diukur menggunakan uji-t untuk mengetahui apakah kedua kelas penelitian mempunyai kemampuan awal yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sundayana, 2014:145):

1) Merumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya.

Ho : (𝜇1 = 𝜇2) nilai rata-rata kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol Ha : (𝜇1 ≠ 𝜇2) nilai rata-rata kelas eksperimen tidak sama dengan kelas

kontrol

2) Langkah-langkah untuk melakukan uji-t menggunakan SPSS adalah sebagai berikut:

a) Buka SPSS versi 16.

b) Letakkan dalam satu kolom data urutan kelas pertama dan data urutan kelas kedua, kemudian pada “1” untuk kelas pertama dan “2” untuk kelas kedua. Berikan nama variabel pada variabel view.

c) Untuk melakukan Uji-t menu: Analyze > Compare Means >

Independent-Sample T Test.

d) Masukkan variabel bebas ke kotak Test Variable, masukkan faktor ke kolom Grouping Variable.

33

e) Klik Define group untuk mendefisikan group yang telah dibuat masukkan 1 untuk kolom Group 1 dan 2 untuk Group 2 Klik Continue.

f) klik Ok. Untuk hasil Uji-t dapat diihat pada tabel Independent Sample Test.

3) Kriteria pengujian hipotesis:

Jika: - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima.

3. Analisis data akhir

a. Analisis data hipotesis 2

Uji ini digunakan untuk membandingkan rataan kemampuan pemahaman konsep antara data dari kelas collaborative learning dan data dari kelas model pembelajaran konvensional. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0: μ1  μ2 (rata-rata kemampuan pemahaman konsep kelas model pembelajaran collaborative learning tidak lebih baik dari rata-rata kemampuan pemahaman konsep kelas model pembelajaran konvensional)

H1 : μ1 > μ2 (rata-rata kemampuan pemahaman konsep kelas model pembelajaran collaborative learning lebih baik dari rata-rata kemampuan pemahaman konsep kelas model pembelajaran konvensional)

Untuk menguji adanya perbedaan rataan, terlebih dulu dilakukan uji homogenitas atau uji kesamaan varian. H0 diterima jika , rumus yang digunakan sangat ditentukan hasil uji kesamaan variansi antar kedua kelompok, maka kemungkinan rumus yang digunakan:

a) jika varians kedua kelompok tersebut sama, maka digunakan rumus:

b) jika variansi kedua kelompok berbeda, maka digunakan rumus:

tabel hitung t

t

hitung

t

hitung

t

   

2 1 1

1 , 1

2 1

2 2 2 2 1 1 2

) 2 (

95 , 0

2 1

2 1

2 1

 

 

n n

S n S S n

t t n S n

X

thitung X tabel dk n n

34

2 2 2 1

2 1

2

' 1

n S n S t

 

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika 𝑡≥ dengan w1 =

1 2 1

n S

dan w2=

2 2 2

n

S , t1= t

1

2 1 1 1

  n dan t2= t

1

2 1 1 2

  n (Sudjana, 2005:241).

Keterangan: = rata-rata nilai kelompok model pembelajaran Collaborative Learning, = rata-rata nilai kelompok model pembelajaran konvensional, = jumlah anggota kelompok model pembelajaran Collaborative Learning, jumlah anggota kelompok model pembelajaran konvensional, = varians kelompok model pembelajaran Collaborative Learning, = varians kelompok model pembelajaran konvensional, dan

= Varians gabungan.

b. Analisis data hipotesis 3

Uji ini digunakan untuk membandingkan rataan hasil belajar berupa kemampuan literasi matematika antara data dari kelas model pembelajaran Collaborative Learning dan data dari kelas model pembelajaran konvensional.

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0: μ1  μ2 (rata-rata kemampuan literasi matematika siswa kelas model pembelajaran Collaborative Learning tidak lebih baik dari rata-rata kemampuan literasi matematika siswa kelas model pembelajaran konvensional)

H1 : μ1 > μ2 (rata-rata kemampuan literasi matematika siswa kelas model pembelajaran Collaborative Learning lebih baik dari rata-rata kemampuan literasi matematika siswa kelas model pembelajaran konvensional)

Untuk menguji adanya perbedaan rataan, terlebih dulu dilakukan uji homogenitas atau uji kesamaan varian. H0 diterima jika , rumus

2 1

2 2 1 1

w w

t w t w

X1

X2

n1

2n

2

S1 2

S2 S2

tabel hitung t

t

35

yang digunakan sangat ditentukan hasil uji kesamaan variansi antar kedua kelompok, maka kemungkinan rumus yang digunakan:

a) jika varians kedua kelompok tersebut sama, maka digunakan rumus:

b) jika variansi kedua kelompok berbeda, maka digunakan rumus:

2 2 2 1

2 1

2

' 1

n S n S t

 

Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika 𝑡≥ dengan w1 =

1 2 1

n

S dan w2=

2 2 2

n

S , t1= t

1

2 1 1 1

  n dan t2= t

1

2 1 1 2

  n (Sudjana, 2005:241).

Keterangan: = rata-rata nilai kelompok model pembelajaran Collaborative Learning, = rata-rata nilai kelompok model pembelajaran konvensional, = jumlah anggota kelompok model pembelajaran Collaborative Learning, jumlah anggota kelompok model pembelajaran konvensional,

= varians kelompok model pembelajaran Collaborative Learning, = varians kelompok model pembelajaran konvensioanl, dan = Varians gabungan.

hitung

t

hitung

t

   

2 1 1

, 1 1

2 1

2 2 2 2 1 2 1

) 2 (

95 , 0

2 1

2 1

2 1

 

 

n n

S n S S n

t t n S n

X

thitung X tabel dk n n

2 1

2 2 1 1

w w

t w t w

X1

X2

n1 2

n S12

2

S2

S2

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui karakteristik pembelajaran model Colaborative Learning Berbantuan Media Short Card Berbasis IT, 2) untuk mengetahui apakah kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan Colaborative Learning Berbantuan Media Short Card Berbasis IT lebih baik dari pada kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dengan pemeblajaran konvensional dan 3) untuk mengetahui apakah kemampuan literasi matematika siswa dengan Colaborative Learning Berbantuan Media Short Card Berbasis IT lebih baik dari pada kemampuan literasi matematika siswa dengan pemeblajaran konvensional.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh data hasil penelitian. Data ini kemudian dianalisis untuk mendapatkan simpulan yang berlaku untuk populasi penelitian.

1. Analisis data uji coba instrumen

Ujicoba instrumen dilakukan untuk memperoleh instrumen yang valid dan reliable. Instrumen yang diujicobakan adalah soal tes pemahaman konsep dan soal literasi matematika yang terdiri dari 10 butir soal. Adapun analisis ujicoba yang digunakan adalah validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas. Hasil ujicoba instrument di sajikan pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Hasil Ujicoba Instrumen No Butir

Soal

Tingkat Kesukaran

Daya

Pembeda Validitas Reliabilitas Keterangan

1 0,28 0,50 Valid Reliabel Dipakai

2 0,40 0,60 Valid Reliabel Dipakai

3 0,50 0,10 Tidak Valid Reliabel Tidak dipakai

4 0,45 0,18 Tidak Valid Reliabel Tidak dipakai

5 0,50 0,70 Valid Reliabel Dipakai

6 0,60 0,15 Tidak Valid Reliabel Tidak dipakai

7 0,65 0,10 Tidak Valid Reliabel Tidak dipakai

37

8 0,66 0,08 Tidak Valid Reliabel Tidak dipakai

9 0,25 0,65 Valid Reliabel Dipakai

10 0,80 0,70 Valid Reliabel Dipakai

Berdasarkan hasil ujicoba instrument diatas maka soal yang dipakai adalah yang memenuhi kriteria valid, reliable dan mempunyai daya beda yang signifikan.

Yang memenuhi kriteria untuk dapat dipakai sebagai instrument yang baik dari 10 soal hanya 5 soal yaitu butir soal nomer 1,2,5,9 dan 10. Setelah dilakukan ujicoba soal maka peneliti menganalisis data awal.

2. Analisis data awal

Data awal yang akan di analisis adalah data yang diperoleh sebelum penelitian. Adapun data awal yang dipake adalah nila harian yang sudah dimintakan dari wali kelas khususnya nilai pada mata pelajaran matematika.

Analisis data awal akan dilakukan beberapa uji. Diantaranya uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan 2 rata-rata. Lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut.

a) Uji Normalitas

Pada Uji Normalitas ini menggunakan aplikasi SPSS. Uji normalitas bertujuan untuk mendeteksi apak data awal berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka menggunakan statistik parametrik. Sedangkan jika data awal berdistribusi tidak normal maka menggunakan statistik nonparametrik. Pada uji normalitas ini menggunakan bantuan SPSS versi 16, langkah-langkah menganalisis normalitas sebagai berikut.

1) Buatlah lembar kerja baru.

2) Pilih Analyze, Discriptive Statistics, Explore...

3) Masukkan variabel yang akan di uji normalitasnya ke kotak dependent list, kemudian pilih plots.

4) Tandai kotak Normality plots with test, pilih Continue.

5) Klik Ok.

Uji normalitas menggunakan SPSS dengan tabel Kolmogorov-Smirnov output program SPSS yang dihasilkan diperoleh pada kelas eksperimen yang nantinya akan memperoleh pembelajaran Colaaborative learning sig = 0,200 > 0,05

38

(α= 5% = 0,05), H0 diterima berarti kelas eksperimen berdistribusi normal.

Sedangkan pada kelas kontrol yang nantinya pembelajaran ekspositori diperoleh sig = 0,219 > 0,05 (α= 5% = 0,05) berarti kelas ekspositori juga berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data nilai awal sampel mempunyai varians yang sama (homogen).

Ho : varians homogen (σ12 = σ22) Ha : varians tidak homogen (σ12 ≠ σ22)

Berdasarkan nilai ulangan harian, dilakukan perhitungan uji homogenitas antara kelas kontrol dengan kelas Eksperimen. Oleh karena itu, akan di uji homogenitas kedua kelas tersebut . Uji homogenitas menggunakan SPSS diperoleh sig = 0,617 > 0,05 (α= 5% = 0,05) ), H0 diterima berarti kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen (varian sama).

c) UjiKesamaanDuaRataRata Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

Dari kedua kelompok diperoleh sgabungan = 64.1823 dan s = 8,0114.

Dengan menggunakan uji t diperoleh thitung = 1,166 dan ttabel = 1,998. Kriteria penerimaan Ho apabila - ttabel < thitung < ttabel. Karena thitung berada pada daerah penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3. Analisis data Akhir

Analisis uji akhir dilakukan setelah peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Collaborative Learning berbantuan media short card pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.

Analisis pada penelitian ini melalui tahapan sebagai berikut:

a) Uji Normalitas

Uji normalitas data hasil kemampuan pemahaman konsep matematika post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam penelitian ini menggunakan

39

uji Lilliefors. Data hasil uji normalitas dengan program SPSS versi 16 dapat dibaca pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Akhir

Faktor

Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig.

Kemampuan

Pemahaman konsep

Eksperimen .145 21 .200*

Kontrol .108 23 .200*

Berdasarkan tabel diatas, data berdistribusi normal jika nilai signifikansi (sig.) pada kolom Kolmogorov-Smirnova lebih dari 0,05. Dapat dibaca pada tabel 4.11 di atas, bahwa signifikansi data kelompok eksperimen yaitu 0,200 dan signifikansi data kelompok kontrol yaitu 0,200. Berdasarkan kedua nilai signifikansi kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh nilai normalitas data yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Penghitungan homogenitas data dilakukan setelah data diketahui berdistribusi normal, jika data tidak berdistribusi normal maka tidak perlu menghitung uji homogenitas. Untuk mengetahui homogenitas data, proses penghitungannya menggunakan SPSS versi 16. Homogen tidaknya sebuah data dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi uji F dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi uji F ≥ 0,05, maka data homogen dan jika signifikansi uji F < 0,05, maka tidak homogen. Hasil penghitungan uji homogenitas data dapat dibaca pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Akhir Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.060 1 42 .088

Dari data nilai signifikansi uji F diketahui sebesar 0,088, maka nilai signifikansi uji F > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data akhir bersifat homogen.

40 c) Uji Hipotesis I

Adapun hipotesis I pada penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematika dengan Collaborative Learning berbantuan Media Short Card berbasis IT lebih baik dari pada kemampuan pemahaman konsep matematika seswa dengan pembelajaran konvensional. Adapun rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut.

H0 ∶ μ1 ≤ μ2 (rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika dengan Collaborative Learning berbantuan Media Short Card berbasis IT  rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika pada pembelajaran konvensional) H1 ∶ μ12 (rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika

dengan Collaborative Learning berbantuan Media Short Card berbasis IT > rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika pada pembelajaran konvensional)

Kedua kelas mempunyai varians yang sama, pengujian hipotesis menggunakan rumus:

𝑡 = 𝑥̅1−𝑥̅2

𝑠√(𝑛11+1 𝑛2)

dimana 𝑠2 =(𝑛1−1)𝑠12+(𝑛2−1)𝑠22

𝑛1+𝑛2−2

Dihasilkan thitung= 13,20,  = 5% dengan dk = (𝑛1+ 𝑛2− 2) = (48 + 48 − 2) = 96, ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel(13,20 > 1,99) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika dengan Collaborative Learning berbantuan Media Short Card berbasis IT  rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika pada pembelajaran konvensional.

d) Uji Hipotesis 2

Adapun hipotesis I pada penelitian ini adalah kemampuan literasi matematika dengan Collaborative Learning berbantuan Media Short Card berbasis IT lebih baik dari pada kemampuan literasi matematika siswa dengan pembelajaran konvensional. Adapun rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut.

H0 ∶ μ1 ≤ μ2 (rata-rata kemampuan literasi matematika dengan Collaborative

41

Learning berbantuan Media Short Card berbasis IT  rata-rata kemampuan literasi matematika pada pembelajaran konvensional)

H1 ∶ μ12 (rata-rata kemampuan literasi matematika dengan Collaborative Learning berbantuan Media Short Card berbasis IT > rata-rata kemampuan literasi matematika pada pembelajaran konvensional)

Kedua kelas mempunyai varians yang sama, pengujian hipotesis menggunakan rumus:

𝑡 = 𝑥̅1−𝑥̅2

𝑠√(1 𝑛1+1

𝑛2)

dimana 𝑠2 =(𝑛1−1)𝑠12+(𝑛2−1)𝑠22

𝑛1+𝑛2−2

Dihasilkan thitung= 10,08, = 5% dengan dk = (𝑛1+ 𝑛2 − 2) = (48 + 48 − 2) = 96, ttabel= 1,99. Karena thitung> ttabel(10,08 > 1,99) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan literasi matematika dengan Collaborative Learning berbantuan Media Short Card berbasis IT rata-rata kemampuan literasi matematika pada pembelajaran konvensional.

B. Pembahasan

Dalam penelitian ini akan dibahas 3 hal yaitu sebagai berikut.

1. Karakteristik pembelajaran Colaboratif learning berbantuan Short Card Berbasis IT.

Perbedaan kooperatif dan kolaboratif adalah kolaborasi lebih menekankan pada inisiatif sebagai bentukan sendiri bukan suatu hasil rekayasa orang lain untuk kerja sama. Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran dengan membagi siswa menjadi kelompok-kelompok yang kerjanya didukung oleh kemandirian yang dimiliki oleh setiap individu anggota kelompok yang akan mampu membentuk suasana belajar kerjasama yang diikuti oleh rasa kesalingtergantungan dengan penuh tanggung jawab diantara anggota-anggota kelompoknya (Zamroni, 2000).

Dalam Penerapan Colaboratif learning siswa SDN Karangroto 01 Semarang lebih dikondisikan pada suatu suasana yang dapat memacu kerjasama dan insisiatif

42

siswa sehingga mereka lebih mandiri. Pembelajaran kolaboratif yang diterapkan ini disertai dengan media yang menarik yang dapat membuat pembelajaran matematika lebih bersifat konkret yakni media Short card. Adapun media short card yang digunakan dikolaborasikan dengan pemanfaatan IT sehingga lebih memotivasi siswa dan memacu minat belajar siswa.

Pada penelitian ini menerapkan pembelajaran kolaboratif yang memperhatikan beberapa hal. Diantaranya sebagaimana Kurikulum 2013 (K13) yang berbasis pada proyek. Maka pembelajaran kolaboratif yang diterapkan berorientasi proyek artinya dalam beberapa session siswa diberikan tugas dan lembar kerja untuk didiskusikan dan diselesaikan secara kelompok atau bersama- sama bukan individual. Hal ini sesuai dengan prinsip Collaborative learning yang mana untuk kelas rendah bisa diterapkan dengan berpasangan dan untuk kelas tinggi diterapkan secara kelompok. Karena penelitian ini di kelas IV maka pembelajaran secara kelompok sebagai bagian dari Collaborative Learning.

Adapun kelompok kecil yang dibuat bersifat heterogen artinya dari campuran jenis kelamin, agama bahkan suku yang berbeda. Yang mana pembentukan ini secara tidak sengaja dalam hal ini peneliti menggunakan undian secara random dalam menentukan tiap kelompoknya. Pembelajaran kelompok kecil ini mempunyai dua fungsi yaitu untuk mengkolaborasi kerja individu dan mengkolaborasi untuk melompat dalam arti kolaborasi antara siswa-siswa, siswa- guru, siswa-materi pembelajaran.

Konsep pembelajaran haruslah “melampaui batas dan melompat” melalui kolaborasi sebagaimana yang diungkapkan oleh Sato (2007) bahwa untuk mencapai target pembelajaran yang lebih tinggi dan juga untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar lebih mendalam terdapat satu kunci yang penting: siswa mengajukan pertanyaan pada teman “Bagaimana saya bisa memecahkan masalah ini?”. Untuk dapat menciptakan keadaan yang membuat seorang siswa perlu bertanya kepada siswa lainnya, menurut Sato, tingkat materi pelajaran (masalah) yang diberikan haruslah lebih tinggi dari biasanya. Makin mudah masalahnya menjadikan makin jarang siswa yang bertanya kepada temannya. Untuk mereka yang berada pada kelompok bawah (kemampuan di bawah rata-rata kelas), jika mereka tidak dapat menyelesaikan soal/masalah yang

43

dianggap mudah untuk kelompok atau siswa lain, mereka akan lebih cenderung untuk berusaha memecahkan masalah dan menghadapi kesulitannya tanpa bantuan orang lain. Kalau mereka gagal, maka mereka akan selalu tersisih dari yang lain, dan semakin tertinggal di belakang. pentingnya interaksi sosial untuk membantu siswa memperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Belajar “melampaui batas dan melompat” dengan bantuan teman dan guru.

Adapun langkah-langkah pembelajaran kolaboratif dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan atau perencanaan pembelajaran kolaboratif, tahap proses pembelajaran kolaboratif, dan tahap penilaian pembelajaran kolaboratif. Dari ketiga tahap pembelajaran kolaboratif tersebut, pada penelitian ini, hampir semua komponen pembalajaran kolaboratif digunakan pada pembelajaran.

Pada tahap persiapan guru membuat kelengkapan perangkat pembelajaran.

faktor persiapan memiliki peranan yang penting dalam penyelenggaraan pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, guru membuat perangkat pembelajaran kolaboratif yaitu RPP terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai.

Pembelajaran kolaboratif menekankan bagaimana siswa dapat bekerjasama, berinteraksi dan bertukar informasi melalui pembelajaran kelompok. Pada penelitian ini, guru sudah terlihat cukup baik dalam melakukan persiapan pembelajaran kolaboratif.

Pada tahap selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pembelajaran kolaboratif yang berdasar perencanaan atau RPP yang sudah dibuat.

Adapun pada pelaksanaan Collaborative Learning guru menggunakan media short card yang berbasis IT. Hal ini bertujuan agar dalam pembelajaran matematika yang bersifat abstrak dapat tersampaikan dengan baik menggunakan benda konkret dalam hal ini pemanfaatan media. Sedangkan media short card dibuat berdasarkan IT agar siswa lebih tertarik pada pembelajaran mengingat perkembangan IT saat ini yang sudah sangat berkembang. Adapun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan model Collaborative Learning berbantuan short card yang berbasis IT meliputi 1) guru melakukan presensi, 2) guru melakukan flashback atau mereview pelajaran sebelumnya, 3) guru melakukan apersepsi, 4) guru menyampaikan pentingnya pembelajaran materi yang akan disampaikan

44

(motivasi), 5) siswa dibentuk kelompok 4-5 siswa secara heterogen, 6) siswa diberikan materi yang akan dipejari sebagai bahan diskusi, 7) guru menfasilitasi siswa membentuk suasana kolaboratif dalam pemahaman materi dengan berpedoman dengan unsur-unsur pembelajaran kolaboratif yaitu saling ketergantungan positif, interaksi langsung antar siswa, pertanggungjawaban individu, ketrampilan kolaborasi dan keefektifan proses kelompok. 8) guru menggunakan media dalam pembelajaran dalam hal ini media Short Card berbasis IT, 9) tiap kelompok mempresentasikan hasil disukusi, 10) guru menfasilitasi dalam melakukan konfirmasi pembelajaran, 11) guru mefasilitasi siswa dalam membuat kesimpulan materi pembelajaran, 12) guru melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan, dan 13) guru melakukan umpan balik dari hasil yang sudah dibahas.

Inti dalam pembalajaran kolaboratif ini adalah para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dan antar kolompok belajar dan saling membelajarkan untuk tujuan bersama. Proses penilaian pada Collaboratif Learning didasarkan pada hasil kerja kelompok dan dinamika kelompok tersebut. Secara umum penilaian pembelajaran kolaboratif tidak hanya dilakukan di akhir proses pembelajaran namun juga pada saat terjadinya interaksi antar siswa di dalam kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan Collaboratif Learning akan tejadi dengan baik dan maksimal jika didukung dari pihak guru, siswa, fasilitas kelas, dan dukungan dari pihak sekolah. Adapun pelaksanaan pembelajaran Collaboratif Learning di SDN Karangroto 01 kurang maksimal dikarenakan fasilitas yang kurang memadai.

Media yang digunakan membutuhkan sarana IT yang mendukung seperti LCD Proyektor dan audio class. Namun, sarana tersebut tidak tersedia akhirnya peneliti menggunakan netbook sehingga media yang digunakan kurang optimal.

Pemahaman konsep sebagai kemampuan matematika yang masih dasar tentunya mempunyai peran penting dalam mencapai prestasi belajar matematika yang baik. Kurikulum 2013 yang berbasis Literasi tentunya menuntut sis;’pwa agar mempunyai daya literasi yang tinggi. Literasi dalam pembelajaran matematika akhirnya menjadi suatu kemampuan tersendiri yang harus di tingkatkan pada penerapan Kurikulum 2013. Sesuai permasalahan pada siswa

45

kelas IV SDN Karangroto 01 yakni rendahnya kemampuan pemahaman konsep dan kemampuan literasi matematika maka diperlukan inovasi pembelajaran dan media yang menarik bagi siswa. Dengan karakteristik pembelajaran Colaboratif learning berbantuan Short Card Berbasis IT yang demikian akan efektif untuk meningkatkan kemampuan Pemahaman konsep dan Literasi matematika siswa kelas IV SDN Karangroto 01.

2. Pemahaman Konsep matematika dengan colaboratif learning berbantuan Short Card Berbasis IT.

Berdasarkan uji hipotesis I dihasilkan thitung= 13,20, = 5% dengan dk = (𝑛1+ 𝑛2− 2) = (48 + 48 − 2) = 96, ttabel = 1,99. Karena thitung>

ttabel(13,20 > 1,99) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika dengan Collaborative Learning berbantuan Media Short Card berbasis IT rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika pada pembelajaran konvensional.

Dengan demikian pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SDN Karangroto 01 pada pembelajaran Collaboratif Learning berbantuan Short Card berbasis IT lebih baik daripada pemahaman konsep matematika pada pembelajaran konvensional.

Pemahaman konsep matematika memiliki peranan yang sangat penting sebagai kemampuan dasar matematika agar presatasi belajar matematika maksimal. Adapun indicator pemahaman konsep pada penelitian ini adalah 1) Menghubungkan pengetahuan konseptual dan prosedural dengan mendefinisikan konsep secara verbal dan tertulis, 2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh, 3) Menggunakan model, fakta yang diketahui dan hubungan untuk menjelaskan pemikiran mereka, 4) Mengenal berbagai makna dan hubungan antara topik yang berbeda dalam matematika, 5) Mengubah suatu bentuk presentasi ke dalam bentuk lain , 6) Membandingkan dan membedakan konsep- konsep, dan 7) Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dokumen terkait