• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KECERDASAN EKOLOGIS SISWA DALAM MENGANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTDOOR EDUCATION (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII H SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KECERDASAN EKOLOGIS SISWA DALAM MENGANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTDOOR EDUCATION (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII H SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati)."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII H SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar magister Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh: UDI UTOMO NIM. 1308088

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII H SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati)

Oleh UDI UTOMO

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)

pada Program Studi Pendidikan IPS

©Udi Utomo 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang.

(3)

UDI UTOMO

PENINGKATAN KECERDASAN EKOLOGIS SISWA DALAM MENGANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN

LOKAL MELALUI OUTDOOR EDUCATION

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII H SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing

Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 1961101419861100

Mengetahui,

Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan IPS

(4)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengantisipasi Dampak Perubahan Lingkungan Lokal Melalui Outdoor Education (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII H SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati).

Pembimbing: Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

Penelitian ini berusaha untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para siswa terhadap kehadiran pabrik semen di kawasan pegunungan Kendeng yang berdekatan dengan kawasan sekolah. Kondisi tersebut dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran IPS. Desain pembelajaran IPS yang bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan ekologis sebagai usaha supaya siswa dapat melakukan antisipasi dampak buruk kehadiran pabrik semen. Aspek kecerdasan ekologis meliputi aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan dengan indikator dari Center for Ecoliteracy. Pembelajaran menggunakan pembelajaran luar ruangan (outdoor education). Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain dari Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Temuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menunjukkan adanya peningkatan kecerdasan ekologis pada aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan siswa SMP N 2 Kayen. Nilai rata-rata akhir tindakan aspek pengetahuan 74.6, aspek kesadaran 81.3 dan aspek keterampilan 82.5 melebihi indikator keberhasilan  70. Rekomendasi untuk pemerintah Kabupaten Pati dapat melestarikan Pegunungan Kendeng Utara.

(5)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Udi Utomo. (1308088). Improved Students Ecological Intelligence in Anticipating Environmental Change Impact Through Local Outdoor Education (Action Research in Class VII Class H SMP Negeri 2 Kayen Pati regency). Supervisor: Dr. Nana Supriatna, M.Ed.

This research tries to improve the students ecological intelligence. This research is motivated by concerns of students to the presence of a cement factory in the mountains Kendeng near by the school area. The condition was used as a source to learn social studies. Social studies instructional design that aims to improve the ecological intelligence as an effort so that students will be able to anticipate the impacts of the presence of the cement factory. Ecological intelligent aspects consists of knowledge, awareness and skills with indicators of the Center for Ecoliteracy. The studies implemented in the outdoor learning. This research used a Class Action Research (PTK) with the design of Kemmis and Mc.Taggart which consists of four stages: planning, action, observation and reflection. The results of Class Action Research (PTK) showed an increase in ecological intelligence on aspects of knowledge, awareness and skills of students of SMP N 2 Kayen. The average value at the end of the research is aspects of knowledge 74.6, 81.3 of awareness aspect and the aspect of skill is 82,5 exceeds the indicators of success which is  70. Recommendations for Pati regency government can preserve Kendeng Mountains.

(6)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definsi Operasional ... 11

F. Struktur Organisasi Tesis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kecerdasan Ekologis ... 14

B. Pembangunan Ekonomi ... 23

C. Pembelajaran IPS ... 26

D. Outdoor Education ... 33

E. Penelitian yang Relevan ... 42

F. Kerangka Pikir Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 47

1. Metode Penelitian ... 47

2. Desain Penelitian ... 48

B. Lokasi Penelitian ... 52

C. Subjek Penelitian ... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ... 53

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 58

1. Pengolahan Data ... 58

2. Analisis Data ... 59

F. Validasi Data ... 61

G. Interpretasi Data ... 62

H. Indikator Keberhasilan Penelitian ... 62

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Penelitian ... 64

(7)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 69

3. Deskripsi Pembelajaran sebelum Dilakukan Tindakan ... 70

B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan ... 74

1. Deskripsi Tindakan Siklus Satu ... 75

a. Perencanaan Siklus Satu ... 75

b. Pelaksanaan Siklus Satu ... 77

c. Observasi Siklus Satu ... 88

d. Refleksi Siklus satu ... 91

2. Deskripsi Siklus Dua ... 92

a. Perencanaan Siklus Dua ... 92

b. Tindakan Siklus Dua ... 92

c. Observasi Siklus Dua ... 97

d. Refleksi Siklus dua ... 99

3. Deskripsi Tindakan Siklus Tiga ... 99

a. Perencanaan Siklus ... 99

b. Tindakan Siklus Tiga ... 99

c. Observasi Siklus Tiga ... 106

d. Refleksi Siklus Tiga ... 107

C. Pembahasan dan Analisis Hasil Temuan Penelitian ... 107

1. Desain pembelajaran IPS ... 108

2. Implementasi pembelajaran IPS ... 114

3. Hambatan penelitian ... 117

4. Peningkatan Kecerdasan Ekologis ... 118

a. Aspek pengetahuan ... 118

b. Aspek kesadaran ... 120

c. Aspek keterampilan ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 123

(8)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 2 Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah merasa khawatir akan rencana kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara. Mereka merasa cemas debu yang ditimbulkan dari pabrik semen dapat mengganggu proses belajar mereka di sekolah. Mereka khawatir debu pabrik semen yang mereka hirup dapat menyebabkan gangguan berbagai penyakit pernafasan. Penelitian yang dilakukan Al Idrus (2014, hlm. 85-90) menyatakan penambangan batu kapur menyebabkan pencemaran udara berupa pencemaran partikel debu dan gas karbon monoksida (CO) dan meningkatnya penderita ISPA pada masyarakat Dusun Open Desa Mangkung Prayabarat. Penelitian Khairiah, dkk (2013, hlm. 1-7) menyebutkan debu pabrik semen menyebabkan masyarakat Desa Kuala Indah Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara Kuala mengalami penyakit iritasi kulit (kulit kering, bentol-bentol dan gatal), iritasi mata dan gangguan pernafasan.

Polusi debu pabrik semen dapat mengotori sekolah dan mengurangi keindahan lingkungan sekolah. Aktivitas siswa di lingkungan sekolah akan terganggu. Selain itu pabrik semen dapat menimbulkan dampak fisik terhadap ekosistem Pegunungan Kendeng Utara. Penambangan pabrik semen dapat menghilangkan sumber-sumber air dan sungai-sungai bawah permukaan yang ada di kawasan karst Pegunungan Kendeng Utara sehingga mempengaruhi suplai air untuk keperluan sehari-hari dan irigasi pertanian. Adanya potensi banjir yang sudah ada akan menjadi lebih besar dan lebih lama karena hilangnya fungsi penyerap air yang memicu meningkatnya aliran permukaan pada saat musim hujan. Hilangnya fungsi ekologis sebagai pengontrol keanekaragaman hayati di kawasan karst Pegunungan Kendeng Utara dan terjadinya perubahan bentuk lahan yang sangat cepat.

(9)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa SMP N 2 Kayen kabupaten Pati merasa khawatir dengan kehadiran pabrik semen karena letak sekolah dan tempat tinggal mereka berada di kaki bukit pegunungan Kendeng Utara. Barisan pegunungan Kendeng Utara membujur dari barat ke timur mulai dari Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Tuban. Tiga kecamatan di Kabupaten Pati yang dilalui pegunungan Kendeng yaitu Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen dan Kecamatan Tambakromo. Wilayah tiga kecamatan ini berada di sebelah selatan Kabupaten Pati. Tiga kecamatan ini sering disebut wilayah Pati Selatan.

Pegunungan Kendeng Utara berupa batuan kapur. Batuan kapur merupakan bahan utama untuk membuat semen. Perusahaan semen banyak yang ingin mengeksploitasi batu kapur pegunungan Kendeng Utara. Pemerintah Kabupaten Pati dengan argumentasi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) menawarkan kepada perusahaan semen untuk menanamkan investasi. Maka pada tanggal 8 Desember 2014 melalui SK Bupati Nomor 660.1/4767 Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Pati mengeluarkan izin lingkungan kepada PT. Indocement (http://www.patikab.go.id/). PT Indocement diberi izin untuk mendirikan pabrik semen dan menambang batuan kapur Pegunungan Kendeng Utara.

Orientasi pada pertumbuhan ekonomi menyebabkan banyak Pemerintah Daerah berlomba-lomba menawarkan izin pada perusahaan pertambangan untuk beroperasi di wilayahnya. Ardianto (2015, hlm. 36) menyatakan hampir semua Pemerintah Daerah berargumen bahwa dengan hadirnya perusahaan tambang skala besar akan mendatangkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang besar. Pendapatan ini akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan infrastruktur maupun sumber daya manusia. Selain itu, kehadiran perusahaan besar akan memberikan dampak kesejahteraan bagi kawasan di sekitar pertambangan melalui serapan tenaga

kerja maupun “kesejahteraan yang menetes” berupa kebangkitan ekonomi

(10)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ke bawah kepada si miskin melalui model pertumbuhan "tricle down" (menetes ke bawah) terbukti tidak realistik (Capra, 1998, hal. 291). Hal ini tidak aneh, karena pertambangan merupakan usaha padat modal, bukan padat karya (Ardianto, 2015, hlm. 112).

Pandangan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, akan mendorong manusia sebagai pribadi atau kelompok dalam sebuah negara untuk mengejar kesejahteraan material dengan selalu menaikkan produk nasional bruto ke tingkat yang lebih tinggi, tanpa melihat bahaya yang ditimbulkannya (Komarudin, 1985, hlm. 2). Orientasi pada pertumbuhkan ekonomi akan meningkatkan perilaku memanfaatkan lingkungan yang tanpa terkendali.

Pertumbuhan ekonomi dengan sikap hidup yang mencari kepuasan dalam mengejar harta kekayaan (materialisme) tidak sesuai dengan dunia ini, karena sikap ini tidak mengandung pembatas diri, sedangkan lingkungan (sumber daya alam) yang melandasinya sangat terbatas (Schumacher, 1987, hlm. 28). Pandangan pertumbuhan ekonomi terhadap sumber daya alam menekankan pada pemanfaatan jangka pendek. Mereka kurang banyak mempertimbangkan kebutuhan sosial dan keseimbangan alam dalam jangka panjang. Pandangan jangka pendek inilah yang acapkali mendorong semakin menjadi-jadinya eksploitasi sumberdaya alam (Komarudin, 1985, hlm. 46). Akibat paling parah dari pandangan pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus ini adalah menipisnya berbagai sumber daya alam di bumi (Capra, 1998, hlm. 292).

(11)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kaki Pegunungan Kendeng Utara. Pegunungan Kendeng Utara memiliki puluhan sumber mata air yang perennial atau airnya mengalir sepanjang tahun. Sumber mata air berasal dari sungai bawah tanah yang mengalir melalui rongga-rongga batuan kapur. Aliran sungai bawah tanah ini kemudian muncul ke permukaan di kaki perbukitan Pegunungan Kendeng Utara melalui mulut goa. Sumber mata air Pegunungan Kendeng Utara dapat mengairi ribuan hektar persawahan. Pegunungan Kendeng Utara dapat diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan petani.

Guru IPS dapat menggunakan isu-isu yang ada di sekitar lingkungan siswa menjadi sumber belajar IPS. Pembelajaran IPS memerlukan inovasi untuk mencapai tujuan tersebut diatas. Pembelajaran IPS yang menurut pandangan Scubert (dalam Supriatna, 2010, hal. 116) tidak hanya sebagai

body of knowledge to be transmitted saja melainkan pengalaman subjektif

guru dan siswa di lingkungan setempat. Menurut Pasya (file.upi.edu/Direktori) lingkungan sebagai sumber belajar menunjukkan bahwa pengajaran tidak hanya bukti-bukti yang ada di dalam buku atau berupa alat peraga saja, melainkan bukti langsung yang ada di sekitar siswa atau siswa dibawa keluar kelas dengan kunjungan lapangan (fieldtrip).

Peneliti akan mendesain pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen melalui outdoor education. Kecerdasan ekologis yang siswa miliki digunakan untuk mengantisipasi dampak dari perubahan lingkungan lokal hadirnya pabrik semen. Pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa menekankan pada aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan. Siswa memiliki pengetahuan tentang pegunungan Kendeng Utara. Siswa memiliki kesadaran akan dampak buruk dari pabrik semen dan siswa memiliki keterampilan untuk melakukan langkah antisipasi. Indikator untuk mengukur kecerdasan ekologis siswa, dengan memodifikasi lima praktek ekoliterasi dari center

of ecoliteracy (Goleman, Bennett & Barlow, 2010, hlm. 4).

(12)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini lokasinya ada di kaki perbukitan pegunungan Kendeng Utara. Siswa SMP N 2 Kayen merupakan kelompok yang akan terkena langsung dampak hadirnya pabrik semen. Siswa SMP Negeri 2 Kayen sebagai warga masyarakat yang berada di sekitar kawasan Pegunungan Kendeng Utara belum memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan antisipasi dampak buruk dari kehadiran pabrik semen. Siswa SMP Negeri 2 Kayen yang akan terkena langsung dampak buruk dari pabrik semen harus memiliki pengetahuan, menyadari dan mampu mengantisipasi dampak buruk kehadiran pabrik semen tersebut. Untuk dapat bertindak antisipatif terhadap perubahan lingkungan kehadiran pabrik semen, siswa memerlukan kecerdasan ekologis.

Kecerdasan ekologis berupa pemahaman dan penerjemahan hubungan manusia dengan seluruh unsur dan mahluk hidup lain. Kecerdasan ekologis sebagai empati yang mendalam dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, serta cara berpikir kritis terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar akibat perlakuan manusia (http://jungianwork.worpress.com/ 20110/02/10on-alchemy-c-g-jung-and-ecological-intelligence). Goleman maupun Jung memaknai kecerdasan ekologis sebagai suatu kemampuan berempati dengan alam dan mahluk hidup lainnya.

(13)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apa yang dipelajari. Siswa bersentuhan dan merasakan langsung dengan tempat-tempat yang akan rusak terkena dampak buruk pabrik semen. Pembelajaran dengan pengalaman langsung akan lebih menimbulkan kesan yang mendalam pada siswa.

Outdoor education didefinisikan sebagai proses pengalaman belajar

dengan melakukan (langsung), yang mengambil tempat terutama melalui paparan di luar ruangan dengan menekankan subjek pembelajaran pada hubungan antara orang dan sumber daya alam (Friest, 1986, hlm. 13). Definisi Friest tersebut, mengandung dua hal utama yang saling berkaitan dalam pembelajaran outdoor education yaitu pembelajaran pengalaman langsung (experiential learning) dan pendidikan lingkungan (environmental

education). Association on Experiential Education (AEE) mendefinisikan

experiential learning sebagai “proses di mana peserta didik membangun

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai melalui pengalaman langsung.” (Bunting, 2006, hlm. 4). Sedang UNESCO-UNEP (dalam Adkins & Simmons, 2002, hlm. 3) dengan mengadopsi Deklarasi Tbilisi mendefinisikan pendidikan lingkungan adalah untuk membantu individu dan masyarakat memahami sifat kompleks dari alam dan bangun lingkungan yang dihasilkan dari interaksi antara aspek biologi, fisik, sosial, ekonomi, dan budaya, dan memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap, dan keterampilan praktis untuk berpartisipasi secara bertanggung jawab dan efektif dalam mengantisipasi dan memecahkan masalah lingkungan dan dalam pengelolaan kualitas lingkungan.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa pembelajaran dengan

outdoor education terbukti efektif. Penelitian Cengelci (2013, hlm. 36-41)

(14)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasar pada latar belakang tersebut, maka penelitian tindakan

kelas ini mengambil judul “Peningkatan Kecerdasan Ekologis Siswa dalam Mengantisipasi Dampak Perubahan Lingkungan Lokal Melalui

Outdoor Education”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Indetifikasi Masalah

Pembelajaran IPS di SMP N 2 Kayen belum menggunakan media dan sumber belajar dengan isu lingkungan sekitar. Satu sisi siswa SMP N 2 Kayen belum mampu untuk mengantisipasi dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara. Peneliti mendesain pembelajaran IPS dengan menggunakan isu lingkungan tersebut sebagai sumber dan media belajar. Desain pembelajaran dengan tujuan meningkatkan kecerdasan ekologis siswa sebagai upaya membekali siswa menghadapi dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara. Ekologi dalam penelitian ini diartikan sebagai lingkungan secara umum.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, untuk mengarahkan pembahasan maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah outdoor education sebagai metode dalam

pembelajaran IPS, dapat meningkatkan kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen dalam mengantisipasi dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?” Untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, maka perumusan masalah di atas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana guru mendesain pembelajaran IPS dengan metode

outdoor education untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa

(15)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana penerapan outdoor education untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen dalam mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?

3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dan guru, ketika menerapkan metode outdoor education untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen dalam mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?

4. Bagaimana peningkatan kompetensi kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen, setelah penerapan model outdoor education dalam mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum peneliti mengharapkan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini ada upaya nyata untuk terus-menerus menjaga kelestarian lingkungan. Sumber pembelajaran IPS dengan mengambil isu-isu nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa dapat lebih bermakna bagi siswa dalam menghadapi realita kehidupan. Pembelajaran IPS dapat sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan ekologis siswa dalam menghadapi dan mengantisipasi perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen. Sedangkan untuk tujuan khusus dari penelitian ini lebih diarahkan pada:

1. Mengetahui bagaimana guru mendesain pembelajaran IPS dengan metode outdoor education untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa dalam mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?

(16)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?

3. Mengetahui bagaimana upaya mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi siswa dan guru, ketika menerapkan metode outdoor education untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen dalam mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?

4. Apakah ada peningkatan kompetensi kecerdasan ekologis siswa SMP N 2 Kayen pada aspek pengetahuan (head), kesadaran (heart) dan keterampilan (hands) setelah penerapan model outdoor education dalam mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan untuk memperkaya kajian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terkait dengan kelestarian lingkungan. Penelitian ini sebagai usaha menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan kompetensi kecerdasan ekologis siswa dengan menggunakan sumber belajar dari isu-isu yang terjadi di sekitar kehidupan nyata peserta didik. Desain pembelajaran IPS dalam penelitian ini diharapkan adanya peningkatan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan siswa untuk mengantisipasi dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara.

2. Manfaat Praktis

(17)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi siswa

Bagi siswa hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan kecerdasan ekologis yang dapat digunakan untuk mengantisipasi dampak perubahan lingkungan lokal hadirnya pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara. Setelah siswa dengan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan yang dimilikinya dapat menjadi bekal dalam kehidupan nyata menghadapi dampak pendirian pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara.

b. Bagi guru

Sebagai referensi dan alternatif dalam menggunakan isu-isu yang terjadi di sekitar kehidupan nyata peserta didik sebagai sumber belajar IPS. Tujuannya agar pembelajaran IPS dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan siswa terkait kelestarian lingkungan yang diperoleh melalui pengalaman dan refleksi pengalaman sehingga siswa diharapkan mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi sekolah untuk memberikan dorongan kepada guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajarannya. Sekolah mempunyai peran penting dalam mengembangkan guru menjadi kreatif dalam pembelajarannya. Sekolah dalam hal ini kepala sekolah dapat memfasilitasi bagi guru-guru yang berkeinginan dalam mengembangkan proses pembelajarannya. Permasalah lingkungan yang terjadi di sekitar kehidupan nyata peserta didik dapat menjadi sumber belajar. Sekolah melalui kegiatan pembelajarannya mempunyai peran penting dalam upaya pelestarian lingkungan lokal.

(18)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan manfaat dan wawasan untuk lebih mengkaji pembelajaran IPS yang berorientasi pada lingkungan. pembelajaran IPS dapat memanfaatkan sumber belajar dengan menggunakan isu-isu yang terjadi di sekitar kehidupan nyata peserta didik. Pembelajaran IPS dengan memafaatkan lingkungan sekitar siswa dapat dikolaborasikan dengan model, metode dan strategi pembelajaran yang inovatif dan dapat diterapkan dalam pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi masing- masing sekolah.

E. Definisi Operasional 1. Kecerdasan ekologis

Danile Goleman mendefinisikan kecerdasan ekologis sebagai kemampuan individu dalam memahami sistem alam sebagai tempat mahluk hidup berada serta kemampuan menggunakan kemampuan kognitif dan emosionalnya dalam berempati pada semua bentuk kehidupan (Goleman, 1998, hlm. 37-38; Goleman, Bennett & Barlow, 2010, hlm. 4). Sedang Carl G. Jung (2010) mendefinsikan kecerdasan ekologis berupa pemahaman dan penerjemahan hubungan manusia dengan seluruh unsur dan mahluk hidup lain. Kecerdasan ekologis sebagai empati yang mendalam dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, serta cara berpikir kritis terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitar akibat perlakuan manusia (http://jungianwork.worpress.com/ 20110/02/10on-alchemy-c-g-jung-and-ecological-intelligence). Goleman maupun Jung memaknai kecerdasan ekologis sebagai suatu kemampuan berempati dengan alam dan mahluk hidup lainnya.

2. Pembelajaran IPS

Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di tingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi

(19)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

persekolahan di beberapa negara termasuk di Indonesia. Pada konteks penelitian ini, pembelajaran IPS lebih diartikan kepada suatu proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, mengenai dinamika aktivitas manusia berserta interaksinya sebagai subjek sekaligus objek PIPS, dengan bahan pilihan yang diseleksi dan diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, hukum dan ilmu sosial lainnya dengan tujuan adanya perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap yang diperoleh melalui pengalaman dan refleksi

pengalaman sehingga siswa diharapkan mampu

mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Outdoor Educatios

Pembelajaran luar ruangan (outdoor education), pembelajaran yang dapat mengkaitan pengalaman langsung (experiential learning) dan pendidikan lingkungan (environmental education). Proses belajar mengajar yang mengandung pola pemikiran dan dituangkan ke dalam enam point yaitu pembelajaran adalah pengalaman langsung, berlangsung di luar ruangan, menggunakan seluruh indera (penglihatan, suara, rasa, sentuhan, bau dan intuisi), melibatkan tiga aspek belajar (kognitif, afektif dan psikomotorik), materi interdisipliner dan melibatkan hubungan dengan alam (Priest, 1986, hal. 13-14)..

F. Struktur Organisasi Tesis

Sesuai Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang diterbitkan Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014, penulisan karya ilmiah terdiri dari lima bab.

(20)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB II merupakan kajian pustaka yang meliputi konsep kecerdasan ekologis, ruang lingkup pembelajaran IPS, pengertian outdoor

education, penelitian yang relevan dan kerangka penelitian.

BAB III merupakan metodologi penelitian yang berisi desain penelitian dan metode penelitian, subjek dan tempat penelitian, pengumpulan data (jenis data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data) serta analisis data.

BAB IV merupakan temuan dan pembahasan. Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

(21)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Peneliti melihat kehadiran pabrik semen dapat menyebabkan dampak buruk bagi siswa SMP N 2 Kayen Kabupaten Pati. Peneliti berencana mendesain pembelajaran yang mampu memberi siswa SMP N 2 Kayen kemampuan mengantisipasi dari dampak buruk kehadiran pabrik semen. Siswa SMP N 2 Kayen harus memiliki kecerdasan ekologis untuk dapat melakukan antisipasi dampak buruk kehadiran pabrik semen. Desain pembelajaran yang dapat memberi kompetensi kecerdasan ekologis siswa meliputi aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan.

Penelitian untuk meningkatkan kecerdasan ekologis siswa agar dapat melakukan antisipasi dari dampak buruk kehadiran pabrik semen di pegunungan Kendeng akan dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Ebbutt (dalam Wiriaatmaja, 2012, hlm. 12) penelitian dengan metode penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Peneliti dalam melakukan penelitiannya berkolaborasi dengan guru mitra. Guru mitra berfungsi sebagai observer selama peneliti melakukan kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Hasil dari observasi guru mitra akan dijadikan bahan diskusi untuk mengevaluasi tindakan peneliti. Hasil evaluasi dijadikan masukan bagi peneliti untuk melakukan perbaikan pada tindakan berikutnya.

(22)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersepakat sumber belajar IPS dapat diambil atau bersumber dari isu-isu yang terjadi di sekitar kehidupan peserta didik. Pembelajaran IPS yang mengambil sumber belajar dari kehidupan sekitar lingkungan perserta didik akan bermanfaat bagi peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata.

Peneliti dan guru mitra bersepakat menggunakan metode

outdoor education sebagai cara untuk meningkatkan kecerdasan

ekologis siswa. Metode outdoor education dengan jenis kunjungan lapangan atau fieldtrip. Fieldtrip ini untuk mengamati secara langsung lokasi yang akan terkena dampak buruk kehadiran pabrik semen seperti sumber mata air dan goa. Metode outdoor education merupakan pembelajaran dengan menggunakan eksperimental learning yaitu pembelajaran dimana siswa merasakan langsung apa yang sedang dipelajari. Penelitian tindakan kelas ini, untuk mengkaji peningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan peserta didik untuk dapat mengantisipasi terhadap kehadiran pabrik semen di pegunungan Kendeng Utara.

2. Desain Penelitian

(23)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Model spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmaja, 2012, hlm. 66)

Penjelasan yang peneliti lakukan dalam tahapan-tahapan model spiral Kemmis dan Mc Taggart (2012), sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan (plan)

[image:23.596.266.360.30.398.2]
(24)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada perencanaan siklus satu, peneliti dan guru mitra mengidentifikasi untuk merencanakan desain pembelajaran dari hasil pengamatan pra penelitian. Pada siklus I ini, peneliti dan guru mitra bersepakat untuk memfokuskan mengukur pada aspek pengetahuan. Peneliti dan guru mitra merencanakan pembuatan silabus, RPP, instrument tes untuk mengukur pengetahuan siswa dan lembar pengamatan guru mitra. Pada Siklus satu ini, terdiri dari empat tindakan. Perencanaan Tindakan satu Siklus satu berdasar hasil pengamatan pra tindakan. Perencanaan Tindakan dua Siklus satu berdasar evaluasi Tindakan satu. Perencanaan Tindakan tiga Siklus satu berdasar evaluasi Tindakan dua. Perencanaan Tindakan empat Siklus satu berdasar evaluasi Tindakan tiga.

Pada Siklus tiga, peneliti dan guru mitra merencanakan pembuatan silabus, RPP, instrumen wawancara untuk mengukur pengetahuan siswa dan lembar pengamatan guru mitra. Peneliti dan guru mitra bersepakat Siklus dua untuk memfokuskan pada aspek kesadaran. Pengukuran untuk aspek kesadaran menggunakan instrumen wawancara. Siklus dua terdiri dari tiga tindakan. Perencanaan Tindakan satu Siklus tiga berdasar hasil pengamatan pra tindakan. Perencanaan Tindakan dua Siklus dua berdasar evaluasi Tindakan satu. Perencanaan Tindakan tiga Siklus dua berdasar evaluasi Tindakan dua.

(25)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasar evaluasi Tindakan satu. Perencanaan Tindakan tiga Siklus tiga berdasar evaluasi Tindakan dua.

b. Tahap pelaksanaan (action)

Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran seperti yang telah direncanakan dengan guru mitra. Guru mitra mengamati pembelajaran yang peneliti lakukan. Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tiga Siklus. Siklus satu dengan empat tindakan dengan dua tindakan pembelajaran di dalam kelas dengan metode diskusi dan dua tindakan dengan fieldtrip. Pelaksanaan Siklus dua dengan tiga tindakan dalam kelas dengan metode diskusi. Pelaksanaan Siklus tiga dengan tiga tindakan, dua dalam kelas dengan metode diskusi dan satu tindakan dengan fieldtrip. c. Tahap pengamatan (observe)

Tahap pengamatan berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pada tahap pengamatan, guru mitra Bpk. H melakukan pengamatan terbuka. Guru mitra mengamati semua kejadian yang berlangsung selama tahap pelaksanaan. Guru mengamati jalannya pembelajaran berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat. Guru mitra mengamati perubahan yang terjadi berdasarkan rencana yang dibuat dan dampaknya terhadap proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Data yang dikumpulkan berupa data hasil tes pengetahuan, hasil wawancara, pengamatan dan catatan lapangan serta dokumentasi kegiatan guru dan siswa. d. Tahap refleksi (reflect)

(26)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bantuan guru senior lainnya selain guru mitra dalam membantu peneliti agar lebih tajam melakukan refleksi dan evaluasi.

Proses refleksi ini mempunyai peran penting untuk menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Refleksi yang tajam dan terpercaya merupakan suatu masukan yang berharga untuk menentukan langkah tindakan pada siklus selanjutnya.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati. SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati yang

mempunayai visi “Unggul Dalam Prestasi, Santun dalam Perilaku” ini

terletak 14 KM di sebelah selatan Kota Pati. Letaknya di pinggir jalan utama antara Kabupaten Pati-Kabupaten Purwodadi. SMP Negeri 2 Kayen memiliki jumlah guru 44 orang terdiri dari guru PNS 39 orang dan guru tidak tetap empat orang dengan tingkat pendidikan S1 sebanyak 41 orang dan S2 sebanyak tiga orang. Tenaga tata usaha sebanyak lima orang, tukang kebun dua orang dan penjaga malam dua orang.

Jumlah siswa SMP Negeri 2 Kayen Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 703 anak dengan jumlah rombongan belajar 24 kelas. Siswa laki-laki sebanyak 388 anak dan siswa perempuan 315 anak. Asal tempat tinggal siswa SMP Negeri 2 Kayen dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Kayen, Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Gabus. Kecamatan-kecematan tersebut kecuali Kecamatan Gabus terletak berbatasan langsung atau berada di kaki pegunungan Kendeng. Siswa SMP Negeri 2 Kayen bahkan ada yang tempat tinggalnya di desa yang letaknya di perbukitan pegunungan Kendeng seperti desa Beketel dan desa Gadudero.

(27)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dasar dan menengah. Pekerjaan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen terbanyak sebagai petani yaitu sebesar 66.9 %. Kecamatan Kayen dan sekitarnya masih memiliki lahan persawahan yang luas. Petani dapat menanami sawahnya dua kali setahun dengan irigasi persawahan yang baik. Pendapatan orang tua siswa SMP Negeri 2 Kayen terbanyak masih berpenghasilan di bawah Rp. 1.000.000,- dan hanya sebesar 3.8 % yang berpenghasilan di atas Rp. 1.000.000,-.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memilih kelas VII H. Jumlah siswa kelas VII sebanyak 24 orang dengan jumlah siswa perempuan 10 anak dan jumlah anak laki-laki sebanyak 14 anak. Siswa SMP N 2 Kayen secara umum merata kemampuannya. Pemilihan kelas VII H sebagai subjek dalam penelitian ini, karena, pertama, alasan banyak dari siswa Kelas VII H SMP Negeri 2 Kayen bertempat tinggal di desa-desa yang berada di dekat atau di kaki pegunungan Kendeng. Kelompok masyarakat Kecamatan Kayen yang akan terkena langsung dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen. Kedua alasan teknis yaitu hanya kelas VII H yang jadwal pembelajarannya pada jam pertama (jam 07.00-08.00). Sedang kelas VII A

– VIII G jadwal jam pelajaran IPS pada jam terakhir (11.40-12.50). Peneliti memilih waktu pada jam pelajaran pagi hari karena berkaitan dengan pembelajaran yang akan dilakukan di luar ruangan kelas (outdoor). Peneliti mempertimbangkan kalau pembelajaran di luar ruangan sudah pada jam siang hari dikhawatirkan anak-anak merasakan kepanasan yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan seperti dehadrasi atau pingsan. Berdasar pertimbangan-pertimbangan tersebut peneliti memilih kelas VII H sebagai subjek dalam penelitian tindakan kelas ini.

(28)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data adalah hal yang sangat penting dalam penelitian karena tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dokumentasi, wawancara dan lembar kerja kelompok. Untuk memperjelas pemetaan teknik dan instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini, dijelaskan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1. Teknik dan instrumen pengumpulan data

Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen

Pengetahuan (Head) Tes Uraian Lembar Kerja Siswa Observasi Catatan lapangan Kesadaran (Hearth)

Observasi Lembar observasi Observasi Catatan Lapangan Wawancara Pedoman wawancara Keterampilan (Hand) Observasi Lembar observasi

Observasi Catatan lapangan

Instrumen dan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, dijelaskan secara lebih terpernci sebagai berikut: 1. Observasi

Observasi adalah instrumen dalam teknik pengumpulan data, dimana peneliti lebih banyak menggunakan salah satu panca inderanya yaitu indra penglihatan. Sedangkan menurut Marshall sebagaimana dikutip Sugiyono (2010, hlm. 64) bahwa “throught observation, the researcher learn about behavior and he meaning

[image:28.596.148.507.249.368.2]
(29)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tes

Tes merupakan metode pengumpulan data dengan jalan memberikan tes kepada responden sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. Tes semacam ini dinamakan tes prestasi atau achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terkait aspek pengetahuan. Tes ini akan diberikan pada Siklus satu.

3. Wawancara

Wawancara sebagaimana yang dipaparkan Denzin (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 117) merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dilakukan untuk mencari keterangan terkait data yang diperlukan peneliti untuk mendukung penelitiannya. Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada siswa untuk mengumpulkan data-data mengenai sikap siswa terhadap antisipasi dampak buruk kehadiran pabrik semen. Selain itu, dalam mengukur aspek kesadaran, peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mengetahui gambaran umum penguasaan sikap siswa mengenai kecerdasan ekologis. 4. Lembar Kerja Siswa

(30)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen-instrumen pengumpulan data diatas, dikembangkan dengan berpedoman pada indikator-indikator pencapaian aspek pengetahuan, kesadaran dan keterampilan kompetensi kecerdasan ekologis dalam mengantisipasi dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen, yang dikaitkan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Indikator dengan memodifikasi dari lima praktek untuk meningkatkan kecerdasan ecologis dari Center for Ecoliteracy. Secara lebih terperinci keterkaitan dan pengembangan indikator-indikator tersebut, disajikan dalam tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penelitian

Tujuan Aspek Variabel Sub variabel Indikator Ketercapaian Teknik pengumpu lan data Peningkatan kecerdasan ekologis siswa Pengetahuan (Head) 1. Mengemban gkan empati untuk semua bentuk kehidupan.

1. Manusia bagian dari komunitas mahluk hidup yang lebih luas . 2. Mengubah

mindset manusia bagian terpisah dan superior dari alam menjadi bagian dari alam

1.Siswa mengetahui sumberdaya yang dapat diperbarui dan yang tidak dapat diperbarui di daerah Kabupaten Pati.

2.Siswa mengetahui karakteristik geomorfologi pegunungan karst (kapur) di daerah Kabupaten Pati. 3.Siswa mengetahui

karakteristik hidrologis pegunungan karst (kapur) di daerah Kabupaten Pati. 4.Siswa mengetahui

keunikan (keanekaragaman hayati) karst di daerah Kabupaten Pati.

5.Siswa mengetahui manfaat sumber mata air dan fauna karst di

pegunungan Kendeng bagi pertanian di daerah Kabupaten Pati.

(31)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesadaran (Hearth) 2. Memahami bagaimana alam menopang kehidupan

Alam telah mempertahankan kehidupan selama ribuan tahun. Tiga prinsip belajar dari alam: a) Organisme saling berhubungan dan saling

bergantung; b) Organisme anggota sistem bersarang didalam sistem lainnya dari tingkat mikro ke makro; C) tidak

menyalahgunakan sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup dan hanya mengambil yang dibutuhkan.

1.Siswa menyadari untuk berhemat air karena

penambangan pabrik semen akan mengeringkan sumber mata air di Pegunungan Kendeng Utara. 2.Siswa menyadari

akan bahaya banjir karena

penambangan pabrik semen akan menghilangkan daerah resapan di Pegunungan Kendeng Utara. 3.Siswa menyadari

untuk tidak membuang sampah produk kemasan di sumber mata air karena dapat mengakibatkan banjir di Pegunungan Kendeng Utara. 4.Siswa menyadari

wabah hama pertanian seperti tikus, serangga akibat

terganggunya habitat hewan goa seperti kelelawar, ular karena rusaknya ekositem mereka oleh pertambangan di pabrik semen Pegunungan Kendeng Utara. 5.Siswa menyadari

untuk membiasakan memakai masker guna

mengantisipasi pencemaran debu dari pabrik semen. 6.Siswa menyadari

tidak melakukan vandalisme di dinding goa karena

wawancara

3. Membuat yang tidak kelihatan terlihat

(32)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat merusak ekosistem goa di Pegunungan Kendeng Utara. 7.Siswa menyadari

untuk menanam pohon guna mengurangi gas karbon dari pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara. Keterampilan (Hand) 4. Merangkul keberlanjuta n sebagai praktik komunitas 1.Komunitas sebagai cara untuk untuk hidup berkelanjutan. 2.Hidup tidak

dalam isolasi, hidup berkelanjutan menjunjung tinggi kepentingan bersama dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi manusia dan mahluk hidup lainnya.

1.Siswa melakukan penghematan pemakaian air. 2. Siswa melakukan

untuk

membiasakan diri menggunakan masker untuk menghindari debu pertambangan pabrik semen. 3.Siswa melakukan

kebersihkan dengan

mengumpulkan/me munguti sampah di sumber mata air Goa Wareh. 4.Siswa melakukan

penghijauan dengan menanam tanaman di lereng pegunungan Kendeng. 5.Siswa melakukan

kebersihan dengan menghapus vandalisme corat-coret di dinding goa Wareh. 6.Siswa melakukan

dengan

membiarkan saja kelelawar yang ada di goa.

observasi

5. Mengantisip asi

konsekuensi yang tidak diinginkan

1.Memprediksi implikasi yang ditimbulkan dari tindakan dan menciptakan strategi untuk menanggulangi. 2.Karena kemungkinan tidak dapat memprediksi semua efek dari tindakan maka dapat

menggunakan strategi „prinsip kehati-hatian‟.

(33)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengolahan data yang peneliti lakukan setelah data terkumpul adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang nantinya akan menghasilkan data deskriptif. Caranya dengan menganalisis lembar observasi, lembar jurnal, wawancara, dokumentasi dan diskusi balikan yang kemudian dideskripsikan. Sedangkan untuk hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa yang diarahkan pada keterampilan proses digunakan rentang daya capai terhadap pencapaian indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sedangkan data hasil lembar kerja kelompok siswa diolah menggunakan penskoran berdasarkan rubrik yang sudah dibuat.

Selanjutnya data kualitatif yang didapatkan dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, jurnal dan diskusi balikan pengolahannya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Mereduksi data mentah yang telah terkumpul. Dalam tahap ini peneliti melakukan pemilahan dan mengklasifikasikannya berdasarkan aspek-aspek masalah yang dihadapi, kemudian dirangkum supaya dapat lebih mudah dipahami.

b. Kodifikasi data yang telah direduksi dalam hal ini peneliti memberikan kode tertentu berdasarkan jenis data dan sumbernya. c. Kategorisasi data, dilakukan pada data yang telah diberikan kode

untuk dianalisis lebih lanjut dengan dipilah berdasarkan kategori yang diperlukan.

d. Pengambilan keputusan dan verifikasi. Kegiatan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data. Tahap ini memberi arti yang signifikan terhadap hasil analisis data dengan menjelaskan pola urutan-urutan dan mencari hubungan selama penelitian.

2. Analisis Data

(34)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tantangan. Sementara itu menurut Moleong (2007, hlm. 190) proses analisis data adalah dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Analisis data dalam PTK dilakukan terus menerus sejak tahap orientasi lapangan (pra penelitian), pada saat pelaksanaan penelitian, sampai akhir penelitian. Menurut Wiriaatmadja (2012, hlm.139-140), analisis data dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu: kode atau mengkoding, membuat catatan pinggir, membuat catatan reflektif dan pembuatan matriks.

Proses analisis data dalam PTK ini diawali dengan menelaah seluruh data yang sudah terkumpul dari berbagai sumber, lalu data tersebut direduksi dengan cara membuat abstraksi yaitu dengan merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai, disimpulkan, dan terakhir diperiksa keabsahannya. Kegiatan akhir dilakukan dengan cara melakukan validasi data.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah rinciannya:

a. Data hasil observasi dan catatan lapangan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif deskriptif berupa triangulasi. Triangulasi berdasarkan tiga sudut pandang yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti dan sudut pandang observer sebagai mitra peneliti. Sudut pandang guru sebagai peneliti melalui catatan lapangan dan lembar pengamatan sikap serta sudut pandang mitra peneliti melalui lembar observasi.

(35)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan perhitungan statistik sederhana yaitu dengan cara sebagai berikut :

1) Penskoran hasil tes pengetahuan kecerdasan ekologis. Kategori nilai pengetahuan siswa yang digunakan yaitu: a). Skor < 70 = kurang,

b). Skor 70 – 79 = cukup, c). Skor 80 – 89 = baik, dan d). Skor 90 – 100 = sangat baik 2)Menghitung rata-rata nilai:

Menurut Sudjana (2004, hlm. 109) untuk mengukur nilai rata-rata hasil pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan : X : Nilai rata-rata kelas ∑N : Jumlah nilai total kelas n : Jumlah siswa

3)Menghitung presentase daya serap siswa

Keterangan: DS = Daya serap

ΣN = Jumlah nilai total kelas n = Jumlah siswa

Ni = Nilai Ideal = 100

Dengan kriteria daya serap sebagai berikut:

Tabel 3.3 Persentase Daya Serap

(36)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 2 3 4 5

0 - 39 % 40 - 59 % 60 - 74 % 75 - 84 % 85 - 100 %

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

F. Validasi Data

Bentuk-bentuk validasi data dalam penelitian tindakan kelas menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168-171) terdiri dari “member check, triangulasi, saturasi, eksplanasi saingan (kasus negatif), audit trail,

expert opinion, dan key resepondents review”. sebagai berikut:

1. Member check, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan

atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan.

2. Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti

dengan cara membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain, yakni guru dan siswa. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi ini dilakukan reflektif kolaboratif antara guru mitra dan peneliti. Disamping itu juga dilakukan kegiatan wawancara dengan siswa yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran pengalaman langsung pada tempat-tempat yang akan terkena dampak buruk pabrik semen. Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam catatan lapangan.

3. Expert opion, yakni mengecek kesahihan hasil temuan peneliti dengan

pakar dibidangnya. Pembimbing akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian, dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang peneliti kemukakan.

(37)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti menginterpretasikan data hasil temuan-temuan penelitian berdasarkan kerangka teoritis yang telah dipilih dengan mengacu kepada norma-norma praktis yang disepakati. Peneliti melakukan interpretasi data terhadap koleksi data didasarkan pada teori-teori yang relevan yang menggambarkan proses pembelajaran yang baik. Dari hasil interpretasi ini diharapkan dapat memperoleh makna sebagai bahan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.

H. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan ini adalah acuan yang digunakan peneliti untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan. Keberhasilan suatu tindakan diperoleh jika terdapat perubahan nilai yang lebih baik dibandingkan tindakan sebelumnya. Terkait dengan itu, maka indikator keberhasilan penelitian adalah:

1. Membanding tingkat keberhasilan pada setiap tindakan setiap Siklus dengan refleksi awal timbulnya permasalahan sebelum diberikan tindakan. Dikatakan berhasil apabila:

a. Siswa menguasai aspek pengetahuan kecerdasan ekologis dalam menghadapi perubahan lingkungan lokal pendirian pabrik semen. b. Siswa memiliki aspek kesadaran dampak buruk kehadiran pabrik

semen di pegunungan Kendeng Utara.

c. Siswa melakukan tindakan untuk mengantisipasi dampak perubahan lingkungan lokal kehadiran pabrik semen.

2. Indikator keberhasilan ditentukan kriteria oleh peneliti sebagai berikut: a. Nilai kompetensi kecerdasan ekologis siswa  70.

(38)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Dengan mengamati dan menganalisis hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang “Peningkatan Kecerdasan Ekologis Siswa dalam Mengantisipasi Dampak Perubahan Lingkungan Lokal Melalui Outdoor

Education” yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Desain pembelajaran IPS, dalam merancang desain pembelajaran dimulai dengan menentukan tujuan pembelajarannya. Setelah tujuan pembelajaran sudah ditetapkan maka langkah selanjutnya menyusun rencana pembelajaran yang akan dilakukan. Mulai dari menentukan materi dengan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai siswa. KD diturunkan menjadi indikator-indikator untuk mengukur keberhasilan pembelajaran. Setelah itu menentukan metode yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah terakhir melakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

(39)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sumber mata air Ndodo dan sumber mata air Goa Wareh. Tahap terakhir melakukan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa dengan instrumen tes untuk aspek pengetahuan, aspek kesadaran dengan instrumen angket (skala sikap) dan wawancara dan aspek keterampilan dengan pengamatan (observasi).

3. Kendala-kendala selama pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan ekologis dengan outdoor education. Beberapa kendala yang dialami peneliti antara lain: hambatan pada waktu yang hanya dua bulan. Untuk dapat melihat hasil bagaimana peningkatan kecerdasan ekologis yang sudah dimiliki siswa memerlukan pengamatan dengan waktu yang khusus. Misalnya membiasakan dalam menggunakan masker, tidak dapat hanya mengamati dalam waktu singkat. Selain itu, pembelajaran dengan fieldtrip yang memerlukan durasi waktu lebih lama mengganggu pembelajaran lainnya. Selain itu, hambatan lainnya adalah hambatan teknis antara lain: a. Untuk mencapai lokasi dengan jalan yang desa yang sempit dan berbatu, b. Bus yang tidak tepat waktu, c. Pembelajaran dengan waktu durasi yang lebih lama membutuhkan negosiasi dengan guru mata pelajaran lain, d. Meyakinkan orang tua akan keselamatan putra-putrinya. e. Meyakinkan kepala sekolah pembelajaran luar ruangan tidak menggangu pembelajaran mata pelajaran yang lain.

(40)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

udara berupa debu yang ditimbulkan dari pabrik semen, dan 5) penambangan batuan kapur dapat merusak goa sebagai tempat tinggal kelelawar.

Kecerdasan ekologis siswa ada peningkatan pada aspek kesadaran dari setiap tindakan. Peningkatan aspek kesadaran kecerdasan ekologis dari tindakan satu ke tindakan kedua sebesar 9.01 % dan dari tindakan kedua ke tindakan ketiga sebesar 8.4 %. Sementara itu peningkatan aspek kesadaran kecerdasan ekologis secara keseluruhan dari awal tindakan sampai akhir tindakan sebesar 17.41 %. Indikator peningkatan aspek kesadaran tersebut terlihat siswa memiliki kesadaran: 1) mulai menghemat air untuk mengantisipasi mengeringnya sumber mata air, 2) dapat terjadi banjir akibat hilangnya fungsi Pegunungan Kendeng Utara sebagai daerah resapan, 3) tidak mengotori sumber mata air Goa Wareh, 4) tidak merusak goa yang dapat mengancam habitat kelelawar, 5) membiasakan memakai masker guna menghindari debu pabrik semen, 6) tidak melakukan coretan di dinding Goa Wareh, 7) menanam bibit pohon di lereng Pegunungan Kendeng Utara guna mengurangi gas karbon dan debu pabrik semen.

(41)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa; pembelajaran IPS setelah memanfaatkan isu-isu sekitar sekitar lungkungan sebagai media dan sumber belajar, dapat secara efektif meningkatkan kecerdasan ekologis pada kelas VII H di SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten. Sehingga siswa memiliki pengetahuan dampak kehadiran pabrik semen, memiliki kesadaran langkah antisipasi dampak kehadiran pabrik semen dan dan memeliki keterampilan mengantisipasi kehadiran pabrik semen.

B. Rekomendasi

Dari hasil penelitian ini, peneliti memberi rekomendasi sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik

a. Peserta didik memiliki pengetahuan tentang Pegunungan Kendeng Utara yang dapat digunakan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lokal dampak kehadiran pabrik semen.

b. Peserta didik menyadari dari dampak hadirnya pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara.

c. Peserta didik dapat melakukan langkah antisipasi dampak kehadiran pabrik semen.

2. Bagi guru dan sekolah

a. Guru IPS dapat mengembangkan pembelajarannya dengan menggunakan isu-isu lokal sekitar kehidupan siswa sebagai sumber belajar IPS.

b. Sekolah dapat memberi dukungan pada guru-guru yang inovatif dalam mengembangkan pembelajarannya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat meneliti pada tempat dan kasus yang berbeda sesuai dengan kondisi yang ada di sekitar lingkungan sekolah dan siswa.

b. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan indikator peningkatan kecerdasan ekologis dengan sumber belajar yang berbeda.

(42)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pemerintah Daerah dapat lebih selektif untuk memberi izin bagi perusahaan penambangan yang akan menanamkan investasi di wilayahnya. Kajian dampak lingkungan dan sosial masyarakat harus lebih diperhatikan dengan seksama sebelum memberikan ijin lingkungan.

(43)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adkins, C. & Simmons, B. (2002). Outdoor, Experiential, and Environmental

Education: Converging or Diverging Approaches?. ERIC Clearinghouse on

Rural Education and Small Schools Charleston WV.

Ahmad, A. (2011). Rahasia Ekosistem Hutan Bukit Kapur. Surabaya: Brilian Internasional.

Amos, A. (2008). Kesadaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anindita, A.D. (2006). Alamku Tak Seramah Dulu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ardianto, H.T. (2015a). Mengapa Saya Tidak Percaya Argumen Semen dan Bersikap Menolak Semen di Rembang. Dalam Dwicipta & Hendra, T.M. (editor), #Rembang Melawan Membongkar Fantasi Pertambangan Semen

di Pegunungan Kendeng. Yogyakarta: Literasi Press.

Ardianto, H.T. (2015b). Mitos Kesejahteraan Melalui Pertambangan. Dalam Dwicipta & Hendra, T.M. (editor), #Rembang Melawan Membongkar

Fantasi Pertambangan Semen di Pegunungan Kendeng. Yogyakarta:

Literasi Press.

Arikunto, S., Suhardjono & Supardi. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Atmaja, E.D & Budi D. (2013) Biodiversitas Kast Gunungsewu Gunungkidul Yogyakarta Observasi Keanekaragaman Hayati Karst Gunungsewu. Dalam Sudarmadji, dkk (Editor), Seri Bungai Rampai Ekologi Lingkungan

Kawasan Karst Indonesia Menjaga Asa Kelestarian Kawasan Karst Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.

Banks, J.A. & Clegg, A.A. (1995). Teaching strategies for the Social Studies,

inquiry, valuing, and decision making (fourth edition). New York:

Longman.

Bunting, C.J. (2006). Interdisciplinary Teaching Through Outdoor Education. IL: Champaign.

Capra, F. (2002). Jaring-Jaring Kehidupan Visi Baru Epistemologi dan

Kehidupan. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.

Capra, F. (1998). Titik Balik Peradaban Sains, Masyarakat dan Kebangkitan

(44)

Udi Utomo, 2015

PENINGKATAN KECERD ASAN EKOLOGIS SISWA D ALAM MENGANTISIPASI D AMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN LOKAL MELALUI OUTD OOR ED UCATION

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.u

Gambar

Gambar 3.1 Model spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmaja, 2012, hlm. 66)
Tabel 3.1. Teknik dan instrumen pengumpulan data

Referensi

Dokumen terkait

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar , hlm.. mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasinya. Pelaksanaan pendidikan karakter di

berlangsung dan Pelaksanaan PBM yang diselenggaran oleh guru. Hasil observasi guru terhadap aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan

Pada hari ini rABU Tanggal Dua Puluh Empat Bulan April Tahun Dua Ribu Tiga Belas, bertempat di Portal SPSE (IP Public : 118.97.255.62) Kabupaten Bone Bolango, kami yang bertanda

Ada beberapa komponen utama pada mesin penyuwir daging, yaitu motor listrik yang merupakan sumber penggerak dari mesin penyuwir tersebut, poros penyuwir untuk

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui efektivitas senam zumba terhadap penurunan berat badan di Fitness Story Suhat.. 1.5

Terima kasih juga saya ucapkan kepada Kelompok Muara Baimbai terutama kepada Bang Tris selaku ketua dan Ibu Jumiati selaku manajer unit wisata yang mengizinkan saya untuk

Aplikasi sensor pada sistem telemetri multitone adalah sistem pendukung dari sistem yang lebih besar yaitu sistem telemetri multitone yang merupakan alat ukur dengan tiga sinyal

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai bentuk pelatihan untuk menerapkan teori yang