• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

(SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Oleh :

ADI SUPRIYADI

NIM. 0809165

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

(SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

Oleh Adi Supriyadi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Adi Supriyadi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Adi Supriyadi NIM. E045.0809165

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

(SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui, Pembimbing I,

Drs. Bambang Trisno. MSIE NIP. 19610309 198610 1 001

Pembimbing II,

Wawan Purnama, S.Pd., M.Si NIP. 19671026 199403 1 004

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro,

Ketua

(4)

i Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

Oleh : Adi Supriyadi NIM. 0809165

Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah terbatasnya siswa dalam mengeksplorasi ilmu yang berkaitan dengan mata pelajaran DKKTKI, suasana pembelajaran yang mudah jenuh dan bosan, serta keterbatasan buku pegangan siswa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar pengaruh diterapkannya model pembelajaran Student Centered Learning (SCL) terhadap perkembangan mutu pembelajaran, secara khusus prestasi belajar, motivasi belajar, kreativitas dan interaksi siswa. Penelitian ini dilaksanakan terhadap satu kelas eksperimen dengan mengambil sampel di kelas XI TKJ 2 SMK N 2 Bandung dengan mata diklat Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komunikasi dan Informatika (DKKTKI). Metode penelitian yang digunakan adalah metode pre-experimental design dengan desain one group pretest-posttest design. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes hasil belajar (kognitif) dan angket untuk mengukur variabel sekunder (motivasi belajar, interaksi siswa dan kreativitas siswa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan gain rata – rata sebesar 21,34%. Selain itu, dari data hasil angket yaitu berupa rekapitulasi jawaban responden terhadap semua variabel sekunder termasuk kedalam kategori tinggi. (motivasi belajar = 61,28%, interaksi siswa = 59,26% dan kreativitas siswa = 66,41%). Maka dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penggunaan model SCL berbasis MOODLE dapat dikatakan efektif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.

(5)

i

ABSTRACT

PENERAPAN MODEL STUDENT CENTERED LEARNING (SCL) BERBASIS MOODLE DI SMK NEGERI 2 BANDUNG

By : Adi Supriyadi NIM. 0809165

Issue underlying this research is the limitation of the students in exploring subjects DKKTKI, learning environment which makes them easily get bored and tired, and limited textbook. The purpose of this study is to analyze the influence of the implementation of Student Centered Learning (SCL) model on the development of learning quality, specifically on learning achievement, motivation, creativity, and students’ interaction. The research was conducted on the experimental class by taking samples in class XI TKJ 2 SMK N 2 Bandung based on Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komunikasi dan Informatika (DKKTKI). The research method used was a pre-experimental design one group pretest and posttest design. Instruments used in the data collection were the result of achievement test (cognitive) and questionnaire to measure the secondary variables (motivation, student interaction and creativity of the students). The results showed that there is an increase in student learning outcomes in the cognitive domain. This result can be demonstrated by an increase in average gain - average of 21.34%. Based on the data collected from the questionnaire in the form of respondents' answers to all secondary variables, all of them are categorized into the high category (motivation = 61.28% students’ interaction= 59.26% and creativity of students = 66.41%). So from the results obtained, it can be concluded that the use of the SCL model in the basis of MOODLE can be used effectively in improving the quality of learning.

(6)

v Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Batasan Masalah ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Model Pembelajaran ... 10

2.2 Definisi Student Centered Learning ... 11

2.2.1 Elemen – Elemen Dalam SCL ... 13

2.2.2 Penerapan Student Centered Learning ... 14

2.3 MOODLE Sebagai Media Pembelajaran Pendukung Student Centered Learning ... 17

2.3.1 Pengertian MOODLE ... 17

2.3.2 Kelebihan MOODLE ... 17

2.3.3 Fitur – fitur MOODLE ... 18

2.3.4 Instalasi MOODLE ... 28

2.4 Tinjauan Prestasi Belajar ... 28

2.4.1 Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 29

(7)

2.5.1 Pengukuran Motivasi Belajar ... 31

2.6 Tinjauan Interaksi Siswa ... 32

2.7 Tinjauan Kreativitas Siswa ... 33

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 36

3.6.2 Instrumen Angket/Kuisioner ... 46

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.8 Teknik Analisis Data ... 49

3.8.1 Analisis Data Pretest, Posttest dan Gain Siswa ... 49

3.8.2 Uji Normalitas ... 51

3.8.3 Analisis Data Sekunder/Data Angket ... 52

3.9 Prosedur dan Alur Penelitian ... 53

3.9.1 Tahap Persiapan ... 53

3.9.2 Tahap Pelaksanaan ... 54

3.9.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Penelitian ... 57

4.1.1 Studi Pendahuluan ... 57

4.1.2 Gambaran Umum Penelitian ... 58

4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 60

(8)

vii Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 61

4.2.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 62

4.2.4 Hasil Uji Daya Pembeda ... 62

4.3 Analisis dan Pembahasan Data Primer Penelitian ... 63

4.3.1 Hasil Uji Normalitas Data ... 63

4.3.2 Hasil Uji Gain ... 64

4.4 Analisis Dan Pembahasan Data Sekunder Penelitian ... 66

4.4.1 Interaksi Siswa ... 66

4.4.2 Motivasi Belajar Siswa ... 68

4.4.3 Kreativitas Siswa ... 69

4.5 Kelemahan Penggunaan Model Pembelajaran Student Centered Learning Berbasis MOODLE ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Rekomendasi ... 72

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design ... 37

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal ... 42

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal ... 44

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 45

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 46

Tabel 3.6 Format Instrumen Angket ... 47

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 49

Tabel 3.8 Tabel Distribusi Frekuensi ... 52

Tabel 4.1 Materi Pembelajaran ... 59

Tabel 4.2 Validitas Butir Soal ... 61

Tabel 4.3 Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 62

Tabel 4.4 Daya Pembeda Butir Soal ... 63

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data ... 64

Tabel 4.6 Persentase Nilai dan Gain ... 65

Tabel 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Interaksi Siswa ... 66

Tabel 4.8 Rekapitulasi Tanggapan Responden Variabel Motivasi Belajar Siswa ... . 68

(10)

ix Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Presentase Nilai UTS Siswa Kelas XI TKJ 2 ... 3

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 40

Gambar 3.2 Kurva Normal Baku dan Kurva Distribusi Data ... 51

Gambar 3.3 Diagram Alur Proses Penelitian ... 56

Gambar 4.1 Diagram Persentase Nilai dan Gain Rata-Rata ... 65

Gambar 4.2 Diagram Diagram Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Interaksi Siswa ... 67

Gambar 4.3 Diagram Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 69

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Lampiran A-1 Kisi-Kisi Instrumen Uji Coba

Lampiran A-2 Instrumen Uji Coba

Lampiran A-3 Kunci Jawaban Instrumen Uji Coba

Lampiran A-4 Hasil Uji Validitas

Lampiran A-5 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran A-6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran

Lampiran A-7 Hasil Uji Daya Pembeda

LAMPIRAN B

Lampiran B-1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Lampiran B-2 Instrumen Pretest Posttest

Lampiran B-3 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian

Lampiran B-4 Kisi-Kisi Instrumen Angket

Lampiran B-5 Instrumen Angket

Lampiran B-6 RPP Pertemuan 1 Sampai 9

LAMPIRAN C

Lampiran C-1 Hasil Belajar

Lampiran C-2 Analisis Gain

Lampiran C-3 Hasil Uji Normalitas Pretest

Lampiran C-4 Hasil Uji Normalitas Posttest

Lampiran C-5 Analisis Angket

LAMPIRAN D

Lampiran D-1 Silabus

Lampiran D-2 Perhitungan Manual Uji Validitas

Lampiran D-3 Perhitungan Manual Uji Reliabilitas

Lampiran D-4 Perhitungan Manual Uji Tingkat Kesukaran

Lampiran D-5 Perhitungan Manual Uji Daya Pembeda

Lampiran D-6 Perhitungan Manual Uji Normalitas

(12)

xi Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LAMPIRAN E

Lampiran E-1 Tabel Konsultasi

Lampiran E-2 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran E-3 Administrasi Penelitian

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu problematika yang terjadi pada sistem pendidikan di Indonesia

adalah terdapat kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki siswa dengan sikap

dan perilakunya. Banyak siswa yang hanya diberikan hafalan tanpa

memperhatikan aspek pemahaman itu sendiri. Paradigma ini muncul karena

selama ini proses pendidikan yang dilakukan hanya satu arah, dengan guru

sebagai pusatnya. Sistem pembelajaran semacam ini dikenal dengan metode

Teacher Centered Learning (TCL).

Dalam TCL, guru menjadi aktor utama dalam sebagian besar kegiatan

belajar-mengajar. Mulai dari perencanaan materi pembelajaran sampai ke masalah

ujian dan penilaian, hampir semuanya dikendalikan oleh para pengajar. Dengan

menggunakan metode seperti ini, para siswa menjadi tidak dapat berbuat terlalu

banyak ketika materi yang akan diterimanya ternyata sangat tidak sesuai dengan

minat dan kemampuan yang dimilikinya. Akibatnya, siswa yang berada dalam

lingkungan seperti ini umumnya akan sulit untuk melibatkan dirinya ke dalam

kegiatan belajar-mengajar yang sedang diambilnya.

Metode TCL membuat siswa menjadi pasif sehingga kreativitas mereka

kurang terasah. Guru banyak melakukan kegiatan belajar mengajar dengan bentuk

ceramah (lecturing) dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Metode

(14)

2

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bagaimana guru bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer

pengetahuan (Sudjana, 2003).

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti ketika melakukan studi

pendahuluan di SMK Negeri 2 Bandung pada program studi Teknik Komputer

dan Jaringan, proses pembelajaran pada mata pelajaran Dasar Kompetensi

Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (DKKTKI) masih menggunakan model

TCL, dimana guru menjadi pusat dalam proses pembelajaran dan metode

pembelajaran yang dilakukan berupa ceramah. Hal ini tentunya menimbulkan

beberapa masalah diantaranya siswa menjadi terbatas dalam mengeksplorasi ilmu

yang berkaitan dengan mata pelajaran DKKTKI karena pengetahuanya hanya

sebatas yang diperoleh dari guru dan buku pegangan saja. Dengan metode TCL

ini juga terkadang suasana pembelajaran menjadi lebih mudah jenuh dan bosan

bagi siswa, sehingga siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran. Selain itu,

buku pegangan yang dimiliki siswa juga sangat terbatas dan hanya bisa digunakan

ketika jam pelajaran berlangsung saja. Padahal dalam TCL keberadaan buku

pegangan menjadi hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran tersebut. Lalu berdasarkan data rekapitulasi

hasil ujian tengah semester (UTS), diperoleh nilai rata – rata dari 35 siswa kelas

XI TKJ 2 SMK Negeri 2 Kota Bandung adalah 7,20 dengan standar nilai KKM

(kriteria ketuntasan minimum) 7,50 dan hanya 30% saja yang nilainya diatas

(15)

3

Gambar 1.1 Presentase Nilai UTS Siswa Kelas XI TKJ 2

Berdasarkan fakta tersebut, maka diperlukan perubahan cara pandang

dalam proses pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi

pembelajaran yang berpusat pada siswa yang diharapkan dapat mendorong siswa

untuk terlibat aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam

proses pembelajaran yang berpusat pada siswa maka siswa memperoleh

kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga

mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning) dan pada

akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas siswa itu sendiri.

Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk dapat mendukung hal

tersebut adalah model pembelajaran Student Centered Learning (SCL). Istilah

SCL merupakan suatu metode dalam dunia pembelajaran dan pengajaran dimana

didalamnya siswa memiliki tanggung jawab atas beberapa aktivitas penting

seperti perencanaan, pembelajaran, interaksi antara guru – siswa, penelitian dan

evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dikerjakan. 30%

60%

Presentase Nilai UTS Siswa Kelas

XI TKJ 2

% Siswa dengan nilai ≥ KKM

(16)

4

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SCL merupakan metode pembelajaran dengan karakteristik berpusat pada

siswa. Metode ini memberikan otonomi dan pembelajaran yang lebih baik pada

siswa. Pada SCL, siswa ikut serta dalam menentukan input materi, metode serta

waktu pembelajaran. Pengajar berperan sebagai penunjang dan menerima

kritik/saran dari para siswanya. Dalam SCL yang efektif adalah harus adanya

sosialisasi materi, assessment (siswa bisa mengukur sendiri tingkat

kemampuannya), interaksi antar siswa, strategi penyampaian, orientasi motivasi

siswa, serta pengawasan berkala. Untuk merepresentasikan hal itu semua,

diperlukan suatu media pembelajaran yang cocok agar siswa mampu melakukan

interaksi pembelajaran secara berkala.

Untuk membangun suatu model pembelajaran SCL agar tujuanya tepat

sasaran, maka diperlukan suatu pemanfaatan teknologi pendidikan, yaitu dengan

memilih software MOODLE sebagai media pembelajarannya. Pemilihan

MOODLE sebagai media pembelajaran, dilatarbelakangi oleh fitur – fitur yang

terdapat didalamnya serta kelebihannya dalam menyediakan layanan

pembelajaran yang dirasa sangat cocok dalam mengimplementasikan model

pembelajaran SCL ini. Semua perencanaan, program, serta evaluasi pembelajaran

disiapkan di dalam MOODLE tersebut sehingga permasalahan seperti

keterbatasan buku pegangan pun bisa diatasi dengan adanya fasilitas ini, karena

didalam MOODLE guru bisa menyediakan modul – modul, artikel, jurnal ataupun

(17)

5

Dari uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

suatu penelitian dengan judul Penerapan Model Student Centered Learning

(SCL) Berbasis MOODLE di SMK Negeri 2 Bandung

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Student centered learning merupakan suatu model pembelajaran yang

memberikan otonomi dan pembelajaran yang lebih baik pada siswa dalam rangka

membangkitkan potensi yang terdapat pada masing – masing siswa, lalu

MOODLE sebagai suatu media pembelajaran berbasis web dipilih sebagai media

pendukung model SCL ini karena fitur – fitur yang terdapat didalamnya sangat

koheren dengan prinsip dasar model SCL ini. Dengan SCL ini akan dibuat suatu

eksperimen untuk mengukur seberapa efektifkah model ini diterapkan terhadap

mutu pembelajaran yang dihasilkan.

Maka dalam penelitian ini diperoleh suatu rumusan masalah yaitu

Bagaimanakah efektivitas penggunaan model student centered learning berbasis

MOODLE dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran pada Mata Diklat

Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI) di

SMK Negeri 2 Bandung ?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh diterapkanya model pembelajaran student centered learning berbasis

(18)

6

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mata Diklat Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika

(DKKTKI) di SMK Negeri 2 Bandung, secara khusus prestasi belajar, motivasi

belajar, kreativitas siswa dan interaksi siswa.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti akan dibatasi agar tidak

terjadi penyimpangan topik pembahasan yang ada, maka batasan masalahnya

adalah :

1. Membuat suatu fasilitas pembelajaran online untuk satu mata diklat saja

yaitu DKKTKI (Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Komunikasi dan

Informatika).

2. Dalam hal ini variabel mutu pembelajaran yang akan diteliti yaitu

ditinjau dari :

a. Prestasi belajar siswa, mengukur prestasi belajar siswa ditinjau

dari ranah kognitifnya saja yaitu mengingat (C1), memahami

(C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4) dan

mengevaluasi (C5) dengan pretest dan posttest/uji gain .

b. Motivasi belajar siswa, mengukur pengaruhnya terhadap

motivasi siswa dimana indikatornya berupa durasi kegiatan,

frekuensi kegiatan, ketabahan dan keuletan beserta

devosi/pengabdian dalam mempelajari mata diklat DKKTKI

(19)

7

c. Interaksi siswa, mengukur pengaruhnya terhadap interaksi siswa

dimana indikatornya berupa komunikasi siswa – guru,

komunikasi siswa – siswa dan komunikasi siswa – guru – siswa

dalam mempelajari mata diklat DKKTKI dengan menggunakan

instrument angket.

d. Kreativitas siswa, mengukur pengaruhnya terhadap kreativitas

siswa, yaitu kemampuan siswa dalam menemukan atau

mengkombinasikan gagasan yang telah ada sebelumnya dengan

gagasan yang baru melalui aktivitas berimajinasi dan berfantasi,

sehingga mampu melahirkan kreasi baru yang menunjukan

kelancaran, keluwesan dan keaslian siswa dalam mempelajari

mata diklat DKKTKI dengan menggunakan instrumen angket

serta pembagian tugas.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh siswa dan guru

untuk mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar di lingkungan SMKN

2 Bandung. Serta manfaat lain yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan pemahaman konsep pada mata pelajaran DKKTKI.

b. Meningkatkan kreativitas siswa dalam mempelajari mata pelajaran

(20)

8

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari mata

pelajaran DKKTKI.

d. Meningkatkan interaksi siswa ketika proses pembelajaran berlangsung

baik itu komunikasi siswa – siswa, siswa – guru ataupun siswa – guru

– siswa.

2. Bagi guru

a. Sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru mata pelajaran

DKKTKI dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pembelajaran.

b. Dapat mengetahui sejauh mana penguasaan konsep yang diaplikasikan

dalam eksperimen sehingga mampu melihat kecakapan hidup siswa.

1.6 Sistematika Penulisan

Skripsi ini disajikan dalam lima bab yang disusun berdasarkan sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, pada bagian ini mengungkap latar belakang

masalah, identifikasi dan perumusan masalah, pembatasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, pada bagian ini dibahas tentang landasan teoritis

dan empiris yang mendasari variabel-variabel dalam penelitian sebagai

tolak ukur berpikir dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN, pada bagian ini dibahas mengenai

metodologi penelitian yang meliputi lokasi, populasi dan sampel,

(21)

9

paradigma penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, prosedur dan alur penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, pada bagian ini

menyajikan hasil pengolahan, analisis hasil pengolahan data, dan

penafsiran data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, pada bagian penutup, penulis

(22)

35 Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 117). Mengingat

populasi sangat luas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi populasi untuk

membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim

(1992) “… pembatasan populasi dilakukan dengan membedakan populasi sasaran

(target population) dan populasi terjangkau (accessible population)”. Berdasarkan

pendapat tersebut maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian ini adalah

siswa SMK Negeri 2 Kota Bandung, sedangkan populasi terjangkaunya adalah

siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan SMK Negeri 2

Kota Bandung yang sedang menempuh mata pelajaran Dasar Kompetensi

Keahlian Teknik Komputer dan Informatika yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas

XI TKJ 1 dan XI TKJ 2 yang berjumlah 85 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2011: 118). Sedangkan menurut Sudjana (1991), sampel

adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan

populasi. Salah satu syarat dalam penarikan sampel adalah bahwa sampel itu

harus bersifat representative, artinya sampel yang ditetapkan harus mewakili

(23)

36

Adapun teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 124). Pemilihan teknik sampling

purposive ini dikarenakan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu

pembelajaran, maka sampel sumber datanya adalah siswa yang melakukan

kegiatan belajar. Maka sampel yang dipilih adalah siswa kelas XI TKJ 2 SMK

Negeri 2 Kota Bandung yang berjumlah 35 orang.

3.2 Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Pada penelitian

ini tujuan yang dimaksud adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model

student centered learning terhadap mutu pembelajaran di sekolah, sehingga untuk

mencapai tujuan tersebut maka metode penelitian yang dipilih adalah metode

pre-experimental design. Menurut Sugiyono (2011: 6) mengatakan bahwa:

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Pemilihan metode pre-experimental design ini dikarenakan subjek

penelitian yaitu kelompok tunggal atau kelompok jamak dan tidak memiliki

kelompok kontrol, sehingga sering disebut sebagai single group experiment.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(24)

37

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

study. Pengembangannya yaitu dengan cara melakukan satu kali pengukuran

sebelum adanya perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Alur dari penelitian

ini adalah kelas yang digunakan kelas penelitian (kelas eksperimen) diberi pretest

kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment) yaitu penggunaan

web pembelajaran berbasis MOODLE dengan SCL sebagai model

pembelajarannya dimana presentase tatap muka dikelas dengan online adalah

50 % : 50% dan setelah itu diberi posttest.

Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

(Sugiyono, 2011: 111)

Keterangan :

O1 : Tes awal (pretest) dilakukan sebelum digunakannya web pembelajaran

berbasis MOODLE dengan pendekatan SCL sebagai model pembelajaran.

X : Perlakuan (treatment) pembelajaran dengan menggunakan web pembelajaran

berbasis MOODLE dengan pendekatan SCL sebagai model pembelajaran.

O2 : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya web pembelajaran

berbasis MOODLE dengan pendekatan SCL sebagai model pembelajaran.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dari judul skripsi dimaksudkan untuk memperjelas

(25)

38

menimbulkan penafsiran lain. Adapun penegasan istilah yang perlu dijelaskan

adalah sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran

Menurut Nurul (2012) model pembelajaran adalah pola interaksi siswa

dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi,

metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar di kelas. Pada penelitian ini model pembelajaran yang

dimaksud adalah suatu pola atau kerangka yang dijadikan sebagai acuan

dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran dalam proses treatment.

2. Student Centered Learning

Menurut Pongtuluran (2001) dikutip dalam jurnalnya menyatakan bahwa

SCL adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik

sebagai pusat dari proses belajar. Model pembelajaran ini berbeda dari

model belajar instructor centered learning yang menekankan pada transfer

pengetahuan dari guru ke murid yang relatif bersikap pasif. Dalam

menerapkan konsep SCL, peserta didik diharapkan sebagai peserta aktif

dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan

berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan

sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta

mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta

sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam penelitian ini pendekatan model SCL

yang digunakan adalah dengan memanfaatkan suatu media pembelajaran

(26)

39

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

3. MOODLE

Menurut moodle.org, MOODLE (singkatan dari Modular Object-Oriented

Dynamic Learning Environment) adalah paket perangkat lunak yang

diproduksi untuk kegiatan belajar berbasis internet dan situs web yang

menggunakan prinsip social constructionist pedagogy. MOODLE

merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar

mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi, yang dikenal dengan

konsep pembelajaran elektronik atau e-learning. Dalam penelitian ini

MOODLE digunakan sebagai media pembelajaran pendukung penerapan

model SCL.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 60). Variabel-variabel

dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini

variabel bebasnya adalah penggunaan web pembelajaran berbasis

(27)

40

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah mutu pembelajaran (prestasi belajar, motivasi belajar,

interaksi dan kreativitas siswa) pada mata diklat DKKTKI.

3.5 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 66), paradigma penelitian diartikan sebagai :

Pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Adapun gambaran paradigma penelitian yang digunakan adalah sebagai

berikut :

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Penggunaan model

student centered learning

Mutu Pembelajaran

Pretest Treatment Posttest

Prestasi Belajar Interaksi Siswa Kreativitas Siswa Subjek

Penelitian

Variabel Y

(28)

41

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari instrumen tes hasil

belajar berupa soal-soal (pretest-posttest) dan instrumen angket. Instrumen tes

hasil belajar digunakan untuk pengambilan data primer (prestasi belajar)

sedangkan instrumen angket/kuisioner digunakan untuk pengambilan data

sekunder (interaksi siswa, kreativitas siswa dan motivasi belajar siswa).

3.6.1 Instrumen Tes

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba

terhadap instrumen tes. Uji coba instrumen tes dilakukan untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Adapun tahapan

yang dilakukan untuk uji coba instrumen adalah sebagai berikut :

1. Validitas

Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang

hendak diukur (Arikunto, 2010: 59). Dengan kata lain, suatu instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkannya dan dapat mengungkap

data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Untuk mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan rumus

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson :

rxy = nΣXY− ΣX ΣY

nΣX2− ΣX 2 nΣY2− ΣY 2

Keterangan :

(29)

42

∑X : jumlah skor tiap siswa pada item soal

∑Y : jumlah skor total seluruh siswa

n : banyaknya siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai

validitas ditunjukkan oleh Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,81 – 1,00

Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji signifikansi

untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi dihitung dengan

menggunakan uji t, yaitu sebagai berikut :

t =r n−2 1−r2

Keterangan :

t : thitung

r : koefisien korelasi

n : banyaknya siswa

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat

(30)

43

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung < ttabel, maka item soal

dinyatakan tidak valid.

2. Reliabilitas

Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat ajeg memberikan data

yang sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas suatu tes adalah ketetapan suatu tes

apabila diteskan kepada subjek yang sama (Arikunto, 2010: 90).

Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus

Kuder-Richardson 21 (K-R.20) sebagai berikut:

ri =

ri : reliabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab benar

q : proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p)

Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

k : banyaknya item

st2 : varians total

Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus :

(31)

44

Keterangan :

xt2 : varians

∑Xt : jumlah skor seluruh siswa

n : jumlah siswa

Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri > rtabel, maka

instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila ri < rtabel, instrumen

dinyatakan tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel

3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi

Cikup Rendah Sangat Rendah

(Arikunto, 2010: 75)

3. Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal

tersebut mudah atau sukar. Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan

yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 2010: 207).

(32)

45

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6 P = B

JS

Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab benar

JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sesuai dengan Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan

rendah) (Arikunto, 2010: 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda

disebut dengan indeks diskriminasi. Untuk mengetahui daya pembeda soal perlu

dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai

yang terendah.

(33)

46

c. Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok pada

tiap butir soal.

d. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

D : daya pembeda

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : banyaknya peserta tes kelompok atas

JB : banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut

ini:

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi

0,00 – 0,20

3.6.2 Instrumen Angket/Kuisioner

Angket menurut Sugiyono (2008) disebut juga kuisioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

pertanyaan-pertanyaan secara tertulis pada responden untuk dijawab. Pertanyaan yang D = BA

JA − BB

(34)

47

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

digunakan dalam angket ini adalah pertanyaan tertutup sehingga membantu

responden dalam menjawab selain memudahkan peneliti untuk melakukan analisis

data. Instrumen angket pada penelitian ini digunakan untuk pengambilan data

sekunder penelitian yaitu interaksi siswa, kreativitas siswa dan motivasi belajar

siswa, dengan jawaban setiap item instrumen menggunakan skala Likert yang

mempunyai gradasi dari sangat setuju, setuju, ragu – ragu, tidak setuju dan sangat

tidak setuju.

Tabel 3.6 Format Instrumen Angket

No. Pernyataan SS S R TS STS

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini

ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, antara lain :

1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan.

Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui

beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode pembelajaran

serta penggunaan media dalam pembelajaran pada Standar Kompetensi

Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komunikasi dan Informatika.

2. Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan

(35)

48

cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai

sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

3. Tes, merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang

sudah ditentukan (Arikunto, 2010: 53). Penelitian ini menggunakan tes

hasil belajar berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan lima

alternatif jawaban untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes dilaksanakan

pada saat pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan dengan

tujuan mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest

atau tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan prestasi

belajar siswa setelah digunakannya web pembelajaran berbasis MOODLE

dengan SCL sebagai model pembelajarannya pada mata diklat DKKTKI.

4. Angket, menurut Sugiyono (2008) disebut juga kuisioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

pertanyaan-pertanyaan secara tertulis pada responden untuk dijawab. Pertanyaan yang

digunakan dalam angket ini adalah pertanyaan tertutup sehingga

membantu responden dalam menjawab selain memudahkan peneliti untuk

melakukan analisis data. Instrumen angket pada penelitian ini digunakan

untuk pengambilan data sekunder penelitian yaitu interaksi siswa,

kreativitas siswa dan motivasi belajar siswa.

Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang akan

dilakukan, dapat dilihat pada Tabel 3.7 dibawah ini :

(36)

49

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

No. Teknik Instrumen Jenis data Sumber

posttest Prestasi belajar siswa Siswa

4. Angket Skala Likert

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah

berikutnya adalah mengolah data atau menganalisis data. Karena data yang

diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah yang belum memiliki

makna yang berarti, maka data tersebut harus diolah terlebih dahulu, sehingga

dapat memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut. Data dalam penelitian ini

berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik

statistik.

3.8.1 Analisis Data Pretest, Posttest dan Gain Siswa

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa sebelum

pembelajaran (pretest) dan prestasi belajar siswa setelah diberikan perlakuan

(posttest), serta melihat ada atau tidaknya peningkatan (gain) prestasi belajar

(37)

50

centered learning sebagai model pembelajarannya. Berikut langkah-langkah yang

dilakukan untuk menganalisis data pretest, posttest dan gain siswa:

1. Pemberian skor dan merubahnya kedalam bentuk nilai

Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan berdasarkan metode rights only,

yaitu jawaban benar diberi skor satu dan jawaban salah atau butir soal

yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan

menghitung jumlah jawaban yang benar. Skor yang diperoleh tersebut

kemudian dirubah menjadi nilai dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai siswa =  skor siswa

skor maksimum x 100

2. Menghitung gain semua subjek penelitian (siswa)

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan nilai pretest. Secara matematis

dituliskan sebagai berikut:

Gain = Nilai posttest Nilai pretest

Data gain tersebut dijadikan sebagai data peningkatan prestasi belajar

siswa. Adapun prestasi belajar ini dikatakan meningkat apabila terjadi

perubahan yang positif sebelum dan sesudah pembelajaran (gain bernilai

positif).

3. Menghitung rata-rata gain

Nilai rata-rata (mean) dari gain ditentukan dengan menggunakan rumus:

x= ���� siswa banyaknya siswa

(38)

51

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau

tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Menurut

Sugiyono (2012: 79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan

cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul

(b) dengan kurva normal baku/standar (a).

Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji normalitasnya (Sugiyono, 2012: 80)

Menurut Sugiyono (2012: 80), untuk menghitung besarnya nilai

chi-kuadrat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah kelas interval. Untuk pengujian normalitas dengan

chi-kuadrat, jumlah kelas interval = 6 (sesuai dengan Kurva Normal

Baku).

2. Menentukan panjang kelas interval (PK), yaitu:

(39)

52

3. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.8 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fo fh fo – fh (fo – fh)2 ��− �� � ��

Keterangan :

fo : frekuensi/jumlah data hasil observasi

fh : frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang

dikalikan dengan n)

4. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

5. Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus

6. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel

dengan ketentuan :

Jika :

�2 hitung 2 tabel maka data terdistribusi normal

�2 hitung > 2 tabel maka data terdistribusi tidak normal

3.8.3 Analisis Data Sekunder/Data Angket

Untuk menganalisis data sekunder (motivasi belajar siswa, interaksi siswa

dan kreativitas siswa) digunakan suatu teknik analisis deskriptif, yakni

(40)

53

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.

Klasifikasi jawaban angket dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :

Sangat setuju dan setuju : kategori tinggi

Ragu – ragu : kategori sedang

Tidak setuju dan sangat tidak setuju : kategori rendah

3.9 Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap

pelaksanaan dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar

kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut:

3.9.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan meliputi

beberapa hal, diantaranya :

a. Observasi awal dilakukan untuk melaksanakan studi pendahuluan melalui

pengamatan terhadap proses pembelajaran dilihat dari keadaan

pembelajaran, metode, serta penggunaan media pembelajaran pada mata

diklat DKKTKI yang ada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang

menjadi landasan mengenai permasalahan yang akan diteliti.

c. Integrasi bahan ajar kedalam web pembelajaran berbasis MOODLE

dengan SCL sebagai model pembelajarannya yang akan

(41)

54

d. Menentukan sampel penelitian.

e. Membuat dan menyusun kisi-kisi instrumen tes dan instrumen angket.

f. Melakukan uji coba instrumen tes.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dan kemudian menentukan soal

yang layak digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa.

3.9.2 Tahap Pelaksanaan

Setelah kegiatan pada tahap persiapan dilakukan, selanjutnya dilakukan

kegiatan tahap pelaksanaan yang meliputi:

a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengetahui prestasi belajar siswa

sebelum diberikan perlakuan.

b. Memberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan cara menggunakan web

pembelajaran berbasis MOODLE dengan SCL sebagai model

pembelajarannya dimana presentase tatap muka dikelas dengan online

adalah 50 % : 50%

c. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa

ranah kognitif dan penyebaran instrumen angket setelah digunakannya

web pembelajaran berbasis MOODLE dengan SCL sebagai model

pembelajarannya.

3.9.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Setelah kegiatan pada tahap pelaksanaan dilakukan, tahapan selanjutnya

adalah melakukan pengolahan dan analisis data. Pada tahapan ini kegiatan yang

(42)

55

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6 a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.

b. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan

setelah diberi perlakuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan

prestasi belajar siswa.

c. Mengolah data hasil pengukuran interaksi siswa, kreativitas siswa dan

motivasi belajar siswa.

d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari

pengolahan data.

e. Membuat laporan penelitian.

Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan

(43)

56

Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Integrasi Bahan Ajar ke MOODLE

Penyusunan Instrumen Penelitian

Uji Coba Instrumen

Tahap Pelaksanaan

Treatment

Posttest dan Penyebaranan Angket Pretest

Penentuan Sampel

Hosting

(44)

57

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu6

Pengolahan Data

Kesimpulan Tahap Akhir

(45)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Penerapan

Model Student Centered Learning (SCL) berbasis MOODLE di SMK Negeri 2

Bandung”, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model SCL berbasis MOODLE

dapat dikatakan efektif dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran pada Mata

Diklat Dasar Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika (DKKTKI)

di SMK Negeri 2 Bandung, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan gain

untuk prestasi belajar, lalu adanya pengaruh positif terhadap peningkatan motivasi

belajar, interaksi siswa dan kreativitas siswa.

5.2 Rekomendasi

Selama melakukan penelitian, ditemukan beberapa kekurangan yang dapat

dijadikan sebagai rekomendasi baik untuk pembelajaran maupun penelitian

selanjutnya, diantaranya :

1. Sebaiknya lebih diperketat lagi dalam melakukan penjadwalan siswa

dalam mengakses MOODLE untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.

2. Dalam rangka meningkatkan kesadaran siswa dalam mengakses

MOODLE, diharapkan sekolah mampu menyediakan sarana dan prasarana

yang mendukung untuk meminimalisir alasan siswa kesulitan dalam

(46)

73

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Ketika melakukan ujian/evaluasi secara online, diperlukan suatu metode

khusus seperti penjadwalan dalam mengisi soal, untuk meminimalisir

kecurangan siswa.

4. Keberlangsungan model pembelajaran SCL berbasis MOODLE ini tidak

akan berjalan lancar tanpa adanya kerjasama berbagai pihak untuk

mendukung model SCL ini, seperti kebijakan – kebijakan kepala sekolah,

sarana dan prasarana yang memadai, kebijakan guru sehingga siswa lebih

antusias untuk melaksanakan model SCL ini. Maka diperlukan kerjasama

yang baik antara guru mata pelajaran, admin, pihak sekolah beserta

siswanya agar model pembelajaran SCL ini dapat berjalan secara ideal.

5. Dalam menyusun instrumen angket sebaiknya penomoran butir soal

disusun berurutan berdasarkan urutan indikator – indikator variabel

penelitian, jangan dibuat acak (random) karena akan sangat menyulitkan

ketika melakukan pengolahan data.

6. Pertanyaan – pertanyaan pada instrumen angket yang digunakan dalam

mengukur variabel kreativitas siswa kurang efektif dan tidak mengenai

sasaran, sehingga untuk penelitian selanjutnya diperlukan pengembangan

dan perbaikan dalam membuat pertanyaan – pertanyaan pada instrumen

(47)

74

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Amiroh. (2011). Media Belajar IT Siswa dan Guru : MOODLE. [Online]. Tersedia: http://amiroh.web.id/ [02 Agustus 2012]

Anonim. (2012). MOODLE Guide. [Online]. Tersedia: http://www.moodle.org/ [30 Juli 2012]

Anonim. (2012). MOODLE. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Moodle [02 Agustus 2012]

Arifin, M. dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: IMSTEP.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bender, B.(2003). Student-Centered Learning: A Personal Journal, Educause Center For Applied Research – Research Bulletin. [Online].Tersedia: http://www.educause.edu/ir/library/pdf/ERB0311.pdf [02 Agustus 2012]

Brandes, Donna & Paul Ginnis. (1987). A Guide to Student-Centred Learning. England: Basil Blackwell Ltd.

Dahlan, M.D. (1990). Model – model Mengajar. Bandung : Diponegoro.

Hake, Richard. (1997). “Interactive-engagement versus traditional methods : A six Thousand-student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses”. Am. J. Phys. 66, (1), January 1998. [Online]. Tersedia : web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipapers/Hake.pdf [14 September 2012]

Hall, B. (2006). The nature of "Student-Centred Learning".[Online].Tersedia: http://secondlanguagewriting.com/explorations/Archives/2006/Jul/Student centeredLearning.html. [02 Agustus 2012]

(48)

75

Adi Supriyadi, 2013

Penerapan Model Student Centered Learning (SCL) Berbasis MOODLE Di SMK Negeri 2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

J. Hannafin, Michael and Susan M. Land. (1997). The Foundations and Assumptions of Technology-enhanced Student-centered Learning Environments. Kluwer Academic Publishers.

Kurniawan, Rulianto. (2009). Membangun Media Ajar Online untuk Orang Awam. Palembang : Maxikom.

M, Melfachrozi. (2006). Penggunaan Aplikasi E-Learning MOODLE. [Online]. Tersedia: http://repository.unand.ac.id/6/1/rozie-moodle.pdf [30 Juli 2012]

Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Meltzer. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. American Journal Physics. 70(12), 1259-1268.

Menteri Pendidikan Nasional. (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 28 Tahun 2009 Tentang Standar Kompetensi Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Munandar, Utami. (1997). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta : PT Gramedia.

Munandar, Utami. (2002). Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta : Gramedia Pusaka Utama.

Natawijaya, R. (1985). Proses Penyusunan Skala Sikap. Bandung : FIP IKIP Bandung.

Nurkencana. (1986). Pengaruh Prestasi Belajar Siswa. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurul, Eka. (2012). Pengertian Model Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2251772-pengertian-model-pembelajaran/ [30 Juli 2012]

Pongtuluran, Aris. (2001). Student Centered Learning : The Urgency and

Possibilities. [Online]. Tersedia:

http//uripsantoso.files.wordpress.com/2011/06/scl1.pdf [30 Juli 2012]

(49)

76

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Bandung: Rajawali Pers. Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A. M. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Seitzinger, J. (2006). Be Constructive: Blogs, Podcasts, and Wikis as Constructivist Learning Tools. [Online]. Tersedia: http://www.elearningguild.com/pdf/2. [16 agustus 2010]

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. ALFABETA.

Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. ALFABETA.

Surakhmad, W. (2003). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung: Tarsito.

Gambar

Gambar 1.1 Presentase Nilai UTS Siswa Kelas XI TKJ 2 ......................  3
Gambar 1.1 Presentase Nilai UTS Siswa Kelas XI TKJ 2
Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest Design
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skoliosis idiopatik pada anak-anak dan dewasa jarang menyebabkan nyeri, hal ini sering menjadi perhatian karena terdapat tonjolan lumbal dan tulang iga, serta karena asimetri

apabila berbeda dari yang lain dan tidak pasaran, hal yang seperti ini menyebabkan barang yang dimiliki atau dipakai memiliki nilai lebih dimata sipemakai itu

Lingkungan Propinsi Djawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Praja Surabaya dan Daerah Tingkat

Imunostimulan berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tubuh dengan cara sistem pertahanan terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, cendawan, dan virus (Ahmad,

Ada beberapa keunggulan kurikulum yang diterapkan pada SMK N 2 Depok, yaitu (1) jumlah kompetensi yang diterima peserta didik lebih banyak, (2) prakerin dilaksanakan

Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai bagaiman bekerjanya pikiran. Dengan cara bekerja ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumna, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan input produksi luas lahan, tenga kerja, benih, pupuk Urea, pupuk NPK, pupuk

Hasil pengujian kedua hipotesis ini menunjukkan bahwa n-gain rata- rata KPS siswa kemampuan kognitif tinggi dan rendah yang menggunakan LKS berbasis KPS lebih tinggi