• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas model pembelajaran discovery

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas model pembelajaran discovery"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model Discovery Learning efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa MT. 21Miftahus Surur, Sofi Tri Oktavia, “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery dan Learning terhadap Pemahaman Konsep Matematika”, JPE (Edutama Education Journal) Vol. 26Miftahus Surur, Sofi Tri Oktavia, “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery dan Learning terhadap Pemahaman Konsep Matematika”, JPE (Edutama Education Journal) Vol.

Jadi, peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran Discovery Learning efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah model pembelajaran penemuan terbimbing efektif untuk pemahaman konsep matematika siswa. Dalam penelitian ini variabel penelitian adalah data hasil pemahaman konsep dengan model pembelajaran Discovery Learning.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran discovery learning lebih efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika. 50 Miftahus Surur, Sofi Tri Oktavia, “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Pemahaman Konsep Matematika”, JPE (Jurnal Pendidikan Edutama) Vol.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendemonstrasikan keefektifan model pembelajaran penemuan terbimbing (Discovery Learning) terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa MTs. Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pembelajaran matematika khususnya pemahaman konsep siswa melalui model pembelajaran penemuan terbimbing (Discovery Learning). Penelitian ini dapat digunakan guru sebagai acuan penggunaan model pembelajaran di kelas, untuk memberikan pemahaman konsep matematika kepada siswa.

Definisi Operasional

Pemahaman konsep matematika merupakan keterampilan yang dimiliki siswa dalam menguasai materi pembelajaran sehingga siswa dapat dengan mudah menjawab soal, bukan sekedar mengingat prosedur atau langkah-langkah penyelesaian masalah. Hal ini juga dikatakan oleh Utari, pemahaman konsep matematika adalah pemahaman konsep matematika yang sesungguhnya, yaitu kemampuan siswa dalam hal menerjemahkan, menginterpretasikan dan menyimpulkan suatu konsep matematika berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri, dan bukan mengingat. Model pembelajaran Guided Discovery adalah model pembelajaran yang membimbing atau mengarahkan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam memahami materi, sehingga siswa dapat lebih memahami konsepnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Wilcolx, model pembelajaran penemuan terbimbing (Discovery Learning) memungkinkan siswa belajar secara aktif sendiri yaitu melalui 6Khamidah, Kristina Warniasih, “Efektivitas Model Discovery Learning Ditinjau dari Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Gamping”, ẟelt∆ Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 7 Utari, dkk, “Meningkatkan pemahaman konseptual melalui pendekatan PMR pada mata pelajaran Prisma dan Limas”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITAN

Kajian Pustaka

  • Kajian Teori
  • Penelitian Terdahulu

Pada dasarnya model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir, disajikan secara khusus oleh guru. Spesifikasi hasil belajar yang dimaksud dari suatu model pembelajaran menyebutkan hasil belajar secara rinci terkait dengan kinerja siswa. Kriteria kinerja suatu model pembelajaran mengacu pada kriteria penerimaan terhadap kinerja yang diharapkan dari siswa.

Dengan demikian, model pembelajaran Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang tepat untuk membuat siswa memahami konsep. A., “Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan Benda Konkrit untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA”, Journal of Education Mitra, Vol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning merupakan model yang tepat diterapkan pada siswa untuk menunjang kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika.

Penggunaan model pembelajaran penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran matematika merupakan alternatif pilihan model yang dapat meningkatkan kemampuan memahami konsep dan memperoleh respon positif dari siswa28. Adapun kekurangan dari model Discovery Learning dapat disimpulkan sebagai model pembelajaran yang memakan banyak waktu jika jumlah siswa terlalu banyak.

Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran Model Discovery Learning.
Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran Model Discovery Learning.

Kerangka Berpikir

Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif adalah model penemuan terbimbing (Discovery Learning). Model penemuan terbimbing (Discovery Learning) mengarahkan siswa menjadi mandiri dalam memecahkan masalah dengan petunjuk atau pertanyaan yang diajukan oleh guru. Model pembelajaran ini berorientasi pada keterampilan individu siswa dalam mengolah informasi yang diperoleh dan mengubahnya menjadi pedoman dalam memecahkan masalah.

Dengan demikian, model Discovery Learning merupakan model yang tepat untuk membantu siswa memahami konsep matematika.

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Variabel Penelitian
  • Desain Penelitian
  • Instrumen /Alat dan Bahan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
  • Teknik Analisis Data

Tes tertulis selanjutnya adalah tes tertulis yang berkaitan dengan kemampuan memahami konsep pada materi aljabar. Pengumpulan informasi “Siswa diminta mengumpulkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber untuk Pengertian Bentuk Aljabar.” Guru mengecek pengetahuan individu siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang bentuk aljabar.

Lihat (tanpa atau dengan alat) / Tunjukkan gambar / foto tentang “Siswa diminta untuk mengamati masalah kontekstual terkait dengan klasifikasi bentuk aljabar berdasarkan istilahnya. Mendengarkan: “Siswa diminta untuk mendengarkan. penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global pada topik klasifikasi bentuk aljabar berdasarkan batang". Pengumpulan informasi "Siswa diminta untuk mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber tentang klasifikasi bentuk aljabar berdasarkan batang".

Siswa diminta untuk menggali pengetahuannya dengan membaca buku referensi tentang klasifikasi bentuk aljabar berdasarkan istilahnya. Guru mengecek pengetahuan individu siswa dengan mengajukan pertanyaan terkait bentuk aljabar kepada siswa. Tunjukkan (dengan atau tanpa alat)/Tampilkan gambar/foto pada "Siswa diminta untuk mengamati masalah kontekstual yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar".

Pengamatan “Siswa diminta mengamati beberapa contoh soal kontekstual dalam memahami penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar”. Mendengarkan “Siswa diminta untuk mendengarkan guru memberikan materi yang berkaitan dengan kondisi pemahaman penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar”. Pengumpulan Informasi “Siswa diminta mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber tentang pengertian penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar”.

Siswa diminta untuk menggali pengetahuannya dengan membaca buku referensi Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar. Siswa dalam kelompoknya mendiskusikan pengolahan data yang diamati dengan berdiskusi: “Memahami penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar”.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Data Penelitian
  • Deskripsi Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Model
  • Deskripsi Data Hasil Tes
  • Pengujian Prasyarat
  • Pengujian Hipotesis

Kedua kelas tersebut kemudian dibagi menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII B sebagai kelas kontrol. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil tes tertulis siswa dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Namun nilai terendah hasil post-test kedua kelas berbeda yaitu 27,80 untuk kelas eksperimen dan 25 untuk kelas kontrol.

Sementara itu, data tertinggi pada skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan hasil yang sama yaitu 29,40, namun berbeda pada data tertinggi skor posttest. Jumlah data untuk kelas eksperimen pada pretest adalah 370,50, sedangkan untuk hasil posttest adalah 1047,20, perbedaan antara pretest dan posttest menunjukkan perbedaan yang signifikan. Sedangkan nilai rata-rata kedua kelas, pada hasil pretest nilai rata-rata kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen yaitu 18,82 untuk kelas kontrol dan 17,64 untuk kelas eksperimen.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan awal kelas eksperimen secara keseluruhan lebih rendah dari kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta peningkatan yang signifikan untuk kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Untuk standar deviasi nilai kelas eksperimen pada hasil pre test adalah 4,34 dan standar deviasi pada hasil post test adalah 14.

Sedangkan untuk kelas kontrol standar deviasi pada nilai pretest adalah 6,21 dan pada nilai posttest adalah 7. Sedangkan hasil variansi untuk kelas eksperimen pada nilai pretest adalah 18,81 dan nilai posttest adalah 195,75. Untuk kelas kontrol, varian skor pretest adalah 38,64 dan varian skor posttest adalah 49,15.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa selisih nilai tes kelas kontrol dan kelas eksperimen pada kelas eksperimen menunjukkan adanya peningkatan dari nilai pretes menjadi nilai postes. Terlihat dari tabel bahwa nilai rata-rata indikator pemahaman konsep matematika individu berada diantara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk hasil uji normalitas data kelas eksperimen diperoleh hasil untuk Chi square (ᵡ ℎ), sedangkan untuk derajat kebebasan dk = n-1 dan taraf signifikansi 5%, (ᵡ ) = 31,41.

Tabel 4.1. Tabel Data Siswa K elas VII MTs. Miftahul Ma’arif
Tabel 4.1. Tabel Data Siswa K elas VII MTs. Miftahul Ma’arif

Pembahasan

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa “Discovery learning efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa MT.

Saran

Gambar

Tabel 2.1  Kegiatan Pembelajaran Model Discovery Learning, 20  Tabel 2.2  Daftar Penelitian Terdahulu, 31
Gambar 2.1  Skema Alur Kerangka Brpikir, 34
Tabel 2.1 Kegiatan Pembelajaran Model Discovery Learning.
Tabel 2.2 Daftar  Penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.1 Pemilihan Model Discovery Learning dalam pembelajaran Salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa adalah strategi