• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas permainan engklek bervariasi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas permainan engklek bervariasi"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Masalah penelitian yang diambil peneliti adalah “Efektivitas Berbagai Permainan Hopper dalam Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Kasar Anak”. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman konsep pendidik dalam menginterpretasikan aspek fisik motorik besar, sehingga yang terjadi di lapangan adalah kurangnya perencanaan kegiatan fisik motorik besar secara sadar, metode yang membosankan.

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

LANDASAN TEORI

Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini

11 Aida Farida, Perlunya perkembangan motorik ekstensif dalam perkembangan anak usia dini, Jurnal Pendidikan, Vol.IV, 2016, p.5. Selain faktor diatas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar pada anak usia dini diantaranya 12.

Permainan Engklek Bagi Anak Usia Dini

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menawarkan perawatan jingkat yang berbeda untuk membantu anak mengembangkan perkembangan fisik motorik kasarnya. Karena semua aspek perkembangan anak dimulai dari perkembangan fisik motorik, perkembangan fisik motorik anak akan memudahkan anak dalam melakukan setiap aktivitasnya. Pada anak Taman Kanak-kanak, perilaku yang sering muncul adalah perilaku menolak, bersaing, agresif, berkelahi, meniru, bekerja sama, egois, simpatik, pemarah, pemarah, dan ingin diterima oleh lingkungan sosialnya.

Permainan Engklek (dalam bahasa Jawa) adalah permainan tradisional melompat di atas bidang datar yang digambar di atas tanah, mengambil gambar kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari satu kotak ke kotak lainnya. Seperti yang telah dibahas di atas, permainan jingkat adalah permainan tradisional yang dalam pelaksanaannya kegiatan ini menitikberatkan pada anak-anak yang melompat dengan satu kaki dan biasanya dilakukan di halaman, teras dan sebagainya dengan terlebih dahulu menggambar bentuk persegi di atas tanah, semen atau pekarangan. Rumah. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mendobrak pemahaman bahwa permainan jingkat hanya terbatas pada bentuk-bentuk tertentu secara monoton.

Peneliti mencoba memberikan warna baru pada kegiatan permainan jingkat yang lebih variatif, baik dari segi tampilan bentuk jingkat maupun cara bermain jingkat yang lebih bervariasi dan lebih menyenangkan tentunya untuk anak-anak. 17 Izzah Zulfah, Efektivitas Permainan Bekam Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Siswa Kelompok B RA AL Desa Fitrah Pegagan Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, Skripsi Strata Satu Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon, (Cirebon:_, 2018 ), hal. 38-39, tidak diterbitkan. Jika motorik kasar anak bagus, cranking juga bisa menjadi sarana melatih keseimbangan, karena dalam permainan engkol diajarkan untuk melompat pada sebuah kotak dengan satu kaki dan menahannya beberapa saat untuk berpindah ke kotak berikutnya.

Hubungan permainan engklek bervariasi dengan perkembangan

Hasil Penelitian yang Relevan

Ha : Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan fisik motorik kasar sebelum dan sesudah menggunakan derek engkol yang berbeda pada kelompok A RA Baiturrohim Kecamatan Tani Tengah Kabupaten Cirebon. H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan fisik motorik kasar sebelum dan sesudah menggunakan mesin derek engkol yang berbeda pada kelompok A RA Baiturrohim Kecamatan Tani Tengah Kabupaten Cirebon. Penelitian ini berusaha untuk menjawab apakah ada perbedaan kemampuan fisik motorik kasar pada anak sebelum dan sesudah perlakuan (permainan jingkat yang berbeda).

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan motorik kasar anak seluruh responden sebelum menggunakan permainan mania berbeda sebesar 33%. Persentase total keterampilan motorik kasar seluruh responden setelah menggunakan permainan jingkat yang berbeda adalah 81%. Dari penelitian “Efektivitas permainan beda dengan dumbel dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar pada anak kelompok A RA Baiturrohim Desa Kemlakagede Kecamatan Tani Tengah Kabupaten Cirebon” dapat disimpulkan bahwa.

Kemampuan motorik kasar fisik anak kelompok A sebelum menggunakan permainan mania berkisar 33% atau berada pada klasifikasi persentase rendah. Kemampuan fisik motorik kasar anak kelompok A setelah menggunakan fidget game berkisar 81% atau berada pada klasifikasi persentase sangat baik. Terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan fisik motorik kasar anak sebelum dan sesudah penggunaan permainan gila yaitu berbeda sebesar 48%, dan dari nilai yang diperoleh jika.

Kerangka Pemikiran

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang masih bersifat dugaan karena belum dapat dibuktikan kebenarannya.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi pada dasarnya adalah sekelompok orang, hewan, tumbuhan, benda, peristiwa yang hidup bersama di suatu tempat dan direncanakan menjadi sasaran kesimpulan suatu penelitian. Jumlah anak di RA Baiturrohim Kelompok A adalah 10 anak, maka peneliti akan menggunakan populasi sebanyak 10 anak dalam penelitiannya. Suharsimi Arikunto menegaskan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi, apabila peneliti harus mengambil subjek penelitian dengan cara pengambilan sampel, maka penelitian seperti ini disebut “penelitian sampel” dengan maksud peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitian kepada seluruh populasi.

Dinamakan teknik sampling ini karena dalam mengambil sampel peneliti mencampurkan subjek-subjek yang ada dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian peneliti memberikan hal yang sama kepada semua subjek yang akan dipilih menjadi anggota sampel. Suharsimi Arikunto memberikan perkiraan jika subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian ini merupakan “studi populasi” lanjut, jika jumlah subjek banyak dapat diambil antara 10-15%. . atau 20-25% atau lebih.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa populasi anak kelompok A di RA Baiturrohim adalah 10 anak, yang secara otomatis populasi anak kelompok A di RA Baiturrohim berhak menjadi sampel dalam penelitian ini.

Teknik Pengumpulan Data

Metode dokumentasi merupakan sumber data berupa benda mati, sehingga tidak mudah untuk diubah atau dipindahkan.

Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian ketiga, yaitu seberapa tinggi selisih kemampuan fisik motorik kasar anak sebelum dan sesudah menggunakan permainan fiksasi, dilakukan uji beda rata-rata untuk mencari nilai t dengan rumus. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama yaitu perkembangan fisik motorik kasar anak sebelum menggunakan permainan mania berbeda maka skor persentasenya dibandingkan dengan skala persentase sebagai berikut. Fisik motorik kasar sebelum menggunakan permainan maniak hanya berbeda 33%, hal ini berarti jika dikonversi ke tabel presentasi responden berada pada skala dengan interpretasi yang kurang.

Jika dikonversikan ke dalam tabel persentase, interpretasi kemampuan fisik motorik kasar responden setelah menggunakan permainan lompat bervariasi pada kolom sangat baik. Pernyataan penelitian ketiga adalah seberapa besar perbedaan kemampuan fisik motorik kasar anak sebelum dan sesudah menggunakan engkol tangan bervariasi, maka dilakukan uji alat lain untuk mencari nilai dengan rumus tersebut. Dari hasil pretest, kemampuan fisik motorik kasar anak hanya 33% atau kurang pada tabel persentase.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa variasi permainan dengan fiksasi dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar fisik anak kelompok A RA Baiturrohim Desa Kemlakagede Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon sebesar 48% dari data hasil sebelumnya, yaitu 33 anak Kasar Kelompok A RA Baiturrohim Desa Kemlakagede Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon” mempunyai beberapa saran yaitu sebagai berikut. keterampilan anak kelompok A RA Baiturrohim Desa Kemlakagede Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon”.

Table 3.10  Tabel Penolong
Table 3.10 Tabel Penolong

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian Persyaratan Analisis

Analisis Statistic Inferensial

Hasil penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu analisis kemampuan fisik motorik kasar anak kelompok A RA Baiturrohim Desa Kemlakagede Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Oleh karena itu untuk mengetahui dalam penelitian ini akan menggunakan uji-t, untuk mencari perbedaan kemampuan fisik motorik kasar anak sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Berdasarkan data yang terlihat pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan fisik motorik kasar seluruh responden meningkat setelah menggunakan berbagai permainan jingkat.

Dengan taraf atau tingkatan yang signifikan, kemudian berdasarkan nilai dan nilai yang telah didapat, didapatkan nilai sebesar (0,258), maka data populasi untuk nilai kasar kemampuan gerak fisik berdistribusi normal . Dengan level atau tingkatan yang signifikan, maka berdasarkan nilai dan nilai yang telah didapat, disimpulkan nilai (-0,1539) nilainya adalah (0,258), maka data populasi kemampuan fisik motorik kasar . nilai-nilai terdistribusi secara normal. Analisis kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji Gian untuk mengetahui apakah perubahan kemampuan fisik motorik kasar anak kelompok A RA Baiturrohim Desa Kemlakagede Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon sebelum dan sesudah menggunakan permainan maniak berbeda pertumbuhannya. dalam kategori tinggi, sedang atau rendah.

Dari hasil data penelitian “Efektivitas variasi permainan engkol dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar anak RA Baiturrohim kelompok A di Desa Kemlakagede Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon”, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kemampuan fisik motorik kasar anak. anak sebelum dan sesudah diproses. Pada data penilaian kemampuan fisik motorik kasar setelah menggunakan permainan engkol bervariasi terdapat perbedaan yang signifikan sebesar 81%, jika dikonversi ke tabel persentase termasuk dalam kategori sangat baik. Diharapkan sekolah dapat menggunakan berbagai permainan jingkat atau permainan lainnya yang dapat meningkatkan kemampuan anak, baik dari aspek fisik motorik kasar maupun aspek lainnya.

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi data awal untuk penelitian selanjutnya tentang keefektifan permainan aneka kruk dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar anak usia dini agar dapat berkontribusi dalam khasanah keilmuan pendidikan anak usia dini. Septi Nugreheni, Meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan kruk pada anak TK Kelompok A Puspasiwi 2, Sleman, (Yogyakarta: UNY, 2015).

Pembahsan Hasil Penelitian

Keterbatasan Penelitian

Diharapkan peneliti dapat melanjutkan penelitian yang sama, namun dengan penambahan responden atau wilayah atau dengan memilih lokasi penelitian yang lebih luas, serta menggunakan variabel indikator yang lebih berbeda untuk meningkatkan keefektifan permainan jingkat yang bervariasi untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik kasar dengan usia dini. Aida Farida, Urgensi Perkembangan Motorik Kasar Pada Perkembangan Anak Usia Dini, Jurnal Pendidikan, Vol.IV, 2016, p.5. Izzah Zulfah, Keefektifan Crank Playing Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Siswa Kelompok B RA AL Fitrah Desa Pegagan Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon, Skripsi di S1 ​​Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon, (Cirebon:_, 2018), hlm. 38-39, tidak diterbitkan.

Johni Damyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Penerapannya pada Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Media Group, 2013), hal.53. Rita Nurhayati, Meningkatkan Keterampilan Motorik Kasar Melalui Permainan Tradisional Hopper pada Anak Kelompok B TK PKK Minggiran, (Yogyakarta: UNY, 2017). Tema/subtema/sub-subtema : Tanaman/tanaman hias/melati Hari/Tanggal : Rabu, 09 Januari 2019.

Anak-anak kelompok A, aneka bentuk bunga untuk main jingkat, lembar kegiatan anak, kertas asturo, kertas HVS, pensil, spidol dan rayon. Tema/subtema/sub-subtema : Tanaman/tanaman hias/bunga matahari Hari/tanggal : Kamis, 10 Januari 2019. Anak-anak kelompok A, gambar bunga matahari, aneka bentuk bunga untuk sarung tangan bermain, lembar kegiatan anak, gambar bunga matahari di kasur senar, jerami, lem, spidol, krayon.

TABEL PENGAMBILAN DATA LAPANGAN
TABEL PENGAMBILAN DATA LAPANGAN

Gambar

Table 3.2  Jadwal Penelitian  No.  Kegiatan
Table 3.10  Tabel Penolong
Tabel 3.11  Klasifikasi Gian
Tabel Lilliefors untuk Uji Normalitas Data Sesudah Menggunakan  Permaian Engklek Bervariasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Jika aplikasi tersebut sudah terverifikasi maka Bagian Kredit harus mempelajari dan mengevaluasi apakah aplikasi permintaan kredit tersebut diterima atau tidak.  Jika

(Muhammad 2016:6) Pelayanan jasa simpanan/tabungan berupa simpanan/tabungan yang diselenggarakan adalah bentuk simpanan/tabungan yang terikat dan tidak terikat atas jangka