• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efisiensi Biaya dengan Pola Gotong Royong dalam Usaha Tani Tembakau di Desa Lebeng Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Efisiensi Biaya dengan Pola Gotong Royong dalam Usaha Tani Tembakau di Desa Lebeng Barat"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar belakang

Masyarakat Desa Lebeng Barat mempunyai tradisi atau adat istiadat yang unik yaitu pada masa bercocok tanam, masyarakat Desa Lebeng Barat bertani dengan cara gotong royong antar sesama petani. Pola gotong royong di Desa Lebeng Barat mempunyai keistimewaan tersendiri yaitu saling membantu satu sama lain. dan kita saling membantu.. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Efisiensi Biaya dengan Pola Gotong Royong pada Usaha Tani Tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura.

Fokus penelitian

Pertanian gotong royong sudah menjadi tradisi atau adat istiadat masyarakat Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura. 8. Bagaimana efisiensi biaya dengan menggunakan model gotong royong pada usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura.

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi IAIN Jember dan berkontribusi dalam meningkatkan pengetahuan tentang efektivitas biaya dengan pola gotong royong. Penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai efektivitas biaya dengan pola gotong royong melalui usahatani tembakau.

Definisi istilah

  • Pola Gotong Royong
  • Efisiensi Biaya

Bagi peneliti mendapatkan wawasan dan pemahaman baru mengenai perilaku ekonomi budidaya tembakau, sehingga peneliti sebagai masyarakat dapat memahami dan mengapresiasi upaya para petani tembakau dengan cara gotong royong dalam memenuhi penghidupannya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan makna dari judul “Efisiensi biaya dengan pola gotong royong pada usaha pertanian tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten.

Sistematika pembahasan

Bab kelima merupakan kesimpulan akhir dari kajian teoritis dan hasil penelitian, yang memuat kesimpulan, usulan, sebagai gambaran hasil penelitian dan menjelaskan makna penelitian yang dilakukan, serta diakhiri dengan kesimpulan, daftar pustaka dan lampiran.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Penelitian Terdahulu

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada pembahasan efektivitas biaya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada pembahasan efektivitas biaya.

Kajian Teori

  • Gotong Royong
  • Biaya
  • Efisiensi Biaya

Desa sebagai penghasil pangan utama menjadi basis masyarakat perkotaan.23 Analisis semantik menunjukkan bahwa gotong royong dapat diartikan: bekerja sama, saling membantu dan bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Gotong royong terdiri dari dua jenis, yakni yang pertama kerjasama yang timbul atas prakarsa anggota masyarakat itu sendiri atau bottom up menurut Sumarsono. Menurut Koentjaraningrat, Gotong Royong adalah suatu sistem pengerahan tenaga kerja tambahan untuk memenuhi kekurangan tenaga kerja pada masa sibuk dalam proses produksi usahatani sawah, seperti pada saat tanam dan panen.26.

23 Teresia Noiman Derung, “Gotong Royong dan Indonesia”, Program Studi Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik STP-IPI, (2019). 25 Teresia Noiman Derung, “Gotong Royong dan Indonesia”, Program Studi Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik STP-IPI, (2019). 26 Yanti Nisfiyanti, “Tradisi Gotong Royong di Desa Juntikebon Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu”, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional Bandung, 2 (Februari 2010) 96.

Sedangkan pandangan lain dikemukakan oleh Pasha (Sudrajat) bahwa gotong royong sebagai bentuk integrasi sangat dipengaruhi oleh rasa memiliki antar anggota masyarakat, yang dilakukan secara sukarela tanpa adanya jaminan berupa upah atau bentuk pembayaran lainnya. 28. 2) Biaya. Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan mentah menjadi produk jadi yang siap dijual. Berdasarkan masa manfaatnya, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu (a) belanja modal, yaitu biaya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Lokasi Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Keabsahan Data
  • Tahap-Tahap Penelitian

Pola gotong royong dalam budidaya tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Efisiensi biaya dengan pola gotong royong pada usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura. Pola gotong royong pada usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura.

Efektivitas Biaya Menggunakan Pola Gotong Royong pada Usaha Pertanian Tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Efektivitas Biaya Menggunakan Pola Gotong Royong pada Usaha Pertanian Tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Fokus: Bagaimana pola gotong royong dalam usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura.

Sejak kapan pola gotong royong diterapkan dalam usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura. Bagaimana pola gotong royong dalam usahatani tembakau yang dilakukan di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Fokus: Apa efektivitas biaya dengan pola gotong royong pada usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura.

Gambar 3.1  Bagan Teknik  Snowball
Gambar 3.1 Bagan Teknik Snowball

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Gambaran Objek Penelitian

  • Profil Desa Lebeng Barat
  • Struktur Pemerintah

Desa Lebeng Barat secara geografis terletak di ujung barat Kabupaten Sumenep, sedangkan Lebeng Barat berbatasan langsung dengan ujung timur laut Kabupaten Pamekaasan. Desa Lebeng Barat di sisi barat berbatasan dengan Desa Dempo Timur, Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan. Desa Lebeng Barat merupakan salah satu dari 6 desa di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep yang terletak di sebelah selatan Gunung Kapal.

Dusun Andung, di Dusun ini terdapat 84 KK dengan jumlah penduduk lelaki 155 orang dan penduduk perempuan 189. Dusun Ba'tello, jumlah KK di kampung ini adalah 272 orang dengan jumlah penduduk lelaki 476 orang dan penduduk perempuan 484 orang. Dusun Berorong, Jumlah isi rumah di kampung ini ialah 303 orang dengan 599 orang penduduk lelaki dan 588 orang penduduk perempuan.

Desa ini berada di sisi selatan Desa Lebeng Barat yang berbatasan dengan Desa Bangsoka, Desa Montorna. Di desa ini terdapat 121 KK dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 186 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 195 jiwa. Struktur organisasi pemerintahan Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep terdiri dari kepala desa, sekretaris desa, dan kepala jenderal. dan urusan administrasi. , Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Pelayanan, Kepala Bagian Kesejahteraan, Kepala Bagian Pemerintahan dan Kepala Dusun.

Penyajian dan Analisis Data

100.000, namun dengan pola gotong royong bisa ditekan, biaya tanam bibit tembakau juga sama, biasanya harus mempekerjakan orang Rp. 50.000 dengan pola gotong royong ini tidak perlu mempekerjakan siapa pun, dan biaya panennya juga sama, biasanya mempekerjakan seseorang biayanya Rp. 150.000 per kuintal dan biaya penjemuran tidak perlu disewa orang lain jika yang disewa Rp.

50.000 atau sewa mesin, semua itu dilakukan dengan pola gotong royong, tidak perlu lagi menyewa.71. Jika pengurangan biaya dilakukan dengan pola gotong royong, dimulai dengan jasa penggarap tanah yang harus membayar Rp. 100.000 per hari, dengan model gotong royong ini tidak perlu membayar orang, cukup bertukar bantuan dalam menanam tembakau.

Iya, kalau menekan biaya menanam tembakau dengan pola kooperatif biasanya dalam mengolah lahan, menanam bibitnya, yang biasanya disewa oleh seseorang dengan gaji Rp. 150.000 per kuintal dan tidak perlu mengeluarkan biaya pengeringan seperti yang biasa dibayarkan jika tidak bertani dengan pola gotong royong.75. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa perbandingan biaya budidaya tembakau dengan pola gotong royong :

Pembahasan Temuan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti mengenai pola gotong royong dalam usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. 76 Yanti Nisfiyanti, “Tradisi Gotong Royong di Desa Juntikebon Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu”, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai-Nilai Tradisional Bandung, 2 (Februari 2010) 96. Berikut perbandingan biaya budidaya tembakau secara umum dengan budidaya tembakau menggunakan pola gotong royong bekerja sama.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dengan pola gotong royong dalam usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat petani lebih hemat dalam hal biaya. Pertama, petani tidak perlu mempekerjakan orang untuk bekerja di sawah. , dimana biayanya harusnya Rp 100.000 per orang, dimana petani biasanya membutuhkan 8 sampai 10 orang untuk bekerja di sawah, dimana petani lebih hemat dari segi biaya Rp. Misalnya dengan pola gotong royong, petani tidak perlu menyewa jasa orang lain untuk bekerja di sawah, menanam bibit tembakau, memanen daun tembakau, memotong daun tembakau, dan memanfaatkan daun tembakau kering atau kering. Pola gotong royong dalam usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura, kebiasaan pola gotong royong ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat petani, karena pola gotong royong ini dilakukan oleh orang tua dan bahkan kakek-nenek dari petani di Desa Lebeng Barat.

Efisiensi biaya dengan pola gotong royong pada usahatani tembakau di Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura, dengan pola gotong royong maka efisiensi biaya dapat tercapai. Agar para kepala desa lebih memberikan dukungan dan memperhatikan praktik pola gotong royong di kalangan petani tembakau dan petani di Desa Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura, untuk terus menjaga pola gotong royong di bidang pertanian dan bidang lainnya. Dengan ini saya menyatakan bahwa isi skripsi “Efisiensi Biaya dengan Pola Gotong Royong pada Usahatani Tembakau di Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura” adalah hasil penelitian/pekerjaan saya sendiri, kecuali bagian-bagian yang diacu oleh penulis. sumber .

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan data-data yang telah diuraikan di atas, guna memberikan gambaran yang lebih ringkas, tepat dan terfokus, maka peneliti menyampaikan kesimpulan sebagai berikut. Dimana pola gotong royong yang digunakan terdiri dari saling membantu, sesama petani, secara bergantian mulai dari mengolah sawah atau lahan, menanam bibit tembakau, menjaga lahan tembakau, memanen daun tembakau, memotong daun tembakau dan mengeringkan daun tembakau hingga tembakau. siap untuk diproses. dijual kepada supplier atau gudang, hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Koentjaraningrat yang menyatakan bahwa gotong royong merupakan suatu sistem perekrutan tenaga kerja tambahan dari luar keluarga, untuk mengisi kekurangan tenaga kerja pada saat sibuk dalam siklus pertanian.

Saran

  • Tabulasi Penelitian Terdahulu
  • Jumlah Penduduk Desa Lebeng Barat Tahun 2020
  • Biaya-Biaya Usaha Tani Tembakau Desa Lebeng Barat
  • Perbandingan Biaya Usaha Tani Tembakau di Desa Lebeng Barat
  • Biaya-Biaya Usaha Tani Tembakau Desa Lebeng Barat
  • Perbandingan Biaya Usaha Tani Tembakau di Desa Lebeng Barat

Analisis efisiensi biaya produksi menggunakan standar costing dalam meningkatkan net profit margin. Penelitian Empiris Pada UMKM Dendeng di Banda Aceh. Efisiensi biaya produksi dan nilai tambah gabah pada unit pengolahan dan produksi beras organik Tani Mandiri I di desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso. Efisiensi biaya produksi dan pendapatan kelompok wanita petani singkong kasus di Desa Majelangka Kecamatan Bawang Kabupaten Banjanegara.

Efisiensi peternakan sapi aromatik dan sapi potong di sawah tadah hujan dengan sistem terpadu di Kabupaten Selumah Provinsi Bengkulu.

Gambar

Gambar 3.1  Bagan Teknik  Snowball

Referensi

Dokumen terkait