• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas metode karyawisata (field-trip) terhadap

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas metode karyawisata (field-trip) terhadap"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS METODE KARYAWISATA (FIELD-TRIP) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

SILVIA TRISNA NPM 11080224

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)
(3)
(4)

EFEKTIVITAS METODE KARYAWISATA (FIELD-TRIP) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh

Silvia trisna1, Indriani Nisja2, diyan permata yanda3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi karena masih kesulitan dalam mengembangkan paragraf dan tema. Hal ini juga disebabkan kurangnya variasi pembelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan: untuk mendeskripsikan kefektifan penggunaan metode karyawisata (field-trip) terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling atau sampel bertujuan. Sampel pada penelitian ini berjumlah 64 orang yang tersebar dalam 2 kelas.

Kelas X4berjumlah 32 orang siswa sebagai kelas kontrol dan kelas X4 berjumlah 32 orang siswa sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja.

Hipotesis penelitian menggunakan uji-t.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: Pertama, kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas kontrol yang diajar tanpa menggunakan metode karyawisata (field-trip) berada pada kualifikasi cukup (C) dengan nilai rata-rata 62,50. Kedua, kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip) berada pada kualifikasi baik (B) dengan nilai rata-rata 76,39. Ketiga, terdapat perbedaan hasil belajar siswa tanpa menggunakan dan dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip) terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan uji-t disimpulkan bahwa penggunaan metode karyawisata efektif terhadap kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan H1 diterima dan H0 ditolak.

Kata kunci : Efektivitas, Karyawisata (field-trip), Menulis.

(5)

THE EFFECTIVENESS OF THE METHODS OF FIELD TRIP AGAINST NARRATIVE ESSAY WRITING SKILLS OF STUDENTS OF CLASS X

SMA NEGERI 2 BAYANG SOUTH PESISIR SELATAN By

Silvia Trisna1, Indriani Nisja2, Diyan Permata Yanda3 1) Student Of STKIP PGRI West Sumatera

2) and 3) Lecturer Of Indonesian Department STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

The research was distributed by the low ability of students in writing a narrative essay due to the difficulty in developing paragraphs and themes. It also caused a lack of learning done variations of teachers in the learning process. This research aims: to describe the effectiveness of the use of the method of field trip against narrative essay writing skills of students of class X SMA Negeri 2 Bayang South Pesisir Selatan.

Type of this research is quantitative research. This research uses experimental methods.

The technique of sampling in this research is purposive sampling techniques or samples of aims.

The samples on this research totalled 64 people scattered in 2 class. Class X 4 amounted to 32 students as a class and the class X 4 control amounted to 32 students as class experiments. The instruments used in this research is a test performance. Research hypotheses using test-t.

The results of the analysis of the data indicates that: first, the ability to write a narration essay grade taught control without using the method of field trip be on enough qualification (C) with an average value of 62.50. Second, the ability to write a narration essay grade experiment that taught by using the method of field trip be on good qualifications (B) with an average value of 76.39. Third, there is a difference in student learning out comes without using and using the method of field trip against narrative essay writing skills of students of class X SMA Negeri 2 Bayang South Pesisir Selatan. Based on test-t concluded that the use of methods effective against field trip the ability to write a narration essay grade X SMA Negeri 2 Bayang South Pesisir Selatan. H1 accepted and H0 is rejected.

Key words: effectiveness, field trip, writing.

(6)

A. Pendahuluan

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan pada tanggal 15 Februari 2015, ditemukan beberapa permasalahan saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Pertama, siswa kurang memperhatikan guru saat proses pembelajaran sedang berlangsung, karena siswa masih menganggap bahwa kegiatan menulis adalah hal yang sangat membosankan. Kedua, metode atau teknik yang digunakan oleh guru kurang bervariasi, guru lebih sering menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa bahwa proses pembelajaran terasa monoton dan tidak menarik. Ketiga, saat guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis sebuah karangan, siswa sulit sekali dalam menentukan tema dan cenderung melihat punya teman yang lain untuk bisa menentukan tema sendiri. Keempat, siswa kesulitan dalam mengembangkan paragraf.

Demi memperkuat permasalahan yang ditemukan di lapangan dan telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, wawancara juga dilakukan dengan salah seorang guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Ibu Ajani Wasiaty dan diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama, siswa kesulitan dalam menentukan tema karangan narasi yang sesuai dengan apa yang ingin mereka tulis. Kedua, kurangnya minat siswa dalam menulis karangan narasi, disebabkan oleh kosakata yang dimiliki oleh siswa masih kurang. Ketiga, siswa masih kesulitan dalam mengembangkan paragraf.

Keempat, menulis karangan masih dianggap kegiatan yang membosankan karena guru belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Metode yang sering digunakan guru adalah metode ceramah dengan didukung oleh media pembelajaran seperti gambar.

Wawancara selanjutnya juga dilakukan dengan dua orang siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang bersama Bagas Dwi Fananda dan Hazifa Yuerva mengemukakan beberapa kendala yang dialami ketika pembelajaran menulis karangan narasi, di antaranya sebagai berikut ini. Pertama, pembelajaran menulis karangan dianggap membosankan. Alasannya, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah dan sesekali menggunakan media gambar.

Kedua, siswa kesulitan merangkai kata-kata dalam kegiatan menulis. Hal ini terjadi karena siswa kurang memiliki buku sumber sebagai acuan dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka perlu diadakan variasi pembelajaran dalam menulis karangan narasi. Variasi pembelajaran tersebut di antaranya dilakukan dengan cara menggunakan metode karyawisata (field-trip) dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Pemilihan metode karyawisata (field-trip) ini didasarkan pada pemikiran bahwa siswa akan dapat mengeluarkan ide-ide kreatifnya apabila pembelajaran disajikan dengan cara yang menarik.

Selain itu, metode karyawisata (field-trip) ini dapat mengurangi kebosanan siswa saat pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berlangsung, khususnya untuk kemampuan menulis karangan narasi. Sehingga dapat dilihat jelas efektivitas metode karyawisata (field-trip) ini dalam pembelajaran menulis karangan narasi.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang “Efektivitas Metode Karyawisata (Field-Trip) terhadap Kemampuan

(7)

Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”.

Keraf (2007:136) menyatakan bahwa narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Menurut Semiawan dkk (1992:79), metode karyawisata ialah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada objek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas. Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak keluar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian desain eksperimen. Menurut Arikunto (2010:27), penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Juli sampai tanggal 1 Agustus di SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas X yang terdaftar 294 orang siswa yang tersebar dalam 9 kelas.

Mengingat jumlah populasi lebih dari 100 orang siswa, maka perlu dilakukan teknik penarikan sampel penelitian.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Arikunto (2010:183) purposive sampling (sampel bertujuan) dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Kriteria pengambilan sampel dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan langkah-langkah berikut ini. Pertama, meminta skor berupa hasil menulis karangan narasi siswa kepada guru bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Kedua, mencari mean (rata-rata) masing-masing populasi. Ketiga, setelah nilai rata-rata masing-masing populasi diketahui maka, dipilihkan kelas X3 untuk kelas kontrol dan kelas X4 untuk kelas eksperimen. Kedua kelas tersebut dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini dikarenakan nilai rata-rata yang diperoleh berada pada urutan 2 terendah dibanding 7 kelas lainnya.

Pengumpulan data penelitian dilakukan pada dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengumpulan data pada kelas kontrol dilakukan dengan cara berikut. Pertama, guru menjelaskan materi tentang narasi ekspositoris.

Kedua, guru menentukan tema karangan narasi yang akan ditulis siswa. Ketiga, guru menugaskan siswa menulis karangan narasi sesuai tema yang telah disepakati. Keempat, siswa menulis karangan narasi berdasarkan tema yang telah ditentukan dengan memperhatikan indikator penilaian. Kelima, guru mengumpulkan hasil karangan yang ditulis siswa berdasarkan aspek yang telah ditentukan.

(8)

Pengumpulan data pada kelas eksperimen dilakukan dengan cara berikut:

Pertama, guru menjelaskan materi tentang menulis karangan narasi untuk satu kali pertemuan. Kedua, pertemuan berikutnya, guru membawa siswa ke tempat objek wisata yaitu Pantai Sago yang berada tidak jauh dari sekolah. Ketiga, guru mengulas kembali materi tentang narasi ekspositoris. Keempat, siswa memperhatikan sekeliling tempat wisata. Kelima, setelah mengamati sekeliling tempat wisata, guru memberi instruksi untuk kembali ke sekolah. Keenam, guru memberikan siswa tugas menulis karangan narasi ekspositoris (pretest). Ketujuh, siswa menulis karangan narasi ekspositoris berdasarkan pengalaman perjalanan wisata siswa mulai dari awal sampai akhir, dengan memperhatikan pengetahuan yang telah didapat siswa, kronologis cerita dan juga bahasa yang digunakan di dalam sebuah karangan narasi ekspositoris. Kedelapan, guru mengumpulkan lembar kerja yang ditulis siswa. Kesembilan, pada hari berikutnya, guru kembali memberikan tugas kepada siswa menulis karangan narasi ekspositoris dengan memperhatikan indikator penilaian (posttest). Kesepuluh, siswa menulis karangan narasi. Kesebelas, guru mengumpulkan karangan narasi siswa. Selanjutnya, guru menilai karangan narasi ekspositoris yang ditulis oleh siswa berdasarkan indikator yang dinilai yaitu, memperluas pengetahuan, penyampaian informasi mengenai suatu kejadian/peristiwa secara kronologis dan menggunakan bahasa yang informatif.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja, yaitu tes menulis karangan narasi sebelum menggunakan karyawisata (field-trip) dan sesudah menggunakan metode karyawisata (field-trip). Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010:193). Hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan skor kemampuan menulis karangan narasi adalah memperluas pengetahuan, menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian secara kronologis dan bahasanya lebih cenderung informatif dengan menitikberatkan pada penggunaan kata-kata denotatif.

Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis melalui tahap-tahap berikut ini:

Pertama, mengoreksi kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua, mengolah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Ketiga, nilai yang diperoleh dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Nilai siswa diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah. Keempat, mencari rata-rata hitung kemampuan menulis karangan narasi siswa sebelum menggunakan metode karyawisata (field-trip) dan kemampuan menulis karangan narasi siswa sesudah menggunakan metode karyawisata (field- trip). Kelima, mengklasifikasikan tingkat penguasaan keterampilan keterampilan menulis karangan narasi siswa berdasarkan skala 10. Keenam, membuat histogram kemampuan menulis karangan narasi siswa tanpa menggunakan metode karyawisata (field-trip) dan histogram kemampuan menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip). Ketujuh, membandingkan kedua kemampuan siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedelapan, melakukan uji normalitas data, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Kesembilan, menyimpulkan hasil analisis data dan pembahasan.

(9)

C. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil penelitian

a. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan tanpa Menggunakan Metode Karyawisata (Field-Trip) Pada Kelas Kontrol

Tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan tanpa menggunakan metode karyawisata (field-trip) berada pada kualifikasi cukup (C) dengan nilai rata-rata 62,50 berada pada rentangan 56-65% pada skala 10.

b. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan Menggunakan Metode Karyawisata (Field-Trip) Pada Kelas Eksperimen

Tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip) berada pada kualifikasi Baik (B) dengan nilai rata-rata 76,39 berada pada rentangan 76-85% pada skala 10.

2. Pembahasan

a. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan tanpa Menggunakan Metode Karyawisata (Field-Trip) Pada Kelas Kontrol

Tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan tanpa menggunakan metode karyawisata (field-trip) secara lengkap adalah sebagai berikut. (1) siswa yang tingkat penguasaannya 100 berjumlah 1 orang (3,12%), (2) siswa yang tingkat penguasaannya 88,89 berjumlah 3 orang (9,37%), (3) siswa yang tingkat penguasaannya 77,78 berjumlah 1 orang (3,12%), (4) siswa yang tingkat penguasaannya 66,67 berjumlah 10 orang (31,25%), (5) siswa yang tingkat penguasaannya 55,56 berjumlah 12 orang (37,5%), dan (6) siswa yang tingkat penguasaannya 44,44 berjumlah 5 orang (15,62%). Setelah tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan tanpa menggunakan metode karyawisata (field-trip) diketahui, langkah selanjutnya menafsirkan kemampuan siswa tersebut.

Berdasarkan rata-rata hitung (M), data dalam tabel 16 di atas dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan Tanpa Menggunakan Metode Karyawisata (Field-Trip)

Ketiga Indikator

X F FX

100 1 100

88,89 3 266,67

77,78 1 77,78

66,67 10 666,7

(10)

55,56 12 666,72

44,44 5 222,2

Jumlah 32 ∑FX= 2000,07

32 07 ,

 2000

= 62,50

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 62,50.

Mengacu pada rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tingkat gambaran kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan tanpa menggunakan metode karyawisata (field- trip) untuk ketiga indikator tergolong Cukup karena rata-rata hitungnya berada pada rentang 56-65% pada skala 10.

Selanjutnya, mengklasifikasikan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan tanpa menggunakan metode karyawisata (field-trip) untuk ketiga indikator menurut skala 10. Berdasarkan pedoman konversi skala 10 tersebut diklasifikasikan kemampuan menulis karangan narasi siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan tanpa menggunakan metode karyawisata (field-trip) dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu (1) sempurna berjumlah 1 orang (3,12%), (2) baik sekali berjumlah 3 orang (9,37%), (3) baik berjumlah 1 orang (3,12%), (4) lebih dari cukup berjumlah 10 orang (31,25%), (5) hampir cukup berjumlah 12 orang (37,5%), dan (6) kurang berjumlah 5 orang (15,62%).

Tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan tanpa menggunakan metode karyawisata (field-trip) dapat digambarkan dalam histogram berikut ini.

0 5 10 15 20 25 30

Frekuensi

Kualifikasi

Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Kontrol

(11)

Gambar. Histogram Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan tanpa Menggunakan Metode Karyawisata (Field-Trip) untuk Ketiga Indikator

b. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan Menggunakan Metode Karyawisata (Field-Trip) Pada Kelas Eksperimen

Tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip) secara lengkap adalah sebagai berikut. (1) siswa yang tingkat penguasaannya 100 berjumlah 6 orang (18,75%), (2) siswa yang tingkat penguasaannya 88,89 berjumlah 5 orang (15,62%), (3) siswa yang tingkat penguasaannya 77,78 berjumlah 6 orang (18,75%), (4) siswa yang tingkat penguasaannya 66,67 berjumlah 9 orang (28,12%), dan (5) siswa yang tingkat penguasaannya 55,56 berjumlah 6 orang (18,75%). Setelah tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip) diketahui, langkah selanjutnya menafsirkan kemampuan siswa tersebut.

Berdasarkan rata-rata hitung (M), data dalam tabel 6 di atas dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.

Tabel Distribusi Frekuensi Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X Sma Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan dengan Menggunakan Metode Karyawisata (Field-Trip)

Ketiga Indikator

X F FX

100 6 600

88,89 5 444,45

77,78 6 466,68

66,67 9 600,03

55,56 6 333,36

Jumlah 32 ∑FX= 2444,52

32 52 ,

 2444

= 76,39

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh rata-rata hitung (M) sebesar 76,39.

Mengacu pada rata hitung (M) yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa tingkat gambaran kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip) untuk ketiga indikator tergolong baik (B) karena rata-rata hitungnya berada pada rentang 76-85% pada skala 10.

(12)

Selanjutnya, mengklasifikasikan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip) untuk ketiga indikator menurut skala 10. Berdasarkan pedoman konversi skala 10 tersebut diklasifikasikan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip) dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu (1) sempurna berjumlah 6 orang (18,75%), (2) baik sekali berjumlah 5 orang (15,62%), (3) baik berjumlah 6 orang (18,75%), (4) lebih dari cukup berjumlah 9 orang (28,12%), dan (5) cukup berjumlah 6 orang (18,75%).

Tingkat Pengauasaan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan metode karyawisata (field-trip) dapat digambarkan dalam histogram berikut ini.

Gambar 10. Histogram Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisr Selatan dengan Menggunakan Metode Karyawisata (Field-Trip) untuk Ketiga Indikator

Simpulan

Berdasarkan pembahasan tentang kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas kontrol yang diajarkan tanpa mengunakan metode karyawisata (field- trip) dan siswa kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan metode karyawisata (field-trip) diperoleh dua kesimpulan. Pertama, kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan metode karyawisata (field-trip) pada indikator 1 rata-rata hitung (M) sebesar 57,29 berada pada kualifikasi cukup (C). Pada indikator 2 rata-rata hitung (M) sebesar 89,58 berada pada kualifikasi baik sekali (BS). pada indikator 3 rata-rata hitung (M) sebesar 40,62 berada pada kualifikasi kurang (K). Pada keseluruhan indikator rata-rata hitung (M) sebesar 62,50 berada pada kualifikasi cukup (C). Kedua,

0 5 10 15 20 25 30

Frekuensi

Kualifikasi

Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Eksperimen

(13)

kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan metode karyawisata (field-trip) pada indikator 1 rata-rata hitung (M) sebesar 51,54 berada pada kualifikasi cukup (C). Pada indikator 2 rata-rata hitung (M) sebesar 97,91berada pada kualifikasi sempurna (S). pada indikator 3 rata-rata hitung (M) sebesar 79,16 berada pada kualifikasi baik (B). Pada keseluruhan indikator rata-rata hitung (M) sebesar 76,39 berada pada kualifikasi Baik (B). Ketiga, Berdasarkan uji-t dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode karyawisata (field-trip) efektif meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Bayang Kabupaten PesisIr Selatan karena nilai thitung (9,27855) > ttabel (1,66084). Berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

Saran

Berdasarkan temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka ada beberapa saran dari peneliti sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Diharapkan penggunaan metode karyawisata (field-trip) dalam proses pembelajaran menulis dapat membantu siswa untuk lebih kreatif menuangkan ide-idenya dalam bentuk tulisan yang utuh.

2. Bagi Guru

Diharapkan pada guru mata Bahasa Indonesia untuk mendorong siswa menggunakan metode menulis yang bervariasi untuk menambah kemampuan siswa dalam menulis. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan metode karyawisata (field-trip) dapat membantu siswa untuk lebih mampu menuangkan ide-ide kreatifnya dalam bentuk tulisan, dilihat dari indikator memperluas pengetahuan, penyampaian informasi secara kronologis menggunakan bahasa yang informatif .

3. Peneliti Sendiri

Diharapkan dapat menambah wawasan peneliti serta pengetahuan tentang penggunan metode karyawisata (field-trip) dalam pembejaran.

4. Peneliti lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti tentang kemampuan menulis karangan narasi. Bagi peneliti yang akan meneliti pada tempat yang sama disarankan untuk menggunakan metode selain dari karyawisata (field-trip).

Kepustakaan

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: PT BPFE.

Semiawan, Conny, dkk. 1992. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: PT Gramedia

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D). Bandung. Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

“Penerapan Metode Pembelajaran Field Trip Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Puisi” Jurnal Penelitian

As Gane 2005:104 says in view of Exodus 34:7 and Leviticus 10:17, the priest is involved in God’s ןעֲ־תאֶ תאשֵׂלָ action by 19.However, Kiuchi 1987:135 continues to argue that as far