• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PERKARA MELALUI E- COURT DI PENGADILAN AGAMA TANJUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PERKARA MELALUI E- COURT DI PENGADILAN AGAMA TANJUNG"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

133 EFEKTIVITAS PENYELESAIAN PERKARA MELALUI E- COURT

DI PENGADILAN AGAMA TANJUNG Haji Rifqah

Abstract:

This research is about the effectiveness of resolving cases via e-court at the Tanjung Religious Court. This research aims to reveal the effectiveness of implementing e-court in resolving legal cases at the Tanjung Religious Court, from the time the case is registered to the decision. This research uses a qualitative descriptive method by analyzing secondary data obtained from the Tanjung Religious Court, such as statistics on cases resolved via e-court, and the case resolution process from case registration to decision and factors that influence case resolution via e-court. The results of this research are that the implementation of e-court at the Tanjung Religious Court has been running well and effectively in accordance with PERMA No. 7 of 2022 concerning Amendments to Supreme Court Regulation Number 1 of 2019 concerning Electronic Administration of cases and trials in Court, starting from e-filling, e- SKUM, e-phyment, e-summons and e- litigation. E-court effectiveness factors include: 1. Legal factors, 2.

Parties who form and apply the law, 3. Facilities or facilities factors in e-court.4. Community Factors, and 5. Cultural Factors. The effectiveness of e-courts can be further optimized by increasing socialization of the use of e-courts for the public, legal practitioners, academics and students, in order to create more optimal e-courts in implementation.

Keywords: Effectiveness, e-court, Religious Courts A. Pendahuluan

Masyarakat dunia telah mengalami perubahan yang sangat signifikan, hal ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi dibidang informatika yang sangat pesat. Kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang teknologi informasi ini mempengaruhi dinamika interaksi sosial. Menurut teori sistem sosial Talcott Parsons, masyarakat merupakan sistem yang terbuka, yang terlibat dalam setiap proses perubahan sosial dan lingkungannya, sehingga terjadi pertukaran-

Penulis adalah Dosen Tetap STAI Rakha Amuntai Prodi Hukum Keluarga Islam (HKI). email : rifqahanshari@gmail.com.

(2)

133

pertukaran dengan subsistem-subsistem dalam suatu sistem besar.1 Artinya teknologi informasi sebagai subsistem dalam sebuah Negara, mempengaruhi subsistem masyarakat dari sebuah Negara itu.

Seperti di Indonesia telah terjadi dinamika interaksi sosial yang begitu meningkat frekuensinya, sebagai salah satu dampak dari perkembangan teknologi informasi, yang juga memberi dampak positif bagi tata perilaku sosial maupun tata kelola peradilan kita, yang menginginkan adanya profesionalisme (prilaku yang menguasai bidangnya masing-masing), transaparansi ( perilaku tidak ada lagi yang ditutup-tutupi), akuntabel (perilaku setiap dan tindakannya harus terukur) dan efektif serta efisien (perilaku cepat dan tanggap) terutama dalam menggunakan computerized system.2

Pengadilan Agama di bawah Mahkamah Agung merupakan salah satu lembaga kekuasaan kehakiman yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan dibidang hukum kepada masyarakat yang mencari keadilan. Prinsip yang harus dipegang oleh lembaga peradilan adalah membuat proses persidangan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. Persidangan yang sederhana, cepat dan biaya ringan adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh semua lembaga peradilan yang diatur dalam ketentuan pasal 2 ayat (4) UU Tentang Kekuasaan kehakiman Nomor 48 Tahun 2009.

Lembaga peradilan saat ini dihadapkan pada banyaknya permasalahan yakni banyaknya kasus yang masuk ke peradilan yang menyebabkan ketidakmampuan mengatasi jumlah perkara yang terus bertambah, birokrasi yang rumit dan berbelit-belit, proses peradilan yang panjang, ditambah lagi kurangnya petugas yang melayani, sehingga tidak seimbang dengan masyarakat yang berperkara, dan hal-hal yang lain, maka e-court muncul sebagai pilihan yang sangat mengembirakan. Konsep e-court atau peradilan secara elektronik ini telah menjadi hal sangat pas dan tepat untuk dijalankan, karena

1 Hartono Hadikusumo (alih bahasa), Talcott parsons dan pemikirannya, Yogyakarta : PT Tiara Wacana, hlm.185.

2 Supandi, “Masa Depan Sistem Peradilan Modern Di Indonesia”, Seminar nasional Mahkamah kehormatan Dewan DPR RI 21 Maret 2018, https://www.dpr.go.id, Diakses 21 Oktober 2023.

(3)

135 diharapkan mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses peradilan.

E-court merupakan lompatan besar dalam keseluruhan upaya besar melakukan perubahan administrasi di pengadilan. Sistem e- court Mahkamah Agung memungkinkan penggugat melakukan permohonan atau gugatan Perdata/Perdata Agama/TUN di seluruh Indonesia secara elektronik tanpa perlu datang langsung ke gedung pengadilan. Pembayaran juga jadi makin ringkas, karena sistem e- payment memungkinkan pembayaran dilakukan dari bank yang dipilih dengan saluran pembayaran elektronik apapun, seperti misalnya internet banking, sms banking, transfer ATM, bersama mitra pembayaran yang dimiliki pengadilan tersebut.3

Pengadilan Agama Tanjung, sebagai bagian integral dari sistem peradilan Indonesia, juga telah berupaya untuk mengadopsi teknologi e-court ini, guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelesaian perkara. Sistem e-court di Pengadilan Agama Tanjung dirancang untuk mempermudah proses peradilan, meminimalkan biaya, dan meningkatkan aksesibilitas bagi para pihak yang terlibat dalam perkara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap efektivitas dari penerapan e- court dalam penyelesaian perkara hukum di Pengadilan Agama Tanjung, mulai dari perkara tersebut didaftarkan lewat e-court sampai pada putusan secara e- court. Peneliti akan menganalisis aspek-aspek kunci, seperti seberapa banyak masyarakat yang sudah memakai e-court dengan mengadakan perbandingan dengan yang tidak memakai e-court dalam beracara di Pengadilan Agama Tanjung dan faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan e-court.

Dengan memahami efektivitas e-court, peneliti berharap penelitian ini akan memberikan wawasan yang berharga bagi pengambil keputusan dalam sistem peradilan, pengacara, pihak berperkara, dan masyarakat umum. Penelitian ini juga diharapkan dapat mendukung perkembangan dan perbaikan sistem e- court agar dapat lebih efisien, efektif, dan adil dalam menyelesaikan perkara

3 Deriktoral Jenderal Badan Peradilan Umum, “Mahkamah Agung RI meresmikan aplikasi E- Court”, http://www.pembaruanperadilan.net, diakses 18 Oktober 2023.

(4)

133

hukum.

Hipotesis Utama dalam penelitian ini yaitu bisa jadi terdapat perbedaan yang signifikan dalam efektivitas penyelesaian perkara melalui e-court dibandingkan dengan penyelesaian konvensional di Pengadilan Agama Tanjung.

Sedangkan hipotesis Pendukung: Pertama, e-court mampu mempercepat waktu penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Tanjung. Kedua, e-court dapat mengurangi biaya yang terkait dengan penyelesaian perkara di Pengadilan Agama Tanjung. Ketiga, e-court membantu dalam meningkatkan aksesibilitas dan keadilan dalam sistem peradilan agama.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menganalisis data sekunder yang diperoleh dari Pengadilan Agama Tanjung, seperti statistik perkara yang diselesaikan melalui e-court dan konvensional, proses penyelesain e-court mulai dari pendaftaran perkara sampai putusan dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan e-court.

C. Tinjauan Pustaka

E-court adalah sebuah instrument pengadilan sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat dalam hal pendaftaran perkara secara online, taksiran panjar biaya secara elektronik, pembayaran biaya secara online, pemanggilan secara online dan persidangan secara online, dan mengirim dokumen persidangan (Replik, Duplik, Kesimpulan, dan Jawaban) secara online. Aplikasi e-court mampu meningkatkan pelayanan dalam fungsinya menerima pendaftaran secara online, dimana masyarakat akan menghemat waktu dan biaya saat melakukan pendaftaran perkara.5

Sebelum melakukan pendaftaran, syarat wajib yang harus dilakukan harus memiliki akun aplikasi e-court, dengan membuka

website e-court Mahkamah Agung di

https://ecourtmahkamahagung go.id, dan menekan tombol Register Pengguna Terdaftar. Dalam pendaftaran Pengguna Terdaftar harus memasukkan alamat email yang valid, karena aktivasi akun akan dikirimkan melalui email yang didaftarkan yang nantinya akan menjadi alamat domisili elektronik

(5)

137 5 Mahkamah Agung Republik Indonesia, Buku Panduan E- Court Mahkamah Agung 2019 “The Electronic Justice System, Jakarta: Mahkamah Agung RI, 2019, h.8

pengguna terdaftar. Apabila pendaftaran berhasil pengguna terdaftar akan mendapatkan email user dan password yang telah dibuatnya dan dapat digunakan untuk login pada aplikasi e- court.6

Berbicara mengenai pelaksanaan e-Court sendiri, di dalam sidang elektronik dikenal beberapa istilah dalam e-court, yaitu :7

e-Filing (Pendaftaran Perkara Online di Pengadilan)

e-Filing atau pendaftaran perkara secara online dilakukan setelah terdaftar sebagai pengguna atau memiliki akun pada aplikasi e-Court dengan memilih Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, atau Pengadilan TUN yang sudah aktif melakukan pelayanan e-Court. Semua berkas pendaftaran dikirim secara elektronik melalui aplikasi e-Court Makamah Agung Republik Indonesia (MARI).

e-SKUM (Taksiran Panjar Biaya)

Dengan melakukan pendaftaran perkara online melalui e- Court, pendaftar akan secara otomatis mendapatkan taksiran panjar biaya (e-SKUM) dan nomor pembayaran (virtual account) yang dapat dibayarkan melalui saluran elektronik (multi channel) yang tersedia. Dalam pendaftaran perkara, pengguna terdaftar akan langsung mendapatkan SKUM yang degenerate secara elektronik oleh aplikasi e-Court dan dalam proses generate tersebut sudah akan dihitung berdasarkan komponen biaya apa saja yang telah ditetapkan dan dikonfigurasi oleh pengadilan.

e-Payment (Pembayaran Panjar Biaya Perkara Online)

Aplikasi e-Payment dapat digunakan untuk melakukan pembayaran terhadap panjar biaya perkara yang ditetapkan melalui aplikasi e-SKUM sebagai tindak lanjut pendaftaran secara elektronik.

e- Summons (Pemanggilan Para Pihak secara online) 6 Ibid, h.9

(6)

133

7 Ibid, h. 7-8

Untuk panggilan elektronik dilakukan kepada pihak penggugat yang melakukan pendaftaran secara elektronik dan memiliki bukti bertulis, sedangkan tergugat panggilan pertama dilakukan melalui jurusita pengadilan dan dapat dilakukan panggilan secara elektronik dengan menyatakan persetujuan secara tertulis untuk dipanggil secara elektronik, serta kuasa hukum wajib memiliki persetujuan secara tertulis dari prinsipal untuk beracara secara elektronik .

e-litigasi

e-litigasi merupakan sebuah sistem dimana proses administrasi persidangan dapat dilakukan secara elektronik.

Meliputi pertukaran dokumen persidangan yakni jawaban, replik, duplik, dan kesimpulan dapat dilakukan secara elektronik.

Persidangan secara elektronik ini mengacu pada Perma Nomor 1 Tahun 2019. e-litigasi merupakan bagian dari e-court.

Adapun teori efektivitas yang relevan kaitannya dengan efektivitas penyelesaian perkara melalui e-court di Pengadilan Agama, yaitu :

Teori Efisiensi Proses Hukum (Efficiency Theory): Teori ini berfokus pada penggunaan teknologi e-court dan prosedur elektronik dalam e- court untuk mempercepat proses peradilan.

Efektivitas e-court dalam konteks teori ini diukur dengan seberapa efisien sistem e-court dalam menyelesaikan perkara, mengurangi waktu tunggu, dan menghindari hambatan administrative.

Teori Akses Keadilan (Access to Justice Theory): Efektivitas e- court juga dapat diukur melalui sejauh mana teknologi e-court memberikan akses yang lebih luas dan adil kepada sistem peradilan. Hal ini termasuk memastikan bahwa semua individu, termasuk mereka yang tidak mampu secara finansial atau memiliki keterbatasan fisik, dapat dengan mudah mengakses pengadilan elektronik.

Teori Pengelolaan Informasi (Information Management Theory): Dalam pengadilan elektronik, efektivitas dapat diukur dengan kemampuan sistem untuk mengelola dan menyimpan informasi dengan aman dan efisien. Ini termasuk penyimpanan

(7)

139 data perkara, manajemen dokumen elektronik, dan akses yang aman untuk pihak yang berwenang.

Teori Transparansi (Transparency Theory): Efektivitas e-court juga berhubungan dengan sejauh mana sistem tersebut mendorong transparansi dalam proses peradilan. Transparansi dapat mencakup publikasi dokumen perkara secara online, pengumuman putusan, dan akses publik ke informasi hokum.

Teori Keamanan Data (Data Security Theory): Efektivitas e- court juga melibatkan keamanan data. Sistem e-court harus dapat melindungi data pribadi dan informasi penting secara efektif untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem tersebut.

Teori Kemudahan Penggunaan (Usability Theory): Efektivitas e- court juga terkait dengan kemudahan penggunaan sistem.

Pengguna, termasuk hakim, pengacara, dan masyarakat umum, harus dapat dengan mudah mengakses dan berinteraksi dengan sistem e-court.

Teori Penghematan Biaya (Cost Savings Theory): Pengadilan elektronik juga dapat diukur berdasarkan kemampuannya untuk menghemat biaya dalam peradilan, seperti pengurangan biaya cetak, pengiriman, dan penyimpanan fisik dokumen.

Menurut Soejono Soekanto, ada 5 faktor yang mempengaruhi dalam efektivitas penegakan hukum, yaitu :8

Faktor hukum

8 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, dalam buku Wirhanuddin, Mediasi Perspektif Hukum Islam, Semarang: Fatawa Publishing, 2014.

Faktor hukum disini adalah peraturan-perundangan. Suatu peraturan perundang-undangan dikatakan baik, apabila dapat berlaku secara yuridis, sosiologis, dan fisolofis, (unsur kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan).

Faktor penegakan hukum, (pihak-pihak yang membentuk dan yang menerapkan hukum).

Penegakan hukum mencakup segala elemen-elemen yang secara langsung atau tidak langsung berkecimpung dibidang penegakan hukum, mereka adalah yang mempunyai peranan yang

(8)

133

sangat menentukan. keberhasilan usaha penegakan hukum dalam masyarakat, seperti jaksa, hakim, polisi, pengacara dan lain-lain.

Faktor fasilitas atau sarana yang mendukung penegakan hukum.

Sarana atau fasilitas sangatlah menentukan dalam penegakan hukum, tanpa fasilitas atau sarana yang memadai, penegakan hukum tidak akan baik dalam menjalankan peranannya.

Faktor masyarakat, (lingkungan dimana hukum itu berlaku atau diterapkan).

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses penegak hukum adalah kesadaran masyarakat terhadap hukum, maka akan semakin memungkinkan penegakan hukum yang baik, sebaliknya jika sangat rendah tingkat kesadaran hukum masyarakat, maka akan semakin sukar untuk melaksanakan penegakan hukum.

Faktor kebudayaan.

Merupakan hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan prakarsa di dalam pergaulan hidup, yang dimaksud disini yakni kebudayaan yang ada di Tanjung dalam menyikapi adanya e- court.

Aspek efektivitas suatu program dapat dilihat dari beberapa aspek,

yaitu :9

Aspek tugas atau fungsi, yaitu program dikatakan efektif jika melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program e- court akan efektif jika tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik oleh lembaga peradilan.

Aspek rencana atau program, yang dimaksud disini adalah kesesuaian rencana atau program. Maka jika seluruh rencana dari e- court dapat dilaksanakan dengan baik, maka rencana atau progarm e- court tersebut dapat dinyatakan efektif.

Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya.

(9)

141 Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program dikatakan efektif dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai. e-court dapat dikatakan efektif jika berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Hasil dan Pembahasan

Efektivitas penyelesaian perkara melalui e-court dari proses awal pendaftaran sampai putusan di Pengadilan Agama Tanjung, dapat dijabarkan sebagai berikut :10

Efektivitas e-court dalam proses e-filling di Pengadilan Agama Tanjung berjalan dengan efektif dan baik, melalui pojok e- court bagi pengguna terdaftar bisa langsung mendaftrakan perkaranya melalui e-court, sedangkan untuk pengguna lain (tidak terdaftar) atau

9 Muasaroh, “Aspek-aspek efektivitas”, https://idtesis.com/, di akses 28 oktober 2023

10 Hasil wawancara dengan Bapak H.Anshari Saleh (Panitera Pengadilan Agama Tanjung) 19 Oktober 2023

masyarakat yang tidak terdaftar, bisa meminta bantuan dimeja pojok e-court untuk pembuatan akun e-courtnya.

Perbandingan perkara yang mendaftar di aplikasi e-court adalah 30.80% masyarakat menggunakan e-court dan 69,20 % masih mendaftar secara manual. Di bawah ini perbedaan pendaftaran perkara biasa dan e-court pada tahun 2023 dari bulan Januari- Oktober, yaitu :

NO

BULAN JUMLAH PERKARA YANG DITERIMA

PERKARA E-COURT PERKARA BIASA

1 JANUARI 65 9 56

2 FEBRUARI 43 13 20

(10)

133

3 MARET 83 30 53 4 APRIL 20 11 9

5 MEI 57 10 47

6 JUNI 83 11 72 7 JULI 60 28 32 8 Agustus 55 20 35

9 September 41 24 17

10 Oktober 29 9 20

Jumlah 536 165 371

Sumber : Data PA Tanjung Jam-Okt thn 2023

E-SKUM di Pengadilan Agama Tanjung berjalan sangat efektif dan lancar, semua pengguna e-court bisa menghitung sendiri biaya panjar yang akan dibayarkan sesuai radius dimana tempat tinggal para pihak, sehingga memudahkan bagi para pihak untuk mengetahui besaran biaya panjar yang akan mereka bayar untuk perkara yang mereka ajukan. Sedangkan yang manual dihitungkan melalui meja pendaftaran atau meja informasi oleh petugas Pengadilan Agama Tanjung.

Aplikasi e-Court menyediakan fitur penghitungan biaya panjar secara otomatis dan mengeluarkan e-SKUM. E-SKUM adalah surat kuasa untuk membayar berisi taksiran biaya panjar yang dihasilkan secara elektronik melalui Aplikasi e- Court. Melalui e-SKUM, Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain dapat menghitung sendiri panjar biaya perkara sebagai bentuk transparansi peradilan karena mereka sendiri yang menghitung biaya perkara sekaligus efisiensi proses perkara. Panjar biaya perkara merupakan uang panjar dari biaya proses penyelesaian perkara, dimana biaya proses penyelesaian perkara adalah biaya yang dipergunakan untuk proses penyelesaian perkara di pengadilan Agama.11

E-payment di Pengadilan Agama Tanjung, digunakan oleh para pihak yang mendaftar melalui e-court melakukan pembayaran melalui virtual account yang ada di e-court setelah mendapat kisaran panjar dari e-SKUM.. Untuk e-payment juga berjalan dengan efektif dan sangat baik tidak ada kendala sama sekali, para pihak langsung melakukan pembayaran melalui bank

(11)

143 yang mereka pilih. Di Pengadilan Agama Tanjung bagi para pihak yang hanya membawa uang cas, maka dibantu pembayarannya melalui BRI link Koperasi Saraba Kawa PA Tanjung, sehingga para pihak tidak perlu harus ke Bank atau ATM untuk membayar biaya panjar perkara.

Pembayaran dalam e-court, Mahkamah Agung telah bekerja sama dengan bank-bank pemerintah dalam rangka mempermudah manajemen pembayaran biaya perkara. Bank-bank tersebut yakni

11 Angel Firstia Kresna, “Membayar Panjar Biaya Perkara

Semudah Update Status”,

https://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id, diakses 23 Oktober 2023

BRI, BTN, Bank Mandiri, BNI dan BSI. Bank-bank tersebut menyediakan virtual account sebagai sarana pembayaran kepada Pengadilan tempat mendaftar perkara. Dengan adanya virtual account tersebut akan memudahkan dalam pembayaran biaya perkara, cukup transfer melalui internet banking di ponsel.

Melalui fitur e-Payment, Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain tidak perlu datang ke pengadilan dan bertemu dengan aparatur pengadilan untuk membayar panjar biaya perkara.

Pembayaran panjar biaya perkara dapat dilakukan melalui bank manapun dengan metode ternyaman bagi para pihak yaitu mesin edc, atm maupun teller bahkan melalui gadget di tangan mereka dengan cara mobile banking, sms banking ataupun internet banking.12

Pendaftar perkara dengan menggunakan metode manual harus datang ke Pengadilan untuk mendaftar perkara dan meminta taksiran panjar biaya perkara ke petugas yang dituangkan dalam Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) kemudian pergi ke bank mitra pengadilan tersebut untuk membayar sesuai SKUM. Setelah itu kembali lagi ke Pengadilan dengan membawa bukti pembayaran bank untuk mendapatkan nomor perkara. Hal ini semakin memberatkan apabila pihaknya dan peradilan berada di kota yang berbeda.

(12)

133

Dengan adanya e-court terutama fitur e-SKUM dan e- Payment, Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain cukup menggunakan gadgetnya untuk melakukan hal-hal diatas dengan tahapan:13

Memperoleh taksiran panjar biaya perkara (e-SKUM) yang disertai kode Akun Virtual saluran pembayaran elektronik. Akun virtual adalah nomor identifikasi Pengguna Terdaftar

12 Ibid 13 Ibid

dan Pengguna Lain yang dibuka oleh Bank atas permintaan Pengadilan untuk selanjutnya diberikan kepada Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain sebagai nomor rekening tujuan penerimaan;

Melakukan pembayaran sesuai dengan taksiran panjar biaya perkara (e-SKUM);

Menunggu konfirmasi otomatis dari sistem, melakukan pengecekan pembayaran secara otomatis atau konfirmasi pembayaran secara manual dengan mengisi formulir yang disediakan oleh Aplikasi e-Court;

Setelah mendapatkan konfirmasi dari sistem, Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain akan mendapatkan Nomor Perkara setelah diregister dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara;

Pengadilan kemudian akan mengidentifikasi setoran biaya untuk perkara tersebut berdasarkan rekening virtual yang menjadi tujuan pembayaran yang teridentifikasi sebagai milik Pengguna Terdaftar dan Pengguna Lain.

E-Summons yaitu pemanggilan penggungat/pemohon melalui email yang telah mereka daftarkan saat mendaftar perkara melalui e- court. Sedangkan untuk tergugat/termohon dipanggil melalui surat pos. e-Summons berjalan kurang baik jika terdapat kendala ketika melakukan e-summons yaitu apabila email pihak penggugat/pemohon tidak aktif, maka panggilan kemungkinan tidak terbaca atau tidak sampai. Sedangkan kendala untuk pengiriman surat panggilan melalui pos alamat tergugat dan termohon adalah jika alamat tidak lengkap atau kurang jelas, maka

(13)

145 panggilan akan dikembalikan ke Pengadilan Agama. Selama ini ada beberapa panggilan yang dikembalikan ke Pengadilan agama Tanjung. Maka pada saat sidang pertama penggungat/pemohon harus memberikan alamat yang baru dan yang lebih jelas kepada majelis Hakim untuk dipanggil ulang.

Dengan menyelenggarakan acara secara elektronik, biaya yang dikeluarkan akan berkurang. Panggilan pengadilan para pihak akan dikirimkan ke domisili elektronik, yaitu alamat elektronik (email) yang terdaftar, sehingga pemanggilan tersebut tidak dikenakan biaya apapun. Bagi masyarakat yang tinggalnya jauh dari lokasi pengadilan, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk masuk ke pengadilan. Dengan melakukan persidangan secara elektronik, biaya perjalanan ke lokasi persidangan menjadi berkurang. Hal ini didasarkan pada asas-asas yang dianut dalam penanganan perkara di pengadilan, yaitu asas kecepatan, kemudahan, dan biaya ringan.

Dalam e-summons memakai asas panggilan dan pemberitahuan elektronik harus secara patut, asas ini mencakup dua aspek, yaitu : pertama, panggilan elektronik dikirim secara langsung ke domisili elektronik para pihak ; kedua, waktu pengiriman elektronik tidak boleh kurang dari tiga hari sebelum acara persidangan dimulai dan tidak termasuk hari libur. Dan asas panggilan dan pemberitahuan elektronik haruslah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari pihak pemohon/penggugat prinsipal.14

14 Nor Hasanuddin,“Implementasi Panggilan dan Pemberitahuan secara Elektronik (E- SUMMONS) pada Pengadilan Agama” https://badilag.mahkamahagung.go.id/, di akses 23 Oktober 2023

Untuk proses e-litigasi juga berjalan dengan baik, para pihak mengajukan jawaban, replik, duplik dan bukti tertulis dan kesimpulan para pihak serta putusan pengadilan, yang kemudian diuplude ke system informasi di e-court. Sehingga para pihak tidak perlu bersidang ke pengadilan, kecuali pada saat mediasi dan pembuktian para pihak. Adanya e-litigasi ini sangat membantu dan memberikan kemudahan bagi para pihak yang berperkara

(14)

133

secara online atau e-court, karena sangat menghemat waktu bagi yang memiliki kesibukan, sehingga tidak perlu selalu hadir langsung ke Pengadilan, cukup hanya menguplude di aplikasi e- court tahapan-tahapan persidangannya.

Setelah menerima dokumen elektronik yang dikirimkan oleh para pihak, Majelis Hakim memeriksa dokumen tersebut melalui e- court. Dokumen elektronik yang belum diverifikasi oleh Majelis Hakim, tidak dapat dilihat oleh pihak lawan. Setelah majelis Hakim selesai memeriksa dokumen tersebut, maka Majelis Hakim langsung memverifikasi dokumen tersebut melalui menu yang tersedia di e- court. Panitera pengganti wajib mencatat semua aktifitas persidangan secara elektronik pada Berita Acara Sidang elektronik.15

Data-data yang sudah diuplude diaplikasi e-court akan tersimpan dengan baik di dalam server milik Mahkamah Agung, dan tersimpan dalam system informasi penelusuran perkara (SIPP) yang terintegrasi dengan aplikasi e-court tersebut. Aplikasi e-court memungkinkan terjadinya interaksi antar pihak dengan Majelis Hakim dalam hal pemeriksaan perkara yang terbuka dapat dilihat oleh semua pihak yang berperkara. Aplikasi e-court juga terhubung

15 Rio Satria ,“Persidangan secara Elektronik (E-

LITIGASI) di Pengadilan Agama”,

https://badilag.mahkamahagung.go.id/, diakses 23 Oktober 2023 dengan aplikasi direktori putusan milik Mahkamah Agung.

Aplikasi ini merupakan kompilasi putusan-putusan dari seluruh pengadilan di empat lingkungan peradilan yang dapat diakses oleh siapapun. Hal ini sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas dari Mahkamah Agung, utamanya dalam hal putusannya.

Efektivitas penyelesaian perkara melalui e-court (pengadilan elektronik) di Pengadilan Agama Tanjung, memiliki subjek yang kompleks sesuai dengan teori efektivitas yang berlaku, dalam konteks ini dapat mencakup berbagai aspek teori, yaitu :16

Teori Efisiensi Proses Hukum (Efficiency Theory)

(15)

147 Efektivitas e-court dalam konteks teori ini diukur dengan seberapa efisien sistem e-court dalam menyelesaikan perkara, mengurangi waktu tunggu, dan menghindari hambatan administratif. Maka dalam hal ini di Pengadilan Agama Tanjung dengan adanya e- court ini penyelesaian perkara menjadi sangat efisien artinya pencapaian hasil yang baik walaupun belum terlalu maksimal, karena belum banyak masyarakat memakai system e- court. dan e-court juga berjalan efektif karena memberikan pengaruh yang besar, dan memberi akibat yang signifikan akan aktivitas lembaga peradilan, khususnya Pengadilan Agama Tanjung. sistem e-court mengurangi waktu yang lama dan panjang dan menghindari hambatan adminstrasi yang berbelit- belit dan panjang.

Teori Akses Keadilan (Access to Justice Theory):

Berdasarkan teori ini, maka Pengadilan Agama Tanjung telah memberikan akses yang luas dan adil terhadap sistem peradilan.

Setiap

16 Hasil wawancara dengan Panitera Pengadilan Agama Tanjung, Loc Cit

masyarakat berhak mengakses e-court, tanpa terkecuali bagi masyarakat yang tidak mampu sekalipun, mereka dapat menggunakan bantuan prodio jika ingin dibebaskan dari biaya perkara. Sedangkan bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik atau disabilitas, maka bisa dibantu oleh orang lain atau petugas meja e-court jika ingin mengakses aplikasi e-court.

Teori Pengelolaan Informasi (Information Management Theory):

Sejauh ini sistem e-court sudah menjamin keamanan data yang masuk keaplikasi e-court. Dokumen e-court tidak akan bocor kepada pihak yang tidak berkepentingan, selain Hakim yang menangani perkara, e-court aman untuk dipakai bagi para pihak yang berperkara.

Teori Transparansi (Transparency Theory):

Efektivitas e-court sudah mendorong transparansi dalam proses peradilan, transparansi dapat mencakup publikasi dokumen

(16)

133

perkara secara online, pengumuman putusan, dan akses publik ke informasi hukum. Berdasarkan teori ini aplikasi e-court sudah sangat memberikan tranparansi kepada para pihak yang berperkara, yang mencakup publikasi dokumen perkara secara online, pengumuman putusan dan memberikan akses yang baik terhadap publik akan informasi khususnya e-court.

Teori Keamanan Data (Data Security Theory)

Efektivitas e-court juga melibatkan keamanan data. Sistem e- court harus dapat melindungi data pribadi dan informasi penting secara efektif untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem tersebut. Sejak e-court dipakai dan digunakan di Pengadilan Tanjung, maka system e-court sudah menjamin dan menjaga dengan baik data pribadi dan informasi penting secara efektif.

Teori Kemudahan Penggunaan (Usability Theory)

Para Hakim, pengacara maupun masyarakat umum selama ini sangat mudah untuk mengaplikasikan e-court, bagi yang belum faham dalam mengaplikasikannya, maka akan diberi arahan dan petunjuk oleh petugas e-court dalam menggunakannya.

Teori Penghematan Biaya (Cost Savings Theory)

Pengadilan elektronik juga dapat diukur berdasarkan kemampuannya untuk menghemat biaya dalam peradilan, seperti pengurangan biaya cetak, pengiriman, dan penyimpanan fisik dokumen. Dengan menggunakan e-court maka sangat jauh menghemat biaya perkara, mulai dari pendaftaran, biaya pemanggilan para pihak yang berperkara, pengurangan biaya pakai dan cetak kertas dan menghemat ruang untuk menghemat penyimpanan fisik dokumen.

Ada 5 faktor yang mempengaruhi efektivitas e-court di Pengadilan Agama Tanjung, yaitu :17

Faktor hukum

Dari segi hukum, peraturan e-court dapat dilihat secara yuridis, sosiologis, dan fisolofis. Faktor yuridis mencakup aspek hukum yang mendukung atau mengatur pengadilan elektronik.

Secara sosiologis, yakni penerimaan masyarakat terhadap e- court/pengadilan elektronik. Dalam hal ini masyarakat Tanjung

(17)

149 dan para pihak yang terlibat dalam proses hukum memberikan respons yang baik akan pengadilan elektronik. Adapun secara sosiologis, maka pengadilan elektronik memiliki dampak sosial yang signifikan. Ini termasuk potensi perubahan dalam interaksi sosial, akses ke hukum, dan inklusi sosial. Adapun secara filosofis yakni mengandung nilai dan prinsip yang mendasari

17 Ibid

sistem hukum dan peradilan. Ini melibatkan pertimbangan filosofis tentang hak asasi manusia, keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan legitimasi dalam konteks pengadilan elektronik.

Faktor pihak-pihak yang membentuk dan yang menerapkan hukum Faktor ini meliputi :

Mahkamah Agung : merupakan pembuat peraturan Mahkamah Agung (PERMA) tentang pelaksaan e-court.

Merupakan pihak yang membentuk peraturan e-court dan yang menjalankannya.

Advokat dan Praktisi Hukum: Advokat dan praktisi hukum harus mengikuti perkembangan teknologi dan memahami cara beroperasi di lingkungan e-court. Mereka perlu menguasai keterampilan teknologi yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam pengadilan elektronik.

Masyarakat: Penerimaan masyarakat terhadap e-court sangat penting. Masyarakat harus memahami cara mengakses sistem e- court, hak-hak mereka, dan manfaat yang ditawarkan. Pendidikan publik dan literasi hukum adalah faktor penting dalam kesuksesan e- court.

Faktor fasilitas atau sarana yang mendukung penegakan hukum dalam e- court.

Berikut adalah beberapa fasilitas atau sarana yang penting untuk mendukung sistem e-court:

Infrastruktur Teknologi ; Infrastruktur teknologi yang dipakai di Pengadilan Agama Tanjung sudah bagus dan merupakan kunci dalam mendukung e-court, yakni mencakup perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk menjalankan sistem e- court dengan lancar.

(18)

133

Akses Internet yang Cepat ; Untuk memfasilitasi penggunaan e- court, Pengadilan Agama Tanjung menggunakan akses internet indosat yang cepat dan stabil. Hal ini penting agar para pihak yang terlibat dalam kasus hukum dapat mengakses sistem e-court dengan lancar dan mengirimkan atau menerima dokumen secara online.

Peralatan Audio dan Video ; Sistem e-court melibatkan persidangan virtual menggunakan konferensi video. Oleh karena itu, di Pengadilan Agama Tanjung memiliki fasilitas audio dan video yang baik, termasuk peralatan kamera, mikrofon, dan layar.

Keamanan Informasi ; Keamanan informasi adalah faktor kunci dalam sistem e-court. Fasilitas di Pengadilan Agama Tanjung sudah memiliki teknologi keamanan yang melindungi data hukum dan informasi pribadi, serta prosedur pengamanan yang ketat untuk melindungi sistem e-court dari ancaman siber.

Sistem Manajemen Kasus ; Di Pengadilan Agama Tanjung memiliki sistem manajemen kasus yakni perangkat lunak yang mendukung pengarsipan, pencarian, dan manajemen dokumen kasus. Hal ini membantu dalam melacak perkembangan kasus hukum, mengakses dokumen dengan cepat, dan memudahkan administrasi.

Tanda Tangan Elektronik/TTE ; Di Pengadilan Agama Tanjung juga memiliki tanda tangan elektronik/TTE, yaitu tanda tangan digital, karena hal ini menjadi faktor penting dalam e-court. Ini memungkinkan dokumen elektronik untuk memiliki status hukum yang sama dengan dokumen fisik yang ditandatangani secara tradisional.

Dukungan Teknis ; Dukungan teknis yang andal di Pengadilan Agama Tanjung sudah tersedia untuk membantu pengguna jika terjadi masalah dalam penggunaan sistem e-court.

Pelatihan ; Pelatihan yang baik sudah dilakukan untuk para petugas e-court melalui Bintek, agar mereka dapat menguasai e- court dengan efektif. Ini mencakup pelatihan untuk para hakim, kepaniteraan, dan petugas pengadilan yang terlibat dalam e-court.

Faktor Masyarakat

(19)

151 Peran masyarakat dalam sistem e-court sangat penting, karena sistem ini dapat memengaruhi dan memanfaatkan masyarakat dalam berbagai cara. Berikut adalah beberapa faktor peran masyarakat dalam e-court:

Akses Informasi ; e-court dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi hukum dan peradilan. Masyarakat dapat dengan mudah mengakses dokumen-dokumen pengadilan, putusan hukum, dan informasi terkait hukum melalui portal online atau database e- court.

Partisipasi Publik ; e-court dapat memungkinkan partisipasi publik dalam proses peradilan, yakni mengikuti persidangan secara online.

Kesadaran Hukum ; e-court dapat meningkatkan kesadaran hukum di kalangan masyarakat. Dengan lebih mudahnya akses ke informasi hukum, masyarakat dapat memahami lebih baik hak dan kewajiban mereka, serta lebih sadar akan proses peradilan.

Aksesibilitas Peradilan ; e-court dapat meningkatkan aksesibilitas peradilan bagi masyarakat yang mungkin menghadapi hambatan fisik atau geografis. Ini termasuk masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki mobilitas terbatas.

Pemberdayaan Masyarakat ; Dengan akses yang lebih mudah ke sistem hukum dan informasi hukum di Pengadilan Agama Tanjung, sehingga masyarakat dapat merasa lebih diberdayakan dalam melindungi hak mereka, mengikuti proses hukum, dan berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan.

Pendidikan Hukum ; Sistem e-court dapat menjadi alat pendidikan hukum yang efektif bagi masyarakat. Masyarakat dapat memanfaatkan informasi hukum yang tersedia di e-court untuk memahami peraturan dan prosedur hukum.

Pengawasan Hukum ; Masyarakat dapat memainkan peran dalam pengawasan hukum dengan mengawasi proses peradilan dan memastikan bahwa hukum diterapkan dengan adil dan transparan. Mereka dapat memberikan masukan, melaporkan pelanggaran, atau mengkritik proses peradilan jika diperlukan.

Partisipasi dalam Penyelesaian Sengketa ; Sistem e-court dapat mendukung alternatif penyelesaian sengketa, di mana

(20)

133

masyarakat dapat berpartisipasi dalam penyelesaian sengketa mereka melalui platform online tanpa perlu menghadiri pengadilan fisik.

Faktor Budaya

Faktor kebudayaan dapat memengaruhi pelaksanaan e-court dalam berbagai cara. Kebudayaan mencakup norma, nilai, keyakinan, serta cara berinteraksi dan berkomunikasi di dalam suatu masyarakat. Dalam konteks e-court, beberapa faktor kebudayaan yang relevan meliputi:

Penerimaan Teknologi ; Faktor kebudayaan dapat memengaruhi tingkat penerimaan teknologi. Beberapa masyarakat mungkin lebih terbuka terhadap teknologi baru dan inovasi, sementara yang lain mungkin lebih skeptis atau enggan menerima perubahan.

Komunikasi dan Bahasa ; Kebudayaan mencakup berbagai bahasa, norma komunikasi, dan cara berinteraksi. Dalam sistem e- court, penting untuk mempertimbangkan keragaman bahasa dan budaya masyarakat yang menggunakan sistem ini. Yakni melibatkan dukungan multi-bahasa dalam sistem e-court dan penyesuaian komunikasi agar sesuai dengan norma budaya setempat. Mungkin kedepannya bisa dipertimbangkan untuk dimasukkan.

Norma Keamanan dan Privasi ; Faktor kebudayaan juga dapat memengaruhi pandangan tentang keamanan dan privasi dalam penggunaan sistem e-court. Beberapa budaya mungkin lebih berfokus pada privasi individu, sementara yang lain mungkin lebih terbuka terhadap berbagi informasi secara terbuka.

Persepsi Keadilan dan Etika ; Norma dan nilai-nilai budaya dapat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang keadilan, etika, dan proses hukum. Sistem e-court harus mempertimbangkan keragaman nilai-nilai budaya dalam menentukan kebijakan dan praktik yang mendukung keadilan dan etika yang dapat diterima oleh berbagai kelompok masyarakat.

Keterbukaan dan Transparansi ; Budaya juga dapat memengaruhi tingkat keterbukaan dan transparansi yang diharapkan dari proses peradilan. Beberapa budaya mungkin lebih

(21)

153 terbuka terhadap pengungkapan informasi secara terbuka, sementara yang lain mungkin lebih berorientasi pada kerahasiaan.

Partisipasi Masyarakat ; Budaya dapat memengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam proses peradilan dan pengawasan hukum. Sistem e-court harus memungkinkan partisipasi yang sesuai dengan budaya setempat dan memahami harapan partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan hukum.

Hambatan Budaya ; Faktor kebudayaan juga dapat menjadi hambatan bagi implementasi e-court. Di Tanjung secara Budaya masyarakat sangat menghargai adanya kemajuan teknologi, sehingga perubahan proses hukum yang semula tradisional dan kehadiran fisik kepada pengadilan secara online dapat diterima dengan baik.

Efektivitas e-court di Pengadilan Agama Tanjung juga dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :18

Aspek tugas atau fungsi, yaitu secara tugas dan fungsi Pengadilan Agama Tanjung sudah menjalankan fungsinya menjalankan e-court dengan baik dan efektif walaupun belum optimal, seperti terlihat dari presentasi jumlah perkara e-court dan biasa.

Aspek rencana atau program, maka dalam hal ini Pengadilan Agama Tanjung sudah memakai e-court sesuai dengan rencana atau program yang ada dengan baik dan lancar.

Aspek ketentuan peraturan, Pengadilan Agama Tanjung sudah menjalankan e-court sesuai dengan fungsi dan aturan dari PERMA e-court.

Ada beberapa manfaat dari penggunaan layanan e-court dalam pengajuan gugatan ke pengadilan Agama, antar lain yaitu:

(1) penghematan ruangan secara fisik atau space savings ; (2) penghematan waktu atau time savings; (3) peningkatan akses terhadap dokumen kepada para pihak dan juga publik (increased document access to parties and the public); (4) penghematan biaya jangka panjang, seperti percetakan, pengiriman, dan biaya lainnya (long-term money savings); dan (5) peningkatan hasil kerja secara keseluruhan (improved work product).19

(22)

133

18 Muasaroh, “Aspek-aspek efektivitas”, loc cit

19 William Khoswan, “Penerapan e-Court di Indonesia”, https://kumparan.com/, diakses tgl 21 Oktober 2023.

Ketua Pengadilan Agama Tanjung Bapak Abdullah, memberikan tanggapan tentang Efektifitas penyelesaian perkara melalui e-court di Pengadilan Agama Tanjung, sebagai berikut, yaitu:20

“E-court merupakan terobosan dari Mahkamah Agung dalam mengembangkan peradilan secara elektronik. E-court mampu menjawab dan mengimbangi dinamika masyarakat yang kini hidup bergantung kepada sistem digital. Nafas buatan atau oksigen kedua bagi masyarakat saat ini adalah teknologi elektronik. Kemanapun, dimanapun dan kapanpun, dalam penyelesaian administrasi selalu berbasis aplikasi. Dalam konteks lembaga peradilan sistem elektronik selaras atau menemukan cymestrynya dengan asas hukum sederhana, cepat dan biaya ringan. Penerapan e-court di peradilan tingkat I khususnya di Pengadilan Agama Tanjung, tentu memberikan kemudahan bagi para pencari keadilan. Memangkas banyak tahapan pendaftaran yang bersifat birokratis, biaya perkara yang jauh lebih murah 50- 75 % dari sebelumnya, lebih transparan, dan yang lebih penting adalah tidak terikat waktu dan tempat pendaftaran, sehingga kapanpun dan dimanapun asalkan telah memenuhi syarat dan ketentuan, semua registrasi bisa diselesaikan. Terobosan e-court ini harus terus dikembangkan dan disempurnakan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi bagi masyarakat, praktisi hukum, akademisi dan mahasiswa harus terus dilakukan untuk kemapanan dan kesempurnaan e-court yang lebih aplikatif, sederhana, efektif dan efisien”.

Berdasarkan pendapat Ketua Pengadilan Agama di atas, bahwa e-court menjadi jawaban atas kemajuan dari tekonologi dan informasi, memangkas banyak tahapan administrasi dan lebih transfaran, namun perlu lebih disosialisasikan lagi kepada masyarakat.

(23)

155 Bagi kalangan advokat dengan adanya system e-court sangat membantu para advokat dalam prosedur administrasi maupun yang lainnya. Seperti ketika mendaftarkan perkara melalui e-court mereka tidak perlu lagi antri dipengadilan untuk mendaftarkan perkara, yang kadang menghabiskan waktu cukup lama, sehingga mengganggu kesibukan yang lain. Menurut Ibu Kamsiah Rosyadi

20 Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah selaku Ketua Pengadilan Agama Tanjung, Tgl 21 oktober 2023

sebagai seorang advokat beliau memaparkan kelebihan dan kelemahan dari e- court, yaitu :21

“Menggunakan e-court itu kelebihannya adalah menghemat waktu dan biaya pada saat melakukan pendaftaran, meningkatkan pelayanan pengadilan, bisa menerima perkara dimana aja kita berada tanpa harus kepengadilan. Adapun kelemahannya adalah berkas yang kita upload otomatis sudah terkunci pada sistem pengadilan, sehingga kita tidak bisa memperbaiki ketika ada kesalahan. Dan pada panjar biaya perkara juga sering terjadi penambahan panjar biaya perkara secara tiba-tiba, karena aplikasi e-courtnya belum menghitung secara detail keseluruhan biayanya”.

Sedangkan menurut Ibu Rizka Arsita Amalia sebagai Hakim di Pengadilan Agama Tanjung, Beliau memberikan pendapatnya tentang Penyelesaian perkara melalui e-court, yaitu :22

“E-court merupakan sebuah layanan aplikasi sebagai upaya meningkatkan pelayanan menerima pendaftaran perkara secara online dimana masyarakat akan menghemat waktu dan biaya, sehingga e-court dapat menunjang penyelenggaraan kekuasaan kehakiman: dimana asas peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. Asas ini tegas disebutkan dalam Pasal 2 ayat

(4) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Cepat artinya terhindar dari penumpukan perkara atas penyelesaian perkara yg berlarut-larut memakan waktu yg cukup

(24)

133

lama sehingga merugikan bagi para pencari keadilan. Asas sederhana artinya pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan dengan cara yang efisien dan efektif. sedangkan asas biaya ringan mengandung arti biaya perkara dapat dijangkau oleh masyarakat. Dalam Perma 7 th 2022 ini terdapat hal yg menarik dari peraturan sebelumnya yaitu dalam hal pemanggilan surat tercatat sebagaimana diatur dalam pasal 15 ayat 2 perma 7 th 2022. surat tercatat maksudnya adalah relaas panggilan yg disampaikan oleh petugas PT. POS kepada pihak Tergugat apabila Tergugat tidak diketahui domisili elektronik. dalam pelaksanaannya masih terdapat kendala salah satunya yaitu tidak semua daerah dapat dijangkau oleh Petugas PT. POS sehingga menimbulkan debateble dalam penyampaian relaas pemanggilan, yang akhirnya dilakukan secara manual yaitu disampaikan oleh Jurusita/Jurusita Pengganti”.

21 Hasil Wawancara dengan Ibu Kamsiah Rosyadi selaku advokat. Pada Tgl 21 Oktober 2023

22 Hasil wawancara dengan Ibu Rizka Arsita Amalia, Selaku Hakim PA Tanjung, tgl 19 Oktober 2023

Berdasarkan pendapat salah satu hakim di atas, bahwa ada terdapat kendala dalam e-summons, yaitu jika tergugat memiliki alamat yang tidak/kurang jelas, maka menyebabkan terhambatnya sidang dan pada akhirnya dipanggil secara manual lewat juru sita, yang pada akhirnya membuat perkara tidak cepat selesai.

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya dapat diberi garis besar, bahwa pelaksanaan e-court di Pengadilan Agama Tanjung sudah sesuai dengan PERMA No. 7 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administrasi perkara dan persidangan di Pengadilan secara Elektronik dan berjalan dengan baik dan efektif walaupun belum optimal, dengan presentasi perbandingan antara yang memakai e-court masih diangka 30.80 % yang memakai e-court dan 69.20 % yang berperkara secara biasa/manual. Untuk lebih mengoptimalkan efektivitas e-court bisa lebih meningkatkan sosialisasi penggunaan e-court bagi masyarakat, praktisi hukum,

(25)

157 akademisi dan mahasiswa, dan harus terus dilakukan untuk untuk sempurnanya e-court, agar lebih aplikatif, sederhana, efektif dan efisien.

D. Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa: Pertama, Ada 8 faktor penyebab perceraian yang masuk ke Pengadilan Agama Amuntai pada tahun 2021 khusus dalam perkara gugat cerai, yaitu : 1.

Perselisihan dan pertengkaran terus menerus, 2. Ekonomi, 3. Mabuk, 4. Di hukum penjara, 5. KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), 6.

Judi, dan 7. Murtad. Kedua, Studi terhadap persepsi Hakim Pengadilan Agama Amuntai tentang ketidaksekufuan sebagai penyebab perceraian, yaitu : Bahwa kafa’ah dalam pernikahan dapat menjadi faktor yang dapat mendorong terciptanya kebahagiaan suami dan isteri dan lebih menjamin keselamatan rumah tangga dari kegagalan atau perceraian dalamrumah tangga. Ketika kafa’ah dijalankan dalam pernikahan, maka bisa mengantisipasi terjadinya ketidakcocokan pasangan suami dan isteri, sehingga perceraian pun bisa di hindari. Pada dasarnya kafaah/sekufu dalam Islam lebih dalam perspektif agama, sehingga ketidaksekufuan tidak menjadi alasan gugatan perceraian yang dilakukan, karena faktor ketidakharmonisan rumah tangga adalah hal yang utama yang dapat menjadi penyebab sebuah perceraian di Pengadilan Agama. Akan tetapi jika memang karena ketidaksekufuan yang menyebabkan ketidakharmonisan dalam rumah tangga, maka bisa dijadikan alasan untuk mengakhiri sebuah perkawinan

(26)

133

DAFTAR PUSTAKA Buku

Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, Direktorat Jenderal, Pelaksanaan Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan Agama secara elektronik, Jakarta Pusat, 2020.

Hadikusumo, Hartono, (alih bahasa), Talcott parsons dan pemikirannya, Yogyakarta : PT Tiara Wacana

Manan. Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama. Cet. Ke-5 Jakarta : Prenada Media Group, 2008

Nur, Aco dan Amam Fakhrur, Hukum Acara elektronik Di Pengadilan Agama (Era Baru Sistem Peradilan di Indonesia), Sidoarjo : Nizamia Learning Center, 2019.

Republik Indonesia, Mahkamah Agung, Buku Panduan E-Court The Electronik Justice System, Jakarta Pusat, 2019.

Ridha Hakim, Muh dan Moch. Iqbal, Implemetasi E-Court di Mahkamah Agung Menuju Peradilan Yang Modern, Jakarta: Kencana dan Puslitbang Hukum Dan Peradilan MARI, 2019.

Jurnal

Andi Taufik, Nasri, “Efektifitas Penerapan E-Court” (Studi Pada

Pengadilan Agama Sidenreng Rappang),

https://repository.unibos.ac.id/, 2023

Deni, Raihan H, “Pelaksanaan e-Court di Pengadilan Agama Purwakarta ditinjau dari teori efektivitas Hukum”, https://digilib.uinsgd.ac.id/, 2023

Putra Hidayat, Fahmi, “Efektifitas Penerapan E-Court dalam Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Makassar”, https://journal3.uin- alauddin.ac.id/, 2020

Website

Badan peradilan Umum, Deriktoral Jenderal, “Mahkamah Agung RI

(27)

159

meresmikan aplikasi E-Court”,

http://www.pembaruanperadilan.net

Firstia Kresna, Angel, “Membayar Panjar Biaya Perkara Semudah Update Status”, https://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id

Hasanuddin, Nor, “Implementasi Panggilan dan Pemberitahuan secara Elektronik (E-SUMMONS) pada Pengadilan Agama”

https://badilag.mahkamahagung.go.id/

Khoswan, William, “Penerapan e-Court di Indonesia”, https://kumparan.com/

Pudjoharsoyo, A,S, “Arah Kebijakan Teknis Pemberlakukan Pengadilan Elektronik (kebutuhan Sarana dan Prasarana Serta Sumber Daya Manusia) http://etheses.iainkediri.ac.id/

RI, Mahkamah Agung, “e-Court Mahkamah Agung RI, e-Filing, e-

Payment, e- Summons, e-Litigation”,

https://ecourt.mahkamahagung.go.id/

Satria, Rio,“Persidangan secara Elektronik (E-LITIGASI) di Pengadilan Agama”, https://badilag.mahkamahagung.go.id

Supandi, “Masa Depan Sistem Peradilan Modern Di Indonesia”, Seminar nasional Mahkamah kehormatan Dewan DPR RI 21 Maret 2018, https://www.dpr.go.id

Viriya, Clara, “Praktisi: Sistem E-Court Peradilan Indonesia Masih Banyak Celah Timbulkan Kerugian”, https://news.republika.co.id/

Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2019 Tentang kekuasaan Kehakiman, Lembaran Negara Republik Indonesia (LNRI) Tahun 2019

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan secara Elektronik, Tahun 2022

Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah agung Republik Indonesia, Nomor 056/DJA/HK.05/SK/I/2020 Tentang Pelaksanaan Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan Agama Secara Elektronik, Tahun 2020

(28)

133

Mahkamah Agung Republik Indonesia “Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administrasi perkara dan Persidangan Di Pengadilan Secara Elektronik”, Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) Tahun 2019

Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan Bapak Abdullah selaku Ketua Pengadilan Agama Tanjung

Hasil wawancara dengan Ibu Rizka Arsita Amalia, Selaku Hakim PA Tanjung Hasil wawancara dengan Bapak H. Anshari saleh selaku Panitera Pengadilan Agama Tanjung

Hasil Wawancara dengan Ibu Kamsiah Rosyadi selaku advokat

Referensi

Dokumen terkait

PERMA No 1 Tahun 2016” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan mediasi pada perkara Perceraian di Pengadilan Agama Sampang setelah berlakunya

Perbedaan prosedur proses penyelesaian perkara antara kedua pengadilan meliputi perbedaan yang disebabkan adanya kekhususan yang terdapat di Pengadilan

5.1.2 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Tercapainya Efektivitas Pelaksanaan Mediasi Dalam Perkara Perceraian Di Pengadilan Agama Kota Malang Faktor pendukung

1) Mewujudkan Pengadilan Agama yang transparan dalam proses mengandung makna bahwa untuk mewujudkan lembaga peradilan yang bersih, berwibawa dan profesion

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan kesimpulan: Kesatu, Penggunaan mediasi dalam menangani perkara perceraian di Pengadilan Agama Sukoharjo selama tahun

Kesimpulan Prosedur penyelesaian perkara perceraian melalui proses mediasi di Pengadilan Agama Argamakmur, terlebih dahulu harus mengajukan gugatan ke Pengadilan Agama tersebut,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mediasi dalam penyelesaian perkara warisan di Pengadilan Agama Kota Gorontalo dan mengetahui upaya - upaya yang

Dalam penelitian ini data-data diperoleh dari pembukuan perkara khususnya perkara perceraian yang terjadi di Pengadilan Agama Palu Kelas I A , dan juga peneliti akan