• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS BERMAIN PLAYDOUGH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A RA ANNAJAH CANTILAN DESA KARANGMANGU KECAMATAN SUSUKAN LEBAK KABUPATEN CIREBON

N/A
N/A
Ndade Nardi

Academic year: 2023

Membagikan "EFEKTIVITAS BERMAIN PLAYDOUGH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A RA ANNAJAH CANTILAN DESA KARANGMANGU KECAMATAN SUSUKAN LEBAK KABUPATEN CIREBON"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS BERMAIN PLAYDOUGH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A RA AN-

NAJAH CANTILAN DESA KARANGMANGU KECAMATAN SUSUKAN LEBAK KABUPATEN

CIREBON

SITI NURUL BADRIAH NIM. 2018.4.6.1.00949 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM

IAI BUNGA BANGSA CIREBON

2022

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

KAJIAN TEORI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

(3)

PENDAHULUAN

Pemahaman anak tentang lambang bilangan masih rendah dan belum sepenuhnya dimengerti oleh anak, ini dapat dilihat dari hasil pengamatan bahwa melalui kegiatan berhitung 1-10 dan pada saat anak menuliskan angka misalnya anak menuliskan angka 1-10 tetapi tidak berurutan seperti satu, tiga, empat, tujuh, enam, lima, delapan, sembilan, sepuluh. Anak hanya mampu menyebutkan angka 1-10 tetapi belum tahu bagaimana penulisan angka khususnya angka 2 ke atas, belum mampu mencocokan jumlah benda sesuai dengan lambang bilangannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diperlukan stimulasi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A yaitu melalui bermain playdough. Dengan belajar sambil bermain playdough diharapkan dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan, mampu merangsang perkembamgan syaraf kognitif anak, mampu mengembangkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah, dapat dijadikan permainan saat pembelajaran dan permainan di rumah. Peneliti memilih bermain playdough karena dirasa masih jarang digunakan dalam kegiatan mengenal lambang bilangan. Melihat kondisi RA An-Najah masih banyak anak yang belum mengenal lambang maka dibutuhkan suatu tindakan untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam mengenal lambang bilangan.

LATAR BELAKANG

(4)

 Berdasarkan uraian latar

belakang diatas masalah yang dikemukakan dan data

pendukung dari informasi, di peroleh identifikasi masalah sebagai berikut:

1.Anak kelompok A belum

mampu mengenal lambang bilangan 1-10.

2.Anak kelompok A belum

mampu mengurutkan lambang bilangan 1-10.

3.Anak kelompok A belum mampu menghubungkan lambang bilangan dengan benda 1-10

RUMUSAN MASALAH

(5)

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari ada tidaknya efektivitas bermain playdough untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak RA AN-NAJAH Cantilan.

2. Tujuan Khusus

a. Ingin mengetahui seberapa tinggi kemampuan mengenal lambang bilangan sebelum bermain playdough kelompok A RA AN-NAJAH Cantilan

b. Ingin mengetahui seberapa tinggi kemampuan mengenal lambang bilangan sesudah bermain playdough kelompok A RA AN- NAJAH Cantilan

c. Ingin mengetahui seberapa besar perbedaan kemampuan mengenal lambang bilangan sebelum dan sesudah bermain playdough kelompok A RA AN-NAJAH Cantilan

TUJUAN PENELITIAN

(6)

KAJIAN PUSTAKA

Pendapat Piaget, pentingnya guru mengembangkan kemampuan kognitif pada anak sebagai berikut:

1. Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif.

2. Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya.

3. Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

4. Agar anak mampu melakukan penalaran- penalaran baik yang terjadi melalui proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah (percobaan).

5. Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri. (Sujiono, Metode Pengembangan Kognitif, 2016, pp. 1- 6)

K O G N I T

I F A U D

(7)

kemampuan mengenal lambang bilangan di Taman Kanak- kanak memiliki tujuan untuk memperkenalkan anak dalam menggunakan lambang bilangan. Materi tersebut terdapat dalam kurikulum 2013 Standar Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal.

Materi yang diberikan diantaranya:

1. membilang banyak benda 1 sampai 10,

2. membilang atau menyebut urutan bilangan 1 sampai 10,

3. membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan pada benda- benda) sampai 10,

4. membuat urutan bilangan 1 samapi 10 dengan benda,

5. menunjuk lambang bilangan, 6. meniru lambang bilangan,

7. menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis).

LA MB AN G BIL AN GA N

(8)

Bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup, dan hidup adalah permainan (Sujiono, 2013, p. 144)

bermain adalah sesuatu kegiatan yang

dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi seseorang.

Sedangkan Parten dalam (Sujiono, 2013, p.

144)

SEDANGKAN

(Conny R, Semiawan, 2008, pp. 19-20) mengungkapkan bahwa permainan adalah

berbagai kegiatan yang sebenarnya dirancang dengan maksud agar anak dapat

meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajar. Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajahi

dunianya dari yang tidak anak kenal sampai pada yang anak ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya sampai mampu

melakukanya.

BE RM

AI N DA N PE RM

AI NA

N

(9)

(Anggraini, 2013, p. 27) menyatakan Permainan playdough adalah salah satu aktifitas yang bermanfaat untuk

perkembangan otak anak. Dengan bermain playdough, anak tak hanya memperoleh kesenangan, tapi juga bermanfaat untuk meningkatkan perkembangan otak nya.

Dengan playdough, anak- anak bisa membuat bentuk apa pun dengan cetakan atau dengan kreativitasnya masing-masing.

Kelebihan dan kekurangan dari playdough

Menurut Moedjiono 1992 (Dwijunianto, 2021) mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan–kelebihan:

memberikan pengalaman secara langsung, dan konkrit, tidak adanya verbalisme, obyek dapat ditunjukkan secara utuh baik

konstruksinya atau cara kerjanya dari segi struktur organisasi dan alur proses secara jelas.

Menurut (Rachmawati, 2013, p. 10) bahwa bermain playdough sangat menyenangkan.

anak bisa meremas, menggulung, atau mencetak berbagai bentuk sesuai dengan imajinasi mereka. Sedangkan kelemahannya tidak dapat membuat obyek yang besar

karena membutuhkan ruang besar dan perawatannya rumit.

ME DI

A PL AY DO UG H

(10)

METODOLOGI

PENELITIAN

(11)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ini menujukkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak sebelum bermain playdough pada anak kelompok A di RA An-Najah Desa Karangmangu Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon berdasarkan analisis data, rata-rata nilai kemampuan anak sebesar 38,33% berarti kemampuan mengenal lambang bilangan kategori Rendah.

Setelah digunakan bermain playdough kemampuan mengenal lambang bilangan anak sesudah bermain playdough pada anak kelompok A RA An-Najah Desa Karangmangu Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon berdasarkan analisis data, rata-rata nilai kemampuan anak sebesar 85.42% berarti kemampuan mengenal lambang bilangan dalam kategori Tinggi.

Dengan demikian, bermain playdough dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak kelompok A di RA An- Najah Desa Karangmangu Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon telah terbukti efektif dan memilik kelebihan.

HA

SIL

(12)

1. Kondisi awal (pra siklus), sebelum diterapkan permainan engklek gunung kemampuan motorik kasar anak hanya mencapai 37,82%

2. Penerapan permainan engklek gunung di Kober Darul Huda dilaksanakan sebanyak 2 siklus, dan dalam satu siklus ada tiga kali pertemuan. Pada siklus I pelaksanaan permainan dilakukan satu persatu oleh anak namun berdasarkan refleksi menunjukan bahwa sebagian indikator penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran belum berjalan dengan maksimal dan masih cukup baik. Pada siklus II ini pelaksanaan permainannya tetap menggunakan engklek gunung hanya variasinya saja yang berbeda yaitu dilakukan secara berkelompok atau kompetisi. Pada siklus II ini kemampuan motorik kasar anak meningkat.

3. Setiap siklus mengalami kenaikan yang menunjukkan perubahan atau peningkatan kemampuan motoik kasar anak di Kober Darul Huda, yakni pada pra siklus hanya mencapai 37,82% dan mengalami kenaikan sebesar 19,94 % di siklus I yaitu mencapai 51,76%, kemudian dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 25,16 % menjadi 76,92%.

PE M BA HA SA

N

(13)

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kegiatan motorik kasar anak di Kober Darul Huda sebelum dilaksanakannya permainan engklek gunung rata – rata pencapaian kemampuan motorik kasar anak 37,82% atau rendah.

2. Pada siklus I pelaksanaan dilakukan satu persatu anak ada sebagian indikator penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran belum berjalan dengan maksimal dan masih kurang basik masih di bawah standar yang diharapkan, maka dilakukan siklus II. Pada siklus II ini pelaksanaan permainannya dilakukan secara berkelompok atau kompetisi.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari mulai pra siklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi perubahan peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok A di Kober Darul Huda setelah diterapkan permainan engklek gunung. hal tersebut menunjukan permainan engklek gunung dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak kelompok A di Kober Darul Huda Desa Mekarjaya Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan

KESIMPU LAN

(14)

Penerapan permainan engklek gunung diharapkan agar anak mampu mengembangkan aspek fisiknya yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan selanjutnya. Penelitian ini diharapkan agar sekolah Kober Darul Huda dapat memberi dukungan secara maksimal dalam memberikan keluasan untuk mengembangkan metode dan media pembelajaran. Sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran yang dianggap belum sesuai dengan kebutuhan anak.

SARAN

(15)

Penerapan permainan engklek gunung diharapkan agar anak mampu mengembangkan aspek fisiknya yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan selanjutnya. Penelitian ini diharapkan agar sekolah Kober Darul Huda dapat memberi dukungan secara maksimal dalam memberikan keluasan untuk mengembangkan metode dan media pembelajaran. Sehingga dapat memperbaiki proses pembelajaran yang dianggap belum sesuai dengan kebutuhan anak.

SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan instrumen lembar observasi tentang meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan pada usia 4-5 tahun melalui bermain media menjepit angka,