EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING MENGGUNAKAN APLIKASI GOOGLE CLASSROOM
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS VIII SMPN 12 PALU
Oleh:
Dini Nurul Sabila B.
A23121038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas petunjuk dan kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini sebagai karya tulis utama dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako. Tugas mata kuliah ini berjudul "Efektivitas Pembelajaran Blended Learning Menggunakan Aplikasi Classroom Terhadap Hasil Belajar Matematika di Kelas VIII SMPN 12 Palu”
Dalam penyelesaian Proposal, penulis menemukan berbagai kendala, namun berkat bantuan berbagai pihak terutama dengan pembimbing, kendala tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis dengan tulus menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Dosen Pengampuh yang telah banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian proposal ini.
Menyadari sebagai manusia yang tidak terlepas dari kesalahan kekhilapan, wajar kiranya penulisan proposal ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik demi penyempurnaan proposal ini sangat diharapkan dari segenap pembaca. Semoga proposal ini bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah.
Akhirnya kepada Allah penulis kembalikan segalanya dan semoga Allah SWT meridai segala kegiatan kita. Amin!
Palu, 23 Desember 2023
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ... 5
PENDAHULUAN ... 5
1.1 Latar Belakang ... 5
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Batasan Istilah ... 6
BAB II ... 7
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7
2.1 Penelitian Relevan ... 7
2.2 Kajian Pustaka ... 9
2.3 Kerangka Pemikiran ... 15
2.4 Hipotesis Penelitian ... 18
BAB III ... 20
METODE PENELITIAN ... 20
3.1 Jenis Penelitian ... 20
3.2 Desain/Rancangan Penelitian ... 20
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20
3.4 Populasi, Tehnik pengambilan Sampel dan Sampel... 21
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 21
3.6 Instrumen Penelitian ... 22
3.7 Teknik Analisis Instrumen ... 23
3.8 Teknik Analisis Data ... 23
DAFTAR PUSTAKA ... 27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Upaya untuk mencapai pendidikan yang baik yaitu peserta didik harus dibekali dengan ilmu yang terbarukan, artinya dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan penuh dengan teknologi maka dunia pendidikan juga harus ikut dalam perkembangan zaman.
Saat ini zaman Revolusi Industri 4.0 mendorong setiap aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan agar dapat mengoptimalkan penggunaan internet sebagai alat komunikasi yang cepat dan tepat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dalam dunia pendidikan, menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses kegiatan pembelajaran agar tercapainya tujuan dan fungsi pendidikan.
Adapun tujuan dan fungsi pendidikan tertuang dalam pasal 3 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Mencapai tujuan pendidikan maka diperlukan seperangkat kurikulum yang menunjang, untuk diberikan kepada peserta didik dalam tingkatan satuan pendidikannya. Kurikulum merupakan jembatan untuk menuju tujuan pada tiap satuan pendidikan untuk beberapa mata pelajaran di sekolah. Satu diantaranya yaitu mata pelajaran yang ada mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi adalah mata pelajaran matematika.
Arifuddin & Arrosyid (2017) menyatakan bahwa matematika sebagai mata pelajaran yang membentuk pola pikir seseorang berfikir terstruktur dan logis perlu dipelajari sedini mungkin. Siswa dengan belajar matematika diharapkan dapat menghubungkan dan memahami suatu hubungan antara konsep matematika yang satu dengan dengan konsep matematika yang lain untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu perlu dikembangkan berbagai cara untuk mengajarkan matematika, guru diharapkan mempunyai kemampuan untuk menciptakan metode pembelajaran yang efektif. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan perkembangan zaman diharapkan pembelajaran akan lebih efektif dan bermakna sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran itu sendiri.
Pembelajaran dengan metode blended learning merupakan strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan cara memadukan pembelajaran berbasis kelas tatap muka dengan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi yang dilakukan secara daring (online) (Widiara,
3
2018). Karenanya penerapan blended learning tentu menjadi sesuatu yang sangat direkomendasikan dalam proses belajar yang efektif karena disamping memenuhi tuntutan perkembangan teknologi pada era digital juga memiliki pendekatan tradisional berupa tatap muka yang dirasakan masih sangat dibutuhkan dalam membangun karakter dan hubungan interaktif antara peserta didik dengan pendidik atau fasilitator (Hidayah, 2020).
Metode blended learning membutuhkan perangkat lunak yang dapat membantu proses pembelajaran di dalam kelas agar pembelajaran lebih bermakna.
Perangkat lunak dalam penelitian ini menggunakan google classroom. Google classroom merupakan sebuah produk dari Google dimana penggunaanya untuk mempermudah guru dalam mengelolah pembelajaran dan menyampaikan informasi secara cepat dan akurat kepada siswa (Hardiyana, 2015). Kelebihan aplikasi google classroom dibandingkan dengan aplikasi lain yaitu aplikasi google classroom dapat digunakan membuat dan megelola kelas, tugas, nilai serta memberikan masukan secara langsung serta berdiskusi dengan siswa, dan juga bisa di akses secara gratis (Darmawan & Ariyanto, 2019). Dengan metodel pembelajaran yang tepat dan didukung dengan fitur-fitur dari google classroom tersebut diharapkan peserta didik dapat lebih berperan aktif serta meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMPN 12 PALU, peneliti mendapatkan nilai ulangan harian pada kelas VIII yang berjumlah 2 kelas.
Kelas VIII A mempunyai nilai rata-rata 73 dan kelas VIII B mempunyai nilai rata-rata 74. Sedangkan KKM nya yaitu 75 berarti nilai rata-rata ketuntasan siswa
kelas VIII A dan VIII B belum mencapai standar dan ini menunjukkan bahwa hasil belajarnya masih rendah.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan satu guru matematika di SMPN 12 Palu diketahui bahwa selama guru tersebut mengajarkan matematika dia mengalami beberapa kendala, kendala yang dialami guru tersebut siswa kurang aktif dalam proses, selain itu materi yang diajarkan harus dijelaskan secara berulang-ulang, siswa juga sering lupa pada materi yang telah diajarkan. Sehingga peneliti menyatakan perlu diterapkan metode pembelajaran blended learning untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, dengan diterapkan metode pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat berperan aktif dalam melakukan proses pembelajaran di masa sekarang.
Berdasarkan teori dan observasi yang telah dikemukakan di atas, diharapkan metode pembelajaran blended learning berbantuan google classroom dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang “Efektivitas Pembelajaran Blended learning Menggunakan Aplikasi Google Classroom Terhadap Hasil Belajar Matematika di Kelas VIII SMPN 12 PALU”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana ke- efektifitan pembelajaran blended learning menggunakan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar matematika di kelas VIII SMPN 12 Palu?”
5
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang efektivitas pembelajaran blended learning menggunakan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar matematika di kelas VIII SMPN 12 Palu.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik teoritis maupun empiris sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Empiris 1. Bagi Peserta Didik
Peserta didik diharapkan dapat menerapkan aplikasi google classroom sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk guru, agar dapat memberikan inovasi baru dalam pelaksanaan pembelajaran. Diharapkan penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan seputar bagaimana penerapan metode pembelajaran blended learning menggunakan aplikasi google classroom.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan sebagai salah satu bahan alternatif dalam kemajuan semua mata pelajaran pada umunya dan matematika pada khususnya.
1.5 Batasan Istilah
Agar tidak menimbulkan salah penafsiran dalam judul penelitian ini, berikut ini adalah beberapa istilah khusus yang digunakan, yaitu:
1. Efektivitas
Efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan diinginkan dalam proses pembelajaran blended learning menggunakan google classroom terhadap hasil belajar matematika di kelas VIII. Tolak ukur keberhasilan yang dipakai dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan.
2. Pembelajaran Blended learning
Pembelajaran blended learning merupakan metode pembelajaran yang mengkombinasikan atau mencampurkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran secara virtual dengan memanfaatkan teknologi dan informasi yang ada. Pembelajaran blended learning pada penelitian ini menggunakan aplikasi google classroom.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh melalui hasil tes yang diberikan oleh guru kepada siswa setelah pembelajaran untuk mengukur kemampuan siswa.
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fadhilah Nur Aini, dkk (Jurnal Riset dan Konseptual, No. 2, Mei 2021), Yaitu Efektifitas Penerapan Model Blended Learning Berbasis Google Classroom Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Trigonometri Kelas XI IPA-1 SMA Hang Tuah 4 Surabaya menghasilkan bahwa penerapan blended learning berbasis google classroom ditinjau dari motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan trigonometri kelas XI IPA 1 SMA Hang Tuah 4 Surabaya efektif digunakan karena pada motivasi belajar terdapat peningkatan skor dari sebelum diberi perlakuan (pretest) yang memiliki rata-rata 44,17 ke setelah diberi perlakuan (posttest) yang memiliki rata-rata 48,71 dan terdapat peningkatan skor hasil belajar dari sebelum diberi perlakuan (pretest) yang memiliki rata-rata 65,42 ke setelah diberi perlakuan (posttest) yang memiliki rata-rata 83,79. Relevansi terhadap penelitian ini berfokus kepada efektivitas penggunaan pembelajaran blended learning menggunakan google clasroom.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lina Rihatul Hima (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, No. 1, Juli 2018), Yaitu Pengaruh Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Terhadap Motivasi Peserta Didik Pada Materi Relasi dan Fungsi menghasilkan bahwa penerapan pembelajaran Blended learning terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
matematika. Hal ini terlihat dari munculnya indikator-indikator motivasi belajar peserta didik dikelas setelah dilakukan pembelajaran Blended learning, sehingga pembelajaran Blended learning dalam meningkatkan motivasi belajar yang mengakibatkan hasil belajar juga ikut meningkat. Relevansi dalam penelitian ini berfokus pada penerapan pembelajaran bauran (blended learning) efektif dilakukan pada materi relasi dan fungsi karena terdapat peningkatan motivasi belajar sehingga mengakibatkan hasil belajar peserta didik juga meningkat.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Arif Permana Putra (Candrasangkala, No. 1, November 2015), yaitu Pengaruh Penerapan Model Blended learning Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Peserta Didik menghasilkan bahwa nilai peroleh mean prestasi belajar sejarah pada materi Reformasi sebesar 20,4333 lebih baik dibandingkan dengan nilai mean penerapan model pembelajaran interaktif sebesar 17,600. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis online dapat membantu proses pembelajaran dikelas dikarenakan guru memiliki waktu yang banyak untuk mengakses materi yang diberikan kepada peserta didik diwaktu yang sama tetapi bisa ditempat yang berbeda. Relevansi terhadap penelitian ini berfokus pada efektifitas pembelajaran blended learning karena perolehan prestasi belajar menggunakan blended learning lebih baik dibandingkan prestasi belajar menggunakan pembelajaran interaktif.
9
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Pembelajaran Blended learning
Blanded Learning secara bahasa terdiri atas dua kata yaitu blended dan learning. Kata blend berarti “campuran” sedangkan learning berarti “belajar”, jadi secara sederhana blanded learning mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsur pencampuran atau pengabungan antara satu pola dengan pola lainnya.
Menurut Dwiyogo (Husamah, 2014) Pembelajaran blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan atau mencampurkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran berbasis komputer. Throne (Husamah, 2014) mengemukakan bahwa blended learning juga merupakan perpaduan dari teknologi multimedia, Cd Room, video streaming, kelas virtiual, voice-mail, e-mail, dan animasi teks online,. Dalam hal ini pembelajaran blended learning merupakan suatu solusi yang tepat untuk proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada zaman sekarang ini.
Pendekatan blended learning yaitu pendekatan pembelajaran campuran antara pembelajaran tatap muka biasa dengan pembelajaran tatap muka dunia maya, dimana sumber pembelajaran berupa uraian materi pembelajaran, tugas- tugas, maupun tes yang dapat berupa teks, gambar, suara, maupun video dimasukkan di internet sehingga dapat diakses siswa 24 jam ( Sudiarta & Sadra, 2016).
Pembelajaran blended learning memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut : (1) Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik dalam
proses belajar sesuai dengan gaya belajar dan prefensi dalam jaringan. (2) Menyediakan peluang yang praktis-realistis bagi pengajar dan peserta didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang. (3) Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik dengan menggunakan aspek terbaik dari tatap muka dan pembelajaran online (Husamah, 2014).
Komponen dalam blended learning adalah (1) face-to face learning, (2) E- learning offline, (3) E-learning online, (4) Mobile learning (M-learning) (Hima, 2015).
Menurut Husamah blended learning mempunyai empat karakteristik, (1) Terdapat dua aktifitas pembelajaran dalam blended learning yaitu pembelajaran secara tatap muka (face-to-face) dan kegiatan pembelajaran online. Aktifitas pembelajaran tatap muka dilaksanakan melalui pembelajaran langsung. (2) Karakteristik yang kedua adalah fleksibilitas sumber belajar. Kegiatan pembelajaran dalam model blended learning dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang menawarkan sumber belajar offline untuk pembelajaran tatap muka dan sumber online untuk pembelajaran online. Banyaknya sumber belajar yang tersedia menjadikan blended learning memiliki yang saling melengkapi dan fleksibel. (3) Karakteristik yang ketiga adalah pembelaajaran yang menggabungkan berbagai aktifitas penyampain untuk mendorong kemandirian.
(4) Terdapat pembagian porsi waktu dalam aktifitas pembelajaran.
Karakteristik yang telah diuraikan di atas menunjukan metode blended learning mengintegrasikan berbagai kegiatan pembelajaran, baik melalui pembelajaran tatap muka maupun pembelajaran secara online. Akibatnya,
11
penerapan blended learning harus membagi waktu yang digunakan dalam mengikuti pembelajaran tatap muka dan online. Begitu juga dengan media yang digunakan, berfokus pada media berbasis teknologi yang mendorong kemandirian seperti media yang digunakan saat melakukan pembelajaran secara online.
Kelebihan pembelajaran blended learning adalah :
1. Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online
2. Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan guru atau peserta didik lainnya di luar jam tatap muka
3. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa di luar jam tatap muka dapat dikelolah dengan baik oleh guru
4. Guru dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet 5. Guru dapat meminta peserta didik membaca atau mengerjakan tes yang
dilakukan sebelum pelajaran
6. Guru dapat menyelenggarakan kuis, memberikan balikan, dan memanfaatkan hasil tes dengan efektif
7. Peseta didik dapat saling berbagi file dengan peserta didik lainnya
2.2.2 Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013) Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiaan belajar.
Hasil belajar menurut Priansa (2017) Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh peserta didik berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak perubahan tingkah laku pada diri individu”.
Benyamin Bloom (Sudjana, 2014) yang juga membagi hasil belajar yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, Benyamin Bloom menjelaskan tentang ranah kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai berikut:
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Senada dengan kutipan di atas, Sudjana (2014) “Ada enam aspek ranah psikomotoris, yaitu: gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, skemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif”.
Ranah kognitif, psikomotor dan afektif, ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiga ranah ini akan dijelaskan menurut Ratnawulan dan Rusdiana (2015), yaitu:
a. Ranah Psikomotor
13
Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi, yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya menulis, memukul, melompat dan sebagainya.
b. Ranah kognitif
Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
c. Ranah afektif
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.
Berdasarkan definisi dari para ahli peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan dalam diri siswa yang dilihat dari bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dari kegiatan belajar. Aspek yang dinilai dalam penelitian ini adalah ranah kognitif karena penelitian ini ingin mengetahui perbedaan hasil belajar siswa.
2.2.3 Tinjauan Materi 2.2.3.1 Relasi
a. Pengertian Relasi
Relasi (hubungan) dari himpunan A ke B adalah pemasangan anggota- anggota A dengan anggota-anggota B. Relasi dalam matematika misalnya : lebih dari, kurang dari, setengah dari, faktor dari, dan sebagainya .
Contoh :
Diketahui A = { 1, 2, 3, 4 } dan B = { 1, 2, 3 } . Jika himpunan A ke himpunan B dinyatakan relasi “ kurang dari “ , maka lebih jelasnya dapat ditunjukkan pada gambar di bawah :
Gambar 2.1 Diagram panah relasi antara A dan B
Diagram pada gambar 2.1 dinamakan diagram panah . Arah relasi ditunjukkan dengan anak panah dan nama relasinya adalah “ kurang dari “.
b. Menyatakan Relasi
Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan 3 cara , yaitu : Diagram Panah , Diagram kartesius , dan Himpunan pasangan berurutan.
2.2.3.2 Fungsi
Sebuah fungsi f : x y adalah suatu aturan yang memasangkan tiap anggota x pada suatu himpunan daerah asal (domain) dengan tepat satu nilai y dari himpunan daerah kawan (kodomain). Himpunan nilai yang diperoleh disebut daerah hasil (range) dari fungsi tersebut. Untuk lebih memahami pengertian di atas perhatikan contoh berikut:
Contoh:
15
Perhatikan diagram panah di bawah ini:
Gambar 2.2 Diagram panah fungsi Dari gambar 2.2 dapat dilihat bahwa :
1. Fungsi A ke B adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
2. Himpunan A= {0,2,4,6} disebut daerah asal (dominan), himpunan B=
{1,2,3,4,5} disebut daerah kawan (kodomain), dan {1,2,5} disebut daerah hasil (range).
Fungsi/ pemetaan dapat dinotasikan dengan huruf kecil f, g, h, dan sebagainya. Misalkan 𝑓: 𝑥 → 𝑦 dibaca f memetakan x ke y, maka y = f(x) dibaca y sama dengan f dari x, digunakan untuk menunjukkan bahwa y adalah fungsi dari x. Suatu fungsi juga dapat dinyatakan dengan tiga cara yaitu dengan diagram panah, diagram cartesius dan himpunan pasangan berurutan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru matematika di SMPN 12 Palu diperoleh informasi bahwa permasalahan berawal dari kurangnya minat dan motivasi siswa terhadap matematika, selain itu model
pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru sehingga membuat siswa pasif dalam proses pembelajaran, serta beberapa siswa yang masih malu untuk bertanya jika ada materi yang kurang dipahami dan juga nilai rata-rata untuk keseluruhan siswa kelas VIII masih tergolong rendah karena standar KKM nya yaitu 75 sedangkan rata-rata nilai ulangan harian dari 25 siswa kelas VIII A didapatkan hanya 73 dan kelas VIII B mempunyai nilai rata-rat 74. Oleh karena itu, perlu adanya usaha perbaikan dalam pembelajaran untuk meningkatkan minat dan motivasi siswa guna meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik lagi.
Salah satu usaha yang yang di lakukan dalam memperbaiki pembelajaran ini adalah menggunakan metode pembelajaran yang efektif lebih baik.
Salah satu metode pembelajaran yang diharapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah metode pembelajaran blended learning menggunakan google classroom. Metode pembelajaran blended learning menggunakan google classroom merupakan metode yang bisa menjadi solusi dari masalah yang terjadi di SMPN 12 Palu, dimana pada pembelajaran blended learning menggunakan google classroom siswa bisa ataupun mampu mengingat lebih baik materi yang diajarkan karena siswa dituntut mencari sendiri penyelesaian dari masalah yang diberikan oleh guru sehingga siswa yang tadinya sering lupa terhadap materi yang diajarkan oleh guru bisa lebih di ingat siswa.
Siswa juga bisa menjadi lebih kritis dalam menyelesaikan masalah. Selain itu siswa juga bisa lebih menikmati proses pembelajaran karena siswa tidak lagi melakukan pembelajaran daring secara full tetapi dalam pembelajaran blended learning menggunakan google classroom siswa sudah melakukan pertemuan tatap
17
muka sehingga hasil belajar siswa dalam melakukan pembelajaran diharapkan meningkat.
Peneliti hanya menggunakan 1 kelas untuk melihat efektivitas pembelajaran blended learning menggunakan google classroom, pengukuran dialakukan dengan memberikan tes awal (pretest) untuk melihat kemampuan awal peserta didik sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir (Posttest). Dari pemikiran-pemikiran diatas dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 2.3 Kerangka pemikiran Pembelajaran
Blended learning Menggunakan Google
Classroom
Pembelajaran Matematika di SMPN 12 Palu
PRE-TEST
POSTTEST
Kesimpulan
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2018). Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t satu pihak. Dalam penelirian ini hipotesis yang dibuat adalah hipotesis untuk menganalisis data hasil belajar siswa pada materi relasi dan fungsi. Hipotesis untuk menganalisis data hasil belajar matematika siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest) dan hasil belajar matematika siswa sesudah diberikan perlakuan (posttest) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji t satu pihak, pasangan hipotesis-hipotesis pada penelitian sebagai berikut:
H0 : 𝜇1 ≥ 𝜇2 : Rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (pretest) lebih besar atau sama dengan rata-rata hasil belajar siswa sesudah dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (posttest)
H𝑎 : 𝜇1 < 𝜇2 : Rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (pretest) lebih kecil dari rata-rata hasil belajar siswa sesudah menerapkan pembelajaran blended learning dilakukan google classroom (posttest)
19
Dengan:
𝜇1 : Rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (pretest)
𝜇2 : Rata-rata hasil belajar siswa sesudah dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (posttest)
20 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah adalah menggunakan jenis penelitian kuantitatif untuk mengetahui efektivitas pembelajaran blended learning menggunakan aplikasi google classroom terhadap hasil belajar matematika di kelas VIII SMPN 12 Palu dengan menggunakan metode penelitian yang berbentuk penelitian eksperimen dengan tipe Pre Experiment. Desain ini hanya mempunyai kelompok eksperimen, dan variabel lain yang mungkin berpengaruh di penelitian ini tidak dikendalikan dengan ketat.
3.2 Desain/Rancangan Penelitian
Rancangan peneliti yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian “One Group Pretest-Posstest Design”. Gambaran dari desain penelitian ini sebagai berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X O2
Keterangan:
O1 : Nilai pretest sebelum diberi perlakuan
X : Pembelajaran blended learning menggunakan aplikasi google classroom O2 : Nilai posttes setelah diberi perlakuan
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di SMPN 12 Palu, JL. Soekarno-Hatta, Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini di laksanakan pada semester genap tahun ajaran 2024.
21
3.4 Populasi, Tehnik pengambilan Sampel dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 12 Palu Kelas VIII pada tahun ajaran 2024 dengan jumlah 2 kelas yang terdiri dari kelas VIII A dengan 25 siswa , VIII B dengan 27 siswa.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2018). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling, menurut Sugiyono (2018)
”Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII A sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan calon peneliti untuk mengumpulkan data-data atau informasi dalam suatu penelitian. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
3.5.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini bisa berupa foto saat melakukan penelitian, baik foto keadaan sekolah, siswa, pretest, posttest, dan Rpp.
3.5.2 Tes
Tes yang digunakan adalah bentuk uraian (essay test). Tes ini diberikan untuk memperoleh data sebelum diberikan perlakuan (Pre-test) dan sesudah diberikan perlakuan (Post-test) pada materi relasi dan fungsi sehingga dapat mengukur hasil belajar siswa dengan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai mana adanya. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.6.1 Tes
Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif, yaitu tes hasil belajar siswa pada materi relasi dan fungsi sebelum diberikan perlakuan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (pretest) dan sesudah diberikan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (posttest) berupa soal yang diberikan dideskripsikan dengan cara pemberian tes uraian terdiri dari 6 butir soal esay, berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengukur hasil belajar siswa dalam pemahamannya mengenai materi matematika relasi dan fungsi yang telah diajarkan. Hal ini dilakukan untuk melihat efektivitas perlakuan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom terhadap hasil belajar peserta didik.
23
3.6.2 Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) pada materi relasi dan fungsi.
3.7 Tehnik Analisis Instrumen 3.7.1 Validitas Ahli
Validitasi ahli merupakan proses pengujian validasi instrumen yang telah dikembangkan. Validasi dapat dilakukan dengan cara meminta pendapat dari ahli.
Validasi dengan ahli bertujuan untuk memberikan masukan pada instrumen tes pada aspek-aspek yang diukur oleh ahli.
Apabila instrumen dinyatakan tidak layak atau layak sesuai revisi dan saran maka perlu adanya perbaikan sesuai saran yang telah disampaikan oleh ahli dan jika dinyatakan layak oleh ahli maka instrumen dapat digunakan dalam penelitian.
Instrumen pada penelitian yang dilakukan divalidasi oleh dosen program studi pendidikan matematika. Hasil validasi dari ahli akan menentukan apakah instrumen itu dapat digunakan atau perlu perbaikan pada intsrumen tersebut.
3.8 Teknik Analisis Data
Prosedur pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data dengan uji –t atau t-test, terdapat asumsi yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas.
3.8.1 Analisis Statistika Deskriptif
Data yang disajikan dalam statistika deskriptif biasanya dalam bentuk mean, median, modus, varians, tabel, serta grafik.
3.8.2 Analisis Statistika Inferensial
Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas
3.8.2.1 Uji Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas
Sumanto (2014) menyatakan bahwa uji normalitas data dimaksudkan untuk memastikan bahwa data sampel dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan program SPSS 16 dan secara manual menngunakan rumus :
𝑇3 = 1
𝐷[∑ 𝑎𝑖(𝑋𝑛−𝑖+1− 𝑋𝑖)
𝑘
𝑖=1
]
2
Keterangan
𝐷 = Berdasarkan rumuss di bawah
𝑎𝑖= Koefisient test Shapiro-Wilk (Lampiran 9 ) 𝑋𝑛−𝑖+1 = Angka ke 𝑛 − 𝑖 + 1 pada data
𝑋𝑖 = Angka ke i pada data
𝐷 = ∑(𝑋𝑖− 𝑋̅)2
𝑛
𝑖=1
Keterangan :
𝑋𝑖 = Angka ke i pada data
𝑋̅ = Rata-rata data (Cahyono, 2015)
Pengujian dilakukan untuk melihat apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data yang dimaksud adalah
25
nilai pemahaman konsep siswa yang diperoleh dari siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian normalitas dilakukan pada taraf signifikansi α
= 0.05. Kriteria yang digunakan yaitu jika signifinkasi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Sebaliknya jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
3.8.2.2 Uji Hipotesis
Untuk melihat seberapa jauh hipotesis yang telah dirumuskan didukung oleh data yang dikumpulkan, maka hipotesis tersebut diuji. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan analisis data dengan uji –t atau t-test.
Pengujian hipotesis ini didasarkan pada uji statistik yaitu uji t untuk satu sampel dilakukan dengan rumus paired sampel t-test:
𝑡 = 𝐷̅
𝑆𝐷
√𝑛
Keterangan 𝑡 = Nilai 𝑡hitung
𝐷̅ = Rata-rata selisih pretest dan posttest
SD = Standar deviasi selisih pengukuran 1 dan 2 n = Jumlah sampel (Nurhayadi, dkk. 2017)
Kriteria pengujian derajat kebebasan dk = n − 1 adalah:
a. Ho diterima jika thitung < ttabel b. Ho ditolak jika thitung > ttabel.
Uji ini didasarkan pada uji statistik yaitu uji t untuk satu sampel dimana data yang digunakan tidak bebas. Pengujian hipotesis ini dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 16. Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05 kriteria yang digunakan yaitu jika signifikansi > 0.05, maka disimpulkan bahwa (H0) diterima atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Jika signifikansi < 0,05 maka disimpulkan bahwa (H0) ditolak atau (Ha) diterima. Uji hipotesis pada penelitian ini
menggunakan uji t satu pihak. Pasangan hipotesis-hipotesis pada penelitian sebagai berikut:
H0 : 𝜇1 ≥ 𝜇2 : Rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (pretest) lebih besar atau sama dengan rata- rata hasil belajar siswa sesudah dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (posttest)
H𝑎 : 𝜇1 < 𝜇2 : Rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (pretest) lebih kecil dari rata-rata hasil belajar siswa sesudah dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (posttest)
Dengan:
𝜇1 : Rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (pretest).
𝜇2 : Rata-rata hasil belajar siswa sesudah dilakukan pembelajaran blended learning menggunakan google classroom (posttest)
27
DAFTAR PUSTAKA
Aini, F, N, dkk. (2021). Efektifitas Penerapan Model Blended Learning Berbasis Google Classroom Ditinjau dari Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Trigonometri Kelas XI IPA-1 SMA Hang Tuah 4 Surabaya.
Jurnal Riset dan Konseptual. 6 (2).
Arifuddin, A, Arrosyid, S.T. (2017). Pengaruh Metode Demonstrasi dengan Alat Praga Jembatan Garis Bilangan Terhadap Hasil Beajar Matematika Materi Bilangan Bulat. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru Mi, 4 (2): 165-178.
Cahyono, T. (2015). Statistik Uji Normalitas. Purwokerto: Yasamas.
Darmawan, Y & Ariyanto (2019). Penggunaan Aplikasi Google Classroom Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X IPS 3 SMA Batik 2 Surakarta. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hardiyana, A (2015). Implementasi Google Classroom Sebagai Alternatif dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Sekolah. Karya Tulis Ilmiah. Cirebon:
SMA Negeri 1 Losari.
Hidayah, N (2020). Efektifitas Blended Learning Dalam Proses Pembelajaran.
Jurnal Pencerahan, 14 (1).
Hima, L.R. (2015). Pengaruh Pembelajaran Bauran (Blended learning) Terhadap Motivasi Siswa Pada Materi Relasi Dan Fungsi. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,2(1)
Husamah. (2014). Pembelajaran Bauran (Blended Learning) Terampil Memadukan Keunggulan Pembelajaran Face-To-Face, Elearning Offline- Online, dan Mobile Learning. Jakarta: Prestasi Pustaka
Nurhayadi, dkk (2017). Dasar-Dasar Statistik Penelitian. Yogyakarta: Sibuku Media
Nurmalasari, dkk. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Getaran Harmonis. Jurnal Edusains, 4 (2).
Priansa, J.D. (2017). Pengembangan Strategy dan Model Pembelajaran.
Bandung: Pustaka Setia.
Putra, A.P (2015). Pengaruh Penerapan Model Blended learning Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Siswa. Candrasangkala.1 (1)
Ratnawulan, Elis & Rusdiana (2015). Evaluasi Belajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Sudiarta, I.G.P & Sadra, I.W. (2016). Pengaruh Model Blended learning Berbantuan Video Animasi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Pemahaman Konsep Siswa. Jurnal Pendidikan Indonesia (2), hlm. 48-58 Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabet.
Sumanto. (2014). Statistika Terapan. Yogyakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).
Susanto, A. (2013). Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenamedia.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Widiara, I.K. (2018) Blended learning Sebagai Alternatif Pembelajaran di Era Digital. Purwadika. 2 (2)