• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA KOMPETENSI DASAR PENGEMASAN DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA KOMPETENSI DASAR PENGEMASAN DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA

KOMPETENSI DASAR PENGEMASAN DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Progran Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Oleh

KARTIKA

1103978

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

GUIDED

INQUIRY

PADA KOMPETENSI DASAR PENGEMASAN

DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN

Oleh Kartika

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Kartika 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

KARTIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA

KOMPETENSI DASAR PENGEMASAN DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Sri Handayani, M.Pd

NIP. 196609301997032001

Pembimbing II

Siti Mujdalipah, S.TP, M.Si

NIP. 198210072010122001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Dr. Yatti Sugiarti, MP

(4)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul "Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Pada Kompetensi Dasar Pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

(5)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA KOMPETENSI DASAR PENGEMASAN DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN

KARTIKA (1103978)

ABSTRAK

Peserta didik kurang antusias dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar siswa rendah dengan presentase ketuntasan 42,8% siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 2,67. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan implementasi pembelajaran pada kompetensi dasar pengemasan penerapan model pembelajaran guided inquiry (inkuri terbimbing). Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart dengan tiga siklus. Subjek penelitian pada penelitian yang telah dilaksanakan adalah peserta didik SMK Negeri 1 Kuningan kelas X-2 jurusan TPHP. Instrumen penelitian berupa tes objektif (pre-test dan post-test) untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif, lembar penilaian antar peserta didik dan lembar penilaian diri peserta didik untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada aspek afektif, lembar tes keterampilan untuk mengukur hasil belajar peserta didik pada aspek psikomotor, dan pedoman observasi berupa lembar pengamatan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan; 1) implementasi pembelajaran pada kompetensi dasar pengemasan dengan penerapan model pembelajaran guided inquiry terlaksana dengan baik, 2) penerapan model pembelajaran guided inquiry pada kompetensi dasar pengemasan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan mencapai nilai ketuntasan 100% pada siklus 3.

(6)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA KOMPETENSI DASAR PENGEMASAN DI SMK NEGERI 1 KUNINGAN

KARTIKA (1103978)

ABSTRACT

Recent situation in SMK Negeri 1 Kuningan majoring TPHP shows that leaners become less enthusiastic in learning process. This case has led to a low student learning outcomes with 42.8% completeness of students who meet the minimum completeness criteria that is 2.67. This study aims to determine student learning outcomes and learning implementation on the basis of competence packaging application of guided inquiry learning model. This study uses a model of Action Research Kemmis and Mc Taggart models with three cycles. Research subjects in research that have been implemented are students of SMK Negeri 1 Kuningan class X-2 majors TPHP. The research instruments are an objective test (pre-test and post-test) to measure student learning outcomes on cognitive aspects, assessment sheets between learners and assessment form self-learners to measure the learning outcomes of students in the affective aspects, sheet skill test to measure the study of students in the psychomotor aspects, and form of observations to observation learning process. The results of this study have drawn several conclusion; 1) the implementation of learning in basic competency packaging with the application of learning models guided inquiry done well, 2) application of learning models guided inquiry on basic competence of packaging

improved students’ learning outcomes by achieving 100% completeness in cycle

3.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah membukakan jalan bagi penulis untuk mengenal ilmu yang luar biasa ini. Semoga pilihan yang penulis ambil untuk belajar di jurusan Pendidikan Teknologi Agroindustri mampu membekali penulis untuk benar-benar menggali dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk diri penulis dan orang-orang sekitar penulis.

Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Pada Kompetensi Dasar Pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan” disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari kemampuan yang penulis miliki belumlah cukup jika dikatakan baik. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan sangat berarti untuk perbaikan skripsi ini kedepannya. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.

Bandung, Oktober 2015

(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa pula penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Pada Kompetensi Dasar Pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan” merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Sri Handayani, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dan pengarahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispi ini.

2. Siti Mujdalipah, S.T.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dan pengarahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skrispi ini.

3. Dr. Yatti Sugiarti, MP., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri.

4. Drs. Tatang Sastrawijaya Putra, selaku Validator Instrumen, Observer sekaligus Ketua Jurusan THP yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dan pengarahan selama penulis melaksankan penelitian ini. 5. Drs. Dedi Jatnika, M.Pd., selaku Kepala SMK Negeri 1 Kuningan yang

telah menerima dan mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMK Negeri 1 Kuningan.

6. Ibu Eulis Mulyati, Observer sekaligus Teknisi Laboratorium di Jurusan THP yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dan pengarahan selama penulis melaksankan penelitian ini.

(9)

8. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah.

9. Seluruh staf administrasi Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI yang telah membantu dalam menyelesaikan urusan administrative selama penulis kuliah.

10.Kedua orang tua penulis Bapak Aunur Rofiq dan Ibu Oom Siti Rohmah, saudara saudari penulis tercinta Wulan Rahmatunisa, Samiaji, Muhammad Seno Adi, dan Zakariyya skripsi ini penulis persembahakan. Terimakasih yang tiada hentinya atas do’a, kasih sayang, motivasi, perhatian, dan seluruh dukungan lainnya yang tiada terkira sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

11.Eva Hardiani Amanatufahmi, Fika Awalia Rizki dan Tyas Lestari, sahabat dan keluarga untuk berbagi suka dan duka serta keceriaan bagi penulis. Terimakasih untuk hari-hari yang terlukis dengan indah selama penulis melakukan studi.

12.Teman-teman seperjuangan Pendidikan Teknologi Agroindustri 2011. Terimakasih atas kerjasama, dukungan, dan persahabatannya dalam penyusunan skripsi ini.

13.Penghuni Wiswa Jasmine, terimakasih telah menjadi tetangga, sahabat, dan keluarga yang menyenangkan selama empat tahun ini.

14.Seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tiada ucapan balas kasih yang layak disampaikan selain do’a yang tulus semoga kasih dan keikhlasannya mengalir menjadi catatan amal soleh dan Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda. Aamiin.

Bandung, Oktober 2015

(10)

DAFTAR ISI

G.Struktur Organisasi Penelitian...

1 B. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)....………. C.Hasil Belajar...…………... H.Validitas dan Reabilitas Instrumen...

(11)

I. Analisis Data... 27

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN………..

A.Temuan... B. Pembahasan...

29

29 41

BAB IV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI………

A.Kesimpulan... B.Implikasi dan Rekomendasi...

46

46 46

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Normalized Gain... 27

Tabel 4.1 Hasil test objektif siklus 1... 29

Tabel 4.2 Hasil penilaian antar peserta didik siklus 1... 30

Tabel 4.3 Hasil penilaian diri peserta didik siklus 1... 31

Tabel 4.4 Hasil Penilaian praktikum peserta didik siklus 1... 32

Tabel 4.5 Hasil test objektif siklus 2... 33

Tabel 4.6 Hasil penilaian antar peserta didik siklus 2... 34

Tabel 4.7 Hasil penilaian diri peserta didik siklus 2... 35

Tabel 4.8 Hasil Penilaian praktikum peserta didik siklus 2... 36

Tabel 4.9 Hasil test objektif siklus 3... 37

Tabel 4.10 Hasil penilaian antar peserta didik siklus 3... 38

Tabel 4.11 Hasil penilaian diri peserta didik siklus 3... 39

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik…... 11 Gambar 2.2 Langkah-langkah Pembelajaran Model Inquiry……….... 14 Gambar 3.1 Alur PTK Model Kemmis dan Mc Taggart... 23 Gambar 4.1 Peningkatan hasil belajar atau gain peserta didik dengan

penerapan model pembelajaran guided inquiry pada kompetensi dasar pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan... 41 Gambar 4.2 Peningkatan penilaian antar peserta didik dengan penerapan

model pembelajaran guided inquiry pada kompetensi dasar pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan... 42 Gambar 4.3 Peningkatan penilaian diri peserta didik dengan penerapan

model pembelajaran guided inquiry pada kompetensi dasar pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan... 43 Gambar 4.4 Peningkatan penilaian praktikum peserta didik dengan

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN... 49

Lampiran 1. Surat pengantar penelitian... 50

Lampiran 2. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian... 51

Lampiran 3. RPP siklus 1... 52

Lampiran 4. RPP siklus 2... 70

Lampiran 5. RPP siklus 3... 88

Lampiran 6. Kisi-kisi soal... 105

Lampiran 7. Lembar soal test... 106

Lampiran 8. Lembar validitas judgement ahli... 117

Lampiran 9. Uji validitas soal tes objektif ... 129

Lampiran 10. Uji reliabilitas soal tes objektif ... 138

Lampiran 10. Hasil test objektif peserta didik (kognitif)... 146

Lampiran 11. Hasil penilaian antar peserta didik (afektif)... 149

Lampiran 12. Hasil penilaian diri peserta didik (afektif)... 152

Lampiran 13. Hasil penilaian praktikum peserta didik (psikomotor)... 155

Lampiran 14. Lembar observasi siklus 1... 158

Lampiran 15. Lembar observasi siklus 2... 170

Lampiran 16. Lembar observasi siklus 3... 182

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku, baik perubahan yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Slameto (1991:2) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan pendidikan yang berupa kegiatan pembelajaran.

Seseorang dikatakan telah mengalami peristiwa belajar jika ia mengalami perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berkompeten menjadi kompeten (Nurgiyantoro, 1995: 21). Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam menuntut pelajarannya. Faktor-faktor yang berasal dari dalam peserta didik meliputi bakat, minat, motivasi, sikap, dan lain-lain. Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, yang meliputi strategi pembelajaran, alat evaluasi, lingkungan belajar, media pengajaran dan lain-lain.

Dasar pengolahan hasil perikanan dan pertanian merupakan bidang studi yang dianggap cukup mudah oleh para peserta didik, namun pada proses belajar mengajarnya peserta didik terkadang kesulitan untuk memahami dengan jelas termasuk pada kompetensi dasar pengemasan. Hasil belajar peserta didik kelas X-2 jurusan TPHP di SMK Negeri 1 Kuningan pada mata pelajaran dasar pengolahan hasil perikanan dan pertanian di tahun ajaran 2014/2015 tidak memuaskan, karena rendahnya ketuntasan belajar peserta didik dengan 57,2% peserta didik di bawah KKM (nilainya di bawah 2,67) dan 42,8% peserta didik di atas KKM.

(16)

2

masa mendatang. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tepat, guru harus bisa merencanakan pembelajaran dengan metode mengajar yang tepat serta didukung media pembelajaran yang tepat pula. Belajar akan memberikan dampak positif bagi peserta didik apabila mereka aktif dalam berbagai cara untuk mengkonstruksikan atau membangun sendiri pengetahuannya.

Basrowi dan Suwandi (2008) menyatakan bahwa selama ini guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas masih merupakan figur sentral dan pengendali dari seluruh kegiatan belajar. Pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru. Guru mengajar masih secara konvensional, dengan sistem ceramah sehingga peserta didik diberi materi secara penuh. Akibatnya peserta didik tidak kreatif dan kurang mendapatkan pengalaman belajar. Kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan belajar mengajar cenderung masih dominan. Aktivitas guru masih sangat besar dibandingkan dengan aktivitas peserta didik. Hal demikian terjadi karena guru kurang profesional dalam memilih model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Model pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi kompetensi dasar pengemasan adalah inkuiri terbimbing (Guided Inquiry). Alasan pemilihan model tersebut adalah pertama inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) merupakan salah satu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan yang digunakan pada kurikulum 2013. Kedua, dimensi proses kognitif pada kelas X masih meliputi memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4) sehingga model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) cocok diterapkan di kelas X. Ketiga, dengan menggunakan model pembelajaran ini peserta didik dituntut lebih aktif dalam berbagai cara untuk mengkonstruksikan atau membangun sendiri pengetahuannya. Selain itu, dari beberapa penelitian terdahulu, terbukti bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) mampu meningkatkan kemampuan pemahaman, keterampilan dan hasil belajar siswa.

(17)

3

pada peserta didik, dapat mengembangkan bakat yang dimiliki peserta didik, menghindarkan peserta didik dari cara-cara belajar dengan menghafal, dan memberikan waktu pada peserta didik untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa perlu melakukan penelitian Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Pada

Kompetensi Dasar Pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, identifikasi masalah di dalam penelitian ini yaitu:

1. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dasar pengolahan hasil perikanan dan pertanian tahun ajaran 2014/2015 rendah dengan presentase ketuntasan 57,2% peserta didik di bawah KKM (nilainya di bawah 2,67) dan 42,8% peserta didik diatas KKM karena dalam pembelajaran peserta didik cenderung pasif;

2. Peserta didik kurang antusias dalam proses belajar mengajar, terlihat dari hasil penilaian diri peserta didik pada mata pelajaran dasar pengolahan hasil perikanan dan pertanian tahun ajaran 2014/2015 yang kurang memuaskan dengan presentase nilai akhir 62,9% untuk nilai C, 22,9% untuk nilai B, dan 14,2% untuk nilai A.

C. Batasan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini difokuskan pada hal-hal berikut:

1. Penerapan model pembelajaran inkuri terbimbing (Guided Inquiry) dilakukan pada proses pembelajaran kompetensi dasar Pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan kelas X-2 jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP);

(18)

4

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian yang akan dilakukan yaitu:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran inkuri terbimbing (Guided Inquiry) pada kompetensi dasar Pengemasan?

2. Apakah penerapan model pembelajaran inkuri terbimbing (Guided Inquiry) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi

dasar Pengemasan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui implementasi pembelajaran pada kompetensi dasar Pengemasan dengan penerapan model pembelajaran inkuri terbimbing (Guided Inquiry) di SMK Negeri 1 Kuningan kelas X-2 jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP);

2. Mengetahui hasil belajar peserta didik kelas X-2 jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian (TPHP) pada kompetensi dasar Pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan dengan penerapan model pembelajaran inkuri terbimbing (Guided Inquiry).

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitan ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis

Penerapan model pembelajaran inkuri terbimbing (Guided Inquiry) diharapkan dapat mempermudah penyampaian materi pelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Manfaat bagi peserta didik

a. Mempermudah peserta didik memahami materi pelajaran;

b. Meningkatkan pemahaman peserta didik tentang materi yang diajarkan;

c. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik;

(19)

5

3. Manfaat bagi guru atau sekolah

a. Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran;

b. Memotivasi guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

G. Struktur Organisasi Penelitian

BAB I yaitu Pendahuluan. Pada bab ini berisi mengenai pemaparan latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.

BAB II yaitu Kajian Pustaka. Pada bab ini berisi mengenai teori yang akan digunakan peneliti untuk mendasari dan menguatkan hasil dari temuan penelitian. Pustaka yang akan digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing.

BAB III yaitu Metode Penelitian. Pada bab ini berisi tentang rencana penelitian yang meliputi: metode penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan reabilitas instrumen, dan analisis data.

BAB IV yaitu Temuan dan Pembahasan. Pada bab ini berisi tentang pemaparan temuan-temuan selama penelitian dan penejelasannya yang dibahas menggunakan teori yang digunakan.

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart (1989). Penelitian tindakan kelas ini berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi nyata sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvemen oriented).

Penelitian tindakan kelas adalah salah satu penelitian yang dilakukan oleh guru dan pengajar dan dapat dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang terjadi saat pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) berlangsung, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Kuningan Jl. Raya Sukamulya Cigugur Kabupaten Kuningan kelas X-2 jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian yang akan dilaksanakan adalah peserta didik SMK Negeri 1 Kuningan kelas X-2 Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian.

D. Desain Penelitian

(21)
(22)

21

1. Refleksi awal

Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melakukan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu, setelah merumuskan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

2. Penyusunan perencanaan

Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

3. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan program yang optimal. 4. Observasi (pengamatan)

(23)

22

5. Refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) atau PTK dapat disebutkan:

1. Situasional, artinya berkaitan langsung dengan permasalahan konkret yang dihadapi guru dan peserta didik.

2. Kontekstual, artinya upaya pemecahan yang berupa model dan prosedur tindakan tidak lepas dari konteksnya, mungkin konteks budaya, sosial politik, dan ekonomi dimana proses pembelajaran berlangsung.

3. Kolaboratif, partisipasi anatara guru-peserta didik dan mungkin asisten atau teknisi yang terkait membantu proses pembelajaran. Hal ini didasarkan pada adanya tujuan yang sama yang ingin dicapai.

4. Self reflective dan self evaluative, pelaksana, pelaku tindakan, serta objek yang dikenai tindakan melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil atau kemajuan yang dicapai. Modifikasi perubahan yang dilakukan didasarkan pada hasil refleksi dan evaluasi yang mereka lakukan.

5. Fleksibel, dalam arti pemberian sedikit kelonggaran dalam pelaksanaan tanpa melanggar kaidah metodologi ilmiah.

(24)

23

Tidak berhasil

Dan seterusnya

Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart

E. Prosedur Penelitian PTK

Adapun prosedur dari penelitian yang akan dilaksanakan yaitu: 1. Observasi dan identifikasi masalah di lapangan

a. Observasi terhadap guru mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung untuk memperoleh gambaran tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan;

b. Mengidentifikasi masalah. 2. Perencanaan kegiatan

a. Menentukan jumlah siklus tindakan;

b. Merancang pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing (Guided Inquiry);

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Refleksi Awal

Rencana tindakan 1.1, 1.2 ...

Refleksi Observasi

Pelaksanaan tindakan

Rencana tindakan 2.1, 2.2 ... Pelaksanaan

tindakan

(25)

24

3. Pelaksanaan kegiatan: a. Siklus 1

Siklus satu dimulai dengan menyusun RPP untuk pertemuan pertama. Selanjutnya dilakukan proses pebelajaran siklus satu sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Diakhir pembelajaran diberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan. Diakhir siklus 1 ini dilakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil dari refleksi siklus 1 ini digunakan untuk perbaikan pada siklus 2.

b. Siklus 2

Siklus dua dimulai dengan menyusun RPP untuk pertemuan kedua berdasarkan hasil refleksi dari siklus satu. Selanjutnya dilakukan proses pebelajaran siklus dua sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Diakhir pembelajaran diberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan. Diakhir siklus 2 ini dilakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil dari refleksi siklus 2 ini digunakan untuk perbaikan pada siklus 3.

c. Siklus 3

Siklus tiga dimulai dengan menyusun RPP untuk pertemuan ketiga berdasarkan hasil refleksi dari siklus dua. Selanjutnya dilakukan proses pebelajaran siklus tiga sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Diakhir pembelajaran diberikan tes kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan. Diakhir siklus 3 ini dilakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

4. Evaluasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

(26)

25

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu: 1. Tes tertulis

Tes yang dilakukan yaitu berupa pre-test yang dilakukan pada setiap awal pembelajaran dan post-test yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada aspek kognitif sehingga perkembangan dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dapat terlihat. 2. Observasi

Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas guru dan peserta didik. Penilaian dilakukan oleh observer dengan memberikan penilaian terhadap aktivitas selama pembelajaran berlangsung dan hasil belajar peserta didik pada aspek afektif.

3. Tes keterampilan

Tes keterampilan ini dilakukan pada setiap pembelajaran saat praktikum untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada aspek psikomotor.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2000: 134) “Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya”. Instrumen yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini diantaranya tes objektif dan non tes. Istrumen tes objektif berupa soal pilihan ganda. Sedangkan instrumen non tes berupa pedoman observasi.

1. Instrumen tes objektif

Instrumen tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini berupa pre- test dan post-test. Pre- test (tes awal) digunakan untuk melihat kemampuan awal

(27)

26

Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan proses pembelajaran, lembar penilaian diri dan lembar penilaian teman sejawat. Lembar pengamatan proses pembelajaran digunakan untuk mengetahui apakah model pembelajaran yang diterapkan terlaksana. Sedangkan lembar penilaian lembar penilaian diri dan lembar penilaian teman sejawat digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada aspek afektif.

3. Lembar tes keterampilan

Lembar tes keterampilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian praktikum. Lembar penilaian praktikum digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada aspek psikomotor.

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

(28)

27

data, sedangkan 45 soal lainnya yang dinyatakan valid dilanjutkan dengan uji reliabilitas soal. Hasil uji reliabilitas untuk soal dihasilkan r sebesar 0,986, dan nilai tersebut memiliki tingkat hubungan yang sangat tinggi karena berada pada interval koefisien 0,80-1,00 yang artinya soal yang diajukan bersifat sangat kuat dan dapat dipercaya untuk digunakan dalam pengumpulan data.

I. Analisis Data

Data diperoleh melalui tes hasil belajar dan lembar observasi yang kemudian dilakukan analisis data. Adapun analisis data yang digunakan yaitu:

1. Analisis tes hasil belajar

Data yang diperoleh dari tes yang dilakukan kemudian diolah dengan memberi skor, menilai setiap peserta didik, kemudian menghitung rata-rata dari nilai yang diperoleh peserta didik. Nilai peserta didik diperoleh dengan menggunakan rumus skala 4:

Rata-rata nilai peserta didik diperoleh dengan menggunakan rumus: ̅

Hasil yang diperoleh menunjukan tingkat pemahaman peserta didik tentang materi pelajaran yang telah diberikan. Sedangkan untuk mengetahui efektifitas peningkatan hasil belajar yaitu dihitung menggunakan teknik Normalized Gain. Normalized Gain dihitung dengan rumus:

Skala nilai yang digunakan pada data Normalized Gain terdapat pada tabel 3.1. Tabel 3.1. Kriteria Normalized Gain

Skor N-gain Kriteria N-gain

0,70 < N-gain Tinggi

0,30 N-gain < 0,70 Sedang

N-gain , 0,30 Rendah

(29)

28

2. Analisis observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diteliti. Observasi pada PTK bisa dilakukan sebagai alat memantau guru dan untuk memantau peserta didik. Observasi menjadi instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik. Data yang diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran kemudian akan dideskripsikan. Sedangkan untuk penilaian afektif peserta didik, penilaian dilakukan oleh peserta didik sendiri berupa penilaian diri dan penilaian teman sejawat. Observasi menggunakan metode pemberian poin atau angka yakni: angka 4 untuk sangat baik, angka 3 untuk baik, angka 2 untuk cukup dan angka 1 untuk kurang, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus. Hal ini diberlakukan kepada peserta didik dengan pengamatan selama pembelajaran berlangsung.

3. Analisis tes keterampilan

(30)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan berkaitan dengan penerapan model pembelajaran Guided Inquiry pada kompetensi dasar pengemasan di SMK Negeri 1 Kuningan yang dilakukan pada peserta didik kelas X TPHP 2.

1. Implementasi pembelajaran pada kompetensi dasar pengemasan dengan penerapan model pembelajaran Guided Inquiry terlaksana dengan baik. 2. Penerapan model pembelajaran Guided Inquiry pada kompetensi dasar

pengemasan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan mencapai nilai ketuntasan 100% pada siklus 3.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai penerapan model pembelajaran Guided Inquiry, maka dapat direkomendasikan beberapa hal berikut:

1. Bagi guru direkomendasikan untuk menerapkan model pembelajaran Guided Inquiry sebagai alternatif pembelajaran pada kompetensi dasar

pengemasan, karena penerapan model pembelajaran Guided Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar.

2. Penelitian terhadap penerapan model pembelajaran Guided Inquiry direkomendasikan untuk dilanjutkan dengan aspek penelitian yang lain pada kajian yang lebih luas misalnya pada materi atau subjek yang diteliti ataupun untuk mata pelajaran normatif atau adaptif.

3. Pembelajaran dengan menggunakan model Guided Inquiry membutuhkan waktu yang cukup lama dalam perencanaannya.

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Menggunakan Metode Discovery dan Inkuiry. Jakarta: Depdikbud.

Arikunto, S. (2000). Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Basrowi, H.M. dan Suwandi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia Indonesia.

Bruce, W.C. & J.K. Bruce. (1992). Teaching With Inquiry. Maryland: Alpha Publishing Company.

Cleaf, D.W.V. 1991. Action In Elementary Social Studies. Singapore: Allyn and Bacon.

Dahar, R.W. (1991). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dimyati dan Mudjiono. (1990). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Direktorat PSMK. (2014). Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian dan

Perikanan 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Hake, R. R. (1998). Interactive engagement vs. traditional methods; A six-thousand-student survey of mechanic test data for introductory physics courses. American Juournal of Physics. 66. 64-74.

Hamalik, O. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.

Haryati, M. (2006). Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

Hidayat, E.M. (1996). Pendidikan dan pembelajaran sains yang bagaimana yang cocok dan berguna untuk siswa-siswa di Indonesia. Majalah Pendidikan Pengetahuan Alam, Khazanah Pengajaran IPA I. PPS

IKIP Bandung.

Kalsum, U. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Peserta didik . (Skripsi).

Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

(32)

48

Mahendri, dkk. (2007). Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Materi Keseimbangan Benda Tegar Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Siswa SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. (Vol. I No. 2, Juli 2007).

Ngertini, N. Sadia, W. Yudana, M. (2013). Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep dan Literasi Sains Peserta didik Kelas X SMA PGRI 1 Amlapura. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Administrasi Pendidikan. (Volume 4 Tahun

2013).

Nurgiyantoro, B. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Kurikulum 2013.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Riyadi, U. (2008). Model Pembelajaran Inkuiri dengan Kegiatan Laboratorium untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Peserta didik Pokok

Bahasan Fluida Statis. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA,

Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, Semarang. Roestiyah, N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (2006). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sund & Trowbridge. (1973). Teaching Science by inquiry in the secondary school. Columbus: Charles E. Merill Publishing Company.

Supriawan, D. dan Surasega, A. B. (1990). Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming A Secondary School Science

(33)

Gambar

Gambar 3.1 Alur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart
Tabel 3.1. Kriteria Normalized Gain

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

algoritma Not So Naϊve fase pencarian dimulai dari indeks kedua dari pola sampai indeks terakhir.. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan hasil dari

Kenapa pendidikan nasional kita kalah bersaing dengan negara-negara tetangga yang notabene dulu justru belajar di Indonesia, mengapa pendidikan nasional

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk

[r]

“Analisis Yuridis Tentang Membujuk Anak Melakukan Persetubuhan (Putusan Pengadilan Negeri Ciamis No. 128/Pid.Sus/2010/PN.CMS)” adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali

Rangka adalah bagian dari kendaraan yang berfungsi sebagai penopang bodi kendaraan, engine (mesin), power train. (pemindah tenaga), wheels (roda-roda), steering system (sistem